TESIS
Oleh
ZAINUDDIN
067012059/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Zainuddin : Pengaruh Faktor Predisposition, Enabling, Dan Reinforcing P rom osi Kes eh ata n H ygi en e Da n
Sani tas i T er h ada p Pe ri l ak u Hi d up B ers i h Masyarakat Di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh
Tenggara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository 2008
PENGARUH FAKTOR PREDISPOSITION, ENABLING, DAN REINFORCING
PROMOSI KESEHATAN HYGIENE DAN SANITASI TERHADAP
PERILAKU HIDUP BERSIH MASYARAKAT DI KECAMATAN
BABUSSALAM KABUPATEN ACEH TENGGARA
PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN 2008
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ZAINUDDIN
067012059/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Zainuddin : Pengaruh Faktor Predisposition, Enabling, Dan Reinforcing P rom osi Kes eh ata n H ygi en e Da n
Sani tas i T er h ada p Pe ri l ak u Hi d up B ers i h Masyarakat Di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh
Tenggara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository 2008
Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR PREDISPOSITION,
ENABLING, DAN REINFORCING PROMOSI
KESEHATAN HYGIENE DAN SANITASI
TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH
MASYARAKAT DI KECAMATAN BABUSSALAM
KABUPATEN ACEH TENGGARA PROPINSI
NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008
Nama Mahasiswa : Zainuddin
Nomor Pokok : 067012059
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Mengetahui
Komisi Pembimbing:
(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Zainuddin : Pengaruh Faktor Predisposition, Enabling, Dan Reinforcing P rom osi Kes eh ata n H ygi en e Da n
Sani tas i T er h ada p Pe ri l ak u Hi d up B ers i h Masyarakat Di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh
Tenggara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository 2008
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
(ZAINUDDIN)
Zainuddin : Pengaruh Faktor Predisposition, Enabling, Dan Reinforcing P rom osi Kes eh ata n H ygi en e Da n
Sani tas i T er h ada p Pe ri l ak u Hi d up B ers i h Masyarakat Di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh
Tenggara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository 2008
ABSTRAK
Kata Kunci : Promosi kesehatan hygiene dan sanitasi, perilaku hidup bersih.
ABSTRACT
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
dalam penulisan dan pembahasannya juga menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terlaksana tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga
kepada: Prof. Dr. Rita F. Dalimunthe, MSi, selaku ketua Komisi Pembimbing dan
Ir.Evi Naria, M.Kes, selaku Pembimbing Kedua, yang penuh perhatian, kesabaran
sampai selesainya penulisan tesis ini, kemudian penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas
2. Dr. Drs. Surya Utama, MS, Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan.
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Sekretaris Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan.
4. Tim Pembanding yang telah bersedia menguji dan memberikan kritikan saran
5. Dr. Ramulia, SpOG, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tenggara beserta jajarannya
6. Seluruh staf pengajar Program Studi AKK SPs USU, yang telah memberikan ilmu
7. Buat keluarga terutama Ayahanda dan Ibunda serta kedua mertua penulis yang
8. Teristimewa istri tercinta dan anak-anak tersayang yang menjadi salah satu
Akhirnya penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan
harapan semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Nama : H. ZAINUDDIN
Tempat/Tgl. Lahir : Kutacane, 04 Maret 1964
Alamat Rumah : Jl. Kenari No. 6 Kutacane
Alamat Kantor : Dinas Kesehatan Aceh Tenggara / PMI Cabang Aceh
Tenggara
Golongan Ruang : Pembina (IV/A)
Jabatan : - Kabid Pembinaan Pelkes Dinkes Agara
- Ketua PMI Cabang Agara
Agama : Islam
Status : Menikah dengan 5 orang anak, seluruhnya
perempuan.
Nama Istri : Hj. Suryati, AMd.Keb.
Kepala Pustu Kutambaru Dinkes Aceh Tenggara
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1972-1978 : SD Negeri I Kutacane
2. Tahun 1978-1981 : SMP Negeri I Kutacane
3. Tahun 1981-1984 : SPK Banda Aceh
4. Tahun 1999-2002 : Akademi Keperawatan Pemerintah Daerah Langsa
5. Tahun 2002-2004 : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Takasima Medan Sumatera Utara
6. Tahun 2006-2008 : Sekolah Pascasarjana USU Medan
Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
4.13. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Tahap Pertama yang Akan
Masuk Dalam Model ................................................................... 79
perilaku hidup bersih merupakan urusan pribadi yang tidak terlalu penting. Masih
ada masyarakat yang tidak memiliki jamban di rumah atau buang air besar
sembarangan. Mereka belum melihat bahwa buruknya perilaku terkait sanitasi oleh
Masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor perilaku dan
faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Oleh sebab itu, upaya untuk
memecahkan masalah kesehatan juga ditujukan atau diarahkan kepada kedua faktor
promosi kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja, tetapi juga
1
perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Di samping
Sasaran promosi kesehatan bukan hanya masyarakat saja, tetapi juga para
mereka sadar akan pentingnya kesehatan bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat
lingkungannya, dan bagi petugas kesehatan, agar mereka juga dapat menjadi panutan
dalam cara hidup sehat, serta mampu menggunakan teknologi pendidikan kesehatan
masyarakat yang menjadi sasarannya menjadikan cara hidup bersih dan sehat sebagai
Promosi kesehatan dalam konteks kesehatan masyarakat pada saat ini sebagai
revitalisasi atau perubahan dari pendidikan kesehatan pada waktu lalu. Para ahli
pendidikan kesehatan global yang dimotori WHO, pada tahun 1984 merevitalisasi
kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja, tetapi juga perubahan
mengerti, paham dan dapat memberdayakan diri, keluarga dan lingkungannya dalam
lingkungan, orang, tempat, fasilitas dan perlengkapannya, yang dapat atau mungkin
kesehatan hygiene dan sanitasi ini merupakan masalah yang sering terjadi dan
masalah kesehatan lingkungan sering muncul pada sanitasi (jamban), penyediaan air
minum, perumahan (housing), pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah (air
kebiasaan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku sehat untuk lingkungan
program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat (Depkes RI,
2003).
dunia, dimana didapatkan hasil bahwa masih tingginya angka mortalitas dan
banyak lalat, nyamuk, pembuangan kotoran dan sampah yang tidak teratur, air rumah
tangga yang buruk, perumahan yang terlalu sesak dan keadaan sosio ekonomi yang
jelek. Hal ini berbanding terbalik dengan tempat-tempat dimana hygiene dan sanitasi
(Notoatmodjo, 2005).
penyakit kronis endemis, sering terjadi epidemi, masa hidup yang pendek serta angka
kematian bayi dan anak-anak yang tinggi. Hal ini disebabkan, antara lain berkaitan
dengan sanitasi dan hygiene, yaitu pengotoran persediaan air rumah tangga, infeksi
karena kontak langsung ataupun tidak langsung dengan faeces manusia, Infeksi yang
disebabkan antropoda, rodent, molusca dan vektor penyakit lainnya, pengotoran air
susu dan makanan lainnya serta perumahan yang terlalu sempit (Entjang, 2000)
hygiene dan sanitasi lingkungan yang meliputi :penyediaan air rumah tangga yang
dan air limbah, mendirikan rumah-rumah sehat, dan pembasmian binatang penyebar
penyakit seperti, lalat, nyamuk, kutu. Disamping itu juga dilakukan pengawasan
terhadap bahaya pengotoran udara. Bahaya radiasi dari sisa-sisa zat radio aktif sesuai
Kabupaten Aceh Tenggara adalah salah satu daerah yang secara geografis
berada pada daerah tropis dengan luas wilayah 4.182,3 km yang terbagi menjadi 11
kecamatan, dimana iklim dan lahannya cukup potensial untuk berkembang biak
vektor serta kuman penyakit serta berpeluang terhadap terjadinya masalah sanitasi
pada tahun 2006 didapatkan bahwa masih terdapat masalah kesehatan lingkungan
diperiksa yang memiliki akses sanitasi dasar masih rendah. Penyakit yang banyak
timbul di masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara adalah penyakit diare, scabies, dan
penyakit yang bersumber dari binatang seperti malaria, DBD, dan lainnya. Masalah
lain seperti kurang gizi, Perilaku kesehatan yang kurang bersih terhadap lingkungan,
kedaruratan, kejadian bencana dan sejenis (Dinkes Kabupaten Aceh Tenggara, 2007).
Salah satu kecamatan yang menjadi barometer dalam masalah hygiene dan
sanitasi adalah Kecamatan Babussalam yang merupakan gambaran daerah ibu kota
ini dapat dilihat dari persentase Kepala Keluarga (KK) yang memiliki sarana
Pengelolaan Air Limbah (46,10%), Persediaan Air Bersih (83,30%), Ledeng (35%),
Sumur Pompa Tangan (0,68%), Sumur Gali (35,98%), Rumah Sehat (46,24%) dan
kepala keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat (0,25%). Target cakupan higiene
dan sanitasi nasional adalah 85% (Dinkes Kabupaten Aceh Tenggara, 2007).
Dari keadaan di atas didapat bahwa kondisi hygiene dan sanitasi di Kecamatan
hygiene dan sanitasi yang rendah tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan
masyarakat misalnya warga buang air besar (BAB) di sungai, membuang sampah di
saluran air, dan lain-lain yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
Berdasarkan data pola penyakit terbanyak yaitu: ISPA, diare, malaria klinis,
pneumonia, penyakit kulit infeksi, rematik, asma, hipertensi, bronkhitis dan tukak
langsung dengan masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih jamban sehat,
perumahan sehat yang biasanya ditangani secara lintas sektor (Dinas Kesehatan
Propinsi NAD, 2006). Namun upaya tersebut jika tidak didukung oleh masyarakat
kesehatan seseorang, kelompok atau individu dan harus selalu diupayakan sampai ke
tingkat kesehatan yang optimal. Salah satu upaya pemecahan masalah kesehatan yang
Babussalam selama ini baik yang dilakukan secara langsung oleh petugas promosi
Puskesmas maupun pihak Dinas Kesehatan Kabupaten. Diantara kegiatan yang sudah
pernah dilakukan adalah Pelatihan kader desa dalam kegiatan promosi hygiene dan
sanitasi, pelatihan petugas posyandu, pelatihan bidan desa, pemutaran film dan
dari peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan terpadu, dengan adanya kader
yang dipilih oleh masyarakat, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh
kelompok dan atau masyarakat. Oleh sebab itu dalam rangka membina dan
(tiga) faktor utama, yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Oleh sebab itu dalam promosi kesehatan hendaknya dimulai dengan mendiagnosis
ketiga faktor penyebab (determinan) tersebut, kemudian intervensinya juga diarahkan
1.2. Permasalahan
kecamatan tersebut, banyak kegiatan yang sudah dilakukan untuk peningkatan mutu
hygiene dan sanitasi yang salah satunya melalui kegiatan promosi kesehatan di
masyarakat melalui penyuluhan, pelatihan, pemutaran film, promosi lewat radio dan
merupakan upaya untuk merubah perilaku masyarakat terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat. Namun apakah upaya tersebut sudah cukup efektif dan berpengaruh
terhadap perubahan perilaku masyarakat, hal inilah yang mendasari peneliti untuk
Promosi kesehatan hygiene dan sanitasi yang terdiri dari faktor predisposition
1.5 Manfaat
di masyarakat.
kesehatan keluarga.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dari tingkat pencegahan penyakit. Menurut Mee Lian dalam Notoatmodjo (2007),
masyarakat yang menyeluruh. Bukan hanya perubahan perilaku tetapi juga perubahan
efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. Contoh orang Indonesia yang
berperilaku teratur mengikuti budaya antri dalam memperoleh pelayanan apa saja,
naik bus, kereta dan sebagainya. Tetapi setelah kembali ke Indonesia, dimana budaya
antri (lingkungan) belum ada, maka ia akan ikut berebut waktu naik bus, naik kereta
10
11
dan sebagainya. Oleh sebab itu, promosi kesehatan bukan sekedar mengubah perilaku
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh WHO dan para ahli pendidikan
tetapi praktik masih sangat rendah. Hal ini berarti bahwa perubahan atau peningkatan
perubahan perilakunya. Dari penelitian yang telah ada, terungkap bahwa 80 persen
Keadaan ini membuat kita berpikir bahwa praktik hidup sehat harus
masyarakat mau dan mampu diperlukan upaya-upaya. Upaya untuk mewujudkan visi
ini disebut misi promosi kesehatan, yaitu apa yang harus dilakukan untuk mencapai
a. Advokat (advocate)
berbagai tingkat, dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah
program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting (urgen). Oleh sebab itu,
b. Menjembatani (Mediate)
sektor kesehatan dengan sektor lain sebagai mitra. Dengan perkataan lain promosi
Kemitraan adalah sangat penting, sebab tanpa kemitraan, niscaya sektor kesehatan
luas.
c. Memampukan (enable)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan mampu
utama untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti, baik secara langsung atau
diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini disebut strategi, yakni
cara mencapai tujuan promosi kesehatan agar berhasil guna dan berdaya guna.
13
yaitu:
a. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain
atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencapai dukungan
maupun nonformal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh
tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir,
yaitu:
Maksudnya adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para
Strategi ini ditujukan kepada pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota,
Pemahaman ini harus disorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan hanya pengguna
ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-
kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan harus mendorong
mereka.
masih diletakkan pada upaya mencegah penyakit melalui pengelolaan gaya hidup,
atau apabila pada kasus-kasus penyakit infeksi, melalui pengendalian vektor. Namun
yang disebut radikal, promosi kesehatan dilakukan melalui upaya pemberdayaan dan
pendekatan dari bawah ke atas tetapi dari bawah ke atas (bottom up). Pendekatan dari
bawah ke atas seringkali dianggap sebagai pendekatan yang tidak efektif, karena
adanya asumsi bahwa yang memahami persoalan kesehatan adalah pihak petugas
(provider), sebab provider adalah kelompok masyarakat yang sudah terdidik dengan
16
implementasi strategi dan evaluasi. Pendekatan dari bawah ke atas (bottom up)
oleh sebab itu ruang lingkup promosi kesehatan didasarkan kepada 2 dimensi yaitu
dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan, dan dimensi tempat pelaksanaan promosi
Sasaran promosi kesehatan pada kelompok orang sehat, dengan tujuan agar
tingkat ini adalah kelompok yang berisiko tinggi (high risk). Tujuan utama
17
kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah
(secondary prevention).
Sasaran pokok promosi kesehatan ini adalah kelompok penderita atau pasien
yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuan utamanya adalah
pembuangan air kotor, ruang tunggu bagi perokok dan non perokok, kantin,
dan sebagainya.
18
Metode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara
atau metode dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan
promosi kesehatan.
Metode ini digunakan apabila antara promotor kesehatan dan sasarannya dapat
sarana komunikasi lainnya, misal telepon. Cara ini paling efektif karena antara
petugas kesehatan dengan klien dapat saling berdialog, saling merespon dalam
Sasaran kelompok dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kelompok kecil (terdiri dari
6-15 orang) dan kelompok besar (15-50 orang). Oleh sebab itu, metode ini dapat
1). Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya:
(snow ball), bermain peran (role play), metode permainan simulasi, dan
2). Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok besar, misal: metode
ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti dengan tanya jawab, seminar,
dengan alat bantu, seperti overhead projector, slide projector, film, sound
Apabila sasaran promosi kesehatan adalah massal atau publik, maka metode ini
tidak akan efektif. Merancang metode ini memang paling sulit, sebab sasaran
publik sangat heterogen, baik dilihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. Metode yang sering
digunakan :
1) Ceramah umum, misal di lapangan terbuka dan tempat umum (public place).
dan sebagainya.
20
utama, yaitu perilaku dan non-perilaku (fisik, sosial, ekonomi, politik, dan
terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni (Krianto,
2005):
a. Pendidikan (education)
ini diharapkan akan berlangsung lama dan menetap (langgeng) karena didasari
oleh kesadaran.
mereka sendiri. Tindakan atau perilaku sebagai hasil tekanan ini memang cepat,
tetapi tidak akan langgeng karena tidak didasari oleh pemahaman dan kesadaran
dengan determinan (faktor yang mempengaruhi perilaku itu sendiri). Menurut Green
dalam Notoatmodjo (2005), perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni :
perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap
seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Misalnya
apabila ibu tersebut tahu apa manfaat menjaga kebersihan, tahu siapa dan
akan dipermudah bila ibu yang bersangkutan mempunyai sikap yang positif
1) Pengetahuan
dengan alat bantu kuesioner berisi materi yang ingin diukur dari responden.
tentang air bersih, jamban, tempat sampah, air limbah, lantai rumah, ventilasi,
kesesuaian lantai rumah dengan penghuni, maka individu akan lebih mudah
2) Sikap
(Walgito, 2003)
terhadap suatu objek apabila ia suka atau memiliki sikap yang favorable,
sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif bila ia tidak
bersih, jamban, tempat sampah, air limbah, lantai rumah, ventilasi, dan
perilaku seseorang atau masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin
Agar seseorang atau masyarakat buang air besar di jamban, maka harus tersedia
praktik tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah.
pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, tetapi apabila
tidak didukung oleh fasilitas, yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan
individu/keluarga sudah tahu manfaat kebersihan dan juga telah tersedia peralatan
menerima feedback dan setelah itu ada dukungan sosial. Faktor reinforcing
meliputi dukungan sosial, pengaruh dan informasi serta feedback oleh tenaga
kesehatan.
