Anda di halaman 1dari 11

Dilema Kebijakan Pendidikan Di Indonesia

Oleh

Reno Fernandes

Abstrak

Pendidikan dan politik merupakan sistem dalam struktur Negara yang tidak dapat
bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Politik dalam kehidupan negara sangat berperan
menentukan arah perkembangan pendidikan. Di Indonesia komitmen politik terhadap
dunia pendidikan sudah tercantum dalam Undang-undang dasar 1945 dan telah
menjadi acuan dalam visi pemerintahan dan kurikulum. Namun komitmen tersebut
belum dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
belum mampu pemerintah menjalankan kurikulum secara konsisten dan tegas.
Kata kunci: Pendidikan, Kebijakan
Abstract

Politic and education is a system within the state structuren cant be divided. Politic
in the life state was instrumental establish the direction of educational development.
In Indonesia political commitment to the education is already set in Undang
Undang Dasar 1945 and be reference for the governments vision and curriculum.
But those commitments cant be the increase quality of Indonesian human. It is the
government has not been able to run consistently a curriculum.
Key words: Education, Policy

Pendahuluan

Tujuan Pendidikan di Indonesia dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945, dengan pokok

kalimat utama mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat ini bermakna bahwa pendidikan

merupakan salah satu tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa. Komitmen mengedepankan pembangunan pendidikan juga dibuat terang dalam Undang-

undang dasar 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) Setiap warga negara berhak mendapat

pendidikan. (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya.(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang. (4) Negara

memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran

pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. (5) Pemerintah memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa

untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.1

Pendidikan adalah salah satu sektor pembangunan yang pokok, dimana pemerintah di setiap

negara harus benar-benar memperhatikan sektor ini agar seimbang bersama-sama dengan sektor

pembangunan lainnya. Sebegitu pentingnya perhatian kepada sektor pendidikan dalam

pembangunan tidak lain karena pendidikan menyediakan sumber daya manusia yang akan turut

andil dalam kelancaran pembangunan nasional pada suatu negara. Karena pendidikan sangat

penting maka pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak dari setiap warga negara.

Meletakkan pendidikan sebagai hak, memberikan sebuah beban bagi pemerintah untuk

memberikan yang terbaik bagi penerima hak. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu

memposisikan pendidikan sebagai sebuah kebutuhan.

Lebih rinci, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dengan

tegas menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, untuk berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.2

1 Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31


Apa yang menjadi pedoman serta cita-cita pendidikan yang diamanahkan oleh peraturan undang-

undang diatas ternyata belum tercapai dengan maksimal. Terbukti dari data Human Development

Index (HDI) tahun 2014 memperlihatkan bahwa Negara Indonesia berada pada urutan 108 dari

147 negara. Selain itu dari empat tingkatan pembangunan manusia, yaitu (1) Very high human

development,(2) high human development. (3) Medium human development dan (4) low human

development. Indonesia berada pada kategori Medium human development artinya

memperlihatkan kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Negara

lain di Dunia.3

Terkait dengan hal itu, permasalahan pendidikan di Indonesia dapat dikategorikan menjadi tiga

permasalahan, yaitu kualitas, pemerataan dan relevansi pendidikan 4 Upaya peningkatan kualitas

pendidikan dapat diselesaikan dengan meminimalisir permasalahan tersebut melaui kebijakan

pendidikan yang efektif dan terencana. Pada bagian pembahasan artikel ini akan kebijakan-

kebijakan pendidikan dan implementasinya di Indonesia sebagai factor penyebab rendahnya

kualitas pendidikan di Indonesia dan jalan keluar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia.

Relasi Pendidikan dan Politik

Pendidikan dan politik merupakan sistem dalam struktur Negara yang setali dan tidak dapat bisa

dipisahkan satu dengan lainnya. Politik dalam kehidupan negara sangat berperan menentukan

2 Undang-undang No 20 tahun 2003

3 Ulvia Rahmi. Pengembangan Model Desain Pesan dalam Blended Learning. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas
Negeri Padang. 2016 Hal 1

