Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Akhlak Dalam AL-QURAN

21 Februari 2015Tak Berkategori

Pengertian Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa
Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum
bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak
(moral). Dari pengertian kebahsaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan
upaya menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah,
telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai
dengan sudut pandangnya. Menurut ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat. Arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin,
mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam kamus
umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan.Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,
salah, baik atau buruk. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami
bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika
pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita
dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu
sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan
posisinya apakah baik atau buruk. Ahlak ialah hal ihwan yang melekat pada jiwa
(Sanubari). Dari situ timbul perbuatan-perbuatan secara mudah tanpa dipikir
panjang dan diteliti terlebih dahulu (Spontanitas). Apabila hal ihwal atau tingkah
laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut pikiran dan
syariah, maka tingkah laku itu disebut ahklak yang baik. Apabila menimbulkan
perbuatan-perbuatan yang buruk, maka tingkah laku disebut ahklak yang buruk.
Ahklak terpuji dan baik tidak akan terbentuk begitu saja, landasan dalam islam
adalah al-quran dan al-hadits, yakni kitab Allah dan sunnah rasullnya. Dari
kedua landasan inilah dijelaskan kreteria demi kreteria antara kebajikan dan
kejahatan, keutamaan dan keburukan, terpuji dan tercelah. Kedua Landasan
itupula yang dapat dijadikan cermin dan ukuran akhlak muslim. Ukuran itu ialah
iman dan takwa semakin tinggi keimanan dan ketakwaan semakin tinggi
keimanan dan ketakwaan seseorang, akan seakin baik pula ahlaknya, namun
sebaliknya, semakin rendah nilai keimanan dan ketakwaan seseorang maka akan
semakin rendah pula kualitas ahlaknya. Karakteristik etika dalam islam Etika
dalam Islam memiliki karakteristik sebagai berikut: Etika Islam mengajarkan dan
menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari
tingkah laku yang buruk. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber
moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-
Quran dan al-Hadits yang shohih. Etika Islam bersifat universal dan
komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia
kapanpun dan dimanapun mereka berada. Etika Islam mengatur dan
mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta
meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia. Etika
islam merupakan pedoman mengenai perilaku individu maupun masyarakat di
segala aspek kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam. Hubungan tasawuf
dengan akhlak Antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf memiliki hubungan yang
berdekatan. Pengertian Ilmu Tasawuf adalah Ilmu yang dengannya dapat
diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa. Tujuan Ilmu
Tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan
perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan
bertasawuf seseorang hares terlebih dahulu berakhlak mulia.Pada dasarnya
bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, zakat,
haji, dan sebagainya. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
lebihlanjutr dapat diuraikan sebagai berikut: Ketika mempelajari tasawuf
ternyata pula bahwa Al-Quran dan AI-Hadist mementingkan akhlak. AI-Quran
dan Al-Hadist menekankan mlai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan,
rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi
maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati,
berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai iImu dan berfikir
lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan
dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil. Jadi hubungan antara Ilmu
Akhlak dan Ilmu Tasawuf dalam Islam ialah bahwa akhlak merupakan pangkal
tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
Aktualisasi akhlak dalam kehidupan masyarkat Kedudukan akhlak dalam agama
Islam adalah identik dengan pelaksanaan agama Islam itu sendiri dalam segala
bidang kehidupan. Maka pelaksanaan akhlak yang mulia adalah melaksanakan
kewajiban-kewajiban dan menjauhi segala larangan-larangan dalam agama, baik
yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan
makhluknya, dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya dengan sebaik-
baiknya, seakan-akan melihat Allah dan apabila tidak bisa melihat Allah maka
harus yakin bahwa Allah selalu melihatnya sehingga perbuatan itu benar-benar
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Akhlak yang perlu diaktualisasikan dalam
kehidupan adalah sebagai berikut: 1. Akhlak kepada Allah swt. a. Mentauhidkan
Allah swt. (QS. Al-Ikhlas/112:1-4) b. Beribadah kepada Allah swt. (QS. Adz-
Dzaariyat/51:56) c. Berdzikir kepada Allah swt. (QS. Ar- Rad/13:28) d. Tawakkal
kepada Allah swt. (QS. Hud/111:123) 2. Akhlak terhadap diri sendiri a. Sabar (QS.
Al-Baqarah/2:153) b. Syukur (QS. An-Nahl/16:14) c. Tawaddu (QS. Luqman/31:18)
d. Iffah, yaitu mensucikan diri dari perbuatan terlarang (QS. Al-Isra/17:26) e.
Amanah (QS. An-Nisa/14:58) f. yajaah (QS. Al-Anfaal/18:15-16) g. Qanaah (QS. Al-
I?sra/17:26) 3. Akhlak terhadap orang lain Akhlak terhadap kedua orang tua (QS.
Al-Isra/17:23-24) Akhlak terhadap keluarga, yaitu mengembangkan kasih sayang,
keadilan dan perhatian. (QS. An-Nahl/16:90 dan QS. At-Tahrim/66:6) Akhlak
terhadap tetangga (QS. An-Nisa/4:36) 4. Akhlak terhadap lingkungan Berakhlak
terhadap lingkungan hidup adalah di mana manusia menjalin dan
mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya. Allah
menyediakan kekayaan alam yang melimpah hendaknya disikapi dengan cara
mengambil dan memberi dari dan kepada alam serta tidak dibenarkan segala
bentuk perbuatan yang merusak alam. Maka alam yang terkelola dengan baik
dapat memberi manfaat yang berlipat ganda, sebaliknya alam yang dibiarkan
merana dan diambil manfaatnya saja justru mendatangkan malapetaka bagi
manusia. (QS. Al-Qashash/28:77, QS. ar-Rum/30:41, dan QS. Hud/11:61)

Anda mungkin juga menyukai