Menurut sirah (biografi) yang tercatat tentang Muhammad, Nabi Muhammad SAW
lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571
M, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia 63
tahun. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam
kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi terlahir dari keluarga bangsawan Bani
Quraisy. dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullh ia merupakan seorang pembawa
ajaran/agama Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi dan (Rasul) yang
terakhir. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hijazh, Arab Saudi. Nabi Muhammad
haram digambarkan dalam bentuk patung, kartun ataupun gambar ilustrasi.
Michael H. Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh paling
berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya
orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun
kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang
awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi
bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan
sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan
di dunia.
Masa Kelahiran Nabi Muhammad
Di Zaman sebelum kelahiran Nabi Muhammad, ada hal-hal yang terlihat berbeda
bila dibandingkan dengan setelah kelahirannya. kemudian ditandai pula dengan perisitiwa
yang luar biasa terjadi pada saat waktu-waktu kelahiran dari Muhammad. Itulah salah satu
point dari keistimewanya beliau.
Masa Remaja
Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai
pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau
berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama
Bahira. Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya
dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang
dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan,
kehalusan budi dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada
beliau dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya
beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah
suku Quraisy yang sedang melakukan renovasi Kabah.
Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad
di Kabah.
Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil
dan melegakan hati mereka
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan
dari hasil usahanya . Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan
Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali
dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar
kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu:
Qasim
Abdullah
Zainab
Fatimah
Ummu Kalsum
Rukayyah
Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim,
yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang
pembesar mesir kepada Nabi SAW, anak-anak Nabi SAW tersebut Wafat pada saat Nabi
SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra,
bahwa beliau akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis
dengan sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada
Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan
bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama
meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar kabar
yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena cinta yang mendalam kepada
sang ayah tercinta.
Kerasulan Muhammad SAW
Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri
dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer
di Utara Mekah..
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari
bertafakur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu
pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama
Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya,
dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat telah
mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan
dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar
perintah, Bacalah! beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan
peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir
beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya
lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1
sampai 5 dalam surat Al-Alaq.
Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW
sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu
kemudian dikenal sebagai Malam Penuh Keagungan (Laylah al-qadar), dan menurut
sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun,
yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda
(fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban
emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta
istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi :
Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian
turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-
beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam
satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara
individual, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula
beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau
mengatakan di tengah-tengah mereka, Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab
yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa
kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan
memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau
mendukung saya dalam hal ini?. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu
dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak anak-anak
adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy
mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan
dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah
dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah
terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan
sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan
Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.
Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk
membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di
tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar
ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri
tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga
Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra dan Mirajnya Nabi
Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil
Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya
dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW
dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan
kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah.
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi
SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Miraj. Pada malam inilah mulai di wajibkan
Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan
yang
Setelah peristiwa Isra dan Miraj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah
Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang
berhaji ke Mekah.
Mereka, yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga
gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui
Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat
mendamaikan permusauhan suku Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas
kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang Aus serta
seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah
Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian Aqabah
Pertama. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jamaah haji yang datang dari Yatsrib
berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan
Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya
dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian Aqabah Kedua.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di
Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat
beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini
nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat
peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan
segala urusan di Mekah
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang
mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan
penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib
diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah
(Kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan hijrah bukan sepenuhnya sebuah pelarian, tetapi
merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama
sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab
menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun
qamariyah
Akhir Masa Kerosulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi
sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai.
Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik.
Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi
juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan,
kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis
merupakan kepala Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan
Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya
menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala
pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan
berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak
miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan
mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum
muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal
pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga melatih
kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan
mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di
sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus
delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya
orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar pada
penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan
bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah
berubah menjadi persaudaraan seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur
organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan
para dai dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam,
mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit
demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal 11 H/
8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu
beliau ditegur, beliau menjawab: Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang
bersyukur?
Nabi Muhammad terlahir dari seorang Ibu bernama Siti Aminah dan Ayahnya bernama
Abdulah pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 22 April 571 Masehi di kota Mekah pada tahun
Fill (tahun Gajah) dan wafat pada tanggal 8 Juni 632 Maasehi di Madinah pada usia 63
tahun. nabi Muhammad lahir dalam keadaan Yatim. Ayahnya, Abdullah wafat ketika Nabi
muhammad masih dalam kandungan ibunya.
Nabi Muhammad memiliki nama lengkap Muhammad bin Abdullah. Nama muhammad
merupakan nama yang diberikan oleh kakeknya yaitu Abdul Mutlabi yang berarti
terpuji.Nabi Muhammad terlahir dari keluarga bangsawan Bani Quraishy. Bani Quraishy
merupakan keluarga yang membawa ajaran islam
Sebelum nabi lahir terdapat banyak hal yang terlihat jauh berbeda jika dibandingkan pasca
kelahiran nabi. Seperti
Masa Jahiliyah
Masa Jahiliyah atau zaman kebodohan. Sebelum kelahiran nabi, para umat nabi ketika itu
terbiasa menyembah patung-patung berhala.Mereka juga terbiasa dengan mabuk-
mabukkan, bermain judi, melakukan maksiat dan merendahkan derajat wanita. Selain itu
kehidupannya juga kerap berpindah-pindah suku, atau disebut dengan kabilah.
Kehidupannya penuh dengan kebebasan dan tidak memiliki aturan bermasyarakat,
sehingga kehidupan pada masa itu sangatlah kacau.
Tahun Gajah
Dinamakn tahun gajah, karena pada masa itu merupakan terjadinya peristiwa penyerbuan
kota Mekkah oleh pasukan Abrahan, pada masa kelahiran Nabi. Tahun gajah merupakan
tahun terjadinya penyerangan Kabah oleh pasukan tentara Raja Abrahan yaitu Gubernur
Habsyi di Yaman. Mereka membawa serombingan pasukan Gajah untuk menghancurkan
Kabah karena bangsa Quraisy akan semakin terhormat dan pada setiap tahunnya Kabah
akan selalu ramai oleh umat yang melakukan ibadah Haji. Lalu Abrahan mendirikan gereja
besar di Shana yang diberi nama Al-Qulles. