Anda di halaman 1dari 1

Kasus Cracker Blackberry Messenger (BBM)

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan pihaknya akan mendalami kasus
kejahatan cyber crime dengan modus baru yakni menyasar BlackBerry Messenger (BBM) korbannya,
dengan akan memeriksa sejumlah saksi pekan depan.
Menurut Rikwanto pihaknya yakni Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, memang
sudah menerima laporan mengenai aksi cracker yang kini menyasar korbannya dengan masuk melalui BBM
korban.
"Ya, memang ada yang melaporkan merasa di cracker BBM nya," kata dia.
Namun kapan tepatnya saksi yakni terlapor akan kembali dipanggil dan diperiksa, Rikwanto tidak
menjelaskan dengan rinci.
Seperti diketahui Ical (37) seorang konsultan human resources, merasa BBM nya dicracker seseorang.
Akibatnya dengan menggunakan BBM nya itu, pelaku berhasil memperdaya kakak dan ibu mertua Ical.
Pelaku meminta uang kepada kakak dan ibu Mertua Ical dengan pesan BBM yang sudah dicracker, sehingga
seakan-akan permintaan itu dilakukan Ical.
Kakak Ical, Frans, tertipu sebesar Rp 7,5 juta dan mertua Ical tertipu Rp 9,7 juta. Ical lalu melaporkan
kejadian yang menimpanya ke Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Kamis (6/2/2014).
Nomor laporan tercatat dalam LP/455/II/2014/PMJ/ Dit Reskrimsus tertanggal Kamis 6 Februari 2014.
Dalam laporan itu, diduga ada tindak pidana sesuai Pasal 45 (2) Pasal 28 (1) UU RI No 11, 2008 tentang
ITE serta Pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Menurut Ical, pelaku dipastikan mempelajari jejak conversation yang tersimpan dalam BBM nya dengan
para rekan dan kerabatnya.
Dari sanalah, akhirnya pelaku memutuskan untuk melakukan penipuan melalui BBM kepada kakak Ical,
Frans dan ibu mertuanya.
"Sebab cara pelaku menyapa kakak saya dan ibu saya dengan bahasa yang khas saya. Karenanya kakak dan
ibu mertua saya nggak curiga, walau nomor rekening yang dikirim berbeda," katanya saat ditemui Warta
Kota, Jumat (7/2/2014).
Bahkan kata Ical, pelaku sepertinya tahu profesinya dengan mempelajari conversation yang masih tersimpan
dengan rekan-rekannya itu.
"Saya biasa panggil ibu mertua saya mamih. Dan pelaku juga panggil mamih ke ibu mertua saya waktu
minta uang," katanya.
Menurutnya ibu mertuanya tidak curiga, karena pelaku mengatakan sedang bersama klien yang meminta
ditransfer uang jadi sebanyak Rp 9,7 juta, terkait profesi Ical sebagai konsultan human resources.
"Jadi seakan-akan pelaku itu memang saya banget. Makanya ibu mertua saya nggak curiga, waktu disodorin
nomor rekening yang katanya nomor rekening klien saya," kata Ica

Anda mungkin juga menyukai