Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan.


Dalam percobaan, pengukuran merupakan salah satu hal yang tidak
boleh ditinggalkan. Mengukur merupakan sesuatu hal yang penting
untuk dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang
dipelajari. Selain dalam proses pembelajaran, pengukuran juga kerap
kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengukuran suatu objek dilakukan menggunakan alat ukur.


Setiap alat ukur mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda.
Selain fungsinya yang berbeda-beda, setiap alat ukur juga mempunyai
karakteristik dan sklala yang berbeda- beda, serta cara penggunaan
dan cara membaca skala yang berbeda-beda pula.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan pengukuran ?
b. Bagaimanakah karakteristik kerja alat ukur ?
c. Bagaimanakah cara menggunakan mikrometer sekrup yang benar?
d. Bagaimanakah cara menggunakan jangka sorong yang benar ?
e. Bagaimanakah cara menggunakan neraca ohauss yang benar?
f. Bagaimanakah cara menggunakan thermometer yang benar?
g. Bagaimanakah cara menggunakan stopwatch yang benar?
h. Bagaimanakah cara menggunakan multimeter yang benar?

C. Tujuan

1
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam
tugas ini adalah :
1. Mendeskripsikan apa yang dimaksud pengukuran.
2. Mendeskripsikan karakteristik kerja alat ukur.
3. Mendeskripsikan cara menggunakan mikrimeter sekrup.
4. Mendeskripsikan cara menggunakan jangka sorong.
5. Mendeskripsikan cara menggunakan neraca ohauss.
6. Mendeskripsikan cara menggunkan thermometer.
7. Mendeskripsikan cara menggunkan stopwatch.
8. Mendeskripsikan cara menggunakan multimeter.

D.Manfaat

Manfaat dari penulisan tugas ini antara lain sebagai berikut :


1. Dapat memberikan informasi tentang teknik pengukuran.
2. Dapat memberikan informasi tentang karakteristik kerja alat
ukur.
3. Dapat memberikan informasi tentang bagaimana menggunkan
alat ukur dengan benar.
4. Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa tentang materi
teknik pengukuran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengukuran

2
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,
biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran
tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas
untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti
tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran dapat
dilakukan dengan dua cara : 1) menggunakan alat-alat yang standar,
2) menggunakan alat-alat yang tidak standar.

B. Karakteristik Kerja Alat Ukur

Mengetahui karakteristik alat ukur adalah penting agar pekerjaan


pengukuran secara menyeluruh (persiapan, pelaksanaan dan analisis)
dapat diandalkan keberhasilannya. Seseorang tidak akan dapat
merancang pengukuran dengan benar tanpa mengetahui arti
karakteristik dari alat ukur.

Karateristik daya guna alat ukur secara garis besar, yaitu


karakteristik statis dan dinamis. Secara umum karakteristik statis juga
mempengaruhi kualitas pengukuran di bawah kondisi dinamis. Dalam
kenyatannya persamaan-persamaan diferensial daya guna dinamis
mengabaika pengaruh gesekan kering, bolak balik (backlash),
histerisis, sebaran statistik dan sebagainya, walaupun persamaan-
persamaan tersebut mempunyai pengaruh pada tingkah laku dinamis.
Tentu saja pendekatan ini merupakan perkiraan, namun sangat
berguna.

1. Karakteristik Statis
Karakteristik statis suatu alat ukur adalah karakteristik
yang harus diperhatikan apabila alat tersebut digunakan untuk
mengukur suatu kondisi yang tidak berubah karena waktu atau hanya
berubah secara lambat laun.

2. Karakteristik dinamis

3
Suatu alat ukur adalah fungsi waktu. Hubungan masukan-
keluaran dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial. Karaketristik
utama adalah kecepatan dalam tanggapan dan kecermatan.

Beberapa karakteristik penting dari alat ukur adalah:

1. Kecepatan tanggapan (respon)


Kecepatan tanggapan (respon) adalah kecepatan alat ukur
dalam memberi tangapan terhadap perubahan kuantitas yang diukur.
Keterlambatan dalam pengukuran yang berkaitan dengan kecepatan
tanggapan adalah perlambatan atau penundaan tanggapan suatu alat
ukur terhadap perubahan kontinuitas yang diukur. Perlambatan
demikian merupakan karakteristik yang tidak dikehendaki.

2. Kecermatan atau Keterulangan (Precision/Repeatibility)


Adalah yang menyatakan seberapa jauh alat ukur dapat
mengulangi hasilnya untuk harga yang sama. Atau derajat dekat
tidaknya hasil pengukuran satu terhadap yang lain. Dengan kata lain,
alat ukur belum tentu akan dapat memberikan hasil yang sama jika
diulang, meskipun harga besaran yang diukur tidak berubah. Hal diatas
berarti bahwa jika suatu mikrometer menghasilkan angka 0,0002 mm,
dan hasil yang hamper sama akan diperoleh kembali meskipun
pengukuran diulang-ulang, dikatakan bahwa mikrometer tersebut
sangat cermat dan ketepatannya (presisi) tinggi.

3. Ketelitian atau Keseksamaan (Accuracy)


Ketelitian atau accuracy didefenisikan sebagai ukuran
seberapa jauh hasil pengukuran mendekati harga sebenarnya dari
pada besaran yang diukur. Ukuran ketelitian sering dinyatakan dengan
dua cara, atas dasar perbedaan atau kesalahan (error) terhadap harga
yang sebenarnya, Contoh : Sebuah amperemeter menunjukkan arus
sebesar 10A sedangkan accuracy 1% maka kesalahan pengukurannya

4
adalah 1% X 10A = 0,1A sehingga harga sebenarnya dari hasil
pengukurannya adalah (10 + 0,1)A.

4. Resolusi
Adalah kemampuan sistem pengukur termasuk
pengamatnya, untuk membedakan harga-harga yang hampir sama.
Resolusi adalah nilai perubahan terkecil yang dapat dirasakan oleh alat
ukur. Contoh : suatu timbangan pada jarum penunjuk yang
menunjukkan perubahan 0,1 gram (terkecil yang dapat dilihat) maka
dikatakan bahwa resolusi dari timbangan tersebut adalah 0,1 gram.
Harga resolusi sering dinyatakan pula dalam persen skala penuh.

5. Sensitivitas (Sebsitifity)

Sensitifitas adalah rasio antara perubahan pada output


terhadap perubahan pada input. Pada alat ukur yang linier, sensitivitas
adalah tetap. Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar
menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang bersangkutan. Alat
ukur yang terlalu sensitif adalah sangat mahal, sementara belum tentu
bermanfaat untuk maksud yang kita inginkan. Kepekaan (sensitivitas)
menyatakan berapa besarnya harga pengukuran untuk setiap satuan
harga sinyal input. Sinyal input yang paling kecil yang memberikan
sinyal output dan dapat diukur dinamakan sensitivitas alat ukur.

6. Ketepatan Alat Ukur


Karakteristik lain pada instrumen adalah ketepatan
divais/alat.Ketepatan adalah merupakan kedekatan pengukuran
masing-masing yang didistribusikan terhadap harga rata-ratanya.
Maksudnya merupakan ukurankesamaan terhadap angka yang diukur
sendiri dengan alat yang sama, jadi tidakdibandingkan dengan harga
standar/baku.Ketepatan ini, berlainan dengan ketelitian, dan ketepatan
yang tinggi tidak menjamin ketelitian yang tinggi (ketelitian
dibandingkan dengan harga baku).

5
7. Kalibrasi
Kalibrasi mengacu kepada suatu keadaan dimana semua
masukan (yang dikehendaki, yang mengganggu, yang mengubah)
kecuali satu masukan dipertahankan pada nilai tetap, Masukan yang
dipelajari tersebut kemudian diubah-ubah sepanjang rentang nilai
konstanta yang sama, yang menyebabkan nilai keluaran berubah
sepanjang rentang nilai konstanta tertentu. Prosedur yang sama
diulangi secara bervariasi sesuai dengan setiap masukan yang teliti
berdasarkan minat, sehingga mengembangkan satu kumpulan
hubungan masukan-keluaran statis. Jumlah data yang sedikit dapat
dihitung secara statistik untuk memeperoleh nilai spesifik dari suatu
tes signifikansi. Hubungan masukan-keluaran harus disajikan dengan
grafik yang menyatakan keadaan ketika hubungan tersebut dibuat.
Curve fitting yang dibuat nampaknya memegang peranan penting
dalam menggambarkan hubungan masukan-keluaran alat ukur. Metode
kuadrat terkecil dari suatu curve fitting digunakan untuk tujuan ini
dalam penggunaaan yang luas.

