1. Motor Otto
A. Siklus Ideal
Siklus ideal volume kostan ini adalah siklus untuk mesin otto. Siklus
volume konstan sering disebut dengan siklus ledakan (explostion cycle)
karena secara teoritis proses pembakaran terjadi sangat cepat dan
menyebabkan peningkatan tekanan yang tiba-tiba. Penyalaan untuk
proses pembakaran dibantu dengan loncatan bunga api. Nikolaus August
Otto menggunakan siklus ini untuk membuat mesin sehingga siklus ini
sering disebut dengan siklus otto yang ditunjukkan dalam diagram p-v.
B. Siklus aktual
Pada siklus aktual mesin otto fluida kerjanya adalah campuran bahan
bakar udara, jadi ada proses pembakaran untuk sumber panas. Pada
langkah hisap, tekanannya lebih rendah dibandingkan dengan langkah
buang. Proses pembakaran dimulai dari penyalaan busi (ignition) sampai
akhir pembakaran. Proses kompresi dan ekspasi tidak adiabatis, karena
terdapat kerugian panas yang keluar ruang bakar.
C. Efisiensi
Dari diagram p-v untuk siklus otto, bisa dianalisa untuk menghitung
efesiensi siklus sebagai berikut. Energi kalor yang masuk pada volume
kostan adalah sebesar
Qm = mc v ∆T
Qm = mc v ( T3 − T2 )
dengan
Qm = adalah kalor masuk
m = massa fluida
cv = panas jenis pada volume konstan
ΔT = perbedaan temperatur
Definisi dari efisiensi yaitu kerja berguna dibagi dengan energi kalor
masuk
W Kerjabergu na
η= =
Q KalorMasuk
Qm − Q1 mcv ( T3 − T2 ) − mcv ( T4 − T1 )
η= =
Q1 mcv ( T4 − T1 )
(T − T ) T
η = 4 1 = 1− 1
( T3 − T2 ) T2
Apabila rasio kompresi didefinisikan sebagi perbandingan anata volume
silinder dibagi dengan volume ruang bakarnya yaitu
V + Vs
r= 1
Vs
maka rumusan efesiensi diatas bisa dituliskan sebagai
1
η = 1 − k −1
(r)
2. Motor Diesel
A. Siklus Ideal
Siklus ideal tekanan kostan ini adalah siklus untuk mesin diesel yan
ditunjukkan dalam diagram p-v.
Gambar 3 : Siklus Udara tekanan Konstan
Dapat dilihat dari urutan proses diatas bahwa pada siklus tekanan kostan
pemasukan kalornya pada tekanan kostan berbeda dengan siklus volume
konstan yang proses pemasukan kalornya pada kondisi volume konstan.
Siklus tekanan konstan sering disebut dengan siklus diesel. Rudolf Diesel
yang pertama kali merumuskan siklus ini dan sekaligus pembuat pertama
mesin diesel. Proses penyalaan pembakaran tejadi tidak menggunakan
busi, tetapi terjadi penyalaan sendiri karena temperatur didalam ruang
bakar tinggi karena kompresi.
B. Siklus Aktual
Alasan yang sama dengan mesin, dengan perbedaan pada disel pada
langkah isap hanya udara saja, bahan bakar diseprotkan melalui nosel di
kepala silinder. Proses pembakaran untuk menghasilkan panas karena
kompresi, atau pembakaran kompresi.
Gambar 4 : Siklus aktual mesin diesel
C. Efisiensi
Dengan definisi yang sama untuk raso kompresi, efisiensi dari siklus
tekanan konstan adalah sebagai berikut
1 β k −1
η = k −1
r k ( β −1)
1 α ργ − 1
η =1− y −1
r (α − 1) + α γ( ρ − 1)
Dimana
P
α= 3
P2
V4
ρ=
V3
γ =1,40
Penyimpangan siklus ideal menjadi siklus aklual terjadi karena dalam keadaan
yang sebenarnya terjadi kerugian yang antara lain disebabkan oleh
1. Kebocoran fluida karena penyekat cincin torak dan katub tak dapat
sempurna
2. Katub tidak dibuka dan ditutup tepat di TMA dan TMB karena mekanisme
katub dan kelembaman fluida
3. Fluida kerja bukan dalam kondisi gas ideal, dengan kalor spesifik yang
konstan selama proses berlangsung
4. Pada motor bakar sebenarnya, Waktu torak bearada di TMA, tidak
terdapat proses pemasukan kalor seperti pada siklus udara.
5. Proses pembakaran memerlukan waktu sehingga tidak dapat berlangsung
sekaligus
6. Terdapat kerugian kalor yang disebabkan oleh perpindahan kalor dari
fluida kerja ke pendingin
7. Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam
silinder ke atmosfer
8. Terdapat kerugian energi karena gesekan
Referensi
[1] Basyirun, Winarno, Karnowo, 2008, Mesin Konversi Energi, Universitas Negeri
Semarang
[2] Pujanarsa, A., Nursuhud, D.,2006, Mesin Konversi Energi, Andi, Yogjakarta
[3] Arismunandar, W., 1988, Motor Bakar Torak, ITB Bandung
[4] El-Wakil, M.M., 1985, Power plant Technology, Mc Graw-Hill, New york