LANDASAN TEORI
yang lebih tinggi daripada kualitas hidup objektif. Carr & Higginson (2006)
bersifat individual. Berdasarkan hal ini, komponen objektif dari kualitas hidup
kehidupan.
jumlah yang sama dengan jumlah manusia (Felce & Perry, 2005). Dengan kata
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lain, tiap-tiap manusia memiliki definisi mereka masing-masing mengenai
kualitas hidup. Pernyataan Liu ini juga mengindikasikan bahwa kualitas hidup
adalah sebuah konsep yang bersifat sangat subjektif. Sifat subjektif dari kualitas
hidup ini membuat konseptualisasi dari kualitas hidup bervariasi antara satu
peneliti dengan yang lain. Molnar (2009) mengatakan bahwa pada dasarnya
menyusun konsep mengenai kualitas hidup adalah hal yang sulit. Meskipun
masyarakat (Liao, Fu & Yi, 2006), sulit untuk mendapatkan konsensus dalam
konseptualisasi kualitas hidup: (1) kualitas hidup tidak boleh disamakan dengan
didasarkan oleh evaluasi subjektif daripada parameter objektif, (3) tidak terdapat
yang menentukan kualitas hidup, (4) kualitas hidup dapat berubah seiring waktu,
namun tidak banyak, (5) kualitas hidup dapat dipengaruhi secara positif maupun
berikut:
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan definisi ini, dapat dilihat bahwa kualitas hidup berkaitan
baginya. Lebih lanjut lagi, Bergner menemukan bahwa kualitas hidup akan
dicapai dengan tujuan yang ingin dicapai (OConnor, 2013). Berdasarkan hal ini,
antara apa yang ada/ terjadi saat ini dengan apa yang mungkin dapat ada/ terjadi
dapat disimpulkan pula bahwa tinggi rendahnya kualitas hidup seseorang dapat
dilihat dari diskrepansi yang dirasakan oleh individu itu sendiri antara kondisi
yakni kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka dalam
kehidupan dilihat dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal
serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan hal-hal lain yang
WHO ini menekankan adanya persepsi dari individu mengenai posisi kehidupan
mereka saat ini dan persepsi individu ini dapat dipengaruhi oleh budaya dan
sistem nilai di mana individu tinggal. Bila dikaitkan dengan definisi yang
saat ini, individu melihat seberapa jauh perbedaan antara kondisi kehidupannya
saat ini dengan kondisi kehidupan yang diinginkan oleh individu. Jadi, individu
menilai kondisi kehidupannya saat ini dengan melihat jarak antara posisi
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kehidupannya saat ini dengan kehidupan yang ia inginkan. Dikaitkan kemnali
pada definisi kualitas hidup yang dikemukakan oleh Moons, Marquet, Budst &
hidup adalah penilaian subjektif individu mengenai posisi kehidupannya saat ini
beberapa komponen ya
yang juga merepresentasikan aspek-aspek kehidupan. Lebih
spesifik lagi, Carr & Higginson (2006) mengatakan bahwa kualitas hidup
Kedua pernyataan ini sesuai dengan definisi kualitas hidup yang digunakan
individu saat ini terhadap beberapa aspek kehidupan yang penting bagi individu
itu sendiri.
Lebih jauh lagi, Perry & Felce (2005) mengatakan bahwa hal-hal yang
dianggap penting oleh tiap-tiap individu berbeda satu dengan lainnya. Aspek
kualitas hidup bersifat sangat individual karena hal-hal yang penting bagi satu
individu akan berbeda dengan individu yang lainnya. Perry & Felce (2005)
mengatakan bahwa hanya individu sendiri yang dapat menentukan pengaruh dari
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
aspek-aspek kehidupan terhadap kesejahteraan hidupnya. Berawal dari
pemikiran mengenai aspek kualitas hidup yang dapat berbeda antara individu
yang satu dan yang lainnya, berbagai studi kualitas hidup meneliti mengenai
Wardhani (2006) kualitas hidup merupakan produk dari interaksi antara aspek
(terdiri dari afek atau mood, kepuasan atau pemenuhan kebutuhan, kepercayaan
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut WHO (Power, 2013) kualitas hidup meliputi empat domain
yaitu:
tenaga yang dimiliki dan perasaan lelah, kesempatan untuk tidur dan
istirahat.
penampilan diri.
mengatakan bahwa kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh standar referensi yang
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan seseorang seperti harapan, aspirasi, perasaan mengenai persamaan
antara diri individu dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan defenisi kualitas
hidup berdasarkan WHO bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan,
Fadda & Jiron (2009) mengatakan bahwa kualitas hidup bervariasi antara
individu yang tinggal di kota/ wilayah satu dengan yang lain bergantung pada
konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada wilayah
terhadap kualitas hidup (Liao, Fu & Yi, 2006). Para ahli menyimpulkan bahwa
2.2 Spiritualitas
Kata spiritual berasal dari bahasa Latin yaitu spiritus yang berarti
hembusan atau bernafas, kata ini memberikan makna segala sesuatu yang
penting bagi hidup manusia. Seseorang dikatakan memiliki spirit yang baik jika
orang tersebut memiliki harapan penuh, optimis dan berfikir positif, sebaliknya
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
jika seseorang kehilangan spiritnya maka orang tersebut akan menunjukkan
individualis, diartikan dengan cara yang berbeda pada setiap orang. Definisi lain
menyatakan bahwa spiritualitas merupakan bagian inti dari individu yang tidak
terlihat dan memberikan makna dan tujuan hidup serta hubungan dan keterikatan
dengan Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan (McEwen, 2014). Spiritualitas berbeda
dengan agama, spiritualitas merupakan konsep yang lebih luas yang bersifat
universal dan pribadi sedangkan agama merupakan bagian dari spiritualitas yang
cara berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seorang
individu. Menjadi seorang yang spiritual berarti menjadi seorang yang terbuka,
spiritualitas juga bisa tentang perasaan akan tujuan, makna, dan perasaan
positif ataupun pengalaman negatif, yang diperoleh dari hubungan dengan diri
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sendiri, hubungan dengan kehidupan sosial dan lingkungan, serta hubungan
dengan Tuhan.
dari refleksi diri dan pencarian arti serta tujuan. Proses penemuan diri
berkaitan dengan usaha yang telah dirintis selama ini, yang tidak terlepas
2007), yaitu:
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Tahapan Perkembangan
b. Budaya
c. Keluarga
kehidupan, dan diri sendiri. Keluarga memiliki peran yang penting dalam
dengan individu.
d. Agama
e. Pengalaman Hidup
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif mempengaruhi
perilaku individu terhadap kualitas hidup mereka yang dapat disamakan dengan
kognitif dalam hidup seseorang (Pavot & Diener, 2008). Hal tersebut dapat
life satisfaction merupakan penilaian secara kognitif mengenai seberapa baik dan
menyeluruh dan atas area-area utama dalam hidup yang mereka anggap penting
lain memiliki keluarga dan teman dekat yang supportif, memiliki pasangan yang
menikmati waktu santai mereka dan mempunyai kesehatan yang baik. Individu
dengan life satisfaction tinggi dikatakan juga tidak memiliki masalah dengan
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kecanduan alkohol, obat-obatan atau judi (Diener, 1984). Diener (1984) juga
mengatakan bahwa individu yang memiliki life satisfaction yang tinggi adalah
individu yang memiliki tujuan penting dalam hidupnya dan berhasil untuk
mencapai tujuan tersebut. Jadi, individu yang life satisfaction-nya tinggi merasa
bahwa hidup mereka bermakna dan mempunyai tujuan dan nilai yang penting
bagi mereka.
karena kepuasan dalam bekerja menjadi salah satu faktor penyebab terwujudnya
oleh Feldman (2000) menemukan bahwa kepuasan yang diperoleh dari kegiatan
yang jumlah pendapatannya lebih besar daripada yang lain cenderung akan lebih
sesuai keinginan. Dengan kata lain, pendapatan yang lebih besar merupakan
salah satu faktor yang dapat meningkatkan kepuasan hidup seseorang (Heuwel,
2007).
Penelitian lain dari Kuratko (2007) menemukan bahwa salah satu tujuan
mendapat jaminan untuk mewariskan usahanya di masa depan. Dengan kata lain,
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bahagia. Temuan tersebut sesuai dengan penelitian tentang kepuasan hidup yang
dilakukan oleh Iverson & Maguire (2008) yang menemukan faktor-faktor yang
terdapat lima aspek yang meliputi area work, family, leisure, health, finances,
hidup saat ini, masa lalu, dan masa depan, serta penilaian orang lain terhadap
kehidupan seseorang.