25
nilai yang tidak kondusif bagi perilaku sehat, dan akhirnya berakibat buruk
umum. Intervensi pada faktor enabling ini tidak saja memberikan fasilitas atau
pelatihan ini mempunyai 2 (dua) tujuan, pertama agar para tokoh masyarakat
pengetahuan tentang kesehatan kepada orang lain atau masyarakat sesuai dengan
pesan kesehatan. Disamping pelatihan, kegiatan promosi pada faktor ini dapat
dilakukan melalui cara advokasi pada para pejabat formal. Dengan kegiatan ini,
kepada sasaran atau masyarakat agar berperilaku sehat. Misal, adanya peraturan
mendapat denda Rp. 5.000.000. Hal ini akan memperkuat perilaku masyarakat
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah
Keturunan
Status Lingkungan:
Pelayanan Kesehatan - Fisik
Kesehatan - Sosial ekonomi
Perilaku
berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal,
optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak
tercermin dari akses masyarakat terhadap air. Pengaruh lingkungan terhadap derajat
kesehatan masyarakat antara lain tercermin dari akses masyarakat terhadap air bersih
dan sanitasi dasar. Pada tahun 2002, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2005, persentase rumah tangga yang mempunyai akses
terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 50 persen dan akses rumah
28
tangga terhadap sanitasi dasar baru mencapai 63,5 persen. Kesehatan lingkungan
yang merupakan kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan
Hygiene dan sanitasi lingkungan yang baik dapat diwujudkan dari perilaku
hidup bersih. Hidup bersih adalah terciptanya lingkungan yang sehat, diantaranya
dinilai dari persentase keluarga yang memiliki air bersih, memiliki jamban sehat,
keluarga yang mengelola sampah dengan baik, dan mengelola air limbah dengan
Kabupaten Aceh Tenggara (2007), target yang diharapkan dari hygiene dan sanitasi
lingkungan untuk tahun 2010 adalah : a) Keluarga yang memiliki persediaan air
bersih/air minum sehat adalah 90%, b) Keluarga yang memiliki jamban sehat adalah
85%, c) Keluarga yang mengelola sampah dengan baik adalah 80%, d) Keluarga yang
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2006). Rumah tangga sehat adalah rumah
tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS di rumah tangga dan 3 indikator gaya
5) ketersediaan jamban
lingkungan yaitu ketersediaan air bersih, jamban, tempat sampah, pengelolaan air
limbah, lantai rumah, ventilasi, dan kesesuaian luas lantai dengan penghuni dan lantai
30
rumah. Lingkungan yang menjadi indikator perilaku hidup bersih disini hanya
ini akan dibahas perilaku hidup bersih yang mencakup hygiene dan sanitasi saja,
dimana syarat untuk hygiene dan sanitasi lingkungan yang bersih yaitu:
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Diantara kegunaan air tersebut, yang sangat
penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu untuk keperluan air minum
air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan
b. Syarat Bakteriologis: harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen
c. Syarat Kimia: harus mengandung zat-zat tertentu di dalam kadar yang dibenarkan
untuk Fluor 1-1,5 mg/l, Chlor 250 mg/l, Arsen 0,05 mg/l, Tembaga 1,0 mg/l, Besi
0,3 mg/l.
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber
b. Air sungai dan danau: air permukaan yang jika sudah tercemar dari berbagai
macam kotoran, maka bila untuk air minum harus diolah terlebih dahulu.
c. Mata air: berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah dan belum tercemar.
d. Air sumur dangkal: belum begitu sehat, pemakaian untuk minum harus direbus
e. Air sumur dalam: biasanya dalam dari permukaan tanah lebih 15 meter.
a. Harus ada bibir sumur, agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak masuk ke
dalamnya.
b. Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus di tembok.
c. Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi
kekeruhan.
pembuangan tinja harus dikelola dengan baik. Syarat jamban yang sehat adalah :
c. Tidak dapat terjangkau dari serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-
binatang lainnya.
32
Untuk memenuhi syarat jamban yang sehat maka perlu diperhatikan hal
berikut :
b. Bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat.
d. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih serta
sabun.
1. Pit-privy (cubluk)
Jamban ini dibuat dengan membuat lubang ke dalam tanah 2,5-8 m dan
atau tidak. Lama pemakaian antara 5-15 tahun. Tipe jamban ini hanya baik dibuat
di tempat-tempat di mana air tanah letaknya dalam. Pada jamban ini harus
diperhatikan :
Terdiri atas bak yang kedap air di dalam tanah sebagai tempat pembuangan
excreta. Proses pembusukannya sama dengan halnya pembusukan tinja dalam air
kali. Untuk jamban ini agar berfungsi dengan baik, perlu pemasukan air setiap
hari, baik sedang dipergunakan atau tidak. Jamban ini dibuat di tempat yang
banyak air. Bila airnya penuh, kelebihannya dapat dialirkan ke sistem lain
Jamban ini klosetnya berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi
air sebagai sumbat sehingga bau busuk dari cubluk tidak tercium di ruangan
rumah jamban.
lebih praktis.
Sama halnya dengan cubluk hanya ukurannya lebih kecil karena untuk pemakaian
yang tidak lama, misal untuk perkampungan sementara. Kerugiannya, bila air
Tinja ditampung dalam ember atau bejana lain kemudian dibuang di tempat lain,
6. Trench latrine
Lubang dalam tanah dibuat sedalam 30-40 cm untuk tempat defaecatie. Tanah
7. Overhung latrine
Jamban ini semacam rumah-rumahan dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa
penyakit yang terdapat di dalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air yang
8. Chemical toilet
Tinja ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda sehingga
umum misalnya pesawat udara atau dalam kereta api. Dapat pula dipergunakan
dalam rumah. Sebagai pembersih tidak dipergunakan air tetapi dengan kertas
(toilet paper).
Sampah adalah suatu bahan / benda yang tidak dipakai lagi atau tidak
disenangi dan dibuang dengan caracara saniter, kecuali buangan yang berasal dari
tubuh manusia.
35
a. Ditimbun.
Sampah yang diolah dengan cara ini adalah sampah yang hancur dalam tanah
seperti : sampah sayur sayuran, daun daunan, kertas yang mana pembuangan
b. Dibakar
Jenis sampah yang dapat dibakar hanya sampah yang tidak dapat hancur di tanah
1) Sebaiknya wadah dapat berupa tong, ember bekas dan lobang yang berukuran
1x1 meter.
2) Waktu pembakaran maksimal 1x2 hari atau apabila tong dan ember sudah
penuh.
3) Jarak pembakaran dengan sumber air minum 1 meter dan diusahakan tempat
Cara pembuangan sampah yaitu memakai tong sampah dan bak sampah
di depan rumah dan di pinggir jalan raya yang aman diangkut oleh dinas
kesehatan yaitu :
1. Mengotori tanah.
1. Konstruksinya kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berseraknya
sampah.
2. Tempat sampah mempunyai tutup dan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
Air limbah adalah ekskreta manusia, air kotor dari dapur, kamar mandi dan
sebagainya (Entjang, 2000). Batasan lain menurut Kusnoputranto (1985), air limbah
adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
Air buangan yang berasal dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini
terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan
Cara sederhana pengolahan air limbah secara sederhana, antara lain sebagai
1) Pengenceran
menimbulkan banjir.
2) Kolam Oksidasi
ganggang, bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman 1-2
meter. Lokasi kola jauh dari pemukiman dan di daerah terbuka sehingga
3) Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang
pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi sebagai pemupukan. Hal ini
terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu
sapi, rumah potong hewan dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup
hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO, bahwa perumahan
yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit
1) Bahan bangunan, diantaranya; lantai ubin atau semen, dinding tembok, atap
2) Ventilasi yang mempunyai fungsi untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah
3) Cahaya, sumber dari cahaya alamiah yaitu matahari dan cahaya buatan seperti
4) Luas bangunan rumah, yang optimum dapat menyediakan 2,5 3 m untuk tiap
anggota keluarga.
6) Fasilitas dalam rumah sehat, dapat tersedia seperti penyediaan air bersih yang
b) Penerangan rumah, harus cukup baik siang maupun malam hari, yang ideal
c) Ventilasi, baik dan cukup, untuk pertukaran udara dalam rumah atau cukup
d) Dinding ruangan harus kedap suara, baik yang berasal dari luar maupun dalam
rumah.
ruangan sendiri-sendiri.
b) Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik
40
d) Harus cukup luas, luas kamar tidur 5 m per kapita per luas lantai.
Kader adalah warga masyarakat setempat yang terpilih atau ditunjuk oleh
masyarakat dengan kata lain kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat,
sebagai pembaharu diharapkan mampu membawa nilai baru yang sesuai dengan nilai
yang ada di daerahnya, dengan menggali segi-segi positifnya. Untuk dapat berperan
maka dibutuhkan para kader yang dipercayai oleh masyarakat (Depkes RI, 2006).
dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang
Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI (1999) memberikan batasan kader: Kader
adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan
optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan
Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya maka pengertian kader secara
lebih luas adalah tenaga sukarela yang berasal dari masyarakat dan mendapat
untuk memelihara dan mengembangkan kegiatan yang ada dan mengatasi masalah
kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat, bukanlah sebagai objek akan
tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan
meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adanya
pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang
melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya
pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.
Adapun kegiatan pokok yang menyangkut di dalam maupun di luar Posyandu antara
lain: Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
kepala desa setempat harus memiliki persyaratan tertentu. Proses pemilihan kader
melalui musyawarah dengan masyarakat didukung oleh para pamong desa. Di bawah
ini salah satu persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan calon
kader.
43
lingkungan
e. Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain.
kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, mampu bekerja secara sukarela,
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina
44
masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan baik di
Predisposing
Factors
Reinforcing
Factors
adalah suatu proses dinamis yang dimulai dimana masyarakat belajar langsung dari
lingkungan, kesehatan kerja, perilaku kesehatan, kesehatan ibu dan anak, masalah
gizi, masalah penyakit menular dan tidak menular, dan sebagainya. Sedangkan untuk
sebab itu, hubungan antara berbagai komponen kesehatan masyarakat tersebut dapat
kesehatan masyarakat. Menurut Blum dalam Notoatmodjo (2005) ada 4 faktor yang
sedangkan intervensi terhadap lingkungan sosial, budaya, politik dan ekonomi dalam
Menurut Azwar (1996) bahwa hasil kerja pada suatu program pada dasarnya
dipengaruhi oleh masukan, proses dan lingkungan. Masukan program puskesmas baik
kesehatan makanan dan minuman, hygiene sanitasi lingkungan, dana dan alat-alat
yang tersedia baik secara medis maupun non medis serta buku-buku pedoman.
lingkungan masyarakat
lingkungan di Kabupaten Aceh Tenggara masih rendah, ini terlihat dari data yang
pelayanan promotif dan preventif, yaitu pelayanan bagi kelompok masyarakat yang
enabling dan reinforcing. Faktor predisposisi yang diteliti meliputi pengetahuan dan
sikap masyarakat. Faktor enabling meliputi fasilitas, sarana dan prasarana, seperti
ketersediaan untuk hygiene dan sanitasi (air bersih, jamban, sampah, pengelolaan air
Faktor Reinforcing :
- Masyarakat mendapat
Informasi/Pelatihan
Kesehatan hygiene dan
sanitasi
Keterangan :
cross sectional, yang pengumpulan datanya dilakukan sekaligus pada suatu saat
(point time approach), tidak diikuti secara terus menerus dan tidak ada follow-up,
sehingga penelitian ini hanya mengkaji masalah keadaan objek pada waktu penelitian
Tenggara dengan melihat promosi kesehatan hygiene dan sanitasi terhadap perilaku
kepemilikan sarana kesehatan lingkungan yang masih belum memadai dan juga
Oktober 2008.
