Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar belakang
Puskesmas memegang peran penting dalam sistem kesehatan di Indonesia. Puskesmas diharapkan
dapat merespons kebutuhan masyarakat akan kesehatan secara pre-emptive dan adaptif serta
memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau secara tepat waktu.
Peraturan Menteri Kesehatan no. 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
mendeskripsikan peran puskesmas sebagai:
Tetapi dalam kenyataannya, Puskesmas belum efektif menjalankan fungsi sebagaimana tertuang
dalam peraturan tersebut. Masih terdapat persoalan-persoalan seperti:
Masih diperlukan adanya peningkatan kualitas penyedia layanan kesehatan dan manajemen
sumber daya manusia di Puskesmas.
Tidak jelasnya tata kelola dan prosedur operasional di Puskesmas sebagai pusat layanan
kesehatan dasar.
Masih ada persoalan manajemen pendanaan dan keuangan dalam kaitannya dengan alokasi
pendanaan kesehatan yang terbatas.
Pelunya peningkatan manajemen dan pengawasan di Puskesmas, terutama di era
desentralisasi kesehatan dimana Puskesmas memiliki lebih banyak kewenangan dalam
penyediaan pelayanan kesehatan dasar di daerah.
Puskesmas juga berfungsi sebagai Gatekeeper bagi cakupan kesehatan semesta (universal health
coverage). Selain menyediakan layanan kesehatan dasar sebagai bagian dari UKP, Puskesmas
diharapkan dapat secara efektif mengkoordinasikan keluhan dari peserta BPJS Kesehatan serta
peserta dari perusahaan asuransi kesehatan swasta
Pada bulan Oktober 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
diterbitkan dan menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan no. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas. Peraturan baru ini diharapkan dapat memberikan klarifikasi dan pedoman tugas
untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dukungan AIPHSS
AIPHSS memberikan dukungan kepada Asosiasi Dinas Kesehatan Indonesia (ADINKES)[1] dalam
menyusun delapan rancangan kegiatan prioritas sebagaimana direkomendasikan oleh Kementerian
Kesehatan, termasuk menyusun Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 75 tahun 2014.
Kegiatan yang dilakukan oleh ADINKES dengan dukungan AIPHSS fokusnya adalah pada revitalisasi
fungsi Puskesmas. Tujuan dari revitalisasi Puskesmas melalui integrasi program adalah untuk
mengembangkan pedoman pelaksanaan program guna memastikan implementasi yang efektif dan
efisien serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan
arahan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan pembangunan di daerah,
dan pada gilirannya akan memfasilitasi pengurangan angka kematian ibu dan anak di wilayah yang
dicakup oleh program AIPHSS.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengidentifikasi prioritas-prioritas utama integrasi program dengan
tujuan keseluruhan untuk mencapai target yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
di daerah. Hal ini dilakukan dengan melakukan penilaian mengenai kesenjangan dan kebutuhan
Puskesmas dalam hal UKP dan UKM. Disamping itu, kegiatan ini juga meliputi perumusan pedoman
dan sesi pelatihan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang teridentifikasi. Upaya ini diharapkan
dapat memperkuat fungsi yang melemah, tidak lagi berfungsi, atau bahkan yang telah menyimpang
dari konsep dasar. Kegiatan ini juga untuk memenuhi kebutuhan pengintegrasian program dengan
memberikan penilaian atas ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi-
fungsi tersebut, dan memberikan masukan tentang cara mengintegrasikan sumber daya strategis,
dengan pertimbangan sumber daya ini sering kali terbatas.
Rekomendasi
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 yang baru ini menuai kritikan dari para praktisi
kesehatan karena dianggap fokus pada aspek kuratif dan kurang memberi penekanan pada langkah-
langkah pencegahan dan promotif. Pilar-pilar utama dalam sistem kesehatan seperti pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan berwawasan kesehatan tampaknya hilang dalam peraturan baru
tersebut. Program-program wajib di Puskesmas tidak berubah, tidak termasuk Upaya Kesehatan
Sekolah (UKS) dan Upaya Kesehatan Kerja (UKK), program-program yang diwajibkan menurut
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan.
Dengan dukungan AIPHSS, revisi lebih lanjut terhadap Permenkes No. 75 tahun 2014 disarankan
untuk menyertakan penyusunan panduan teknis pengelolaan Puskesmas untuk menangani dan
menekankan lebih lanjut pentingnya langkah-langkah pencegahan dan promotif.
Referensi:
http://www.kpmak-ugm.org/2012-05-12-04-54-35/2012-05-12-05-03-45/article/281-penguatan-
puskesmas,-kunci-sukses-jaminan-kesehatan-semesta.html
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf
http://pp-adinkes.org/aiphss
[1] ADINKES adalah organisasi nirlaba yang keanggotaannya terdiri dari dinas kesehatan di 33
provinsi dan 497 kota /kabupaten, mantan kepala dinas kesehatan provinsi, kota/kabupaten, serta
para pemerhati pembangunan kesehatan. ADINKES dibentuk untuk mempromosikan pelaksanaan
pembangunan kesehatan daerah di tingkat provinsi dan kabupaten.
Share this:
LATEST UPDATE
16 Jun 2016
08 Jun 2016
08 Jun 2016
08 Jun 2016
Kabar AIPHSS