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus
yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
telah menjadi dewasa. Masa dewasa (adulthood) biasanya dimulai dari usia 20-
an hingga usia tua atau hingga meninggal (Ciccarelli & Meyer, 2006). Tentunya,
untuk menentukan awal periode masa dewasa bukanlah perkara yang mudah,
karena itu terdapat beberapa ahli yang memeliki pendapat berbeda. Namun, hal
ini bukanlah merupakan perbedaan yang substansial tetapi sebagai langkah awal
masa ini terjadi pelepasan peran sebagai remaja ke peran baru sebagai dewasa
awal. Namun di Indonesia, awal bata usia dewasa awal dimulai dari 25 tahun
menikah.
sedikit waktu untuk hal lainnya. Kenniston mengemukakan masa muda (youth)
2002). Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa remaja dan
permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian
dalam membuat keputusan. Mungkin yang paling luas diakui sebagai tanda
waktu yang kurang lebih tetap (Santrock, 2002). Pada masa ini terjadi perubahan
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
fisik dan psikologis pada diri individu yang disertai berkurangnya kemampuan
secara ekonomis, sosiologis, maupun psikologis pada orang tuanya, masa untuk
1. Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan Psikososial
(dalam Indragiri, 2008) baru pada usia dewasa inilah individu faktanya
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mencoba mengembangkan hubungan yang berarti dengan orang lain,
lingkungan sosialnya.
adalah mengenai cara berpikir orang dewasa awal yang mulai berbeda dengan
remaja (Santrock, 2002). Individu yang berada pada tahap dewasa awal mulai
menyadari perbedaan pendapat dan berbagai pespektif yang dipegang oleh orang
lain. Pada masa dewasa awal, individu akan mulai berubah dari mencari
membentuk keluarga. Berikut ada beberapa fase yang akan dilewati setiap
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Fase Tanggung Jawab
c. Fase Eksekutif
d. Fase Reintegratif
Wirausaha berasal dari kata wira & usaha. Kata wira artinya pahlawan
atau pejuang, sedangkan usaha artinya adalah perbuatan, sikap atau berbuat
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penggabungan beberapa hal atau sesuatu yang baru
berbagai peluang yang dihadapi orang lain setiap hari. Sedangkan menurut
terorganisir dan sarana untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan suatu
nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah
inovasi dan keunikan, tidak mempedulikan apapun sumber daya yang digunakan
pada saat ini. Oleh karena itu, pengertian wirausaha dapat disimpulkan bahwa
menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan resiko dan
ketidakpastian.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan
lapangan kerja
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Meredith (Suharyadi, 2012) mengemukakan ciri-ciri wirausahawan
sebagai berikut:
1. Percaya Diri
Resiko usaha pasti ada, tidak ada jaminan suatu usaha akan
peluang kegagalan.
4. Kepemimpinan
dalam memimpin.
5. Keorisinilan
keunggulan bersaing.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Berorientasi pada Masa Depan
Memiliki pandangan jauh ke depan dan bila perlu sudah tiba lebih
Setiap orang pasti menginginkan kualitas hidup yang baik, termasuk para
individu mengenai posisi kehidupannya saat ini pada beberapa aspek kehidupan
yang penting baginya, termasuk aspek fisik, psikologis, hubungan dengan orang
lain, dan lingkungan (Power, 2013). Kualitas hidup yang baik diperoleh tidak
terlepas dari pekerjaan yang digeluti oleh seseorang. Dalam penelitian ini,
pelakunya akan memperoleh berbagai pengalaman baik itu yang positif ataupun
yang negatif. Pengalaman yang dimiliki oleh wirausahawan muda tidak lepas
dari hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan lingkungan sosial, dan
berbisnis. Studi terdahulu yang dilakukan oleh Baker (2003) memaparkan bahwa
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
seseorang akan mempengaruhi kualitas hidup, pengalaman tersebut juga menjadi
dasar dalam memaknai peluang yang diperoleh dalam hidupnya sebagai hasil
juga pernah dilakukan oleh Young (2012) yang menunjukkan bahwa efek positif
mendekatkan diri kepada Tuhan maka akan mengurangi stres yang diperoleh
diri, keberanian mengambil resiko, dan kebutuhan akan keberhasilan (Finnie &
La Portie, 2007). Penelitian lainnya dari Kuratko, dkk., (2007) juga menemukan
dibandingkan saat mereka masih menerima gaji/upah dari orang lain. Kepuasan
dari usaha yang mereka jalankan menurut penelitian Heuwel, dkk., (2007) akan
dengan baik. Menurut penelitian Finnie & La Portie (2007), kebutuhan akan
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keberhasilan mendorong seseorang untuk mencari peluang berwirausaha dengan
harapan dapat memperoleh kepuasan yang lebih besar dalam bekerja. Dengan
Wirausahawan
Muda
Quality of Life
(Kualitas Hidup)
H1 H2
2.7 Hipotesis
wirausahawan muda.
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/