3.3.1. Populasi
Kabupaten Aceh Tenggara, yang mempunyai satu atau lebih fasilitas sarana hygiene
dan sanitasi, seperti memiliki jamban, atau ketersediaan air bersih, limbah, tempat
50
51
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah yang sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu
keluarga yang memiliki sarana hygiene dan sanitasi, suami atau istri yang berusia di
uji proporsi satu sample dengan pengujian satu sisi (one tail) (Lameshow, et.al.,
1997):
n = 86 orang
Keterangan:
N = Jumlah sampel yang dibutuhkan
Z /2 = Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang diinginkan 95% yaitu: 1,960
Z = Kekuatan Uji (power of the test) 80% yaitu 0,842
Po = Proporsi adalah 70% sehingga Po = 0,70
Proporsi yang tidak diharapkan yaitu lebih besar atau lebih kecil dari 6%
Pa =
sehingga [Pa-Po] = 0,06.
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang
Cara penarikan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random
sampling), untuk memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi
diambil 3 desa lagi dimana desa yang terpilih adalah dengan penduduk yang
sampel untuk setiap desa adalah secara proporsional yaitu jumlah populasi dari setiap
desa dibagi dengan jumlah populasi secara keseluruhan dari 9 desa terpilih kemudian
dikalikan dengan jumlah sampel yang ditentukan dengan rumus perhitungan sampel.
Jumlah
No Nama Kemukiman Nama Desa Jumlah sampel
Populasi
1 Jaya Sakti Perapat Hilir 650 650/3283 x 86 = 17
Perapat Hulu 334 334/3283 x 86 = 9
Kelurahan Kota 1029 1029/3283 x 86 = 27
Jumlah 3283 86
53
masyarakat. Data primer meliputi semua data yang termasuk dalam variabel
penelitian meliputi upaya promosi kesehatan hygiene dan sanitasi yang dilakukan
ke rumah responden.
Tenggara.
Pada penelitian ini sebagai alat ukur sebelum kuesioner digunakan terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Responden yang diambil untuk uji
coba adalah 15 orang responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan
Tenggara.
54
Menurut Sutanto (2007) uji validitas dan reliabilitas kuesioner adalah sangat
penting dalam penelitian karena kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya
mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi. Pengujian hipotesis penelitian tidak
akan mengenai sasarannya, bilamana data yang dipakai untuk menguji hipotesis
adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang
variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor
variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Dengan kata lain
bila rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel) maka variabel valid sebaliknya bila r
hitung lebih kecil dari rtabel (r hitung < rtabel) artinya variabel tidak valid (Hastono, 2007).
itu diuji dengan menggunakan uji t. Rumus uji validitas (Hidayat, 2007)
NXY (X )(Y )
Rhitung =
{NX 2
(X )
2
}{NY 2
(Y )
2
}
Setelah didapatkan nilai Rhitung, selanjutnya digunakan rumus uji t :
r (n 2)
thitung =
(1 r )
2
No VALIDITAS
Pertanyaan tHitung tTabel Keputusan
1 2,187 1,812 Valid
2 3,076 1,812 Valid
3 2,187 1,812 Valid
4 4,269 1,812 Valid
5 2,159 1,812 Valid
6 1,829 1,812 Valid
7 2,159 1,812 Valid
8 2,975 1,812 Valid
9 2,182 1,812 Valid
10 4,220 1,812 Valid
11 6,899 1,812 Valid
12 4,461 1,812 Valid
13 1,873 1,812 Valid
14 4,266 1,812 Valid
15 3,887 1,812 Valid
16 2,442 1,812 Valid
17 2,561 1,812 Valid
18 3,670 1,812 Valid
19 3,805 1,812 Valid
20 2,733 1,812 Valid
21 2,883 1,812 Valid
22 2,676 1,812 Valid
23 2,547 1,812 Valid
24 2,184 1,812 Valid
25 2,416 1,812 Valid
26 1,961 1,812 Valid
27 6,086 1,812 Valid
28 2,941 1,812 Valid
29 2,199 1,812 Valid
30 4,435 1,812 Valid
31 2,691 1,812 Valid
32 2,622 1,812 Valid
33 2,147 1,812 Valid
34 7,563 1,812 Valid
35 3,117 1,812 Valid
36 2,234 1,812 Valid
37 7,370 1,812 Valid
38 2,184 1,812 Valid
56
No VALIDITAS
Pertanyaan tHitung tTabel Keputusan
39 6,102 1,812 Valid
40 4,101 1,812 Valid
41 4,510 1,812 Valid
42 2,967 1,812 Valid
43 3,520 1,812 Valid
nilai r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai Cronbachs
Alpha. Ketentuannya adalah apabila nilai Cronbachs Alpha > rtabel (0,60) maka
pada reliability statistic menunjukkan bahwa nilai Cronbachs Alpha yaitu sebesar
0,804 > 0,60, hal ini dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan yang digunakan
1. Metode adalah cara-cara dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam
setiap pelaksanaan promosi kesehatan hygiene dan sanitasi, yaitu metode promosi
2. Materi adalah pesan-pesan kesehatan yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi
meliputi pemakaian air bersih, jamban, tempat sampah dan air limbah, lantai
hygiene dan sanitasi tentang hidup bersih yang meliputi ketersediaan air bersih,
jamban, tempat sampah dan air limbah, lantai rumah, ventilasi, dan kesesuaian
lantai rumah.
kesehatan hygiene dan sanitasi tentang hidup bersih yang meliputi ketersediaan
air bersih, jamban, tempat sampah dan air limbah, lantai rumah, ventilasi, dan
3. Ketersediaan sarana hygiene dan sanitasi adalah ada atau tidak tersedianya
air bersih, jamban, tempat sampah, pengelolaan air limbah, penerangan, ventilasi,
hygiene dan sanitasi menyangkut perilaku hidup bersih meliputi pemakaian air
bersih, jamban, tempat sampah dan air limbah, lantai rumah, ventilasi, dan
1. Pengetahuan
jumlah nilai jawaban dari semua pertanyaan yang diajukan dibagi dengan total
pengetahuan ada 10 dan total nilai adalah 10. Menjawab ya nilai 1, menjawab
(Hidayat, 2007) :
b. Kurang Baik, jika jumlah skor nilai yang didapat bernilai 0-5
2. Sikap
kategori hasil ukur yaitu baik, dan kurang baik. Jumlah pertanyaan untuk sikap
ada 5 dan total nilainya 15 dengan pilihan jawaban sangat setuju (nilai 3), setuju
59
(nilai 2), dan tidak setuju (nilai 1). Nilai dari setiap jawaban dalam skala Likert
adalah :
Mengukur ketersediaan hygiene dan sanitasi adalah dengan menyatakan ada atau
air bersih, jamban, tempat sampah, pengelolaan air limbah, penerangan, ventilasi,
lantai, dan ruangan rumah sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban ada
dan tidak ada. Menjawab Ya nilai 1, tidak nilai 0. Hasil ukur ketersediaan fasilitas
4. Informasi/pelatihan kesehatan
Informasi dan pelatihan kesehatan yang diperoleh keluarga dari kader / petugas
hasil ukur yaitu pernah dan tidak pernah. Jumlah pertanyaan untuk variabel ini
ada 10 dan total nilainya 10. Nilai dari setiap jawaban dalam skala Guttman yaitu
bila responden menjawab pernah diberi skor 1 dan bila responden menjawab
tidak pernah diberi skor 0. Dari keseluruhan skor yang diperoleh responden,
Perilaku hidup bersih meliputi perilaku responden dan keluarga dengan indikator
Perilaku Hidup Bersih. Jumlah pertanyaan untuk variabel ini ada 8 dan total
menjadi :
besar pengaruhnya terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui faktor mana yang
tiga tahap, yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat (Hastono, 2007).
untuk memperoleh model yang terdiri dari beberapa variabel independen yang
Keterangan :
Y = Variabel dependen (perilaku hidup bersih)
= Konstanta regresi logistik
1 .. 4 = Koefisien regresi logistik variabel penelitian
X1 = Pengetahuan
X2 = Sikap
X3 = Ketersediaan sarana dan prasarana
X4 = Informasi / pelatihan kesehatan
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Tenggara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan luas wilayah 53.948 Km2
berbatasan dengan :
dilintasi sungai-sungai yang merata di seluruh kelurahan, dan beriklim tropis dengan
dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keadaan ini selain
kelurahan, dengan jumlah penduduk sebanyak 24.875 orang terdiri dari 5.355 kepala
keluarga (KK). Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk laki-
12.724 orang. Mayoritas penduduk beragama Islam dan bekerja sebagai petani /
pedagang.
62
63
peningkatan kesehatan lingkungan, perlu dilakukan pelatihan bagi kader desa, agar
positif terhadap kesehatan lingkungan, mempunyai sarana hygiene dan sanitasi yang
yang dilakukan berkaitan dengan promosi kesehatan yaitu memberikan pelatihan dan
penyuluhan kepada kader terpadu tentang pembuatan jamban, penyediaan air bersih,
pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, dan rumah sehat. Untuk meningkatkan
terkadang dilakukan 6 bulan sekali tergantung dari pendanaan baik dari pemerintah
lingkungan di dalam kegiatan promosi dan hygiene dan sanitasi telah melakukan
supervisi, dilakukan rapat koordinasi antara lintas program, lintas sektoral dan
64
supervisor kabupaten dengan kader-kader yang terlatih dari desa untuk mengevaluasi
jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berumur 41-60 tahun sebanyak 69 orang (80,2%), paling
sedikit berumur >60 tahun sebanyak 3 orang (3,5%). Responden sebagian besar
ini meliputi hal-hal apa saja yang diperoleh responden dari penyuluhan petugas
kesehatan yaitu informasi tentang kesehatan hidup bersih, manfaat air bersih
berhubungan dengan kesehatan diri dan lingkungan, kesehatan sanitasi dan higiene
lingkungan, syarat air rumah tangga yang bersih, syarat jamban yang sehat,
pembuangan air limbah rumah tangga, pengaturan air limbah, pembuangan sampah
yang baik, lantai rumah tangga yang baik, dan kesesuaian luas lantai dengan jumlah
responden.
bersih sehat dari petugas kesehatan sebanyak 58 orang (67,4%). Informasi tentang
manfaat penggunaan air bersih berhubungan dengan kesehatan diri / lingkungan juga
higiene lingkungan sebanyak 47 orang (54,7%). Informasi tentang syarat air rumah
tangga yang bersih didapat sebagian besar responden sebanyak 53 orang (61,6%).
Demikian juga informasi tentang syarat jamban yang sehat didapat sebagian besar
yang baik diperoleh sebagian besar responden sebanyak 52 orang (60,5%). Sebagian
orang (53,5%). Sebagian besar informasi tempat pembuangan sampah yang baik
didapat responden sebanyak 47 orang (54,7%). Informasi tentang lantai rumah tangga
yang baik didapat sebagian besar responden dari petugas kesehatan sebanyak 45
orang (52,3%). Informasi tentang luas lantai yang sesuai dengan jumlah penghuni
Jawaban
No Indikator Ya Tidak
Jlh % Jlh %
1 Mendapatkan informasi tentang kesehatan hidup
bersih dari petugas kesehatan 58 67,4 28 32,6
2 Mendapatkan informasi tentang manfaat dari
penggunaan air bersih berhubungan dengan
kesehatan diri/lingkungan 51 59,3 35 40,7
3 Mendapatkan informasi tentang usaha kesehatan
sanitasi dan higiene lingkungan 47 54,7 39 45,3
4 Mendapatkan informasi tentang syarat untuk air
rumah tangga yang bersih 53 61,6 33 38,4
5 Mendapatkan informasi tentang syarat jamban
yang sehat 53 61,6 33 38,4
6 Mendapatkan informasi tentang pembuangan air
limbah rumah tangga yang baik 52 60,5 34 39,5
7 Mendapatkan informasi tentang pengaturan air
limbah 46 53,5 40 46,5
8 Mendapatkan informasi tentang tempat
pembuangan sampah yang baik 47 54,7 39 45,3
9 Mendapatkan informasi tentang lantai rumah
tangga yang baik 45 52,3 41 47,7
10 Mendapatkan informasi tentang luas lantai yang
sesuai dengan jumlah penghuni 60 69,8 26 30,2
dalam kategori kurang baik sebanyak 53 orang (61,6%), dan yang berpengetahuan
Sikap terhadap promosi kesehatan hygiene dan sanitasi tentang hidup bersih
yang ditanyakan dalam penelitian ini yaitu sikap responden mengenai penyampaian
hanya mendatangi warga dengan lingkungan yang kurang baik saja sebanyak 34
Jawaban
Sangat Tidak
No Indikator Setuju
Setuju setuju
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Petugas kesehatan memberikan informasi
pada masyarakat tentang kesehatan
lingkungan dilakukan berulang-ulang. 22 25,6 31 36,0 33 38,4
2 Petugas kesehatan memberi dorongan pada
masyarakat untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan 27 31,4 38 44,2 21 24,4
3 Petugas kesehatan memberikan informasi
dengan mendatangi warga dengan
lingkungan yang kurang baik saja. 32 37,2 20 23,3 34 39,5
4 Petugas kesehatan memberikan informasi
menggunakan media yang canggih. 20 23,3 50 58,1 16 18,6
5 Petugas kesehatan memberi sanksi pada
masyarakat yang tidak menjaga kebersihan
lingkungan 25 29,1 28 32,6 33 38,4
hygiene dan sanitasi lingkungan tentang hidup bersih menunjukkan bahwa sebagian
besar sikap responden kurang baik sebanyak 50 orang (58,1%), yang bersikap baik
yang menunjang kebersihan lingkungan meliputi sumber air bersih, jamban, tong
pembuangan air limbah, letak penampungan air bersih, ventilasi, lantai rumah, dan
luas ruangan.
menunjukkan bahwa sebagian besar menggunakan sumber air bersih dari PAM
rumah sebanyak 55 orang (64,0%). Sebagian besar di rumah responden tersedia tong
orang (60,5%). Tempat penampungan air bersih responden sebagian besar tertutup
penampungan air bersih responden sebagian besar terdapat di dalam rumah sebanyak
51 orang (59,3%). Sebagian besar rumah responden mempunyai ventilasi udara yang
cukup sebanyak 55 orang (64,0%). Lantai rumah responden sebagian besar terbuat
responden sebagian dihuni paling banyak 2 orang dan sebagian lagi dihuni lebih dari
Jawaban
No Indikator Ya Tidak
Jlh % Jlh %
1 Penggunaan sumber air bersih dari air ledeng / 65 75,6 21 24,4
PAM
2 Tersedia jamban / WC di dalam rumah 55 64,0 31 36,0
3 Tersedia tong sampah (tempat pembuangan 48 55,8 38 44,2
sampah)
4 Terdapat tempat pembakaran sampah di sekitar 52 60,5 34 39,5
rumah.
5 Tempat penampungan air bersih menggunakan 50 58,1 36 41,9
tutup
6 Pembuangan air limbah menggunakan saluran 49 57,0 37 43,0
tertutup.
7 Penampungan air bersih di dalam rumah. 51 59,3 35 40,7
8 Memiliki ventilasi / lubang angin yang cukup 55 64,0 31 36,0
9 Lantai rumah terbuat dari semen/tegel/ keramik 52 60,5 34 39,5
10 Ruang kamar tidur dihuni paling banyak oleh 2 43 50,0 43 50,0
orang
baik sebanyak 48 orang (55,8%), dan paling sedikit dalam kategori baik sebanyak 38
orang (44,2%).
rumah warga.
kesehatan secara langsung dari kader/ petugas kesehatan sebanyak 76 orang (88,4%).
Jawaban
No Indikator Pernah Tidak pernah
Jlh % Jlh %
1 Mendapatkan informasi kesehatan secara
langsung dari kader/ petugas kesehatan 76 88,4 10 11,6
2 Mendapatkan informasi tentang lingkungan sehat
dari kader/petugas kesehatan 59 68,6 27 31,4
3 Petugas kesehatan memberikan penyuluhan atau
pesan menggunakan gambar-gambar 44 51,2 42 48,8
4 Mendapatkan informasi tentang kesehatan
lingkungan yang memenuhi syarat hidup bersih 45 52,3 41 47,7
5 Mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan
tentang pembuatan jamban. 58 67,4 28 32,6
6 Mendapatkan pelatihan tentang pembuatan
sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan. 56 65,1 30 34,9
7 Mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan
tentang pembuangan air limbah. 53 61,6 33 38,4
8 Mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan
tentang pentingnya ventilasi untuk rumah sehat. 41 47,7 45 52,3
9 Mendapatkan brosur-brosur kesehatan mengenai
kesehatan lingkungan dari kader kesehatan 50 58,1 36 41,9
10 Petugas / kader menanyakan masalah yang
berkaitan dengan kesehatan lingkungan tempat
tinggal Anda 50 58,1 36 41,9
Babussalam menunjukkan bahwa responden dengan kategori baik dan kurang baik
pembuangan air limbah, kebersihan lantai, ventilasi rumah, dan kesesuaian jumlah
ruangan dalam rumah tidak sesuai dengan jumlah anggota keluarga (penghuni
rumah). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
75
Jawaban
No Indikator Ya Tidak
Jlh % Jlh %
1 Anda membersihkan rumah dan membakar
sampah setiap hari. 35 40,7 51 59,3
2 Menggunakan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. 66 76,7 20 23,3
3 Menggunakan jamban keluarga 55 64,0 31 36,0
4 Membuang sampah rumah tangga di tempat
tong sampah tertutup. 34 39,5 52 60,5
5 Membuang air limbah melalui saluran
pembuangan air limbah. 47 54,7 39 45,3
6 Menyapu lantai rumah Anda minimal 2 x
sehari. 46 53,5 40 46,5
7 Menggunakan ventilasi rumah sebagai keluar
masuknya udara. 65 75,6 21 24,4
8 Jumlah ruang dalam rumah sesuai dengan
jumlah anggota keluarga. 33 38,4 53 61,6
responden dalam kategori kurang baik sebanyak 47 orang (54,7%), dan berperilaku
variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengolahan data disajikan pada
responden, perilaku hidup bersih yang baik sebagian besar pada responden yang
kurang baik, perilakunya juga kurang baik sebanyak 42 orang (79,2%). Hasil uji
statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan responden dengan perilaku hidup bersih, nilai probabilitas (p) = 0,000.
lingkungan tentang hidup bersih menunjukkan bahwa, perilaku hidup bersih yang
baik sebagian besar pada responden yang mempunyai sikap baik sebanyak 33 orang
(91,7%), responden yang bersikap kurang baik, perilakunya juga kurang baik
sebanyak 44 orang (88,0%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan perilaku hidup bersih,
menunjukkan bahwa, perilaku hidup bersih yang baik sebagian besar pada responden
yang mempunyai sarana dan prasarana baik sebanyak 33 orang (86,8%), responden
dengan sarana dan prasarana yang kurang baik, perilakunya juga kurang baik
sebanyak 42 orang (87,5%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan
77
ada hubungan yang signifikan antara faktor enabling (ketersediaan sarana dan
responden menunjukkan bahwa, perilaku hidup bersih yang baik sebagian besar pada
pelatihan kesehatan kurang baik, perilakunya juga kurang baik sebanyak 40 orang
(93,0%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang
regresi logistik ganda (multiple logistic regression) untuk mencari faktor yang paling
1. Melakukan analisa pada model deskriptif pada setiap variabel dengan tujuan
yang dipilih atau yang dianggap signifikan yaitu variabel yang mempunyai nilai
dominan yang berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih pada nilai p <0,05 dan
perilaku hidup bersih yaitu pengetahuan, sikap, faktor enabling (ketersediaan sarana
selanjutnya keempat variabel ini dimasukkan sebagai kandidat model untuk dilakukan
analisis multivariate.
sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p-value >0,05 akan dikeluarkan secara
bertahap (backward selection). Dari hasil uji regresi logistik tahap pertama
signifikan >0,05 yaitu variabel pengetahuan, seperti terlihat pada Tabel berikut ini.
79
Tabel 4.13. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Tahap Pertama yang Akan
Masuk Dalam Model
Berdasarkan uji regresi tahap pertama, maka 3 variabel yang mempunyai nilai
signifikan <0,05 yaitu sikap, faktor enabling (ketersediaan sarana dan prasarana), dan
model untuk uji regresi logistik tahap kedua. Dari uji logistik tahap kedua terlihat
bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih
dalam masyarakat adalah faktor enabling (ketersediaan sarana dan prasarana) sebesar
37,318. Nilai Exp() ini bermakna bahwa dengan ketersediaan sarana dan prasarana
yang baik maka masyarakat akan berperilaku hidup bersih menjadi semakin kuat
Tabel 4.14. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Ganda Tahap Kedua
terhadap perilaku hidup bersih sebesar 93,0% (overall percentage 93,0%), sedangkan
Dari hasil regresi logistik ganda tahap kedua di atas diperoleh hasil model
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
dan sebagainya).
Pada penelitian ini, untuk mengetahui upaya promosi kesehatan hygiene dan
determinan (faktor yang mempengaruhi perilaku itu sendiri). Menurut Green, perilaku
dari kader / petugas kesehatan). Sedangkan hasil dari promosi kesehatan dengan
81
82
Pada hakikatnya promosi atau pendidikan kesehatan suatu kegiatan atau usaha
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau
Atau dengan kata lain bahwa dengan adanya promosi kesehatan diharapkan dapat
2007).
Promosi kesehatan hygiene dan sanitasi yang dilakukan oleh kader / petugas
informasi tentang hidup bersih, manfaat air bersih, kesehatan sanitasi dan hygiene
lingkungan, syarat air rumah tangga, syarat jamban sehat, pembuangan air limbah,
sampah, dan kondisi rumah (luas lantai, dan ruangan). Promosi kesehatan yang
yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,
media poster, buku petunjuk, dari kerabat dekat, dari petugas kesehatan, dan lain-lain.
akan semakin bertambah sehingga dapat merubah perilaku yang tidak baik menjadi
mempunyai pengetahuan yang kurang baik tentang hidup bersih. Hal ini berarti masih
belum dapat menjangkau seluruh masyarakat secara merata karena metode yang
promosi kelompok dalam skala kelompok kecil (kurang dari 15 orang), sehingga
daya tangkapnya. Pelaksanaan promosi kesehatan dengan skala kecil ini disebabkan
yang sama sulit dilakukan. Kendala lain yang menyebabkan kurang baiknya
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku hidup bersih dengan nilai p=0,442
namun pada uji bivariat (chi-square) menunjukkan hubungan yang bermakna. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Timisela (2007),
yang melakukan penelitian pada karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua yang
dengan perilaku karyawan terhadap PHBS. Demikian juga dengan hasil penelitian
84
yang dilakukan oleh Sunawi (2003), yang meneliti tentang Perilaku Hidup Bersih dan
informasi tentang hygiene dan sanitasi, cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan
Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memang memakan waktu yang lama,
tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran
(pengetahuan) dilakukan dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan
mempunyai sikap yang kurang baik (negatif). Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa
85
masyarakat dengan sikap yang baik mempunyai perilaku hidup bersih yang baik,
sedangkan masyarakat dengan sikap yang kurang baik mempunyai perilaku yang
kurang baik pula. Sikap yang baik (positif) merupakan pendapat atau penilaian
seseorang yang baik terhadap promosi kesehatan yang diberikan oleh kader/petugas
Sikap masyarakat yang kurang baik (negatif) yaitu banyak masyarakat yang
sesuai perilaku hidup bersih, karena informasi yang diberikan secara berulang dan
petugas berupaya memberikan informasi dengan singkat dan jelas sehingga informasi
yang diberikan mampu mengubah sikap masyarakat menjadi positif terhadap hygiene
dan sanitasi..
menyeluruh dan sama rata pada warga masyarakat sehingga informasi yang diperoleh
86
tentang hygiene dan sanitasi pada tingkatan yang sama pula. Masyarakat juga
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Timisela (2007), yang mendapati bahwa
sikap karyawan Dinas Kesehatan Papua tentang PHBS memiliki keterkaitan dengan
perilaku karyawan tentang PHBS. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mau (2007), yang meneliti promosi kesehatan pada siswa SMU mendapati
bahwa ada pengaruh yang bermakna dalam peningkatan sikap siswa SMU setelah 2
Sikap masyarakat yang negatif muncul karena dipengaruhi oleh konsep diri
(self concept). Menurut Notoatmodjo (2005) self concept ditentukan oleh tingkat
bagaimana keinginan memperlihatkan diri kepada orang lain. Apabila orang lain
melihat diri positif dan menerima apa yang dilakukan, maka akan menerima perilaku
tersebut. Tetapi apabila orang lain mempunyai sikap (berpandangan) negatif terhadap
perilaku diri, dalam jangka waktu yang lama, maka akan merasa suatu keharusan
dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan
87
perilaku menjadi lebih baik. Upaya promosi kesehatan dengan sikap yang positif ini
dan sebagainya yang tidak kondusif (keliru) dapat berubah menjadi berperilaku
sehat.
kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah. Setelah dilakukan
pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat. Misalnya, meskipun kesadaran dan pengetahuan orang atau masyarakat
tentang kesehatan sudah tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas, yaitu
tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi,
pelayanan kesehatan dan sebagainya maka mereka sulit untuk mewujudkan perilaku
tersebut.
faktor enabling (ketersediaan sarana dan prasarana) merupakan faktor yang dominan
mempengaruhi masyarakat dalam perilaku hidup bersih. Dengan uji regresi logistik,
88
menunjukkan bahwa jika sarana dan prasarana kesehatan tersedia maka perilaku
hidup bersih akan dilakukan oleh masyarakat, demikian juga sebaliknya, jika sarana
dan prasarana kesehatan tidak tersedia maka perilaku kesehatan masyarakat juga
buruk. Perilaku hidup bersih dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik jika
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, misalnya adanya tong sampah di
Babussalam sebanyak 55,8% dalam kategori kurang baik. Dari 10 pertanyaan yang
diajukan menunjukkan bahwa sebanyak 50% ruang kamar tidur dihuni paling banyak
lebih kecil. Ini menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga masyarakat Kecamatan
Pada Tabel 4.12. terlihat bahwa masyarakat dengan ketersediaan sarana dan
prasarana yang baik perilaku hidup bersihnya baik, sedangkan masyarakat dengan
ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang baik, perilakunya juga kurang baik.