4 Nanang Martono, Pendidikan Bukan Tanpa Masalah: Mengurai Problematika Pendidikan Dari Perspektif Sosiologi Gava
Media Yogyakarta, 2010
arah perkembangan pendidikan. Sebaliknya, untuk mencapai tujuan Negara dapat disalurkan

melalui lembaga-lembaga pendidikannya. Dalam pergaulan dunia saat ini menuntut kemampuan

sumber daya manusia yang memiliki daya saing dan memiliki kreativitas yang tinggi. Sehingga

tidak ada pilihan lain dari sebuah Negara selain mempersiapkan sumber daya manusianya

melalui Institusi pendidikan

Pendidikan sebagai salah satu upaya atau sarana untuk melestarikan kekuasaan Negara dapat

terlihat dari ungkapan Michael W. Apple dalam Tilaar bahwa politik kebudayaan suatu negara

disalurkan melalui lembaga-lembaga pendidikannya sehingga dalam pendidikan tersalur

kemauan-kemauan politik atau sistem kekuasaan dalam suatu masyarakat. 5 Upaya menanamkan

suatu prinsip, doktrin dan kesepakatan-kesepakatan negara melalui pendidikan dilakukan dengan

cara yang tidak dapat ditelusur secara sekilas karena biasanya berada secara implisit dalam suatu

materi pendidikan atau kurikulum sehingga secara tidak sadar sebenarnya masyarakat yang

mengikuti dan memperoleh pendidikan telah mendukung pula tujuan khusus negara tersebut.

Dengan acuan peran negara untuk rakyatnya terutama lewat pendidikan sedemikian besarnya.

Tanggung jawab pembangunan pendidikan menjadi sangat berat dan itu merupakan tantangan

tersendiri. Ditengah rendahnya kemampuan ekonomi Negara Indonesia saat ini, maka

pembangunan pendidikan harusnya menjadi prioritas untuk dikembangkan agar dapat memacu

perkembangan ekonomi dan pembangunan. Sudah banyak bukti dinegara lain yang sudah maju

dimana pengembangan sumberdaya manusia yang diprioritaskan tersebut dapat mendukung

keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Sistem politik yang berlaku dalam suatu negara

senantiasa terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh negara termasuk kebijakan dalam

bidang pendidikan.

5 H.A.R. Tilaar. Kekuasaan dan Pendidikan. Magelang: Indonesia Tera. 2003 Hal 145
Pergantian Kurikulum

Dalam mewujudkan proses berkembangnya kualitas generasi penerus bangsa di masa depan.

Seperti yang dibicarakan diatas, Pendidikan diyakini menjadi faktor penentu bagi tumbuh

kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman. Agar tujuan kehidupan Negara dapat

tercapai maka nilai-nilai yang ada dalam tujuan pendidikan nasional secara implisit harus

tercantum dalam setiap mata pelajaran atau kurikulum.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang

bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas

potensi peserta didik. Mengacu kepada defenisi kurikulum yang berasal dari bahasa curere

(tempat berpacu). Istilah yang akrab didunia olah raga ini diartikan sebagai jarak yang ditempuh

oleh para pelari dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Setelah itu

istilah kurikulum diadopsi dunia pendidikan dan difenisikan menjadi sejumlah mata pelajaran

yang harus ditempuh oleh siswa sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah.6

Kurikulum adalah penentu arah dan ketercapaian tujuan pendidikan dan penentu ragam

kompetensi yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum dibuat

harus dapat menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat sebagai penguna pendidikan. Jadi

kurikulum harus senantiasa diperbaharui namun pergantian kurikulum tidak boleh terkesan

tergesa-gesa. Perlu diingatkan perubahan kurikulum hendaknya harus dengan kajian dan evaluasi

yang mendalam. Setidaknya dalam merubah kurikulum harus memperhatikan beberapa prinsip.

6 Tim Pengembang MKDP kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung 2011 Hal 2
Sukmadinata menjelaskan terdapat lima prinsip pengembangan dan evaluasi kurikulum yaitu:

Prinsip Relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis atau efesiensi dan efektifitas.7

Faktanya implementasi kurikulum masih berada pada posisi dilema, betapa tidak, Jamak terjadi

di Indonesia, pergantian mentri pendidikan dan kebudayaan diiringi dengan pergantian

kurikulum. Di Indonesia tercatat ada dua kurikulum yang berumur pendek, mati ditangan rezim

baru. Lihat saja, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lahir tahun 2004 dimasa Presiden

Megawati Soekarno Putri mati 2 tahun kemudian setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

memulai kerja dengan kabinetnya. Begitu juga Kurikulum 2013 yang masih pada tahap

percobaan dan sosialisasi diawal 2014, harus layu ditangan menteri pendidikan dimasa rezim

presiden Joko widodo pada tahun yang sama.

