Anda di halaman 1dari 12

BAB.

I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya


kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat


menghasilkan luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan
manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh
kegiatan secara keterkaitan dan berkesinambungan.

Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang


ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
maupun upaya kesehatan penunjang.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP No. 25


Tahun 2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah
kesehatan yang harus diprioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta
menentukan berapa besar anggaran yang diperlukan. Disamping itu juga mempunyai
kewenagan untuk melakukan integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui
pelaksanaan otonomi desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan
yang lebih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
1. MAKSUD DAN TUJUAN
Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua
komponen yang ada di Puskesmas dapat:

a) Menganalisis Situasi Wilayah Kerja, Prilaku Kesehatan masyarakat, dan Lembaga


Bersumber Daya Masyarakat yang ada di wilayah UPTD Puskesmas .

b) Mengidentifikasi permasalahan permasalahan yang ada di wilayah kerja UPTD


Puskesmas , kemudian membuat urutan prioritas masalah yang akan diselesaikan
secara bersama-sama bersama lintas program ataupun lintas sektoral.

c) Menganalisis hambatan, yaitu menganalisis kemungkinan hambatan yang akan


mempengaruhi pencapaian tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi hambatan
internal dan hambatan eksternal.

d) Menyusun Kegiatan Intervensi berupa program kesehatan bersama-sama lintas


program dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.

e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh


UPTD Puskesmas Jagasatru dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat
satu atau dua tahun kedepan.

f) Perhitungan Anggaran, yaitu melakukan perhitungan kebutuhan anggaran


kegiatan yang direncanakan.

VISI DAN MISI PUSKESMAS

VISI

MISI

STRATEGI

MOTO
BAB. II

GAMBARAN UMUM

1. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geografi
UPTD Puskesmas Simpang Rusa terletak di Jalan Raya Membalong Km. 30 desa
Simpang Rusa Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Jarak tempuh dari Puskesmas Simpang Rusa ke Ibu Kota Kecamatan
Membalong lebih kurang 23 km dan ke Ibu Kota Kabupaten Belitung di Tanjung
Pandan lebih kurang 30 km.

Untuk mencapai Puskesmas Simpang Rusa dari ibu kota kecamatan maupun ibu
kota kabupaten ditempuh dengan akses jalan darat yang telah beraspal sehingga bisa
dilalui dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi alam sebagian besar
terdiri atas dataran rendah, sebagian perbukitan, rawa dan terdapat 1 (satu) desa
kepulauan yaitu desa Pulau Sumedang. UPTD Puskesmas Simpang Rusa mempunyai
batas wilayah wilayah kerja sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Badau
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Gaspar
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Perpat
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Teluk Berang

ANALISA HASIL CAKUPAN PROGRAM

Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan


indikator yang dapat dipergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja Puskesmas
yang bersangkutan. Berikut ini akan ditampilkan hasil cakupan program UPTD
Puskesmas , yang terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan .

1. UPAYA KESEHATAN WAJIB


Hasil cakupan Upaya Kesehatan Wajib meliputi progam :
1.1. Upaya Promosi Kesehatan
1.2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
1.3. Upaya Kesehatan Lingkungan
1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1.6. Upaya Pengobatan dan Penanganan Kegawatdaruratan
1.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2015 mengalami
peningkatan yang cukup tinggi yaitu ada sekitar 11 orang. Kebanyakan penderita
tertular di luar wilayah kerja puskesmas karena bekerja,sekolah atau kuliah, Namun
demikian berkat kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi
pembagian abate,penyuluhan interpersonal dalam rangka memutus rantai penularan
kasus DBD dapat dihentikan.

INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN DBD

1. Prosentase Penderita DBD ditangani Target : 100%


2. Penyelidikan Epidemiologi (PE) Target : 100% penderita positif DBD di PE

Hasil Cakupan Program DBD

UPTD Puskesmas Simpang rusa 2015

No Kegiatan Tahun 2015

Sasaran Hasil Cakupan

1 Penderita 11 11 100%
DBD

2 Penderita 11 11 100%
DBD yang
Ditangani

3 Kasus DBD 11 11 100%


yang di PE

Keberhasilan pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena
adanya sistem informasi cepat dari petugas surveilans kabupaten,rumah sakit dan
puskesmas yang sudah berjalan dengan baik, sehingga Petugas Demam Berdarah
Dengue, Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas Promosi
Kesehatan dapat menindaklanjuti dengan cepat.
1. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup
baik karena ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat
dari kegiatan dalam dan luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat
dan lengkap oleh petugas. Dengan adanya data epidemiologi yang lengkap maka
kegiatan penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan dengan mudah dan cepat
sehingga kejadian KLB serta perluasan wilayah KLB dapat dicegah.

Kerjasama lintas program, antar petugas puskesmas, lintas sektoral,


dukungan tokoh masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam
membangun sistem pengamatan penyakit serta faktor-faktor resiko
resikonya diharapkan dapat dapar lebuh baik untuk mencegah timbulnya penyakit
menular di masyarakat yang dapat berpotensi menjadi KLB.

A. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN SURVEILANS


1. Laporan STP (surveilan Terpadu Penyakit) yang tepat waktu: jumlah laporan STP
yang tepat waktu sampai dengan tanggal 5 setiap bulan.
2. Kelengkapan Laporan STP (surveilan Terpadu Penyakit): jumlah laporan STP yang
lengkap (12 bulan).
3. Laporan C1 (campak) yang tepat waktu: jumlah laporan C1 yang tepat waktu sampai
dengan tanggal 5 setiap bulan
4. Kelengkapan Laporan C1 (campak): jumlah laporan C1 yang lengkap (12 bulan).
5. LaporanW2 (mingguan)yang tepat waktu: jumlah laporan W2 yang tepat waktu tiap
minggu
6. Kelengkapan Laporan W2 (mingguan): jumlah laporan W2 yang lengkap (52
minggu).
7. Sms Laporan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini Respon) : jumlah laporan SMS yang
lengkap (52 minggu).
8. Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi <24 jam: adanya laporan W1
dalam waktu 24 jam dan adanya tindak lanjut berupa laporan PE.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah

No Tahun 2015

Nama Kegiatan Sasaran Hasil


1 Penemuan kasus campak
2 Penemuan kasus DBD 11 11
3 Penemuan kasus diare 215 215
4 Penemuan kasus chikungunya
5 Penemuan kasus flu burung
6 Penemuan kasus AFP
7 Penemuan kasus HFMD
IDENTIFIKASI MASALAH

I. UPAYA KESEHATAN WAJIB


No Program Target Pencapaian Masalah
Pencegahan
dan
Penanggulanga
n Penyakit
1 DBD -Peran Lintas Sektor kurang
Maksimal
-Kesadaran Masyarakat akan PHBS
Rendah
-Sarana Penyuluhan Kurang
(Leaflet)
-Medan Sulit ditempuh
-Sarana Transportasi kurang
2 Surveilans -Peran Lintas Sektor kurang
Maksimal
-Kesadaran Masyarakat akan PHBS
Rendah
-Sarana Penyuluhan Kurang
(Leaflet)
-Medan Sulit ditempuh
-Sarana Transportasi kurang
1. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Surveilans dan DBD
didapatlah 3 (Tiga) masalah yaitu :

1. Peran Lintas Sektor kurang Maksimal

2. Kesadaran Masyarakat akan PHBS Rendah

3. Sarana Penyuluhan Kurang (Leaflet)

Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan masalah


kesehatan mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah
kesehatanlainnya.Untuk penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan
menggunakan Analisis USG dengan mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)

Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan


G : pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NI
LAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh

2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah


kesehatan.
Tabel ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

N Masalah pokok U S G TOTAL


o
Kesadaran Masyarakat akan
1 4 4 4 12
PHBS Rendah
3 Peran Lintas Sektor kurang 3 3 2 8
Maksimal
Sarana Penyuluhan Kurang
4 3 3 2 8
(Leaflet)
DIAGRAM SEBAB AKIBAT DARI ISHIKAWA (FHISBONE)

MANUSIA METODE

Peran Lintas Sektor Kurang Penyuluhan kurang efektif

Kesadaran Masyarakat Akan PHBS Rendah

Rendahnya Peranserta Masyarakat

PE (Penyidikan
Epidemiologi)/DBD

Sarana Penyuluhan PE Kurang (Leaflet) Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Kurang

Tingkat Pendidikan Rendah

Medan Sulit ditempuh

Sarana Transportasi Kurang Dana Tranport Petugas Kurang

Dana telekomunikasi/internet tidak ada

SARANA LINGKUNGAN
DANA
RENCANA USULAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN (RUK)

UPAYA KESEHATAN WAJIB

SURVEILANS EPIDOMOLOGI

KUBUTUHAN SUMBER DAYA


INDIKATOR
SUBMER
NO UPAYA KESEHATAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET KEBERHASIL
DANA PEMBIAYAAN
AN
ALAT TENAGA
(Rp)

P2m (Surveilens 1. PE / ~ Mencegah ~ Masyarakat 12 KASUS Blangko PE ~ Balngko Program -Penyebaran ~ BOX
Epidomologi KLB/ Survei Berkembangnya 12*3000=36.00 PE terkait KLB / Bencana
Wabah) Penyakit ~ Tersangka / 0 Tidak Trjadi
Kasus ~ Transport Survailans
Tansport tenaga -KLB/Bencana
4*30000*12=1. Promkes Tertanggulangi
440.000 24 Jam
kesling
Motor
-Motor
dinas=20.000.0
Dinas
00
-Pulsa
Pulsa
sms/internet
SKDR
10.000*10
(Pustu/Polides)
=100.000
RENCANA USULAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN (RUK)

UPAYA KESEHATAN WAJIB

PENYAKIT DBD
KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIKATOR SUMBER
UPAYA DANA ALAT TENAGA
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET KEBERHASIL PEMBIAYA
KESEHATAN (Rp)
AN AN
Penyakit DBD Penyelidika Penemuan Masyarakat 12 Blangko PE Ceklis - Penemuan BOK
12*3000=36.000
n suspek kasus/tah PE Pengelol kasus DBD
epidemieol penderita un a secara dini
ogi kasus DBD program sehingga
DBD langsung di
- tangani
Surveilan
s
-Kesling
-Promkes
Penyuluha Meningkatkan Masyarakat 20 X 12 = Leaflet 240 Leaflet - -Pengetahuan
n pengetahuan 240 Pengelol masyarakat
Interperso masyarakat Rumah/Le a bertambah
nal Kepada tetang aflet program -potensi
masyaraka penyakit dan DBD penularan
t disekitar cara - berkurang
wilayah PE pencegahan Surveilan -Mata rantai
s penularan
-Kesling penyakit
-Promkes terputus

Anda mungkin juga menyukai