Ini mengindikasikan bahwa perilaku yang baik ditunjang oleh ketersediaan sarana
dan prasarana kesehatan, seperti penggunaan sumber air bersih, tersedianya jamban,
ventilasi, lantai terbuat dari semen/tegel/keramik, dan lebar ruangan terhadap jumlah
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum
menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas untuk
agar masyarakat mempunyai perilaku sehat, harus terakses (terjangkau) sarana dan
lingkungan seperti syarat rumah sehat. Hal ini sesuai dengan penelitian Raule (2004),
sarana dan prasarana ini yaitu dengan timbulnya kemampuan masyarakat di bidang
90
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan masyarakat dalam bentuk tindakan atau
Masyarakat yang sudah bisa mencukupi sarana, prasarana, fasilitas atau dana
masyarakat yang mandiri di bidang kesehatan. Dalam upaya penyediaan sarana dan
desa, yaitu penyediaan air bersih, dan tempat pengumpulan / tong sampah yang dapat
bahwa dengan mempelajari sesuatu yang diyakini pasti mengandung manfaat; proses
Kecamatan Babussalam masih dirasakan kurang oleh masyarakat. Terlihat dari hasil
dari kader/petugas kesehatan dengan baik sama besar dengan yang kurang baik yaitu
50%. Dari Tabel 4.12 terlihat bahwa masyarakat yang mendapatkan pelatihan dengan
baik maka perilaku hidup bersih juga baik, demikian juga sebaliknya, masyarakat
dengan kategori kurang baik maka perilaku hidup bersih juga kurang baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunawi
(2003), mendapati hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelatihan
penelitian yang dilakukan oleh Raule (2004), menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara dukungan dari tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan dengan
bersih menjadi hal penting dalam perubahan perilaku masyarakat, untuk itu promosi
langsung tentang lingkungan sehat, syarat hidup bersih, rumah sehat, menggunakan
brosur-brosur / leaflet. Tujuan utama dari pelatihan ini yaitu agar sikap dan perilaku
kader/petugas kesehatan dapat menjadi teladan, contoh, atau acuan bagi masyarakat
Dalam upaya promosi kesehatan hygiene dan sanitasi ini diharapkan peran
berkaitan dengan kesehatan hygiene dan sanitasi agar dapat menunjang perilaku
hidup sehat bagi masyarakat, misalnya peraturan tentang pembuatan sumur gali,
(berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang
cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena
perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.
dengan usaha promotif dan preventif sesuai dengan paradigma sehat. Usaha promotif
yang dilakukan oleh kader/ petugas kesehatan yaitu dengan memberikan informasi
pembuangan air limbah yang baik, dan menanyakan masalah-masalah yang berkaitan
ulama. Masyarakat masih menjunjung tinggi peran ustad/ulama yang menjadi sosok
peran yang lebih besar dalam mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih.
Demikian juga halnya dengan tokoh masyarakat yang disegani oleh warga
masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih serta
terutama dalam tatanan masing-masing atau dapat menerapkan cara-cara hidup bersih
berikut : 1)Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan; 2) Bayi diberi ASI saja
jumlah penghuni; 7)Lantai rumah bukan dari tanah. Menurut (Entjang, 2000), hygiene
dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan
dalam kategori kurang baik (54,7%), dan selebihnya dalam kategori berperilaku baik
(45,3%). Hasil ini menggambarkan bahwa promosi yang dilakukan oleh kader / ketua
Perilaku yang kurang baik masyarakat berkaitan dengan hygiene dan sanitasi
yaitu kebiasaan masyarakat (baik anak-anak maupun orang tua) buang air besar
(BAB) di sungai sehingga mengotori dan mencemari sumber air. Disamping sebagai
tempat BAB, sungai juga dijadikan sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan lain-lain. Untuk itu, promosi yang dilakukan
informasi pada keluarga / rumah tangga. Keluarga atau rumah tangga adalah unit
masyarakat terkecil, oleh sebab itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat
perilaku-perilaku masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama
dalam promosi kesehatan pada tatanan ini. Karena orang tua, terutama ibu,
merupakan peletak dasar perilaku dan terutama perilaku kesehatan bagi anak-anak.
hidup bersih dan sehat yang berkaitan hygiene dan sanitasi lingkungan. Indikator
perilaku hidup bersih yang termasuk ke dalam lingkungan yaitu ketersediaan air
bersih, jamban keluarga, tempat sampah, pengelolaan air limbah, lantai rumah,
ventilasi, dan kesesuaian luas lantai dengan penghuni dan lantai rumah.
BAB 6
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan dalam analisis data dan
2. Dari tiga variabel yang berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih, variabel
3. Seluruh model yang diteliti dapat menjelaskan sebesar 93,0% terhadap perilaku
6.2. Saran-Saran
hidup bersih seperti saringan air bersih, jamban sederhana, dan tong
bersih dapat diterima secara sadar oleh setiap individu dalam masyarakat.
95
96
masyarakat.
melakukan perilaku hidup bersih dengan baik dan dapat dijadikan contoh
dapat lebih mudah dicapai, dengan melakukan kegiatan secara rutin dan
Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi,
Rineka Cipta, Jakarta.
_________, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2003, Jakarta.
Dinas Kesehatan Aceh Tenggara, 2007, Profil Kesehatan Aceh Tenggara. Pemerintah
Kabupaten Aceh Tenggara, Kutacane.
Entjang, I., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan Kedua, Citra Aditya Bakti,
Bandung
Gunawan, S., 2007, Peran Kader Kesehatan dalam Program Imunisasi, Direktorat
Epim Depkes RI, Jakarta.
97
98
Hassan, A., 2005, pendekatan Sistem Sosial Suatu Kerangka Analisis Promosi
Kesehatan, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta.
Hasibuan, M., 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketujuh, Bumi
Aksara, Jakarta.
______, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Edisi
Pertama, Salemba Medika, Jakarta.
Suharjo, B., 2008, Analisis Regresi Terapan Dengan SPSS, Cetakan Kedua, Graha
Ilmu, Jakarta.
Sunawi, T., 2003, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Desa Pekiringan Ageng
Kabupaten Pekalongan, Semarang.
Timisela, A., 2007, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
Karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua, Asbtrak, Program Pascasarjana,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH FAKTOR PREDISPOSITION, ENABLING, DAN REINFORCING
PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH
MASYARAKAT DI KECAMATAN BABUSSALAM KABUPATEN ACEH
TENGGARA PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN 2008
NOMOR RESPONDEN :
A. WILAYAH/DESA : .................................................................
B. PUSKESMAS : .................................................................
C. TANGGAL WAWANCARA : .................................................................
D. WAKTU / PUKUL : .................................................................
PETUNJUK
1. Jawablah pertanyaan yang diajukan pada Saudara dengan sebenar-benarnya,
sesuai dengan apa yang diketahui dan apa yang Saudara lakukan.
2. Apapun jawaban saudara tidak mempengaruhi Saudara akan tetapi jawaban
yang benar sangat diperlukan dalam penelitian ini.
3. Partisipasi Saudara sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran penelitian
ini yang ke depannya diharapkan bermanfaat bagi pencapaian program
Promosi Kesehatan Hygiene dan Sanitasi
I. Identitas Responden
1. Umur :.
3. Pendidikan Terakhir :.
100
101
Berilah tanda checklist (9) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia di sebelah
pertanyaan sesuai dengan apa yang Saudara Lakukan, kriteria dengan memberi
jawaban Ya dan Tidak
II. Pengetahuan Yang Didapat dari Promosi Kesehatan Hygiene dan Sanitasi
Jawaban
No Pertanyaan Skor
Ya Tidak
1 Apakah ibu/bapak/saudara mendapatkan informasi
tentang kesehatan hidup bersih dan sehat dari petugas
kesehatan
2 Apakah anda mendapatkan informasi tentang manfaat
dari penggunaan air bersih berhubungan dengan
kesehatan diri/ lingkungan dari petugas kesehatan
3 Apakah anda mendapatkan informasi tentang usaha
untuk meningkatkan kesehatan sanitasi dan higiene
lingkungan dari petugas kesehatan
4 Apakah anda mendapatkan informasi tentang Syarat
untuk air rumah tangga yang bersih dari petugas
kesehatan
5 Apakah anda mendapatkan informasi tentang syarat
jamban yang sehat dari petugas kesehatan
6 Apakah anda mendapatkan informasi tentang
pembuangan air limbah rumah tangga yang baik dari
petugas kesehatan
7 Apakah anda mendapatkan informasi tentang
pengaturan air limbah dari petugas kesehatan
8 Apakah anda mendapatkan informasi tentang tempat
pembuangan sampah yang baik dari petugas
kesehatan
9 Apakah anda mendapatkan informasi tentang lantai
rumah tangga yang baik dari petugas kesehatan
10 Apakah anda mendapatkan informasi tentang luas
lantai yang sesuai dengan jumlah penghuni dari
petugas kesehatan
102
Berilah tanda checklist (9) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia di sebelah
pertanyaan sesuai dengan sikap Saudara, dengan memberi jawaban :
SS (Sangat Setuju), S (Setuju), dan TS (Tidak Setuju).
III. Sikap Terhadap Promosi Kesehatan Hygiene dan Sanitasi Tentang Hidup
Bersih
Jawaban
No Pernyataan Skor
SS S TS
1 Petugas kesehatan memberikan informasi
pada masyarakat tentang kesehatan
lingkungan dilakukan berulang-ulang.
2 Petugas kesehatan memberi dorongan pada
masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan
3 Petugas kesehatan memberikan informasi
dengan mendatangi warga dengan lingkungan
yang kurang baik saja.
4 Petugas kesehatan memberikan informasi
menggunakan media yang canggih.
5 Petugas kesehatan memberi sanksi pada
masyarakat yang tidak menjaga kebersihan
lingkungan
Jawaban
No Pertanyaan Skor
Ya Tidak
1. Apakah Anda menggunakan sumber air bersih dari air
ledeng / PAM?
2. Apakah di rumah Anda tersedia jamban / WC ?
3. Apakah di rumah Anda tersedia tong sampah (tempat
pembuangan sampah)?
4. Apakah di rumah anda terdapat tempat pembakaran
sampah ?
103
Jawaban
No Pertanyaan Skor
Ya Tidak
5. Apakah tempat penampungan air bersih anda
menggunakan tutup ?