Pemberlakuan kurikulum 2013 secara serentak direncanakan oleh mendikbud di masa presiden

Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun ajaran 2015/2016 harus terhenti pada tanggal 5

Desember 2014 melalui kebijakan mendibud Anis Baswedan. Selanjutnya sepanjang 2014

sampai pertengahan 2016 terjadi dualisme penerapan kurikulum di Indonesia yaitu kurikulum

2006 dan kurikulum 2013. Artinya pada saat itu arah pembangunan manusia Indonesia berada

pada jalur dan target yang tidak jelas.

Ketika posisi mentri pendidikan dijabat oleh Anis Baswedan, beliau melakukan Perbaikan

kurikulum dilakukan pada 4 aspek yaitu penataan kompetensi sikap spiritual dan sikap social,

koherensi kompetensi inti-kompetensi dasar, pemberian ruang kreatif kepada guru, penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berfikir. Perbaikan

kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Menteri Anis Baswedan, tentunya harus diiringi dengan

7 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek , Remaja Rosdakarya, Bandung , 2000 hal 20
perubahan standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi pendidikan di Indoensia.

Perubahan mendasar pada kurikulum 2013 direncanakan Anis Baswedan dapat dijalankan

serentak di Indonesia pada tahun ajaran 2016-2017.

Belum lama setelah kurikulum 2013 selesai diperbaiki, kewenangan Anis Baswedan harus

dicabut pemiliknya yaitu Presiden Jokowi. Anis harus diganti dengan Muhadjir Efendi, Pakar

sosiologi pendidikan. Jokowi mengumumkan nama Muhadjir Effendy sebagai Mendikbud baru

di Istana Kepresidenan pada hari Rabu 27 Juli 2016. Tidak lama menduduki kursi mentri

Muhadjir mengelurkan wacana Full Day Scholl. Meski mendapat kritikan yang banyak wacana

tersebut juga akan dijalankan. Secara tidak langsung jika Full day Scholl dijalankan maka

rambu-rambu pendidikan atau kurikulum tentunya harus diganti lagi. Jika itu terjadi maka ada 4

kurikulum akan berjalan berbarengan. Pertama, Full day School dengan konsekwensi perubahan

kurikulum, KTSP, kurikulum 2013 lama dan Kurikulum 2013 yang telah diperbarui. Jika itu

terjadi disitulah pendidikan Indonesia tidak akan pernah mencapai tujuannya.

Keadaan mengembangkan budaya positif pada masyarakat Indonesia melalui pendidikan

semakin terhambat disebabkan pemerintah tidak mampu menciptakan iklim positif menjaga

dunia pendidikan. Pemerintah dan pejabat publik sampai saat ini tidak dapat mempertontonkan

keteladanan kepada masyarakat terkhusus untuk generasi penerus (peserta didik). Contoh yang

sangat nyata ketika guru di sekolah mengajarkan sikap spiritual dan sosial tentang menghayati

dan mengamalkan ajaran agama, perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab tetapi masih jamak kita

lihat pejabat yang tertangkap korupsi, asusila, narkoba dan janji-janji politik pemerintahan yang

belum ditepati. Ketika sekolah mengajarkan kepada siswa peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai) masih kita lihat pemuka agama berprilaku intoleran. Ketika siswa diminta untuk
bersikap santun tetapi pemerintah mempertontonkan dan membenarkan sikap pejabat publik

mengunakan bahasa yang kasar, penuh caci maki, dan kata-kata kotor.

Revolusi mental sebagai visi Pemerintahan dan Kurikulum

Ada dua hal penting yang telah diungkap pada bagian tulisan diatas, Pertama. Untuk mencapai

tujuan Negara dan pemerintahan jalannya melalui institusi pendidikan. Kedua, ternyata tujuan

Negara, visi pemerintahan sudah berada pada jalur yang sama dengan kurikulum pendidikan.

Maka jika ini dijalankan dengan baik tentunya Indonesia yang memiliki karakter dan kemajuan

akan terwujud. Namun sangat disayangkan menurut hemat penulis pemerintahan yang tengah

berkuasa belum sampai pada tahap implementasi tetapi masih jalan ditempat pada kondisi

Jargon politik.

