Anda di halaman 1dari 61

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul pembelajaran ini berjudul Asuhan Kebidanan Ibu Nifas . Yang
menjadi fokus pembahasan adalah mengenai:
(1) Konsep dasar masa nifas,
(2) Proses Laktasi dan menyusui
(3) Respon orang tua terhadap Bayi Baru Lahir
Dengan mempelajari modul ini diharapkan para mahasiswa memiliki
pemahaman tentang Asuhan kebidanan ibu nifas sehingga termotivasi untuk
secara optimal mengembangkan kemampuan dirinya untuk memberikan asuhan
kepada ibu nifas.
Setelah selesai mempelajari materi yang disajikan di dalam modul ini
diharapkan mahasiswa dapat memberikan konseling tentang :
(1) Konsep dasar masa nifas,
(2) Proses Laktasi dan menyusui
(3) Respon orang tua terhadap Bayi Baru Lahir
Manfaat yang mahasiswa peroleh setelah selesai mempelajari modul ini dan
mengikuti kegiatan pembelajaran secara tutorial adalah Meningkatnya
pengetahuan dan kemampuan/ keterampilan untuk memberikan asuhan kepada
ibu nifas.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di atas, pokok-pokok materi yang
akan dibahas di dalam modul ini dibagi ke dalam 3 Kegiatan Belajar, yaitu:
(1) Konsep dasar masa nifas,
(2) Proses Laktasi dan menyusui
(3) Respon orang tua terhadap Bayi Baru Lahir
Modul ini direncanakan agar mahasiswa dapat mempelajari sebelum kegiatan
pembelajaran secara tutorial dimulai sehingga waktu yang tersedia untuk tatap
muka dapat dioptimalkan pemanfaatannya :
(1) mendiskusikan materi pelajaran yang belum dipahami,
(2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan. Perkiraan waktu yang dibutuhkan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 1


untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 3 x 50 menit. Oleh karena itu,
mahasiswa sangat diharapkan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal
yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tutorial
dilaksanakan.
Selanjutnya, mahasiswa haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap,
yaitu dimulai dari materi pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1.
Setelah selesai mempelajari materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar-1 dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah yakin memahaminya,
barulah mahasiswa diperkenankan untuk mempelajari materi pelajaran yang
disajikan pada Kegiatan Belajar-2. Sebelum melanjutkan kegiatan pembelajaran
pada Kegiatan Belajar-3, mahasiswa haruslah benar-benar telah memahami
sebagian besar materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 dan
mampu menyelesaikan sebagian besar soal-soal latihannya dengan benar.
Demikian pula dengan materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan
Belajar-3. mahasiswa haruslah benar-benar telah memahami sebagian besar materi
pembelajaran pada Kegiatan Belajar-3 beserta soal-soal latihannya sebelum
mahasiswa meminta kesempatan untuk mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir
Modul (TAM).
Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal
latihan ini mahasiswa kerjakan. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada
diharapkan mahasiswa dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman
mahasiswa terhadap materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini.
Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah bahwa mahasiswa
mengetahui bagian-bagian mana dari materi pembelajaran yang disajikan di
dalam modul yang masih belum sepenuhnya mahasiswa pahami.
Kemudian, pada saat mengikuti kegiatan belajar secara tutorial , mahasiswa
akan mendapat kesempatan membahas materi pembelajaran yang belum
mahasiswa pahami. Selama kegiatan belajar secara tutorial , dosen akan lebih
cenderung bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
secara tutorial dapat dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi
pokok atau berdasarkan materi pembelajaran yang masih belum dipahami.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 2


Terbuka kemungkinan bagi mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok
kecil dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.
Khusus untuk topik Asuhan Kebidanan Ibu Nifas , porsi waktu untuk
kegiatan diskusi dapat saja dikurangi, dan sebagai gantinya, bisa dengan bermain
peran tentang konseling ibu nifas dan konseling menyusui . Dengan demikian,
pada akhir kegiatan pembelajaran secara tutorial , setidak-tidaknya mahasiswa
telah mampu melakukan konseling nifas pada pasien.
Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!

B. PRASYARAT
Lulus Mata Kuliah Anatomi Fisiologi, dan Kesehatan Reproduksi

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Baca terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai
2. Pelajari uraian materi sampai tuntas.
3. Baca rangkuman
4. Kerjakan soal-soal latihan.
5. Mengarahkan mhs cara menggunakan modul secara bertahap
dan menjelaskan metode yg digunakan mahasiswa.
6. Memberikan informasi sumber yg bisa digunakan.

D. TUJUAN AKHIR
Menjelaskan Kunjungan dan Perawatan Masa Nifas
Selesai mempelajari modul mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan kebijakan program nasional masa nifas
2. Menjelaskan proses laktasi dan menyusui
3. Menjelaskan Respon orang tua terhadap Bayi Baru Lahir

E. CEK KEMAMPUAN
Mereviuw Mata Kuliah Anatomi Fisiologi dan Kesehatan Reproduksi

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 3


BAB II
PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA


1. Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik-baik
deskripsi materi yang ada pada awal bab ini.
2. Sesudah itu, mualailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan
cermat
3. Diskusikan dengan teman-teman anda permasalahan yang masih belum
jelas dan apabila ada kesulitan jangan segan-segan menanyakan kepada
pengajar atau pembimbing
4. Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal
latihan yang telah ada pada lembar tersendiri dan jangan melihat jawaban
5. Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia
6. Ukurlah sendiri kemampuan anda dalam menjawab soal-soal yang ada.
Hasil jawaban anda menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.

B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan
KONSEP DASAR MASA NIFAS
belajar 1

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu


memahami tentang konsep dasar masa nifas, pengetian masa nifas, tujuan dari
masa nifas, peran bidan selama masa nifas, tahapan - tahapan masa nifas, program
dana kebijakan teknik masa nifas. Salah satu indikator untuk menentukan derajat
kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 4


Masa nifas merupakan hal penting guna menurunkan angka kematian ibu dan
bayi di Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan dibidang kesehatan harus
dilaksanakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, karena pada
dasarnya pembangunan nasional dibidang kesehatan berkaitan erat dengan
peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dalam
melaksanakan pembangunan.

A.1. Tujuan Pembelajaran


Umum

Setelah mempelajari modul ini diharapakan anda dapat menjelasakan konsep


dasar masa nifas.

A.2.Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Memahami maksud dan tujuan masa nifas


2. Menguraikan pengetian masa nifas
3. Menguraikan Tujuan masa nifas
4. Menganalisis peran bidan pada masa nifas
5. Menjelaskan tahapan masa nifas
6. Menguraikan program dan kebijakan teknis masa nifas

B. Pokok - Pokok Materi

1. Pengertian masa nifas


2. Tujuan masa nifas
3. Peran bidan pada masa nifas
4. Tahap masa nifas
5. Program dana kebijakan tekhnik masa nifas

URAIAN PENGANTAR DAN KONSEP DASAR MASA


NIFAS
MATERI

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 5


Apakah anda sudah mengetahui apakah itu konsep dasar masa
nifas?
A. PENGERTIAN MASA NIFAS
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari
menurut hitungan awam merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk
terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan Rahim, sama halnya seeperti
masa haid.
1. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010)
2. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
3. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa
nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).
4. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009).

Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas, yaitu:
1. Pengecilan Rahim atau involusi
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil
serta membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah selnya. Pada
wanita yang tidak hamil, berat Rahim sekitar 30 gram dengan ukuran kurang
lebih sebesar telur ayam. Selama kehamilan, Rahim makin lama akan makin
membesar.
Bentuk otot Rahim mirip jala berlapis tiga dengan serat-seratnya yang
melintang kanan, kiri dan transversal. Diantara otot-otot itu ada pembuluh
darah yang mengalirkan darah ke plasenta. Setelah plasenta lepas, otot Rahim
akan berkontraksi atau mengerut, sehingga pembuluh darah terjepit dan
perdarahan berhenti. Setelah bayi ahir, umumnyaa berta Rahim menjaddi
sekitar 1000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2 jari dibawah

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 6


umbilicus. Setelah 1 minggu kemudian beratnya berkurang jadi sekitar 500
gram. Sekitar 2 minggu beratya sekitaar 300 gram dan tidak dapat diraba lagi.
Jadi secara alamiah Rahim akan kembali mengecil perlahan-lahan
kebentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-60 gram.
Pada saat ini dianggap bahwa masa nifas sudah selesai. Namun, sebenarnya
Rahim akan kembali keposisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam
waktu 3 bulan setelah masa nifas. Selama masa pemuuulihan 3 bulan ini,
bykan hanya Rahim saja yang kemabli normal, tapi juga kondisi ibu secara
keseluruhan.
Proses Ovulasi uterus disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri. Pada
hari pertama, TFU di atas simfisis pubis atau sekitar 12 cm. proses ini terus
berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm setiap harinya, sehingga pada hari
ke-7 TFU berkisar 5 cm dan pada hari ke-10 TFU tidak teraba di simfisis
pubis.

2. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal


Selama hamil darah ibu relatif encer, karena cairan darah ibu banyak,
sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakukan pemeriksaan kadar
Hemoglobin (Hb) akan tampak sedikit menurun dari angka normalnya sebesar
11-12 gr%. Jika hemoglobinnya terlalu rendah, maka bisa jadi anemia atau
kekurangan darah.
Oleh karena itu, selama hamil ibu perlu di beri obat-obatan penambah
darah, sehingga sel-sel darahnya bertambahdan konsentrasi darah atau
hemoglobinnya normal atau tidak terlalu rendah. Setelah melahirkan, sistem
sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah kembali mengental,
dimana kadar perbandingan sel darah dan cairan darah kembali normal.
Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke 15 pasca persalinan
.
3. Proses Laktasi atau Menyusui
Proses ini timbul setelah plasenta atau ari ari lepas. Plasenta
mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta) yang
menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas, hormon plasenta itu
tidak dihasilkan lagi, sehingga terjadi produksi ASI. ASI keluar 2-3 hari pasca

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 7


melahirkan. Namun hal yang luar biasa adalah sebelumnya di payudara sudah
terbentuk kolostrum yang sangat baik untuk bayi, karena mengandung zat
kaya gizi, dan anti bodi pembunuh kuman

B. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS


Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi serta perawatan bayi sehari hari.
4. Memberikan pelayanan KB.
5. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
6. Imunisasi ibu terhadap tetanus.
7. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
8. Mempercepat involusi alat kandungan.
9. Melancarkan fungsi gastrointestisinal atau perkemihan.
10. Melancarkan pengeluaran Lochea.
11. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi hati
dan pengeluaran sisa metabolisme

C. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA NIFAS


Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas, antara lain sebagai
berikut:
1. Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-
saat kritis masa nifas
2. Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan
keluarga

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 8


3. Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan,
pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi
masa nifas
4. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis
5. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan
rasa nyaman
Adapun peran bidan pada masa nifas menurut Saleha (2009) adalah
sebagai berikut :
a. Mendeteksi dan merespon kebutuhan dan komplikasi pada saat :
6-8 jam setelah persalinan
6 hari setelah persalinan
2 minggu setelah persalinan
6 minggu setelah persalinan
b. Mengidentifikasi memberi dukungan terus-menerus selama masa nifas
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas
c. Sebagai promoter hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik
dan psikologis
d. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara menciptakan
rasa nyaman.
e. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan
dengan ibu dan anak, serta mampu melakukan kegiatan administrasi.
f. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
g. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan
data, menetapkan diagnose, dan rencana tindakan, serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dengan memnuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode
nifas
h. Memberikan asuhan kebidanan secara professional
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnose dan rencana tindakan melaksanakannya untuk mempercepat

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 9


proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama periode nifas.

D. TAHAPAN MASA NIFAS


Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia
uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan
kontraksi uterus, pengeluaran lokiaa, tekanan darah dan suhu
2. Periode early postpartum (24 jam 1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik
3. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB

Beberapa tahapan masa nifas menurut Walyani


1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat alat genetalia
yang lamanya 6 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu minggu,
berbulan bulan atau tahunan.

Adapun tahapan masa nifas menurut Reva Rubin :


1. Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain
Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 10


Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan
tubuh ke kondisi normal
Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal

2. Periode Taking On/Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)


Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan
tenggung jawab akan bayinya
Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK,
BAB dan daya tahan tubuh
Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi
Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya

3. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan
serta perhatian keluarga
Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam
kebebasan dan hubungan social
Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini.

Pengeluaran lochea terdiri dari :


a. Lochea rubra : hari ke 1 2.
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-
sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.
b. Lochea sanguinolenta : hari ke 3 7
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
c. Lochea serosa : hari ke 7 14.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 11


Berwarna kekuningan.
d. Lochea alba : hari ke 14 selesai nifas
Hanya merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi
disebut lochea purulent.

E. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS


Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan ini
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah
dan mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi :
Kunjunga Waktu Tujuan
n
1 6-8 jam setelah Mencegah terjadinya perdarahan
persalinan pada masa nifas
Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan dan meberi rujukan bila
perdarahan berlanjut
Memberikan konseling kepada ibu
atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
Pemberian ASI pada masa awal
menjadi ibu
Mengajarkan cara mempererat
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia
Jika bidan menolong persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2
jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dan bayi dalam
keadaan stabil
2 6 hari setelah Memastikan involusi uteri berjalan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 12


persalinan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau kelainan pasca melahirkan
Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat.
Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak ada tanda-tanda penyulit
Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, cara merawat
tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi
agar tetap hangat
3 2 minggu Sama seperti diatas
setelah
persalinan
4 6 minggu Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit yang ia atau bayinya alami
persalinan Memberikan konseling KB secara dini

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Secara garis besar terdapat tiga proses
penting dimasa nifas, yaitu sebagai berikut :
a. Pengecilan Rahim atau involusi
b. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
c. Proses laktasi atau menyusui

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 13


Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai
berikut :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
2) Mendeteksi masalah
3) Memberikan pendidikan kesehatan
4) Memberikan pelayanan KB
5) Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu
6) Mendorong pelaksanaan metode yang sehat
7) Mempercepat involusi alat kandungan
8) Melancarkan fungsi gastrointestisinal atau perkemihan
9) Melancarkan pengeluaran Lochea
10) Meningkatkan kelancaran peredaran darah
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnose dan rencana tindakan melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama periode nifas.
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Periode immediate postpartum
2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
3. Periode late postpartum (1minggu-5 minggu)
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan ini
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah dan
mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi.

D. TUGAS

1. Baca materi dalam modul ini dari referensi lain yang relevan.
2. Buatlah resume materi ini, kemudian kumpulkan pada awal pertemuan
berikutnya

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 14


E

Pilih satu jawaban yang paling tepat !


1. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
a. 4 minggu
b. 5 minggu
c. 6 minggu
d. 7 minggu

2. Salah satu tujuan pemberian asuhan pada masa nifas adalah :


a. Memberikan pelayanan keluarga berencana
b. Menjaga kesehatan bapak dan bayinya baik fisik maupun psikologi
c. Mendeteksi masalah kesehatan lingkungan
d. Memberikan pelayanan prima dalam lingkungan komunitasnya

3. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik
a. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
c. Periode immediate postpartum
d. Masa puerperium.

4. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya, termasuk dalam
fase :
a. Taking in
b. Taking hold
c. Letting go
d. Depresi

5. Kebijakan program nasional kunjungan pada masa nifas dilakukan:


a. 2 kali
b. 4 kali
c. 6 kali
d. 8 kali

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 15


6. Masa nifas adalah juga dapat disebut sebagai masa
a. Involusio uteri
b. Pueperium
c. Intrapartum
d. Partus

7. Yang merupakan proses penting dimasa nifas adalah, kecuali


a. Pengecilan rahim atau involusi
b. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
c. Proses penyusupan kepala bayi
d. Proses Laktasi atau Menyusui
8. Kapan sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula?
a. Hari ke - 7 pasca persalinan
b. Hari ke - 3 sampai hari ke 15 pasca persalinan
c. Hari ke 40 pasca persalinan
d. Hari ke 2 sampai ke 5 pasca persalinan

9. Mendeteksi kebutuhan dan komplikasi nifas dapat dilakukan pada saat...


a. 6-8 jam setelah persalinan
b. 2 jam setelah persalinan
c. 2 hari setela persalinan
d. 8 minggu setelah persalinan

10. Dibawah ini merupakan syarat bagi bidan dalam memberikan kebutuhan
ibu dan bayi selama periode nifas, kecuali
a. Bidan memiliki kemampuan untuk memberikan asuhan ibu nifas
secara professional.
b. Tersedianya alat dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Lingkungan yang mendukung keamanan dan kenyamanan ibu selama
dilakukan pemeriksaan dan pemberian asuhan.
d. Tidak melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik setiap waktu
kunjungan yang dilakukan.

F. KUNCI JAWABAN

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 16


KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 1
1. C 6. B
2. A 7. C
3. B 8. B
4. C 9. A
5. B 10. D

PROSES LAKTASI DAN


2 MENYUSUI

A. DESKRIPSI SINGKAT
Selamat bergabung dalam pembahasan materi 6 Kebidanan Nifas
dengan tema
Proses Laktasi Dan Menyusui

Menyusui adalah keterampilan yang dipelajarai ibu dan bayi, dimana


keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi
selama enam bulan. Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiwa
untuk memberikan asuhan kebidanan masa nifas tentang proses laktasi dan
menyusui. Proses laktasi dan menyusui memuat tentang anatomi dan fisiologi,
dukungan bidan dalam pemebrian ASI, manfaat pemberian ASI, komposisi Gizi
dalam ASI, upaya memperbanyak ASI, tanda bayi cukup ASI, ASI Eksklusif, Cara
Merawat payudara, cara menyusui yang benar dan masalah dalam pemberian ASI.

A.1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat menjelaskan proses laktasi
dan menyusui.

A.1. Tujuan Pembelajaran Khusus

a. Menjelaskan Anatomi dan fisiologi payudara (review)

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 17


b. Menjelaskan Dukungan bidan dalam pemberian ASI
c. Menjelaskan Manfaat pemberian ASI
d. Menjelaskan Komposisi Gizi dalam ASI
e. Menjelaskan Upaya memperbanyak ASI
f. Menjelaskan Tanda bayi cukup ASI
g. Menjelaskan ASI eksklusif
h. Menjelaskan Cara merawat payudara
i. Menjelaskan Cara menyusui yang benar
j. Menjelaskan Masalah dalam pemberian ASI

B. Pokok - Pokok Materi

a. Anatomi dan fisiologi payudara (review)


b. Dukungan bidan dalam pemberian ASI
c. Manfaat pemberian ASI
d. Komposisi Gizi dalam ASI
e. Upaya memperbanyak ASI
f. Tanda bayi cukup ASI
g. ASI eksklusif
h. Cara merawat payudara
i. Cara menyusui yang benar
j. Masalah dalam pemberian ASI

URAIAN PROSES LAKTASI DAN


MATERI 2 MENYUSUI
2
Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 18
A. Anatomi dan Fisiologi Laktasi
1. Anatomi

Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada,
tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari
luar sebagai berikut:
a. Superior : iga II atau III
b. Inferior : iga VI atau VII
c. Medial : pinggir sternum
d. Lateral : garis aksillaris anterior

Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang


pada beberapa jenis hewan, kelenjar susu dapat membentang dari sekitas lipat
paha sampai dada, kelenjar mamma merupakan ciri pembeda pada semua
mamalia. Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering kali berukuran tidak
sama. Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang umumya lebih besar
dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram pada
waktu menyusui mencapai 800 gram.
Payudara tampak depan. Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:
a. Korpus (badan), yaitu yang membesar
b. Aerola, yaitu yang kehitaman di tengah
c. Papilla, atau putting, yaitu yang menonjol di puncak payudara

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 19


Kulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut. Papilla dermis
mengandung banyak kelenjar sebasea. Ada empat macam bentuk puting, yaitu
bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).
Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi,
yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga
membentuk tonjolan atau dot ke dalam mulut bayi. Pada beberapa kasus dapat
terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting terbenam,
sehingga butuh penanganan khusus.
Bentuk-bentuk putting susu

Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan kulit puting
susu kadang-kadang mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya
terlihat sebagai nodulus kecil pada permukaan areola dan disebut tuberkel
montgomery. Pada papilla dan areola saraf peraba yang sangat penting untuk
reflex menyusui. Bila putting diisap, terjadilah reflex yang sangat diperlukan
dalam proses menyusui.
Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik
melalui puting susu, masing-masing saling tegak lurus. Jika payudara
dibayangkan sebagai piring sebuah jam, satu garis menghubungkan jam 12
dengan jam 6 dan garis lainnya menghubungkan jam 3 dengan jam 9. Empat
kuadran yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral), atas dalam
(supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah dalam (infero medial).
Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral).3 Ekor
payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang
daerah payudara lainnya. Kuadran luar atas ini mengandung massa jaringan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 20


kelenjar mamma yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering
menjadi tempat neoplasia. Pada kuadran medial atas dan lateral bawah, jaringan
kelenjar lebih sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang di kuadran
medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang
garis susu yang membentang dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga
lipatan paha.

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot


penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.3 Jaringan
kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting.3,4
Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di
belakang areola.
2. Fisiologi laktasi
Ada 2 refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks
prolaktin dan refleks aliran. Kedua refleks ini bersumber dari perangsangan
putting susu akibat isapan bayi yaitu :
a. Refleks prolaktin
Dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila ini
dirangsang, maka akan timbul implus (aliran listrik) yang menuju
hipotalamus selanjutnya kekelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar
ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang memegang peran
utama dalam produksi ASI di tingkat afeolus. Dengan demikian mudah
dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula
produksi ASI.
b. Refleks Aliran (Let down reflex)
Rangsangan yang berasal dari putting susu, tidak hanya diteruskan
sampai kekelenjar hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis bagian
belakang. Akibatnya bagian ini mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 21


berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan
dinding saluran, sehingga asi di pompa keluar. Makin sering menyusui,
pengkosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan
terjadinya bendungan susu makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran
asi yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyususan, tetapi
juga mudah terkena infeksi.
Dengan keluarnya oksitosin, hormon ini akan memacu otot rahim
sehingga involusi rahim makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu merasa
mulas pada hari pertama menyusu ini adalah mekanisme alamiah yang baik
untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.

B. Dukungan bidan dalam pemberian ASI


Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang
pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan
baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari
payudara ibunya.
2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya
sendiri.

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :


1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan
inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini
merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit
langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain
itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian
ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit
setelah lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 22


Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup
kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan.
Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci
tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan
minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim,
minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
3. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana
ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan
bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam
proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif,
ekonomi maupun medis. :
a. Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap
saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi
menyusu maka ASI segera keluar.
b. Aspek fisiologis .
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui.
Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks
oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu
involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin.
Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif
dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
c. Aspek psikologis.
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau
proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh
adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu
memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga
mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 23


dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan
tersendiri.
a. Aspek edukatif.
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal
cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca
melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga
sangat dibutuhkan oleh ibu.
b. Aspek ekonomi.
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu
maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun
pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam
pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
c. Aspek medis.
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi
nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau
perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga
dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya
ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
d. Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal,
bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan
akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
Memberikan kolustrum dan ASI saja.
e. ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.
Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan
bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan
prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 24


ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai
dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
Menghindari susu botol dan dot empeng.
f. Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi
bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang
baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu
ibu dengan botol jauh berbeda.

C. Manfaat ASI
1. Bagi bayi
a. Komposisi sesuai kebutuhan . Air susu setiap spesies makhluk hidup
yang menyusui itu berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan
kebiasaan menyusu anaknya.
b. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan .
Dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI cukup sebagai
makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai usia enam
bulan.
c. ASI mengandung zat pelindung . Antibodi (zat kekebalan tubuh) yang
terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan alami bagi
bayi baru lahir. Antibodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada susu
formula.
d. Perkembangan psikomotorik lebih cepat . Berdasarkan penelitian,
bayi yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat bila
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.
e. Menunjang perkembangan kognitif . Daya ingat dan kemampuan
bahasa bayi yang mendapat ASI lebih tinggi bila dibandingkan bayi
yang diberi susu formula.
f. Menunjang perkembangan penglihatan . Hal ini antara lain karena
ASI mengandung asam lemak omega 3.
g. Memperkuat ikatan batin ibu-anak . Rasa aman dalam diri bayi akan
tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan
kulit yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang
telah dikenalnya selama dalam kehamilan.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 25


h. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat . Melalui proses
menyusui, anak akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang
pada orang-orang di sekitarnya.
i. Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri .
Terjalinnya komunikasi langsung antara ibu dan bayinya selama
proses menyusui akan meningkatkan kelekatan di antara mereka. Rasa
lekat dan percaya bahwa ada seseorang yang selalu ada apabila
dibutuhkan lambat laun akan berkembang menjadi percaya pada diri
sendiri.
2. Bagi ibu
a. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula . Hal ini karena hormon progesteron yang
merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terperah
keluar juga akan merangsang kontraksi rahim. Jadi, susuilah bayi
segera setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan dan
proses pengerutan rahim berlangsung lebih cepat.
Mencegah anemia defisiensi zat besi . Bila perdarahan pasca persalinan
tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko kekurangan darah
yang menyebabkan anemia pada ibu akan berkurang.
j. Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamil . Dengan
menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang disiapkan
sebagai sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai
energi pembentuk ASI akan menyusut. Penurunan berat badan ibu
pun akan terjadi lebih cepat.
k. Menunda kesuburan . Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara
mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi,
yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum berusia enam
bulan; dan ibu belum haid.
l. Menimbulkan perasaan dibutuhkan . Rasa bangga dan bahagia karena
dapat memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya akan
memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.
m. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium . Penelitian
membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif
memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25%

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 26


lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara
eksklusif.

3. Manfaat bagi keluarga


a. Mudah pemberian ASI selalu tersedia dalam suhu yang sesuai, dan
dapat diberikan kapan saja saat bayi merasa lapar.
b. Mengurangi biaya rumah tangga . ASI tidak perlu dibeli, seperti
halnya susu formula. Uang untuk membeli susu bisa dialihkan untuk
membiayai kebutuhan rumah tangga yang lain.
c. Mengurangi biaya pengobatan . Bayi yang mendapat ASI jarang sakit,
sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
4. Manfaat bagi negara
a. Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan .
Angka kematian dan kesakitan bayi yang mendapat ASI akan
berkurang. Selain itu, dengan tertundanya masa suibur ibu,
penggunaan obat/alat KB dapat dihemat untuk beberapa bulan.
b. Penghematan devisa untuk pembelian susu formula dan perlengkapan
menyusu . Pemerintah dapat menghemat biaya pengeluaran untuk
membeli susu formula, botol, dot, dan bahan bakar minyak/gas yang
diperlukan dalam mempersiapkan air panas untuk membuat susu
formula.
c. Mengurangi polusi Pemberian ASI tidak akan menyebabkan
terjadinya tumpukan kaleng/karton susu dan pencemaran udara.
d. Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas . Anak
yang jarang sakit dan tumbuh-kembang dengan optimal akan tumbuh
menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berpotensi
sebagai SDM yang berkualitas.

D. Komposisi ASI
ASI menurut stadium laktasi dibedakan menjadi :
1. Kolostrum
a. Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang
terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum
dan setelah masa puerperium.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 27


b. Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai ke 3
c. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah
d. Merupakan caira viscous kental dengan warna kekuning-kuningan
lebih kuning dibandding dengan susu matur
e. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium
dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan dating
f. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI
matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur, pada kolostrum
protein yang utama adalah globulin (gamma globulin)
g. Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI
matur, dan dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai
umur 6 bulan
h. Kadar krbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI
matur
i. Mineral, terutamam natrium kalium dan klorida lebih tinggi jika
dibandingkan dengan susu matur.
j. Total energi rendah jika dibandingkan dengan susu matur hanya
58 Kal\100 ml kolostrum.
k. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan
dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat
lebih tinggi atau lebih rendah
l. Bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI matur tidak
m. pH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur
n. Lipidnya lebih banyak mengadung kolesterol dan lesitin
dibandingkan dengan ASI matur.
o. Terdapat tripsin inhibitor sehingga hidrolisis protein didalam usus
bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak
menambah kadar antibody pada bayi
p. Volume berkisar 150-300 ml\24 jam
2. Air Susu Masa Peralihan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 28


a. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI
yang matur
b. Disekresi dari hari ke 4 sampai ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada
pendapat ASI mstur bsru terjadi pada minggu ke 3 sampai minggu
ke 5
c. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak semakin meninggi dan volume juga semakin meningkat
d. Komposisi ASI menurut Klein I.S dan Osten J.M dalam satuan
gram\100 ml
3. Air Susu Matur
a. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya,
komposisi relative konstan (ada pendapat menyatakan komposisi
ASI relative konstan mulai minggu ke 3 sampai mionggu ke 5).
b. Merupakan caioran berwarna putih kekuningan yang diakibatkan
warna dari Ca-casein, riboflafin dan karoten yang terdapat
didalamnya
c. Tidak menggumpal jika dipanaskan
d. Terdapat antimicrobial faktor, antara lain :
1) Antibodi terhadap bakteri dan virus
2) Sel (fogosit granulosit dan makrofag serta limfosit tipe T)
3) Enzim (lisosim, laktoperosidase, lipase, katalase, fosfatase,
amylase, fosfodieterase, alkalifosfatase).
4) Protein (laktoferin, B12 biding protein).
5) Resistance factor terhadap stafilokokus
6) Komplemen
7) Interferron producing cell
8) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang endah dan
adanya factor bifidus.
9) Hormon-hormon
e. Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yang bersifat
bakteriostastik kuat terhadap Escherichia coli dan juga
menghambat pertumbuhan candida albicans.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 29


f. Laktobacillus bifidus merupakan koloni kuman yang
memetabolisir laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan
rendahnya pH sehingga pertumbuhan kuman pathogen dapat
dihambat
g. Imunoglobulin memberikan mekanisme pertahanan yang efektif
terhadap bakteri dan virus (terutama IgA) dan bila bergabung
dengan komplemen dan lisozim merupakan suatu antibacterial
non spesefik yang mengatur pertumbuhan flora usus.
h. Faktor leukosit pada pH ASI mempunyai pengaruh mencegah
pertumbuhan kuman patogen (efek bakteristatis dicapai pada pH
sekitar 7,2)
Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi
Kandungan ASI Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (k.kal) 58.0 70.0 65.0
Protein 2.3 0.9 3.4
Whey -1:1,5 1:1,2 -
Kasein (mg) 14.0 187.0 -
Laktalbumin (mg) 218.0 161.0 -
Laktoferin (mg) 330.0 167.0 -
IgA (mg) 364.0 142.0 -
Laktosa (gr) 5,3 7.3 4.8
Lemak (gr) 2,9 4.2 3.9
Vitamin
Vitamin A (ug) 151.0 75.0 41.0
Vitamin B (ug) 1.9 14.0 13.0
Vitamin B2 (ug) 30.0 40.0 145.0
Asam nikotinik (ug) 75.0 160.0 82.0
Vitamin B6 (ug) -12.0 -15.0 64.0
Asam pantotenik (ug) 188.0 246.0 340.0
Biotin (ug) 0.06 0.6 2.8
Asam folat (ug) 0.05 0.1 0.13
Vitamin B 12 (mg) 0.05 0.1 0.6
Vitamin C (mg) 5.9 5.0 1.1

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 30


Vitamin D (ug) -0.04 0.2 0.02
Kalsium (mg) 39.0 35.0 130.0
Klorin (mg) 8.5 40.0 108.0
Tembaga (mg) 40.0 40.0 14.0
Zat Besi (mg) 70.0 100 70.0
Magnesium (mg) 4.0 4.0 12.0
Fosfor (mg) 14.0 15.0 120.0
Porasium (mg) 74.0 57.0 145.0
Sodium (mg) 48.0 15.0 58.0
Sulfur (mg) 22.0 14.0 30.0

E. Upaya Memperbanyak ASI


Cara meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan menyusui saat ibu sedang hamil.
2. Susuilah bayi segera setelah bayi lahir.
3. Susuilah bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menghisap puting
susu, semakin banyak ASI yang keluar.
4. Susuilah bayi dari kedua payudara yang kiri dan kanan secara bergantian
pada setiap kali menyusui.
5. Jangan memberikan makanan dan minuman lain selain ASI sampai dengan
usia bayi 4 bulan.

Tips Memperbanyak ASI :


a. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum
mau menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah ASI. Ingat !
produksi ASI prinsipnya based on demand sama spt prinsip pabrik. Jika
makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin banyak yg
ASI yg diproduksi.
b. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui. Bahasan ini masih
terkait dg point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI
juga makin lancar.
c. Yang tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi
psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 31


Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1
pikiran duh ASI peras saya cukup gak ya? maka pada saat bersamaan
ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi
ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun. Relaks saja
ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah. Jika ayah mendukung
maka ASI akan lancar. Mendukung bisa dengan berbagai cara mulai dari
menyemangati istri hingga hal - hal lain spt menyendawakan bayi setelah
menyusu, menggendong bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.
d. Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua
merasa bahwa ASInya masih sedikit atautakut anak gak kenyang, banyak
yg segera memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu
justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif malas
menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg
dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada
ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin
sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.
e. Hindari penggunaan DOT, empeng, Jika ibu ingin memberikan ASI
peras/pompa (ataupun memilih susu formula) berikan ke bayi dg
menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan dg dot, maka
anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion). Kondisi
dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot.
Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap
disekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi
ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya
mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan
menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari
penggunaan dot dsbnya.
f. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg
klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis
agar ASI tetap optima.
g. Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 32


h. Lakukan perawatan payudara : Massage / pemijatan payudara dan kompres
air hangat & air dingin bergantian.

F. Tanda bayi cukup ASI


1. Bayi kencing setidaknya 6 kali dlm 24 jam dan warnanya jernih sampai
kuning muda.
2. Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji.
3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu mrs lapar, bangun dan tdr ckp.
4. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dlm 24 jam.
5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
6. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai
menyusu.
7. Bayi bertambah berat badannya.

G. ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif
Asi ekslusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja ( tanpa
makanan/minuman pendampg termasuk air putih maupun susu formula )
selama enam bulan, untuk kemudian diteruskan hingga 2 tahun atau lebih ,
dan setelah enam bulan baru didampingi dengan makanan / minuman
pendamping ASI (MPASI) sesuai perkembangan pencernaan anak.

2. Manfaat ASI Eksklusif


Mengandung semua yang dibutuhkan bagi pertumbuhan balita
yang sehat Tidak hanya mengandung zat gizi dan non zat gizi yang
penting, tetapi juga mengandung enzim penyerapnya sehingga semua ASI
dengan mudah diserap seluruhnya oleh bayi. Hal inilah yang membuat
bayi ASI Ekslusif mudah Lapar dan sering menyusu.
a. Memberikan kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi terutama diare.
b. Bayi ASI lebih siaga, percaya diri dan stabil dibandingkan bayi tanpa
ASI.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 33


c. Dengan menyusui terjalinnya ikatan kasih saying yang kuat antara
bayi dan ibu, dan membuat keduannya merasa aman dan bahagia.
d. Hemat, praktis dan ramah lingkungan, karena mengurangi sampah
dari kaleng atau dus.
e. Mengurangi kemungkinan terkena kanker.
f. Membantu Ibu untuk pemulihkan uterus, pendarahan dan efek
kontraseptis.
g. Dan lain lain.

3. Prinsip pemberian ASI


a. Susui bayi segera dalam 30 60 menit setelah lahir.
b. Semakin sering menyusui semakin banyak ASI keluar, Produksi ASI =
Demand on Supplai.
c. Pemberian makanan dan minuman lain akan mengurangi jumlah ASI.
d. Ibu dapat menyusui dan mempunyai cukup ASI untuk bayinya. Oleh
karena itu perlu mengetahui cara menyusui yang benar.
4. Kendala kendala pemberian ASI Ekslusif
a. Kurang dimengertinya konsep dan pentingnya ASI Ekslusif baik bagi
para ibu maupun tenaga kesehatan.
b. Adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI, bentuk payudara
akan berubah.
c. Kurangnya waktu bagi wanita pekerja untuk memberikan ASI secara
langsung.
d. Tidak adanya sarana dan prasarana penunjang untuk memerah ASI
dan tempat penyimpanan ASI di perusahaan tempat ibu bekerja.
e. Adanya pelanggaran cara cara promosi tertentu yang dapat
menyesatkan para ibu untuk mempercayai bahwa susu formula dan
makanan pendamping tersebut sama baiknya dengan ASI.

5. Upaya pemerintah untuk mendukung pemberian ASI Eksulsif


Dikarenakan Promosi Susu Formula dan MPASI lainnya lebih
gencar dibandingkan dengan promosi ASI Eklusif ini sendiri, maka

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 34


program ASI Ekslusif ini kurang berjalan. Dan untuk mengatur promosi
Susu Formula dan MPASI serta melindungi dan mendorong peningkatan
pemberian ASI, Menteri Kesehatan menerbitkan Kepmenkes No
237/MENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran Pengganti ASI ( MPASI )
dan Peraturan Pemerintah RI No.33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Ekslusif. Dalam Peraturan Pemerintah menjamin pemenuhan hak bayi
untuk mendapatkan ASI Eksklusif sampai berusia 6 bulan dan tanggung
jawab tenaga kesehatan untuk selalu berperan dalam pemberian ASI pada
bayi.

6. Anjuran pemberian ASI


a. 0 6 bulan : ASI Eksklusif memenuhi 100% kebutuhan.
b. 6 12 bulan : ASI memenuhi 60 70 % kebutuhan, perlu makanan
pendamping ASI yang adekuat.
c. > 12 bulan : ASI hanya memenuhi 30 % kebutuhan, ASI tetap
diberikan untuk keuntungan lainnya.
7. Keberhasilan pemberian ASI
a. Bayi diberikan kepada ibunya untuk menyusu sedini mungkindan
Rooming-in.
b. Bayi diperkenankan untuk menyusu sesering mungkin.
c. Setelah ASI keluar bayi menghisap ASI dengan frekuensi sesuai
kebutuhan termasuk dimalam hari sekalipun.
d. Bayi tidak diberi air atau glukosa tanpa persetujuan dokter atau orang
tuanya.
e. Staf perwatan wajib membantu ibu untuk mendapatkan keberhasilan
dalam proses laktasi

H. Cara Merawat Payudara


Perawatan buah dada untuk memperbanyak ASI ini ada 2 cara, yang
keduanya dapat dilakukan bersama-sama, caranya :
1.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian di keringkan dengan
handuk

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 35


2
4

1
3

5 6

2. Pasang handuk besar untuk menutupi bagian atas klien

3. Siapkan pasien dengan melepas pakaian atas dan Bh klien

4. Kompres kedua puting susu dengan menggunakan kapas yang telah


dibasahi dengan minyak kelapa

5. Berikan penjelasan kepada klien tentang cara pengurutan perawatan


payudara masa nifas
6. Basahi telapak tangan dengan menggunakan minyak kelapa

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 36


7. Penggurutan pertama dilakukan dengan menggunakan telapak tangan
diposisikan ditengah kedua payudara kemudian dilakukan penggurutan
dari arah tengah keatas kemudian kesamping dan kebawah kemudian
sangga payudara dimana tangan kanan menyangga payudara kanan dan
tangan kiri menyangga payudara kiri kemudian dilepaskan. Gerakan ini
dilakukan dengan teratur minimal 20 -30 kali

8. Penggurutan kedua dengan menggunakan sisi kelingking. Gerakan dimulai


dari arah atas kemudian kesamping dan kebawah secara sirkuler

9. Penggurutan ketiga dengan menggunakan biku jari tangan.gerakan dimulai


dari bagian atas kemudiankesamping dan ke bawah secara sirkuler.
Kerjakan secara teratur 20 30 kali

10. Lakukan penyiraman kedua payudara, mula mula disiram dengan air
hangat kemudian dengan air dingin sebanyak 10 kali secara bergantian

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 37


11. Keringkan payudara dengan menggunakan handuk besar

12. Rapikan klien dengan memakaikan baju dan BH klien

13. Anjurkan ke klien untuk melakukan perawatan payudara dirumah secara


teratur

I. Cara Menyusui yang benar


1. Tehnik menyusui yang benar
a. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
b. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan
1) Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga
epitel yang lepas tidak menumpuk.
2) Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3) Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu
atau dengan jalan operasi.
c. Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau
berbaring.
1) Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 38


2) Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

3) Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan
posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara
seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan
kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 39


diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan
posisi ini bayi tidak tersedak.

4) Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

5) Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang


perawatan

6) Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

7) Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 40


8) Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

J. Langkah-langkah menyusui yang benar


1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun

1 2 3 4

5 6

2.Posisikan menyusui dengan posisi yang benar

Posisi duduk dikursi dengan diganjal bantal atau tidur miring

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 41


3.Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting
4.Cara memasukkan puting susu sampai ke areola mamae (beri sentuhan
dengan payudara pada mulut bayi atau rangsang dengan memberikan
tepukn dengan jari secara halus disamping mulut bayi)

5.Jelaskan bahwa menyusui bergantian kanan kiri masing masing 10 menit

6.Jelaskan cara melepas puting susu dari areola mamae dari mulut bayi
dengan benar

7.Jelaskan cara menyendawakan bayi

8.Cara menggosongkan sisa ASI yang benar

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 42


9.Akibat salah menyusui

10.Setelah selesai menyusui oleskan sisa ASI ke puting susu


11.Pakai BH atau kutang yang baik dan benar

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar


1) Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
a) Bayi tampak tenang.
b) Badan bayi menempel pada perut ibu.
c) Mulut bayi terbuka lebar.
d) Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
e) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih
banyak yang masuk.
f) Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
g) Puting susu tidak terasa nyeri.
h) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 43


i) Kepala bayi agak menengadah.
2) Lama dan frekuensi menyusui
a) Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena
bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui
bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi
tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.
b) Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi
akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja
dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering
disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

K. Masalah dalam Pemberian ASI


1. Puting susu datar dan terpendam (inverted nipple)
Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau
perlu dengan bantuan pompa susu.
2. Puting lecet adan nyeri (craked nipple)
Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap
yang salah, puting susu belum meregang (belum siap untuk disusui),
dan hisapan bayi sangat kuat. Cara mengatasinya:
a. Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit. Susui sebelum bayi
sangat lapar agar menghisapnya tidak terlalu kuat
b. Perbaiki cara menghisap, bibir bayi menutupi areola diantara gusi
atas dan bawah
c. Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alcohol
d. Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting setelah selesai
menyusui. Letakkan jari kelingking di sudut bawah
e. Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting selesai menyusui
f. Biarkan puting kering sebelum memakai BH

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 44


g. Kalau lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas
h. Usahakan bayi menghisap sampai kebagian hitam disekitar puting
(aerola).
3. Payudara bengkak (bendungan payudara)
Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang
disertai rasa nyeri. Cara mengatasinya:
n. Susuilah bayi sesuai kebutuhan
o. Susuilah bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan
p. Keluarkan ASI dengan pompa atau manual dengan tangan bila
produksi ASI melebihi kebutuhan bayi
q. Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat
r. Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal.
4. Saluran ASI tersumbat (enggorgement of breast)
Cara mengatasinya:
a. Kelurakan ASI dengan tangan/pompa
b. Kompres air hangat sebelum menyusui, kompres air dingin
setelah menyusui
5. Radang payudara
Terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan. Tanda-tandanya adalah:
a. Kulit payudara tampak lebih merah.
b. Payudara mengeras
c. Nyeri dan berbenjol-benjol
Cara mengatasinya:
a. Tetap menyusui bayi
b. Bila disrtai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam
dan menghilangkan rasa nyeri.
c. Bila belum berhasil segera rujuk ke Puskesmas
d. Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur
6. Payudara abses
Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk
sementara payudara yang abses tidak dipakai untuk menyusui. Rujuk
ke Puskesmas. Setalah sembuh bayi dapat menyusui kembali.
7. Produksi ASI kurang
a. Ibu perlu menjaga ketenangan pikiran
b. Cukup istirahat dan mempertinggi rasa percaya diri akan
kemampuan menyusui bayinya
c. Makanan ibu cukup bergizi
d. Tingkatkan frekuensi menghisap/menyusui
8. Bingung putting
a. Bila ibu bekerja atau karena sesuatu hal bayi terpaksa diberikan
susu buatan, berikan dengan sendok, jangan dengan dot susu

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 45


botol karena menyusui dari dot berlainan dengan puting ibu. Ini
untuk menghindari agar bayi tidak bingung puting.
b. Mempertahankan dan mempertinggi produksi ASI.
c. Merawat payudara dan senam payudara. Memperhatikan
makanan ibu menyusui. Ibu menyusui makan lebih banyak dari
biasanya dan minum 6-8 gelas sehari. Banyak istirahat. Menjaga
ketenangan pikiran dan mempertinggi rasa percaya diri akan
kemampuan menyusui bayinya. Teruskan menyusui. Hisapan
bayi akan merangsang produksi ASI.
9. Masalah Pemberian ASI pada Bayi
Walau bayi sudah memiliki refleks menghisap puting ASI ibu sejak
lahir, namun pada awalnya mungkin sulit ia lakukan. Bayi Ibu memang
belum terbiasa. Kadang-kadang, kesulitan pemberian ASI disebabkan
oleh faktor medis yang dapat mempengaruhi selera makan bayi atau
proses penyerapan makanan dan nutrisi.

Menyusui adalah keterampilan yang dipelajarai ibu dan bayi, dimana


keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi
selama enam bulan. Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai
makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses
menyusui yang benar merupakan sarana untuk membangun SDM yang
berkualitas. Seperti diketahui ASI adalah makanan satu-satunya yang paling
sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama.
Dalam modul ini sudah dijelaskan secara rinci tentang bagaimana proses
laktasi dan menyusi dengan baik agar bayi mendapatkan perkembangan jasmani,
emosi maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya. Mulai dari anatomi dan
fisiologi payudara, dukungan bidan dalam pemberian ASI, manfaat ASI, Tanda
bayi cukup ASI, ASI Eksklusif, Cara perawatan payudara, dan Cara menyusui
yang benar. Dengan adanya modul ini maka pemberian ASI dapat

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 46


diberlangsungkan dengan baik baik bagi ibu,keluarga,tenaga kesehatan karena
merupakan hak bagi bayi sesuai dengan PP RI No.33 Tahun 2012. Hak akan bayi
tidak bisa dirampas karena bayi berhak mendapatkan ASI Eksklusif selama 6
bulan tanpa asupan tambahan lain. Kendala dan hambatan dalam pemberian ASI
dapat dihindari selama proses asuhan kehamilan dan persalinan, seorang ibu
mendapatkan asuhan untuk persiapan masa nifas dan menyusui secara tepat dan
baik. Dukungan dari semua pihak akan mewujudkan Generasi Penerus Bangsa
yang Handal dan Cerdas.

D. TUGASi. TUGAS

1. Baca materi dalam modul ini dari referensi lain yang relevan.
2. Buatlah resume materi ini, kemudian kumpulkan pada awal pertemuan
berikutnya.

1. Ada tiga bagian utama payudara yang menonjol dipuncak payudara


disebut .........................
a. Korpus
b. Areola
c. Papila
d. Lobus
e. Lobulus
2. Reflek yang berfungsi untuk pembentukan ASI, adalah
reflek.............................
a. Progesteron
b. Estrogen
c. Oksitosin
d. Prolaktin
e. Lactogen
3. ASI Eksklusif diberikan sampai bayi usia .......................
a. 6 bulan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 47


b. 12 bulan
c. 16 bulan
d. 2 tahun
e. 3 tahun

4. Setelah dibentuk dan dikeluarkan maka ASI akan mengalir dan ditampung
pada ..........................
a. Duktus laktiferus
b. Sinus laktiferus
c. Lobubus laktiferus
d. Areola
e. Korpus latiferus

5. ASI yang keluar pada hari ke 10 disebut dengan ASI .......................


a. Kolostrum
b. Matur
c. Peralihan
d. Susu perah
e. Transisi

6. Adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI, bentuk payudara akan


berubah hal ini merupakan ...................
a. Proses ASI
b. Kendala ASI
c. Hambatan dalam ASI
d. Manfaat ASI
e. Keberhasilan ASI

7. Peraturan tentang ASI Eksklusif diatur dalam..sehingga akan


mempunyai kekuatan hukum dalam menecetak generasi muda bangsa
yang sehat dan produktif.
a. PP RI No. 33 tahun 2012
b. PERMENKES No. 500 tahun 2010
c. KEPMENKES No. 450 tahun 2011

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 48


d. PP RI No. 500 tahun 2012
e. KEPMENKES No. 550 tahun 2012

8. Tiga hal yang menghambat dalam pemberian ASI adalah .......................


a. Feedback inhibitor, stress dan pola hidup
b. Feedback inhibitor, stress dan penyapihan
c. Stress, pola hidup, dan ekonomi
d. Ekonomi, sosial budaya dan gaya hidup
e. Gaya hidup, ekonomi, dan stress

9. Pada ibu yang post SC, posisi menyusui yang bisa dilakukan adalah
dengan ............................
a. Bayi ditidurkan tengkurap tangan ibu menahan kepala agar bayi
tdk tersedak
b. Ibu tidur miring kanan kiri dan bayi berada disebelahnya
c. Ibu dalam posisi duduk bokong bayi diganjal bantal
d. Ibu dalam posisi tidur bayi berada dipangkuannya
e. Duduk dibawah dengan diganjal bantal

10. Bayi yang sehat akan menggosongkan ASI dalam waktu ........................
a. 5 7 menit
b. 10 menit
c. 15 menit
d. 20 menit
e. 30 menit

11. Lambung bayi akan kosong dalam waktu .........................


a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. 5 jam

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 49


12. Setelah usia anak >6 bulan berapa persenkah ASI bida memenuhi
kebutuhan bayi ..........................
a. 100 %
b. 70 80 %
c. 60 70 %
d. 50 60 %
e. 30 %

Seorang perempuan umur 23 tahun baru saja melahirkan anakya 3 hari


yang lalu datang ke bidan mengeluh payudaranya merah,bengkak dan
nyeri bila disentuh. Ibu tidak takut menyusui bayinya. Hasil pemeriksaan
T 110/70 mmHg, N 80x/mnt, R 24 x/mnt, S 37,7OC, payudara merah
mengkilap dan ASI terlihat penuh, kedua payudara terkena.
13. Dari kasus diatas diagnosa yang bisa ditegakkan adalah ........................
a. Enggorgement of breast
b. Bendungan payudara
c. Mastitis
d. Abses payudara
e. Abses mastitis

14. Manfaat yang didapat dengan rawat gabung yaitu terjadinya kontak batin
antara ibu dan bayi merupakan aspek .................................
a. Fisiologis
b. Psikologi
c. Sosial
d. Fisik
e. Edukatif

15. Tanda bayi cukup ASI yaitu ..................................


a. Bayi kencing setidaknya 6 kali dlm 24 jam dan warnanya jernih
sampai kuning muda.
b. Bayi sering BAB berwarna kekuningan cair.
c. Bayi selalu tidak puas, sewaktu-waktu mrs lapar selalu tdr.
d. Bayi setidaknya menyusu 15 kali dlm 24 jam.
e. Bayi mengosongkan payudara 30 menit.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 50


F. KUNCI JAWABAN

1. C 9. A
2. A 10. A
3. D 11. B
4. B 12. C
5. B 13. B
6. B 14. B
7. A 15. A
8. B

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Jawablah pertanyaan dalam latihan di atas, kemudian cocokkan dengan kunci
jawaban yang tersedia. Apabila Anda mampu menjawab latihan di atas
dengan keberhasilan lebih dari 75% berarti Anda sudah menguasai materi
dalam modul ini. Namum apabila Anda menjawab latihan diatas engan
keberhasilan kurang dari 75%, maka Anda belum menguasai modul ini. Maka
dari itu Anda perlu mempelajari lagi modul ini dengan lebih cermat.

RESPON ORANG TUA


TERHADAP BBL

DESKRIPSI SINGKAT

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 51


Selamat bergabung dalam pembahasan materi 7 Kebidanan Komunitas
dengan tema Respon Orang Tua Terhadap BBL

Periode postpartum merupakan masa transisi bagi ibu untuk


menyesuaikan perannya sebagai orang tua. Banyak ibu muda yang
mengalami perubahan perasaan yang sebenarnya adalah respon alamiah
karena telah mengalami perubahan fisik dan psikologis selama hamil dan
bersalin. Pada masa ini ibu merasakan ada perubahan hubungan antara ia
dan bayi, suami maupun dengan keluarga lain. Respon yang umum antara
lain bingung, serba salah, tertarik, atau kecewa karena bayi tidak sesuai
keinginan. Butuh beberapa waktu bagi ibu untuk menyesuaikan diri
menerima perannya sebagai ibu.

A.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Menjelaskan Kebutuhan Dasar Masa Nifas.

A.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

a. Menjelaskan Bounding Attacment masa nifas


b. Menjelaskan Faktor faktor yang mempengaruhi respon ayah pada masa
nifas
c. Menjelaskan Sibling rivalry masa nifas

B. URAIAN RESPON ORANG TUA


MATERI
I. BOUNDING ATTACHEMENT
TERHADAP BBL
Bounding : ikatan
Adalah suatu ketertarikan antara orang tua dan anak
saat pertama kali mereka bertemu.
Attachement : kasih sayang
Terjadi pada periode kritis, seperti pada kelahiran terutama
adopsi. Hal ini menjelaskan suatu perasaan menyayangi,
bersifat unik dan bertahan lama. Proses kasih sayang dimulai saat ibu hamil,
semakin menguat pada awal periode pasca partum dan begitu terbentuk akan

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 52


menjadi konstan dan konsisten. Hal ini sangat penting bagi kesehatan fisik dan
mental sepanjang rentang kehidupan. Jadi, Bonding attachment / keterikatan
awal / ikatan batin adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus
menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bagian penting dari ikatan ialah perkenalan (Klaus, Kennel, 1982). Orang
tua melakukan kontak mata, menyentuh, dan berbicara. Selama periode ini,
keluarga mencari identifikasi bayinya melalui proses klaim. Mula-mula anak
akan dicari kesamaannya dengan anggota keluarganya, kemudian perbedaannya,
dan akhirnya keunikannya. Ikatan diperkuat melalui penggunaan respon sensual
atau kemampuan kedua pasangan dalam melakukan interaksi orang tua-anak.

Respons tersebut antara lain :


a) Sentuhan dan kontak mata
Meraba atau menyentuh anggota badan (ekstremitas) bayi serta kepalanya,
mengusap bayi dengan telapak tangan lalu menggendongnya di lengan dan
memposisikannya sedemikian rupa sehingga matanya bisa bertatapan
langsung dengan mata bayi.
b) Suara
Saling mendengar dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Saat
suara yang membuat mereka yakin bayinya dalam keadaan sehat terdengar
mereka mulai melakukan tindakan untuk menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan suara bernada tinggi, bayi menjadi tenang dan berpaling ke
arah mereka.
c) Aroma
Ibu berkomentar terhadap aroma bayi mereka ketika baru lahir dan
mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik. Bayi belajar
dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
d) Entrainment
Terjadi saat anak mulai berbicara. Bayi menggoyangkan tangan, mengangkat
kepala, menendang-nendangkan kaki mengikuti nada suara orang tuanya.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 53


Irama ini juga berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
e) Bioritme
Setelah lahir, bayi yang menangis dapat ditenangkan mendengar denyut
jantung ibunya dengan dipeluk dalam posisi sedemikian rupa sehingga ia
dapat mendengar denyut jantung ibunya.

Ikatan antara ibu dan bayi bisa tertunda karena:


1) Prematuritas
Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapatkan
kasih sayang dari ibunya karena kondisi belum viable (kelangsungan hidup
terus) dan belum cukup untuk menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan
bayi diletakan dalam inkubator sampai bati dapat hidup sebagai individu
yang mandiri
2) Bayi atau ibu sakit
Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit dan harus mendapat
perawatan khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda.
3) Cacat fisik
Bayi lahir cacat fisk atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya dapat
menimbulkan stress pada keluarga, utamanya ibu. Ibu merasa malu dan
kurang menyukainya.

II. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON AYAH DAN


KELUARGA
Cara orang tua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai
faktor :
1. Usia maternal lebih dari 35 tahun
Beberapa ibu yang telah berusia merasa bahwa merawat bayi baru lahir
melelahkan secara fisik. Tindakan yang bertujuan membantu ibu
memperoleh kembali kekuatan dan tonus otot seperti latihan senam
prenatal dan pasca partm sangat dianjurkan.
2. Jaringan sosial

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 54


Primipara dan multipara memiliki kebutuhan yang berbeda. Multi para
dapat lebih mudah beradaptasi terhadap peran, sedangkan primipara
memerlukan dukungan yang lebih besar. Jaringan sosial dapat memberikan
dukungan, diamana orang tua dapat meminta bantuan. Orang tua, keluarga
mertua, yang membantu urusan rumah tangga dapat memberikan kritikan
dan dihargai.
3. Budaya
Budaya mempengaruhi interaksi orang tua dengan bayi, demikian juga
dengan orang tua atau keluarga yang mengasuh bayi. Contohnya: wanita
Vietnam hampir tidak mau merawat bayinya, menolak untuk
menggendong bayinya. Penampakan luar yang sepertinya tidak ada
perhatian terhadap bayi baru lahir dalam kelompok budaya mereka ialah
upaya untuk menjauhkan roh-roh jahat. Dalam kepercayaan wanita ini
justru sangat mengasihi dan khawatir terhadap keselamatan bayinya.
4. Kondisi Sosio ekonomi
Keluarga yang mampu membayar pengeluaran tambahan dengan
hadirnya bayi baru ini mungkin hampir tidak merasakan beban keuangan.
Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi suatu beban financial
dapat mengalami peningkatan stres. Stress ini mengganggu perilaku orang
tua sehingga membuat masa transisi menjadi orang tua lebih sulit.
5. Aspirasi Personal
Bagi beberapa wanita, menjadi orang tua mengganggu kebebasan
pribadi atau kemajuan karir mereka. Kekecewaan yang timbul akibat tidak
mencapai kenaikan jabatan, misalnya akan berdampak pada cara merawat
dan mengasuh bayinya dan bahkan mereka bisa menelantarkan bayinya.
Atau sebaliknya, hal tersebut membuat mereka menunjukkan rasa
khawatir yang berlebihan atau menetapkan standar yang tinggi terhadap
diri mereka dalam memberi perawatan.
6. Adaptasi Kakek Nenek
Jumlah keterlibatan kakek-nenek dalam merawat bayi baru lahir
tergantung pada banyak faktor, salah satunya keinginan kakek-nenek untuk
terlibat.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 55


Nenek dari ibu adalah model yang penting dalam praktik perawatan bayi
(Rubin, 1975). Ia bertindak sebagai sumber pengetahuan dan sebagai
individu pendukung. Cucu ialah bukti nyata kontinuitas dan keabadian.
Seringkali kakek dan nenek mengatakan bahwa kehadiran cucu membantu
mereka mengatasi rasa sepi dan kebosanan. Kakek-nenek dapat membantu
anak-anak mereka dalam mempelajari keterampilan menjadi orang tua dan
mempertahankan tradisi budaya.

III. SIBLING RIVALRY


Sibling Rivalry adalah perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi
atau saudara kandung yang baru dilahirkan.
Penyebab sibling rivalry:
A. Kompetensi (kemampuan) kaitannya dengan kecemburuan
B. Ciri emosional, yakni temperamen, seperti halnya mudah bosan, mudah
frustaswi, medah marah atau sebaliknya.
C. Sifat perasaan anak sesuai sampai dengan dua tiga tahun, yakni apa yang
disenangi adalah miliknya, harus difahami betul oleh orang tua.
D. Kelemahan perkembangan seperti halnya lemahnya atau lambatnya
kemampuan bahasa, kurang bisanyadalam hal interaksi sosial, sehingga
mudah terjadi friksi dan konflik.
Hal hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya persaingan saling
menonjolkan diri.

Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Sibling Rivalry


antara lain:
1. Informasikan kehamilan, dengan memperkenalkan kakaknya kepada
bayi didalam kandungan, libatkan dia dalam kehamilan seperti :
mengantar ke dokter, belanja baju bayi dll.
2. Jujurlah soal perubahan fisik dan mental seperti gampang lelah, disertai
minta maaf karena tidak bisa mengendongnya sesuka hati. Dihari-hari
pertama kelahiran bayi bersikaplah sewajarnya seperti biasanya dan
libatkan ia dalam menyambut tamu dan tugas-tugas ringan perawatan
bayi.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 56


C. RANGKUMAN

Bonding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu proses


sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang
bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan. Bagian penting dari ikatan ialah perkenalan (Klaus, Kennel, 1982).
Orang tua melakukan kontak mata, menyentuh, dan berbicara. Selama periode ini,
keluarga mencari identifikasi bayinya melalui proses klaim. Mula-mula anak
akan dicari kesamaannya dengan anggota keluarganya, kemudian perbedaannya,
dan akhirnya keunikannya. Ikatan diperkuat melalui penggunaan respon sensual
atau kemampuan kedua pasangan dalam melakukan interaksi orang tua-anak.
Respons tersebut antara lain : Sentuhan dan kontak mata, Suara, Aroma,
Entrainment, Bioritme.

D. TUGAS

1. Baca materi dalam modul ini dari referensi lain yang relevan.
2. Buatlah resume materi ini, kemudian kumpulkan pada awal pertemuan
berikutnya.

E. TEST FORMATIF

1. Apa yang dapat menunda ikatan antara ibu dan bayi?


2. Sebutkan factor factor yang dapat mempengaruhi respon ayah dan
keluarga!
3. Apakah yang dimaksud dengan sibling rivalry?
4. Sebutkan penyebab terjadinya sibling rivalry!
5. Bagaimana cara mengatasi sibling rivalry?

F. KUNCI JAWABAN

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 57


1. Ikatan antara ibu dan bayi bisa tertunda karena:
a. Prematuritas : Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur,
kurang mendapatkan kasih sayang dari ibunya karena kondisi belum
viable (kelangsungan hidup terus) dan belum cukup untuk
menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan bayi diletakan dalam
inkubator sampai bati dapat hidup sebagai individu yang mandiri.
b. Bayi atau ibu sakit : Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita
sakit dan harus mendapat perawatan khusus, maka ikatan ibu dan
bayi akan tertunda.
c. Cacat fisik : Bayi lahir cacat fisk atau cacat bawaan, atau kelainan
lainnya dapat menimbulkan stress pada keluarga, utamanya ibu. Ibu
merasa malu dan kurang menyukainya.

2. factor factor yang mempengaruhi respon ayah dan keluarga adalah:


a) usia maternal lebih dari 35 tahun
a) jaringan social
b) budaya
c) kondisi sosio ekonomi
d) aspirasi personal
e) adaptasi kakek nenek

3. sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung


untukmendapatkan cinta kasih , afeksi dan perhatian juga mendapatkan
pengakuan dari salah satu atau kedua orang tuanya.

4. Penyebab sibling rivalry:


Kompetensi (kemampuan) kaitannya dengan kecemburuan.
a. Ciri emosional, yakni temperamen, seperti halnya mudah bosan,
mudah frustaswi, medah marah atau sebaliknya.
b. Sifat perasaan anak sesuai sampai dengan dua tiga tahun, yakni apa
yang disenangi adalah miliknya, harus difahami betul oleh orang tua.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 58


c. Kelemahan perkembangan seperti halnya lemahnya atau lambatnya
kemampuan bahasa, kurang bisanyadalam hal interaksi sosial,
sehingga mudah terjadi friksi dan konflik.
5. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Sibling Rivalry
antara lain:
a. Informasikan kehamilan, dengan memperkenalkan kakaknya kepada
bayi didalam kandungan, libatkan dia dalam kehamilan seperti :
mengantar ke dokter, belanja baju bayi dll.
b. Jujurlah soal perubahan fisik dan mental seperti gampang lelah,
disertai minta maaf karena tidak bisa mengendongnya sesuka hati.
c. Dihari-hari pertama kelahiran bayi bersikaplah sewajarnya seperti
biasanya dan libatkan ia dalam menyambut tamu dan tugas-tugas
ringan perawatan bayi

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Jawablah pertanyaan dalam latihan di atas, kemudian cocokkan dengan kunci


jawaban yang tersedia. Apabila Anda mampu menjawab latihan di atas
dengan keberhasilan lebih dari 75% berarti Anda sudah menguasai materi
dalam modul ini. Namum apabila Anda menjawab latihan diatas engan
keberhasilan kurang dari 75%, maka Anda belum menguasai modul ini. Maka
dari itu Anda perlu mempelajari lagi modul ini dengan lebih cermat.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 59


Denga berakhirnya Kegiatan Belajar 1 ini maka berakhir pula modul 1 tentang
Konsep Dasar Masa Nifas. Selamat Anda telah menyelesaikan modul 1.
Diharapkan dengan berakhirnya modul ini anda akan dapat menguasai kompetensi
yang diharapkan pada awal kegiatan belajar.
Setelah menyelesaikan modul 1, selanjutnya anda akan melanjutkan ke modul 2
yang membahas tentang Perubahan Fisiologis Masa Nifas. berikut merupakan
cara ketuntasan Belajar anda Asuhan Kebidanan Nifas.

DAFTAR PUSTAKA

Walyani, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.Yogyakarta:PT


Pustaka Baru
Saleha, siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta. Salemba Medika
Sulistyawati, ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta. Penerbit
Andi
Pitriani, risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
(Askeb III). Yogyakarta. CV Budi Utama

DAFTAR PUSTAKA

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 60


1. Ari Sulistyawati, 2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, CV
Andi Offset, Yogyakarta
2. Anonim, 2011. Menyusui dan Laktasi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31540/4/Chapter%20II.pdf
3. Buku Acuan : Asuhan Kebidanan Post Partum, JNPK-KR, 2008.
4. Eny Retna Ambarwati,S.Si.T&Diah Wulandari,SST, 2008,Asuhan Kebidanan
Nifas, Mitra Cendikia Press, Jogyakarta
5. Noerfarijah, 2011. Proses Laktasi dan Menyusui http://noerfarijah-
kebidanan.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. posted 15
Oktober 2011
6. Peraturan Pemerintah RI No.33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI
Ekslkusif. http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf
7. Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
8. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2001, Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan
9. Rafles, 2011. Makalah Proses Laktasi dan Menyusui.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-proses-laktasi-
dan-menyusui.html. posted Selasa,19 April 2011
10. Sitti Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
11. Sweet B.R. (1997), Mayes Midwifery, Bailliere Tindall, London
12. Pusdiknakes, WHO JHPIEGO, (2008), Asuhan Kebidanan pada Ibu Post
Partum
13. WHO, 2001; Panduan Praktis Maternal dan Neonatal
14. Linda V Walsh, (2001) Midwifery, Saunders Company, NY
15. Saifudin A.B et al (2000) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan, Jakarta

1.

Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, by Hildayanti 61

Anda mungkin juga menyukai