6. Apakah di tempat tinggal Anda pembuangan air
limbah menggunakan septictank ?
7. Apakah penampungan air bersih di dalam rumah?
8. Apakah rumah anda memiliki ventilasi / lubang angin
yang cukup?
9. Apakah lantai rumah anda terbuat dari semen/tegel/
keramik ?
10. Apakah ruang kamar tidur di rumah anda dihuni
paling banyak oleh 2 orang?
V. Faktor Reinforcing
Berilah tanda checklist (9) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia di sebelah
pertanyaan sesuai dengan keadaan Saudara, kriteria dengan memberi jawaban P
(Pernah) dan TP (Tidak Pernah)
Jawaban
No Pernyataan Skor
P TP
1. Anda atau anggota keluarga di rumah mendapatkan
informasi kesehatan secara langsung dari kader/
petugas kesehatan ?
2. Anda mendapatkan informasi tentang lingkungan
sehat dari kader/petugas kesehatan ?
3. Petugas kesehatan memberikan penyuluhan atau
pesan menggunakan gambar-gambar pada Anda?
4. Anda pernah mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan tentang kesehatan lingkungan yang
memenuhi syarat hidup bersih
5. Anda mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan
tentang pembuatan jamban.
6. Anda mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan
tentang pembuatan sumur gali yang memenuhi syarat
kesehatan.
104
Jawaban
No Pernyataan Skor
P TP
7 Anda mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan
tentang pembuangan air limbah.
8 Anda mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan
tentang pentingnya ventilasi untuk rumah sehat.
9 Anda mendapatkan brosur-brosur kesehatan
mengenai kesehatan lingkungan dari kader kesehatan
10 Petugas / kader menanyakan masalah yang berkaitan
dengan kesehatan lingkungan tempat tinggal Anda ?
10. Apakah dalam selalu menanyakan masalah yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan tempat tinggal warga ?
a. Ya b. Tidak
106
Tabel Frekuensi
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-40 tahun 14 16.3 16.3 16.3
41-60 tahun 69 80.2 80.2 96.5
>60 tahun 3 3.5 3.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 23 26.7 26.7 26.7
laki-laki 63 73.3 73.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD-SMP 37 43.0 43.0 43.0
SMA 46 53.5 53.5 96.5
Dipl-Sarjana 3 3.5 3.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 28 32.6 32.6 32.6
Ya 58 67.4 67.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
107
Pengetahuan-2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 35 40.7 40.7 40.7
Ya 51 59.3 59.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 39 45.3 45.3 45.3
Ya 47 54.7 54.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 33 38.4 38.4 38.4
Ya 53 61.6 61.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 33 38.4 38.4 38.4
Ya 53 61.6 61.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 39.5 39.5 39.5
Ya 52 60.5 60.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
108
Pengetahuan-7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 40 46.5 46.5 46.5
Ya 46 53.5 53.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 39 45.3 45.3 45.3
Ya 47 54.7 54.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 41 47.7 47.7 47.7
Ya 45 52.3 52.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
Pengetahuan-10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 26 30.2 30.2 30.2
Ya 60 69.8 69.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 33 38.4 38.4 38.4
Kurang Baik 53 61.6 61.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
109
sikap-1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 33 38.4 38.4 38.4
setuju 31 36.0 36.0 74.4
sangat setuju 22 25.6 25.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
sikap-2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 21 24.4 24.4 24.4
setuju 38 44.2 44.2 68.6
sangat setuju 27 31.4 31.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
sikap-3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 34 39.5 39.5 39.5
setuju 20 23.3 23.3 62.8
sangat setuju 32 37.2 37.2 100.0
Total 86 100.0 100.0
sikap-4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 16 18.6 18.6 18.6
setuju 50 58.1 58.1 76.7
sangat setuju 20 23.3 23.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
110
sikap-5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 33 38.4 38.4 38.4
setuju 28 32.6 32.6 70.9
sangat setuju 25 29.1 29.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 36 41.9 41.9 41.9
Kurang Baik 50 58.1 58.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 21 24.4 24.4 24.4
Ya 65 75.6 75.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 31 36.0 36.0 36.0
Ya 55 64.0 64.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 38 44.2 44.2 44.2
Ya 48 55.8 55.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
111
enabling-4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 39.5 39.5 39.5
Ya 52 60.5 60.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 41.9 41.9 41.9
Ya 50 58.1 58.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 37 43.0 43.0 43.0
Ya 49 57.0 57.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 35 40.7 40.7 40.7
Ya 51 59.3 59.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 31 36.0 36.0 36.0
Ya 55 64.0 64.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
112
enabling-9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 39.5 39.5 39.5
Ya 52 60.5 60.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling-10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 43 50.0 50.0 50.0
Ya 43 50.0 50.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
enabling
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 38 44.2 44.2 44.2
Kurang Baik 48 55.8 55.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 10 11.6 11.6 11.6
Pernah 76 88.4 88.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 27 31.4 31.4 31.4
Pernah 59 68.6 68.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
113
reinforcing-3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 42 48.8 48.8 48.8
Pernah 44 51.2 51.2 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 41 47.7 47.7 47.7
Pernah 45 52.3 52.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 28 32.6 32.6 32.6
Pernah 58 67.4 67.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 30 34.9 34.9 34.9
Pernah 56 65.1 65.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 33 38.4 38.4 38.4
Pernah 53 61.6 61.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
114
reinforcing-8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 45 52.3 52.3 52.3
Pernah 41 47.7 47.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 36 41.9 41.9 41.9
Pernah 50 58.1 58.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing-10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 36 41.9 41.9 41.9
Pernah 50 58.1 58.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
reinforcing
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 43 50.0 50.0 50.0
Kurang Baik 43 50.0 50.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
PHBS-1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 51 59.3 59.3 59.3
Ya 35 40.7 40.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
115
PHBS-2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 23.3 23.3 23.3
Ya 66 76.7 76.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
PHBS-3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 31 36.0 36.0 36.0
Ya 55 64.0 64.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
PHBS-4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 52 60.5 60.5 60.5
Ya 34 39.5 39.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
PHBS-5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 39 45.3 45.3 45.3
Ya 47 54.7 54.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
PHBS-6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 40 46.5 46.5 46.5
Ya 46 53.5 53.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
116
PHBS-7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 21 24.4 24.4 24.4
Ya 65 75.6 75.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
PHBS-8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 53 61.6 61.6 61.6
Ya 33 38.4 38.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
PHBS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 39 45.3 45.3 45.3
Kurang Baik 47 54.7 54.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
117
Tabel Silang
PHBS
Baik Kurang Baik Total
pengetahuan Baik Count 28 5 33
% within pengetahuan 84.8% 15.2% 100.0%
% of Total 32.6% 5.8% 38.4%
Kurang Baik Count 11 42 53
% within pengetahuan 20.8% 79.2% 100.0%
% of Total 12.8% 48.8% 61.6%
Total Count 39 47 86
% within pengetahuan 45.3% 54.7% 100.0%
% of Total 45.3% 54.7% 100.0%
Chi-Square Tests
PHBS
Baik Kurang Baik Total
sikap Baik Count 33 3 36
% within sikap 91.7% 8.3% 100.0%
% of Total 38.4% 3.5% 41.9%
Kurang Baik Count 6 44 50
% within sikap 12.0% 88.0% 100.0%
% of Total 7.0% 51.2% 58.1%
Total Count 39 47 86
% within sikap 45.3% 54.7% 100.0%
% of Total 45.3% 54.7% 100.0%
Chi-Square Tests
PHBS
Baik Kurang Baik Total
enabling Baik Count 33 5 38
% within enabling 86.8% 13.2% 100.0%
% of Total 38.4% 5.8% 44.2%
Kurang Baik Count 6 42 48
% within enabling 12.5% 87.5% 100.0%
% of Total 7.0% 48.8% 55.8%
Total Count 39 47 86
% within enabling 45.3% 54.7% 100.0%
% of Total 45.3% 54.7% 100.0%
119
Chi-Square Tests
PHBS
Baik Kurang Baik Total
reinforcing Baik Count 36 7 43
% within reinforcing 83.7% 16.3% 100.0%
% of Total 41.9% 8.1% 50.0%
Kurang Baik Count 3 40 43
% within reinforcing 7.0% 93.0% 100.0%
% of Total 3.5% 46.5% 50.0%
Total Count 39 47 86
% within reinforcing 45.3% 54.7% 100.0%
% of Total 45.3% 54.7% 100.0%
120
Chi-Square Tests
Classification Tablea,b
Predicted
PHBS Percentage
Observed Baik Kurang Baik Correct
Step 0 PHBS Baik 0 39 .0
Kurang Baik 0 47 100.0
Overall Percentage 54.7
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step Variables pengetahuan 33.710 1 .000
0 sikap 53.600 1 .000
enabling 47.297 1 .000
reinforcing 51.093 1 .000
Overall Statistics 67.233 4 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 90.552 4 .000
Block 90.552 4 .000
Model 90.552 4 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
PHBS Percentage
Observed Baik Kurang Baik Correct
Step 1 PHBS Baik 36 3 92.3
Kurang Baik 3 44 93.6
Overall Percentage 93.0
a. The cut value is .500
123
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 89.918 3 .000
Block 89.918 3 .000
Model 89.918 3 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
PHBS Percentage
Observed Baik Kurang Baik Correct
Step 1 PHBS Baik 36 3 92.3
Kurang Baik 3 44 93.6
Overall Percentage 93.0
a. The cut value is .500