Di Indonesia kurikulum terakhir bernama kurikulum 2013. Dalam kurikulum tersebut secara

tegas menyebutkan bahwa kurikulum bertujuan untuk menumbuh kembangkan karakter bangsa.

Kurikulum menjadi kontrol terhadap proses pendidikan. Sehingga proses pembelajaran harus

mengikuti kompetensi yang telah ditetapkan. kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis

pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis

dan bertanggung jawab.

Untuk itu pengembangan dan pelaksanaan kurikulum yang berorientasi kepada peserta didik

yang dapat meningkatkan kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan
nasional. Kompetensi yang dimaksud termaktup dalam empat kompetensi Inti diantaranya

Kompetensi Sikap Spritual, Sikap Sosial, Pengetahuan dan Keterampilan.

Menterjemahkan tujuan pendidikan nasional, komponen sikap adalah hal yang sangat

ditonjolkan dalam membangun manusia Indonesia. Sesuai dengan tujuan tersebut maka 2 (dua)

dari 4 (empat) kompetensi inti kurikulum 2013 berisi tentang sikap yang isinya: KI 1 (Sikap

Spritual) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 (Sikap Sosial)

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

Melihat ulasan diatas ternyata tujuan pendidikan nasional, tujuan kurikulum 2013 dan gerakan

Revolusi mental yang menjadi jargon pemerintahan Joko widodo memiliki maksud yang sama.

Tujuan dari Revolusi Mental untuk membangun manusia Indonesia sesuai dengan visi

Pemerintahan yaitu Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian

berlandaskan gotong-royong (Pancasila). Revolusi mental sangat penting, sebab mentalitas

merupakan suatu ekspresi sikap dan perilaku yang bisa menjadi indikator kualitas suatu

kebudayaan. Jadi Revolusi Mental adalah sentral dan mendasar untuk mendorong perubahan

budaya bangsa.

Menurut hemat penulis, membangun Indonesia sesuai dengan tujuan Negara hanya akan

mungkin dilakukan melalui institusi pendidikan dengan iklim positif dan kepastian kebijakan

pemerintah (politik). Selain itu hal yang paling menunjang tercapainya tujuan pendidikan adalah
pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching) melalui keteladanan, budaya sekolah dan

masyarakat.

Penutup

Pendidikan dan politik merupakan sistem dalam struktur Negara yang setali dan tidak dapat bisa

dipisahkan satu dengan lainnya. Politik dalam kehidupan negara sangat berperan menentukan

arah perkembangan pendidikan. Sebaliknya, untuk mencapai tujuan Negara dapat disalurkan

melalui lembaga-lembaga pendidikannya. Komitmen Pendidikan dan politik tersebut terdapat

dalam Undang-Undang dasar 1954 pasal 31 dan Undang undang no 20 tahun 2003. Di Indonesia

apa yang menjadi komitmen Politik dan pendidikan tersebut sudah memiliki kesamaan dengan

visi pemerintah yaitu gerakan Revolusi mental. Argumentasi tersebut terlihat dalam kurikulum

2013. Membangun pendidikan di Indonesia sudah pasti ditentukan oleh kebijakan, program

pemerintah tetapi kebijakan yang baik adalah kebijakan yang dijalankan. Sekarang kurikulum

2013 sudah selesai diperbaiki maka menteri pendidikan yang baru baiknya menjalankan

kurikulum tersebut tidak perlu berfikir untuk merubahnya dalam waktu dekat.

Daftar Pustaka

Ali Imron. 1996. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Bumi Aksara.


H.A.R. Tilaar. 2003. Kekuasaan dan Pendidikan. Magelang: Indonesia Tera.
Mansour fakih. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Jogjakarta:Insist/Pustaka

Pelajar.
Mastuhu. 2004. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21.

Yogyakarta: Safiria Insania Press.


Nanang Martono. 2010.Pendidikan Bukan Tanpa Masalah: Mengurai Problematika Pendidikan

Dari Perspektif Sosiologi Gava Media Yogyakarta,


Nana Syaodih Sukmadinata. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja

Rosdakarya, Bandung.
Tim Pengembang MKDP kurikulum dan Pembelajaran. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran,

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung.


Ulvia Rahmi. Pengembangan Model Desain Pesan dalam Blended Learning. Disertasi.. 2016.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.


Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31
Undang- undang No 20 tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai