Anda di halaman 1dari 19

PROTEIN

Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Kebanyakan Protein
merupakan enzim atau subunit enzim.
Sejarah Penemuan Protein
Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun
yang memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830.
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti yang paling
utama.
Struktur Molekul Protein
Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N) dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P).
Ciri Ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena
urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang terkandung
dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan biosintesis
protein. Ciri-ciri protein adalah sebagai berikut:

1. Susunan kimia yang khas


Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular
yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan
fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi,masih ada
perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997).

Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:


1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni.
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular
yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan
fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi,
perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997)
Sifat Sifat Protein
Protein mempunyai sifat-sifat yaitu :
1. Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion
negatif.
2. Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya
berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu
dalam tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.
3. Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam
zat cair yang mengalir.
4. Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada
titik isoelektriknya.
5. Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :
1. Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein.

2. Jumlah tiap macam asam amino itu.

3. Susunan asam amino dalam tiap molekul protein (Sediaoetama,


1991).

Fungsi dan Manfaat Protein


Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra
fungsi protein di dalam tubuh yaitu :

A. Protein sebagai Zat Pembangun


Maksud zat pembangun di sini adalah bahwa protein itu merupakan bahan
pembentuk berbagai jaringan tubuh baru, dimana proses pembentukan
jaringan baru selalu terjadi di dalam tubuh, antara lain:
1. Pada masa pertumbuhan

Proses ini terjadi mulai dari lahir sampai menjadi dewasa muda. Dalam
masa ini proses pembentukan jaringan terjadi secara besar- besaran.

2. Dalam masa hamil

Di dalam tubuh wanita yang sedang hamil terjadi pembentukan jaringan


jaringan baru dari janin yang sedang dikandungnya. Pembentukan
jaringan baru pada waktu hamil terjadi lebih cepat di pertengahan
kehamilan.

3. Penggantian jaringanjaringan yang rusak dan dirombak

Pada waktu orang sakit keras atau pada berbagai penyakit menahun
terlihat orang menjadi kurus disebabkan banyak jaringannya yang rusak.

4. Waktu latihanlatihan dan olah raga terjadi pula pembentukan jaringan


baru, terutama jaringan otot.

B. Protein sebagai Zat Pengatur


Protein termasuk pula kedalam golongan zat pengatur, karena protein ikut
pula mengatur berbagai proses tubuh, baik secara langsung maupun tidak
langsung sebagai bahan pembentuk zatzat yang mengatur berbagai
proses tubuh.
C. Protein sebagai Pemberi Tenaga
Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein mengandung
unsur karbon, dengan demikian maka jelas protein dapat berfungsi
sebagai sumber energi pula. Dalam keadaan tersedianya karbohidrat
tidak mencukupi, maka untuk menyediakan energi sejumlah karbon yang
terkandung dalam protein akan dimanfaatkan seperlunya sehingga
berlangsung pembakaran dan sejumlah protein lainnya digunakan
memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu untuk pembentukan jaringan.
Selain itu, manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat mempengaruhi
proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut adalah sebagai berikut:

Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi biologis.
Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam hemoglobin
dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein yang terkandung dalam mioglobin dapat
mengangkut oksigen dalam otot.
Untuk penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang disebut kolagen
memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan kulit.
Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini biasa digunakan
dalam bentuk antibodi.
Sebagai media perambatan impuls syaraf.
Sebagai Pengendalian pertumbuhan.

Jenis Jenis Protein


Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan ikatan
tisu.
Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan penyakit.
Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.
Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.
Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.

Sumber Protein
Pengelompokan Protein dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu :
A. Protein Hewani
Yaitu sumber protein yang berasal dari hewan.
Contohnya : Daging, ikan, ayam, udang, susu dll.
B. Protein Nabati
Yaitu sumber protein yang berasal dari tumbuhan.
Contohnya : suku polong polongan, kentang, tempe, tahu, dll.

Klasifikasi Protein
Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Berdasarkan Struktur Molekulnya

Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki


berbagai macam struktur khas pada masing-masing protein. Karena
protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka
suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan
terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa
mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-
macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener :
A. Struktur Primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam
amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam
sebuah kata dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur primer
terbentuk melalui ikatan antara gugus amino dengan gugus
karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida
(Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat menentukan
urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).

Gambar 1. Struktur primer dari protein (Campbell et al., 2009).

B. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh
ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang
polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah -heliks dan -
pleated. Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang
terlilit atau terlipat secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).

Gambar 2. Struktur sekunder -heliks Gambar 3. Struktur


sekunder -pleated

Struktur -heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil


pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida
pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai
polipeptida (Murray et al, 2009). Pada struktur sekunder -pleated
terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida.

C. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih
di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak
beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam
amino. Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi yang mengacu
pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan
oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan
kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat
penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik akan
berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan
air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan
berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya
(Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).
Gambar 4. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome
C550 pada bakteri Paracoccus denitrificans (Timkovich and Dickerson,
1976).

D. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter
protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit
protein dengan struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks
yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan
nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein
dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik.
Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein
dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein
tetramerik (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).

Gambar 5. Struktur kuartener


2. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik
A. Protein globular
Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain
(berlipat rapat) membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin,
globulin, protamin. Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol.

B. Protein serabut (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun
memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya
fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini
tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol.

3. Berdasarkan Fungsi Biologi

Tabel 1. Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai


berikut :
Fungsi Jenis Contoh

Katalitik Enzim Katalase pepsin


Protein
Struktural Kolagen, elastin, keratin
struktural
Motil Protein
Aktin, Myosin
(mekanik) kontraktil

Penyimpana Protein Kasein (susu), ovalbumin (telur), feritin


n angkutan (penyimpan besi)

Pengangkut Protein Albumin serum (asam lemak) hemoglobin


an angkutan (oksigen)
Protein
hormon Insulin
Pengatur
enzim Fosfofruktokinasa
pengatur
Antibodi
Perlindunga Imun globulin
n Protein
Trombin, fibrinogen
penggumpal
Tanggap Toksin bisa ular, toksin bakteri
Protein toksin
toksik (bortulisme, difteri)
4. Berdasarkan Daya Larutnya

Albumin. Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi.


Misalnya albumin telur dan albumin serum.

Globulin Glutelin. Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa
encer. Glutenin (gandum), orizenin (padi).

Gliadin (prolamin). Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol
100%. Gliadin/gandum, zein/jagung.

Histon. Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di


dalam sel. Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi
hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30-50%).
Misalnya globulin serum dan globulin telur.

Protamin. Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan
asam nukleat menjadi nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya salmin.

5. Protein Majemuk
Adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein. Di
antaranya adalah sebagai berikut :

Fosfoprotein, yaitu protein yang mengandung fosfor. Misalnya kasein


pada susu, dan vitelin pada kuning telur.

Kromoprotein yaitu protein berpigmen. Misalnya asam askorbat


oksidase mengandung Cu.

Protein Koenzim. Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.

Lipoprotein, yaitu protein yang mengandung asam lemak, lesitin.

Metaloprotein, yaitu protein yang mengandung unsur-unsur anorganik


(Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb).

Glikoprotein, yaitu protein yang mengandung gugus prostetik


karbohidrat. Misalnya musin (pada air liur), oskomukoid (pada tulang).

Nukleoprotein yaitu antara protein dan asam nukleat berhubungan


(berikatan valensi sekunder). Misalnya pada jasad renik.
Kajian tentang Asam Amino
Pengertian Asam Amino
Protein tersusun dari peptida-peptida sehingga membentuk suatu polimer
yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas suatu asam
amino. Asam Amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional Karboksil (-COOH) yang bersifat Asam dan Amina (biasanya
NH2) yang bersifat Basa.

Struktur Molekul Asam Amino


Secara umum mempunyai struktur satu atom C yang mengikat empat gugus. Pada
keempat pasangannya yang berbeda itu adalah gugus amino, gugus
karboksil, atom hidrogen, dan berbagai gugus yang disimbolkan dengan
huruf R. Gugus R disebut juga sebagai Rantai samping yang berbeda
dengan gugus amino. (Campbell et al., 2009).
Gambar 6. Struktur umum asam amino (Lehninger et al., 2004).

Jenis Asam Amino


Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
Asam Amino Essential
Adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan berasal
dari makanan yang kita makan. Asam Amino yang termasuk dalam asam
amino essential adalah : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin,
Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin.
Asam Amino Nonessential
Adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal
dari tubuh. Asam Amino yang termasuk dalam asam amino nonessential
adalah : Alanin, Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam
glutamat, Glutamine, Glycine, Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine,
Hydroxyproline.
Sumber Asam Amino
Asam amino dapat diperoleh dari :
1. Protein dalam makanan
2. Proses synthesa asam amino nonessential (transaminasi terhadap
metabolite)
3. Degradasi protein tubuh.
Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi
protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein di
dalam tubuh secara terus menerus diganti (protein turnover). Contoh dari protein turnover,
tercantum pada tabel berikut :

Tabel 2. Contoh protein turnover :


Protein Turnover rate (waktu paruh)
Enzim 7-10 menit
Di dalam hati 10 hari
Di dalam plasma 10 hari
Hemoglobin 120 hari
Otot 180 hari
Kolagen 1000 hari

Fungsi Asam Amino


1. Membentuk protein yang dibutuhkan.
2. Membentuk glukosa.
3. Membentuk badan-badan keton, dll
4. Menghasilkan energi.
5. Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).
Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk :
1. Struktur basa nitrogen DNA dan RNA.
2. Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom, enzim dll.
3. Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.
4. Hormon dan fosfolipid.
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan sebagai
sumber energi jika nitrogen dilepas.

Macam Macam Asam Amino


Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus R atau rantai
samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis asam amino berbeda. Gugus R
dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, muatan, kapasitas pengikatan hidrogen
serta reaktivitas kimia. Untuk selanjutnya, dapat dilihat nama nama dari 20 macam asam
amino pada Tabel 2.

Tabel 2. Nama-nama asam amino


No Nama Singkatan
1 Alanin (alanine) Ala
2 Arginin (arginine) Arg
3 Asparagin (asparagine) Asn
4 Asam aspartat (aspartic acid) Asp
5 Sistein (cystine) Cys
6 Glutamin (Glutamine) Gln
7 Asam glutamat (glutamic acid) Glu
8 Glisin (Glycine) Gly
9 Histidin (histidine) His
10 Isoleusin (isoleucine) Ile
11 Leusin (leucine) Leu
12 Lisin (Lysine) Lys
13 Metionin (methionine) Met
14 Fenilalanin (phenilalanine) Phe
15 Prolin (proline) Pro
16 Serin (Serine) Ser
17 Treonin (Threonine) Thr
18 Triptofan (Tryptophan) Trp
19 Tirosin (tyrosine) Tyr
20 Valin (valine) Val

Kajian tentang Metabolisme Protein dan Asam Amino


Pembentukan Protein Atau Asam Amino
Metabolisme protein akan tersusun atas jumlah asam amino yang
membentuk rangkaian sederhana dengan diikat oleh unsur kimiawi
lainnya seperti peptida. Protein-protein tersebut akan membentuk
semacam gugus amina dan gugus karboksil yang terjaring dalam darah.
Jumlah peptida dalam protein sendiri sangat beragam ada yang mencapai
10 hingga 100 asam amino. Selain itu protein juga memiliki jenis sebagai
hasil dari senyawa kimia yang berada pada tubuh kita misalnya ada unsur
glikoprotein yang banyak mengandung karbohidrat, ada pula lipoprotein
yang banyak mengandung lipid. Jika asam amino dalam metabolisme
protein sudah lengkap terangkai maka akan memiliki fungsi tersendiri.
Seperti membangun sel-sel yang rusak akibat kondisi tubuh yang tidak
stabil, membentuk zat-zat pengatur yaitu enzim dan hormon serta
membentuk zat inti untuk energi yang setara dengan 4,1 kalori.

Pengertian Metabolisme Protein


Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu
Anabolisme dan Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul
kimia kecil menjadi besar yang membutuhkan energi (ATP), katabolisme
adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil yang
melepaskan energi (ATP).
Metabolisme protein adalah metabolisme yang berasal dari asam amino
yang sumbernya dari asam itu sendiri. Dalam total keseluruhan asam
amino yang dihasilkan ada sekitar 85% yang berfungsi sebagai sintesis
pada protein. Asam amino yang bertujuan sebagai metabolisme tersebut
dapat kita jumpai pada protein yang kita makan setiap harinya. Protein
tersebut berproses sebagai hasil dari degradasi protein di dalam tubuh.
Proses semacam ini biasanya akan bersifat kontinyu atau berlanjut secara
berkala. Asam amino pada protein itu sendiri terbagi atas dua unsur yaitu
asam amino essensial dan asam amino non essensial. Dalam hal ini
sumber protein yang berupa asam amino tersebut akan mengalami
transport protein seperti protein akan berproses di usus halus yang
nantinya akan masuk pada aliran darah kita. Ketika asam amino telah
bercampur dalam darah maka asam tadi akan tersebar luas hingga
keseluruh sel namun asam amino itu tentunya tidak akan terbuang sia-sia
melainkan akan disimpan dalam sel-sel darah yang dibantu dengan
enzim.

Proses Metabolisme Protein dan Asam amino


Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut
sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam
amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang mengandung protein
dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu
sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan. Protein diabsorpsi di usus
halus dalam bentuk asam amino masuk darah. Dalam darah asam
amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino
disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Hati
merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein
Perubahan kimia dalam proses pencernaan dilakukan dengan bantuan
enzim-enzim saluran pencernaan yang mengkatalisis hidrolisis protein
menjadi asam amino.
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus, dan
dikatabolisme menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh
darah. Asam amino dalam darah dibawa ke hati menjadi asam amino
dalam hati (ekstra sel), kemudian asam amino tersebut ada yang
disimpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh darah ke
jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan
ekstra sel karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan
dibawa sebagian keluar dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh
yang membutuhkan. Setelah masuk ke jaringan-jaringan tubuh asam
amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh (asam amino dalam sel). Dan
sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai cadangan protein
dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah
menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari
dalam tubuh maka protein dirombak kembali menjadi asam amino. Dan
asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi
untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan
bagian utama dari semua protein, enzim, dan proses metabolik yang
disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg
keluar dari tubuh berarti sintesis protein > katabolismenya, terjadi
misalnya pada masa penyembuhan, masa pertumbuhan, dan masa hamil.
Keseimbangan nitrogen yang negatif berarti katabolisme protein >
sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan dan sakit.
Keseimbangan nitrogen yang setimbang terdapat pada orang dewasa
normal dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang
digunakan maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses
perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi
urea. Berikut proses perubahan asam amino menjadi asam keto dalam
siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari
proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam
jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi
dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber yaitu:
Absorbsi melalui dinding usus.
Hasil katabolisme protein dalam sel.
Hasil anabolisme asam amino dalam sel.

Penguraian Protein dalam Tubuh


Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total
protein tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam amino yang
dihasilkan melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali
untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk
Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi
asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
Pemecahan protein menjadi asam amino terjadi di hati dengan proses
deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino
dalam bentuk urea. Transaminasi adalah proses perubahan asam amino
menjadi asam keto. Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses
perubahan protein zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :
1. Transaminasi : alanin + alfa-ketoglutarat piruvat + glutamat
2. Deaminasi : asam amino + NAD+ asam keto + NH3.
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak
sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga
harus diubah dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal.
Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi
urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah
yang disebut uremia. Berikut siklus urea untuk pengeluaran NH3 dari
dalam tubuh.
Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak disimpan. Untuk
mempertahankan kesehatan, seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram
protein setiap hari. Mutu protein ditentukan dari kelengkapan asam
aminonya, jika ada asam amino yang terserap melalui proses pencernaan
dan penyerapan namun asam amino tersebut tidak dibutuhkan di dalam
tubuh maka asam amino yang bersangkutan akan segera diuraikan
menjadi urea. Karena itu kelebihan konsumsi protein (asam amino) yang
berlebih tidak akan memberikan manfaat apapun. Dalam tubuh protein
mengalami perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk
tiap protein karena untuk tiap protein memiliki panjang dan urutan asam
amino yang berbeda. Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan
protein yaitu :
1. Sel mati, komponennya mengalami proses katabolisme dan dibentuk
sel baru.
2. Masing-masing protein mengalami proses katabolisme dan terjadi
sintesis protein baru, tanpa ada sel mati.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel, kemudian diganti dengan sintesis
protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang
akan digunakan untuk memproduksi senyawa Nitrogen yang lain, untuk
mengganti N yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
Adapun enzim yang berperan dalam penguraian protein adalah : Enzim
Protease intrasel berperan dalam menghidrolisis ikatan peptida internal
protein sehingga terjadi pelepasan peptida yang kemudian akan
diuraikan menjadi asam amino bebas oleh enzim peptidase. Enzim-
enzim lain yang bertugas menguraikan asam amino menjadi unit-unit
asam amino adalah enzim endopeptidase, aminopeptidase dan
karboksipeptidase.

Asam Amino dalam Darah


Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan
antara pembentukan asam amino dan pengunaannya. Pada proses
pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa
reaksi hidrolisis serta enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim tersebut
adalah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase,
dipeptidase, dan tripeptidase. Dalam keadaan puasa (asam amino) dalam
darah biasanya sekitar 3,5 5 mg / 100 ml darah. Dan akan meningkat
segera setelah buka puasa sekitar 5-10 mg/ 100 ml darah. Kemudian
turun kembali setelah 4-6 jam. Jumlah (asam amino) dalam jaringan kira-
kira 5-10 kali lebih besar daripada dalam darah.

Kelainan Metabolisme Protein


Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian)
zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan
fungsinya. Namun tidak selamanya asam amino dalam protein tersebut
mengalami kelancaran dalam sistem kerjanya. Metabolisme asam amino
bisa saja terganggu oleh beberapa hal seperti kreatin dan kreatinin yang
mengalami posforilasi. Yang pada nantinya kreatin dalam urin terpecah
atas posfokreatin. Dalam kasus yang normal hal ini bisa saja terjadi pada
anak-anak, wanita hamil dan ibu melahirkan. Namun hal ini tidak dominan
pada kaum pria, jika tidak dalam kondisi kelelahan berat. Efek yang
dihasilkan misalnya merasa kelaparan yang sangat dan kelelahan setelah
energi terkuras. Selain itu bisa menimbulkan asam urat, asam urat terdiri
dari beberapa unsur senyawa yaitu nukleat. Asam ini akan terus
difungsikan hingga menuju hati secara berlebih. Sehingga proses yang
berlebihan tidak mampu memaksimalkan metabolisme protein.
Kekurangan asam amino akan berakibat pada penurunan energi tubuh
dan berdampak pada kelelahan, keadaan tersebut sangat jelas karena
85% protein tersusun atas asam amino. sedangkan manfaat protein bagi
tubuh kita sangatlah banyak. Diantara manfaat protein tersebut adalah
memberi tenaga (protein sparing efek), membentuk sel darah, pengaturan
enzim, hormon, dan vitamin.

Gangguan metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat


dalam tubuh. Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu
penyakit akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan
ditemukannya penyakit yang terjadi karena kekurangan protein.
Kekurangan protein hampir selalu disertai dengan kekurangan energi.
Hubungan antara kekurangan protein dan energi dapat terjadi karena
protein merupakan salah satu sumber utama pengahasil energi. Jika
dalam makanan yang kita makan kurang mengandung kurang
mengandung energi maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak
untuk menjadi energi. Ini berarti protein dalam tubuh akan semakin
berkurang. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energi dan protein ini
biasa disebut dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP ini
juga dapat menyerang orang dewasa. Misalnya pada orang yang
mengalami kelaparan dalam waktu yang lama atau menderita penyakit
kronis. Namun pada umumnya penyakit terjadi pada anak-anak antara
usia 2-5 tahun, ketika mereka berhenti minum ASI dan menerima
makanan tambahan. Yang kurang mengandung protein atau tidak sama
sekali. Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak, maka akan
mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi (Marasmus ) dan
kekurangan protein (Kwashiorkor).
Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein kurang kekurangan
kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik yang mengakibatkan
pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, dan pembentukkan zat
anti dan serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang
penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah
terserang penyakit hati.
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara
langsung tapi kelebihan produksi protein dapat disebabkan karena
gangguan kerja insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes
insipidus.

Metabolisme Protein dalam Tubuh

Adalah sintesis dan pemecahan protein berjalan secara bersamaan


Keseimbangan Protein turn over dibongkar dibangun kembali
Tertinggi = mukosa usus, hati , pancreas, ginjal, plasma.
Rendah = otak, otot, kulit
Colagen >hampir tidak ada
- Pertumbuhan = sintesis > pembongkaran
- Anabolisme (building) sintesis protein jaringan= adanya asam amino yang spesifik
Zat yang mengatur sintesis protein:
1. DNA.
2. mRNA.
3. Ribosom.
Tahap tahap pembentukan protein:
1. Aktivitas dari asam amino.
2. tRNA.
3. Pembentukan rantai peptida.
A. Kebutuhan akan protein
1. RDA = 0,8 gr protein per kilogram berat badan untuk orang dewasa.
2. Laki- laki dewasa, BB = 70 kg, maka membutuhkan 56 gr protein/ hari.
3. Wanita dewasa, BB = 55 kg, maka membutuhkan 44gr protein /hari.
B. Kebutuhan khusus (Special requirement).
Pertumbuhan :
1. 6 bulan pertama = 2,2 gr/kgBB.
2. 6 bulan kedua = 1,6 gr/kgBB.
3. Kehamilan = ditambah 30 gr/ hari (44 + 30= 74gr/hari).
4. Menyusui = ditambahi 20gr/hari (44 + 20= 64gr/hari).
5. Strees fisik = Infeksi berat ditambahkan 1/3 dari kebutuhan.
- Terbakar = 2 -4 x Normal.
- Exercise = 1-1,5 gr protein/kgBB.

Anda mungkin juga menyukai