Tidak mungkin melakukan kalibrasi suatu alat ukur dengan


ketepatan lebih besar dari standar kalibrasi pembanding. Suatu aturan
yang sering diikuti adalah suatu standar kalibrasi yang paling sedikit
mempunyai ketepatan 10 kali alat ukur yang dikalibrasi. Jadi adalah
amat penting bahwa orang yang melakukan kalibrasi alat ukur harus
yakin bahwa standar kalibrasi mempunyai ketepatan yang memadai
sebagai pembanding.

Pada penggunaan yang berkesinambungan, mungkin terjadi


bahwa setelah beberapa waktu alat ukur mengalami kesalahan nilai
nol. Jadi bagi semua jenis alat ukur kalibrasi angka nol dan jangka
waktunya perlu dilakukan. Penting pula bagi pemakai untuk
mengetahui bagaimana kalibrasi dilakukan.

6
C. Macam-Macam Alat Ukur dan Teknik Pengukuran
1. Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan salah satu


alat ukur dari besaran pokok panjang.
Bentuknya mirip dengan kunci inggris yang
rahangnya bisa digeser Alat ukur ini memiliki
ketelitian
hingga 0,1 mm.

a) Mengukur Diameter Luar Benda


Cara Mengukur diameter, lebar atau
ketebalan benda :
1). Putarlah pengunci ke kiri

2). Buka rahang

3). Masukkan benda ke rahang


bawah jangka sorong
4). Geser
rahang agar
rahang tepat pada benda

7
5). Putar Pengunci ke kanan

b) Mengukur Diameter Dalam Benda

Cara mengukur diameter bagian dalam


sebuah pipa atau tabung

1). Putarlah pengunci ke kiri

2). Masukkan rahang atas


kedalam benda

3). Geser agar rahang tepat pada


benda

4). putar pengunci ke kanan

8
c) Mengukur Kedalaman Benda

1). Putarlah Pengunci ke kiri

2). Buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar


tabung

3). Putar Pengunci kekanan

d)
Skala Utama dan Skala Nonius

Jangka Sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm. Artinya


ketepatan pengukuran dengan alat ini sampai 0,1 mm terdekat. Jangka
sorong memiliki 2 macam skala yaitu skala utama dan skala nonius.

e) Cara Membaca Skala

9
Mula mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah
satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada
gambar, skala nonius yang berimpit
dengan skala utama adalah 4 skala.
Artinya angka tersebut 0,4 mm.
Selanjutnya perhatikan skala utama.
Pada skala utama, setelah angka nol
mundur ke belakang menunjukkan
angka 4,7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm +
0,4 mm = 4,74 cm

2. Micrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang.
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat
ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01
mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi,
mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari
benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet,
maupun kawat.
Cara penggunaan
micrometer :
a) Penyesuaian nol
Sebelum
menggunakan
mikrometer, periksa
untuk memastikan
bahwa ujung nol
disejajarkan dengan
benar.
b) Pemeriksaan
Pada mikrometer berukuran 50~75mm seperti terlihat pada
gambar, letakkan pengukur standar 50mm pada pembukaan, dan
biarkan racher stopper untuk bergerak secara bebas sebanyak 2

10
sampai 3 putaran. Kemudian, periksa bahwa garis dasar pada
thimbel dan garis ujung nol pada dengan garis outer sleeve sejajar.

c) Penyetelan

Bila kesalahan kurang dari 0.02 mm


Kuncilah Spindle dengan lock clamp untuk mengamankan
Spindle. Kemudian dengan memakai penyetel putarlah outer sleeve
sampai tanda O thimble lurus dengan garis dengan garis outer
sleeve. periksa kembali titik O untuk meyakinkan bahwa
micrometer telah dikalibrasi dengan benar

Bila kesalahan lebih dari 0.02 mm


Kuncilah Spindle dengan lock clamp untuk mengamankan
Spindle. Kendorkan Stopper sampai thimble bebas, Luruskan tanda
nol thimble dengan garis outer sleeve dan kencangkan kembali
racher stopper, periksa kembali titik O untuk meyakinkan bahwa
micrometer telah dikalibrasi dengan benar.

3. Neraca
Timbangan / Neraca adalah alat yang dipakai melakukan
pengukuran massa suatu benda. Timbangan/neraca dikategorikan
kedalam sistem mekanik dan juga elektronik /Digital.
Macam macam neraca :
a) Neraca gantung
Neraca gantung berbentuk menggantung dan memanjang dan
mempunyai lengan di salah satu sisi. Cara penggnaannyaadalah
dengan menggeser beban pemberat di sepanjang batang.
b) Neraca analog
Berbentuk seperti nampan atau wadah, dan dibawahnya terdapat
jarum yang menunjukkan massa dari benda yang diukur
c) Neraca digital
Neraca digital mampu membantu mengukur berat serta cara
kalkulasi secara otomatis. Hasil dari neraca digital dalam
pengukurannya lebih tepat dibandingkan dengan alat ukur massa lain.

11
Berbentuk seperti trapesium, dan sedikit berat, akan muncul nominal
di layarnya ketika beban diletakkan diatas alat.
d) Neraca ahaus
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01
gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa
benda yang akan diukur dengan anak timbangan. Berikut adalah
bagian bagian neraca ohaus :

1) Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang


akan diukur.

2) Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca


ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.

3) Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan


dan untuk neraca ohauss 2 lengan terdapat dua lengan.

4) Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan


yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.

5) Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk


menentukan titik kesetimbangan.

Neraca logam ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Neraca Ohaus Dua Lengan

Berbentuk seperti lambang dewi keadilan atau logo


kemenkumham. Ada dua lengan dengan wadah kecil dari logam untuk
menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam
yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot
timbangan. jadi neraca ini masi memerlukan pemberat untuk ukuran
timbangannya. Cara menggunakan neraca ohaus dua lengan sama
seperti menggunakan timbangan biasa. Yang perlu diperhatikan adalah

12
memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum
dilakuan pengukura massa.

2. Neraca Ohaus Tiga Lengan

Sepeti namanya, neraca ini mempunyai


tiga lengan dan satu cawan tempat benda.
Neraca yang dalam bahasa inggris disebut
ohaus triipel beam ini mempunyai bagian-bagian sebagai :

a). Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser


dengan skala 0, 1, 2, 3,10 gram. Masing-masing skala bernilai
1 gram.

b).Lengan Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.


c). Lengan Belakang, sama seperti lengan depan dan tengah
tetapi dengan nilai tiap skalanya 100 gram dari 100 gram hingga
500 gram (setengah kilo)

Cara menggunakan neraca ohaus :


Dalam mengukur massa benda dengan neraca
Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Ada
beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran
dengan menggunakan neraca ohaus, antara lain:

1. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk


menimbang, Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss
adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss

13
sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada
garis kesetimbanagn

2. Meletakkan benda yang akan diukur massanya

3. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala
yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan

4. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca
hasil pengukurannya.

Cara membaca neraca ohaus :

1 Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-


masing lengan neraca.

