Makalah Pengolahan Limbah Makalah Ini Di
Makalah Pengolahan Limbah Makalah Ini Di
Diusulkan oleh :
Anton Timur Maulana
1121008
TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH TINGGIO TEKNOLOGI MANDALA
2014
K ATA P E N G A N TAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas
telah banyak membantu kami dalam membuat tugas ini, seperti Dosen
industri. Akhirnya kami menyadari apa yang dihasilkan ini jauh dari
kami persembahkan ini dapat berguna bagi kita semua saat ini maupun
Penyusun
ABSTRAK
Limbah B3 dari Sumber tidak spesifik yaitu berasal bukan dari proses
utamanya, tetapi:
Pencucian
Pelarut kerak
Pengemasan
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar
(25 C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan sekitarnya.
Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat
sebagai berikut :
o Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan
tekanan standar (25 C, 760 mmHg).
MANAJEMEN LIMBAH B3
Limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan
manusia. Namun, pada limbah B3, selain hasil akhir, cara pengelolaan juga harus
memenuhi peraturan yang berlaku. Jadi, untuk berhasil mengelola limbah B3,
tidak cukup hanya memenuhi baku mutu limbah B3 saja, cara mengelola seperti
pencatatan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan harus
juga memenuhi peraturan yang berlaku. Sekali lagi, dalam limbah B3 cara
mengelola adalah suatu hal yang penting untuk diperhatikanLimbah B3 harus
ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yang mungkin
ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk
proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan limbah
B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun
secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi
yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang
tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Mengingat adanya
sejumlah bahaya yang dapat ditimbulkan dari limbah industri, maka sebagai
upaya untuk meminimalkan sekaligus menghindari efek yang ditimbulkan dari
sifatsifat bahan kimia berbahaya, setiap Informasi tentang dampak yang
ditimbulkan sangat perlu untuk diketahui oleh setiap tingkatan operator yang
menangani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan dengan
melibatkan para operator pada kegiatan-kegiatan pelatihan. ( CG )
PRINSIP PEMERINTAH
Pengolahan limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan
limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses
sbb:
Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3, tetapi
proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan
jenis dan materi limbah.
Aerobik
Anaerobik
- Pertumbuhan tersuspensi
- Anaerobik digestion
- Anaerobic contact process
- Upflow anaerobic sludge blanked
- Pertumbuhan melekat
SECARA THERMAL
Proses termal (thermal process) termasuk ke dalam proses pengawetan
yang menggunakan energi panas. Tujuan utama proses termal adalah
mematikan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit dan
menimbulkan kebusukan pada produk yang dikemas dengan kemasan yang
hermetis, seperti kaleng, retort pouch, atau gelas jar. Proses termal merupakan
salah satu proses penting dalam pengawetan pangan untuk mendapatkan
produk dengan umur simpan yang panjang
Pada jarak paling dekat 150 meter dari jalan utama/jalan tol dan 50 meter
untuk jalan lainnya;
Pada jarak paling dekat 300 meter dari daerah pemukiman, perdagangan,
rumah sakit, pelayanan kesehatan atau kegiatan sosial, hotel, restoran,
fasilitas keagamaan dan pendidikan;
Pada jarak paling dekat 300 meter dari garis pasang naik laut, sungai,
daerah pasang surut, kolam, danau, rawan, mata air dan sumur penduduk;
Pada jarak paling dekat 300 meter dari daerah yang dilindungi (cagar
alam, hutan lindung dan lain-lainnya).
Persyaratan limbah masuk landfill harus memenuhi baku mutu uji TCLP, telah
melalui proses pengolahan yang tepat, tidak mengandung karakteristik mudah
terbakar/ meledak ( flamable ) karena kalau mempunyai bahan yang sangat
meledak pasti suatu saat ada bencana dari ledakan tersebut, tidak mengandung
bahan organik melebihi 10% , tidak mengandung PCB atau dioksin, radioaktif
serta tidak berbentuk cair atau lumpur karena kalau berbentuk cair limbah
tersebut akan cepat megalir dan terserap oleh tanah apabila terjadi hujan.
PENUTUP
Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan
sebagian besar dalam kondisi yang kritis.penurunan kualitas lingkungan dapat kita
jumpai di berbagai belahan bumi,terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi
sumber daya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dan
pengelolaan yang tidak bertanggung jawab. Keberhasilan pengelolaan /
Manajemen limbah B3 tergantung perubahan paradigma masyarakat kita dari
agraris ke industrialis yang menyangkut pengelolaan limbah sehingga
pencemaran tidak terelakan lagi sipat sipat para pengusaha yang tidak lagi
mengedahkan lingkungan di sekitarnya dan mungkin tidak berpikir untuk masa
depan bagi para penerusnya maka dari sekarang kita perlu mengupayakan lebih
serius budaya 3r dan pemenuhan standar internasional lainnya karena kalau
terus dibiarkan kerusakan muka bumi semakin cepat kesadaran semua puhak
untuk memenuhi prinsip yang dianut pemerintah dalam penanganan limbahb3
harus di apresiasikan dan kita sebagai masyarakat wajib ikut berperan dalam
menjaga lingkungan dan alam sekitar karena bumi adalah titipan untuk anak dan
cucu kita yang mesti diwariskan dalam kondisi yang lebih baik.
BABIII
SANITASIINDUSTRI
- Kebersihan dalam gedung seperti lantai, dingding, atap gedung, mesin, alat-
alat untuk bekerja, gudang, tempat menimbun bahan baku, kantin / tempat
makan, toilet , musholla dan lai-lain.
- Kebersihan luar gedung seperti halaman, taman, pagar, selokan, area,
parker, jalan jalan sekitar pabrik.
Team Sanitasi
- Membagi lingkungan kerja menjadi beberapa unitkerja agar suasanan kerja
tidak terlalu sempi dan para pekerja menjadi leluasa
- Mendesign dan melaksanakan sanitari inspection ( mendata semua fasilitas
industri yang harus dijaga kebersihannya ).
- Menindak lanjuti program ( mencari solusi dari permasalahan yang timbul ).
18.0153 g/mol
Karakteristik Air
Air merupakan sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi sekitar 71%
dari permukaan bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar 98% terdapat di Samudera
dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang terdapat di sungai, danau dan bawah
tanah. Diantara air tawar yang ada tersebut, 87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam
tanah, dan sisanya sebesar 1% terdapat di danau dan sungai. Selain berlimpah keberadaannya di
muka bumi, airpun memiliki karakteristik yang khas, menurut Effendi (2007 : 22-23),
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0 oC (32o F) 100o
C, air berwujud cair. Suhu 0oC merupakan titik beku (freezing point)
dan suhu 100oC merupakan titik didih (boiling point) air.
b. Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan
keputusan politik dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan
untuk keperluan tertentu. Kondisi air bervariasi seiring waktu tergantung
pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi ekologi
setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat
kompleks dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industri seperti manufaktur,
pertambangan, konstruksi, dan transportasi merupakan penyebab utama
pencemaran air, juga limpasan permukaan dari pertanian dan perkotaan.
c. Air yang dapat digunakan langsung tanpa pengolahan, air harus diberi
desinfektan dahulu karena adanya kontaminasi dari bakteri, air harus
diolah karena kandungan lumpur, berwarna dan terkontaminasi bakteri,
air yang harus memerlukan pengolahan khusus karena sipatnya seperti
contohnya air laut, air laut harus terlebih dahulu diolah menjadi air tawar
dengan alat khusus biasanya memakai water maker yang berfungsi
mengolah air laut menjadi air tawar.
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau dan harus segar, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme
yang berbahaya ( hasil pemeriksaan Lab), dan tidak mengandung logam berat
serta organism berbahaya. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002),
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko
bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya. Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 C, namun
banyak zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat dihilangkan dengan
cara ini. Saat ini terdapat krisis air minum di berbagai negara berkembang di
dunia akibat jumlah penduduk yang terlalu banyak dan pencemaran air, Minum
air putih memang menyehatkan, tetapi kalau berlebihan dapat menyebabkan
hiponatremia yaitu ketika natrium dalam darah menjadi terlalu encer.
BAB IV
1. Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah
ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-
potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
2.Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan
polusi.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari
aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. Untuk mengatasi permasalahan sampah dapat dilakukan
pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan, pendaur-ulangan , atau
pembuangan sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan
sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda
dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Sampah alam
Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke
tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun
demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-
tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat
yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun
kadang masih dilakukan).
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
A. Penyaringa (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji
saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan
cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat
berukuran besar dari air limbah.
B. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau
bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi
lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit
chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah
sehingga partikel partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah
terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
C. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki
atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan
utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer
limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel
partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar
tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian
akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
D. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak
atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang
dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil ( 30
120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel partikel
minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat
disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan
melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami
proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan
(perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain
yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab
penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut
perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis,
yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/
mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya
adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan
yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur
aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds /
lagoons) .
a. Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya
berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan 1 3 m.
limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan
merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan
organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob.
Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke
suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan
untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air
limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah
lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau
disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke
sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya
akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut
selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi
(pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam
mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan
untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung
bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling
filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau
diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
c. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode
yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini,
limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh
dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini,
terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah
juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan
terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang
ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.
3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder
masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi
lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah
cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya
melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik
terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan
fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah
metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining,
vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan
mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses
pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat
tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk
membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
Daya racun zat
Waktu kontak yang diperlukan
Efektivitas zat
Kadar dosis yang digunakan
Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
Tahan terhadap air
Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (O).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses
pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau
tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak
dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan
lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara
diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke
beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan
(landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
Rodent control
Rodent control adalah suatu cara pemberantasan / pengendalian
binatang pengerat khususnya tikus.
Tikus adalah suatu jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya
sangat cepat dan sering merugikan manusia karena dalam kehidupan sehari -
harinya tikus sering merusak bahan makanan dan peralatan manusia baik di
rumah, kantor, gudang, dsb. Tikus juga merusak kabel sehingga dapat
menyebabkan terjadinya hubungan pendek yang bisa mengakibatkan
terjadinya kebakaran. Selain itu tikus juga dapat menjadi penular penyakit
seperti pes, leptospirosis bagi manusia. Oleh karena itu pengendalian tikus
merupakan sesuatu hal yang penting dan perlu dilakukan.
Pada strategi ini, petani tidak melakukan tindakan apapun dalam mengatasi
hama yang menyerang tanaman. Dengan catatan strategi ini dilakukan apabila
keberadaan hama tidak sampai mengakibatkan kerusakan ekonomis (berada di
bawah ambang ekonomi).
- Mengalirkan air yang tergenang seperti didalam kaleng kaleng bekas atau
tempat sampah atau wadah ,mencegah air berhenti (Selokan) harus
mengalir dalam waktu yang lama.
3. Lalat tsetse Dari Kamus Dewan -(stsi) = lalat ~ sj lalat drpd genus
Glossina yg berasal dr Afrika, biasanya menghisap darah manusia dan
binatang dan menyebarkan penyakit tidur.
4. Lalat kuda Pada kuda - gigitan lalat bisa sangat menyakitkan. Tidak seperti serangga yang
menembus kulit, lalat kuda-memiliki bagian mulut yang bekerja seperti pisau mini, yang mereka
gunakan untuk memangkas membuka kulit dengan gerakan seperti gunting
5. Lalat askar hitam lihat Wiki English ...Black Soldier Fly (Hermetia illucens)
Kecoa, lipas atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang
lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh
belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.Di antara spesies yang paling terkenal
adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm,
kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang 1 cm, dan kecoa Asia,
Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1 cm. Kecoa sering dianggap
sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies
kecoa yang termasuk dalam kategori ini.
KUTU
Kutu busuk atau bangsat atau kepinding atau tinggi atau disebut juga
tumila adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal
sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas
lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat
tidur. Kutu busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal
dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Kutu busuk bisa menggigit tanpa
disadari korbannya, biasanya ia akan agresif pada malam hari. ia akan
menimbulkan bekas gigitannya yang berupa bentol dan terasa gatal serta panas
pada korbannya. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam,
efek psikologis, dan gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak sedap dan sangat
menyengat di hidung.
Penampakan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah
membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng,
buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui,
karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan
perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan
yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari
sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara
kualitasnya.
Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian Yaitu:
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan
bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga
kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
Bakteri dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan melalui 2 cara. Beberapa bakteri
dapat menginfeksi usus, yang menyebabkan terjadinya peradangan & kesulitan untuk menyerap
nutrisi & air, sehingga timbul diare. Bakteri jenis lain dapat menghasilkan senyawa kimia dalam
makanan (sering disebut dengan toksin) yang berbahaya bagi sistem pencernaan manusia. Saat
termakan, senyawa kimia tersebut dapat menimbulkan mual, muntah, kegagalan ginjal bahkan
kematian.
Salmonella adalah bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan dengan
gejala mual, muntah, diare berat & sakit kepala serta nyeri persendian (beberapa minggu kemudian).
Pada orang dengan kekebalan tubuh yang bermasalah (seperti pada penderita gagal ginjal, penderita
HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi), salmonella dapat menyebabkan penyakit yang
membahayakan jiwa. Bakteri tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak
dimasak hingga matang (seperti pada telur, unggas, makanan laut ataupun produk susu).
Salmonellosis mengacu pada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella.
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah demam tifoid. Bentuk umum
salmonellosis adalah gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri salmonella gastro. Bakteri ini dapat
menyebar dari orang ke orang dan dari hewan ke orang. Makanan yang biasanya
mengandung salmonella adalah daging, daging unggas, susu dan telur. Salmonella sering ditularkan
melalui kontak dengan kotoran atau pakan ternak atau melalui makanan yang terkontaminasi kotoran
hewan. Buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan bersih juga dapat menyebarkan bakteri ini.
Gejala gastroenteritis yang disebabkan oleh salmonella termasuk mual, kram perut dan diare.
Pada kasus yang parah, ada lendir dan darah pada tinja. Gejala awal biasanya muncul 12 sampai 24
jam setelah menelan makanan yang terkontaminasi. Keracunan ini biasanya tidak serius dan
berlangsung selama dua sampai lima hari. Namun, salmonellosis bisa berakibat fatal pada
bayi, lansia dan pasien yang sakit parah. Pada kasus yang sangat jarang, salmonella bisa menembus
aliran darah sehingga menyebabkan artritis, penyakit jantung, infeksi tulang dan masalah perut
jangka panjang.
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus termasuk bakteri gram positif, non motil, berbentuk kokus yang
anaerob fakultatif dan tidak membentuk spora. Suhu pertumbuhannya berkisar antara 7C- 48C
dengan pertumbuhan optimal terjadi pada suhu 35-40C. Bakteri ini tumbuh pada kisaran pH 4,0-9,3.
Nilai pH optimalnnya 7,0-7,5. Kisaran nilai pH untuk pembentukan enterotoksin lebih sempit dan
toksin yang diproduksi lebih sedikit pada pH di bawah 6,0. Habitat bakteri ini adalah di kulit dan
pernapasan (WHO, 2006). Staphylococcus aureus menyebabkan infeksi pada luka, menyebabkan
rasa panas dan bisul-bisul. Bakteri ini juga salah satu penyebab umum pada keracunan makanan.
Sumber bakteri Staphylococcus aureus dapat berasal dari tangan, rongga hidung, mulut dan
tenggorokan pekerja. Hal ini menjadi kritis jika pekerja yang sedang sakit tenggorokan dibiarkan
bekerja
HCCP
Physical Hazards
Bahaya fisik dapat berasal dari berbagai sumber termasuk dari orang-
orang, tanaman, produk yang sebenarnya, kemasan dan manufaktur atau
penanganan makanan lokal. Ini adalah wilayah yang pasti terhindar dari bahaya
pengelompokan dan analisis sebagai bahaya fisik yang berbeda akan memiliki
likelihood yang berbeda tetapi lebih penting konsekuensi yang berbeda atau
keparahan.
Sebuah contoh yang sangat sederhana akan keparahan pelanggan
mengkonsumsi produk yang memiliki rambut di dalamnya akan sangat berbeda
dengan jika pelanggan makan produk Anda yang berisi kaca. Melihat ini secara
logis, rambut dan kaca akan di ujung-ujung rating keparahan sehingga
karenanya harus dinilai dan dinilai secara terpisah.
E. FASILITAS KEBERSIHAN
Pasal 3
- Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becekdan cukup luas untuk
kemungkinana perluasan.
- Untuk keperluan aliran air harus cukup saluran yang kuat dan bersih.
Pasal 4
- Gedung harus kuat bagiannya dan tidak boleh ada bagian yang mungkin
rubuh.
- Tangga harus kuat buatannya, aman dan tidak boleh licin dan harus cukup
luas.
- Lantai, dingding, loteng dan atap harus selalu berada dalam keadaan
terpelihara dan bersih.
- Dingding yang dicat harus dicuci paling sedikit 1 kali setahun, sehingga
selalu terlihat bersih.
- Lantai dingding dan WC harus terlihat bersih, tidak ada kotoran yang terlihat.
- Tata rumah tangga yang baik tidak hanya bebas dari ceceran dan serakan
barang ditempat kerja dan jalan lalu lalang.
- Gedung harus kuat dan tidak boleh ada yang dapat roboh.
A.Kesimpulan
Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam
kondisi yang kritis.penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai di berbagai belahan
bumi,terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumber daya alam sudah tidak
mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab.
Masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumberdaya yang berlebihan
dan masalah ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya alam bagi manusia yang ada di planet bumi
merupakan persoalan-persoalan yang menjadi perhatian dari ilmu geologi khususnya geologi
lingkungan.
B.
Saran
Dari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasanya masyarakat harus mampu memilah
dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki
nilai ekonomis,yang paling utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan derajat
kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. penulis mengajak kita semua, mari
mulai dari sekarang tanamkan perilaku hidup sehat,kita terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Makalah ini akan membahas tentang pengelolahan limbah dengan tata cara
yang baik dan benar. Diharapkan dengan dilaksanakan pembelajaran ini dapat
dikembangkan manajemen limbah, khususnya limbah Padat, Cair, Gas, serta
berbahaya dan beracun.
B.Rumusan Masalah
Bagaimana Cara Menanggulangi Limbah Padat? 2. Apa saja Masalah Lingkungan yang disebabkan
oleh Limbah Padat? 3. Masalah Apa saja yang di Timbulkan oleh Limbah Padat?
C.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbah padat adalah agar
terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna kembali dan
memilikinilai yang ekonomis.
BAB II PEMBAHASAN A.