2 Hasil pengukuran dinyatakan dengan Lengan 1 + lengan 2 *(jika


neraca 2 lengan) + lengan 3 *(jika neraca 3 lengan)

Gambar ilustrasi cara memakai neraca ohaus

Kita akan menimbang sebuah gantungan kunci dengan neraca ohaus


dan skala yang terbaca dalam lengan-lengannya sebagai berikut

dari gambar diatas, cara membaca skala neraca ohaus :

14
Anting lengan depan = 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
+

Jadi total berat gantungan kunci tersebut = 345,8 gram

4. Thermometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal
dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti
untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam,
yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
Jenis jenis termometer :
a). Termometer Digital
Fungsinya : digunakan untuk mengetahui suhu objek benda
atau tubuh. Cara Menggunakan :Termometer digital, biasanya
menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk membaca
perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua
buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya
ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot
junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan
antara tegangan (volt) dengan temperatur.

b). Termometer Six-Bellani

Fungsinya : digunakan untuk mengukur suhu maksimum dan


minimum suatu tempat Cara Menggunakan : ketika suhu udara
turun,alkohol di ruang A (tengah) [lihat gambar 2] menyusut
sehingga raksa di ruang B naik dan mendorong keping baja untuk
menunjukkan angka minimum.Sebaliknya jika suhu udara
naik,alkohol diruang A memuai dan mendesak raksa di ruang B
turun,sedangkan raksa di ruang C naik untuk mendorong paku baja

15
menunjukkan angka maksimum.Untuk mengembalikan keping baja
pada posisi semula digunakan magnet tetap.

c). Termometer Ruang

Fungsinya : digunakan untuk mengukur suhu suatu ruangan.


Cara Menggunakan : untuk mengukur suhu suatu
ruangan,biasanya thermometer ini di gabungkan dengan berbagai
alat lain misalnya : alat penunjuk waktu,hiasan dinding,dan lain
sebagainya

d). Termometer Klinis

Fungsinya : Termometer Klinis biasanya digunakan untuk


mengukur suhu tubuh manusia. Cara menggunakan : Mula-
mula,periksa terlebih dahulu apakah termometer sudah
menunjukkan suhu dibawah 35C.Jika belum,termometer kita kibas-
kibaskan sehingga menunjukkan suhu kurang dari
35C.Selanjutnya,pasang thermometer itu di bawah ketiak atau
lipatan tubuh selama kira-kira 5 menit.Setelah itu,ambil
thermometer dari tubuh dan baca pada skala termometer.Skala
yang ditunjukkan termometer menunjukkan suhu tubuh pasien pada
keadaan itu.

e). Termometer Laboraturium

Fungsinya : Termometer Laboratorium digunakan untuk


perlengkapan praktikum di laboratorium. Cara Menggunakan : Ukur
suhu objek benda yang akan diukur(misalnya: cairan), Jika cairan
bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga
skala nya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka
ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka
terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir)

16
dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan
yang konduktor.

f). Termometer Bimetal

Fungsinya : untuk menunjukkan adanya perubahan suhu dengan


prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika
didinginkan. Cara Menggunakan : Keping Bimetal sengaja dibuat
memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini dapat
melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu
berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah
logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu
menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam
yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai
lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan
akan membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi
tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari
logam yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan
tembaga.

5. Stopwatch
Stopwatch adalah suatu alat ukur yang
dugunakan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan kegiatan yang
memiliki ketelitian sampai tingkat detik.

Bagian bagian stopwach :

a. tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai


pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri pengukuran waktu
(tombol stop). Tombol ini terletak menjadi satu.

17
b. Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi
sebelum pengukuran dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka
nol. Stopwatch analog ini ada yang berjenis tombol start/stop dan
kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula yang digabung.
c. Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil
pembacaan dalam menit dan jarum penunjuk detik untuk
menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
d. Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas
atau selang antara detik dengan satu detik diatasnya atau
dibawahnya, ruas atau selang antara menit dengan satu menit
diatasnya atau dibawahnya.
Cara menggunakan stopwatch

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan


stopwatch adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
b. Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau
telah terkalibrasi.
c. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
d. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
e. Membaca hasil pengukuran.
f. Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1
kali dan jarum akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi
untuk melakukan pengukuran kembali dan stop untuk mengakhiri.
Begitu seterusnya.

Cara membaca stopwatch.


Pada stopwatch analog, bila pengukuran lebih dari 1 menit maka
pertama sekali lihatlah jarum yang menunjukkan menit (jarum yang
pendek) pada stopwatch baru kemudian lihat jarum yang menunjukkan
detik (jarum yang panjang) dan jumlahkan nilai tersebut maka akan
didapatkan waktu hasil pengukuran.

18
6. Multimeter

Cara Menggunakan Multimeter

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan


multimeter adalah sebagai berikut:

a. saklar multimeter diputar keatas dan anak panah dari multimeter


harus menghadap ke atas tepatnya R x Ohm.

b. Atur sampai jarum multimeter menunjukan angka nol pada saat


kabel penghubung menunjukan angka nol pada multimeter putar
tombol yang berada di tengah multimeter dan harus
menyesuaikan lagi agar bisa dalam posisi nol.

19
c. Selanjutnya lihat jarum dan apabila bergerak dan tidak kembali
pada posisi nol, maka alat yang ditest tersebut mempunyai umur
yang masih baik. Namun apabila sudah dihubungkan tetapi
masih menunjukan angka nol berarti alat yang di test bisa
dipastikan rusak dan tidak ada tenaga untuk menghidupkan
benda tersebut.

Multimeter Sebagai Ampermeter


Salah satu fungsi Multimeter adalah kegunaannya sebagai
Amperemeter dalam mengukur kuat arus listrik antara 0 1000 mili-
Ampere (mA) atau lebih tergantung spesifikasi Multimeter. Saklar
jangkauan ukur berada pada posisi DcmA, batas ukur (range) pada
angka 0,25, 25, atau 500 DcmA, sesuai kebutuhan. Hasil pengukuran
dibaca pada papan skala 0-250 DCV, A.

Pada posisi mengukur kuat arus, Multimeter diletakkan secara


seri/deret dengan baterai kering (dry cell) dan/atau rangkaian
elektronik (electronics circuit) yang akan diukur. Perhatikan gambar 31
dan gambar 32.

Gambar. Pengukuran Arus Pada Baterai Kering


(Baterai di dalam multimeter dihubung seri dengan baterai yang
diukur)

20
Gambar. Pengukuran Arus Pada Rangkaian
(Pada titik tertentu rangkaian diputus untuk kemudian arus diukur)

Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:

A = Amperemeter yang digunakan

D.Contoh soal

1. Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka sorong jika


pada skala utama dan skala nonius tampak sebagai berikut

Jawaban : Lingkaran Biru : 5, 3 sekian cm, sekian akan kita


dapatkan di lingkaran merah

Lingkaran Merah : 5 Jadi hasilnya = 5,35 cm

21
2. Skala pada Outer Sleeve (Atas) = 55,00 mm
Kenaikan / Skala pada Outer Sleeve (bawah) = 0,5 mm
Skala Thimble = 0,45 mm
Hasil pengukuran 55+0,5+0,45 = 55,95 mm

3. Perhatikan gambar!

Massa benda sesuai pengukuran pada gambar disamping adalah .

A. 1015 gram C. 1,15 gram


B. 1150 gram D. 1,6 gram

Pembahasan :

Hasil pengukuran massa benda = jumlah anak timbangan yang digunakan

Massa benda pada gambar = 1 kg + 100 gram + 50 gram

= 1000 gram + 100


gram + 50 gram

= 1150 gram

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran adalah
penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,
biasanya terhadap suatu standar atau satuan
pengukuran.
Karakteristik kerja alat ukur secara
garis besar, yaitu karakteristik statis dan dinamis. Beberapa
karakteristik lain adalah kecepatan tanggapan (respon), kecermatan
atau keterulangan (precision/repeatibility), ketelitian atau
keseksamaan (accuracy), resolusi, sensitivitas (sebsitifity), ketepatan
alat ukur, dan kalibrasi.

22
Macam-macam alat ukur yaitu
1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Neraca
4. Thermometer
5. Stopwatch
6. Multimeter

DAFTAR PUSTAKA

http://diaryfisika.blogspot.com/2012/01/karakteristik-alat-ukur.html?m=1

http://infokitabersama123.blogspot.com/2012/10/karakteristik-dasar-alat-
ukur.html?m=1

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran

http://ahmadfahrudintkr3.blogspot.com

http://masahyat32.blogspot.com

23

Anda mungkin juga menyukai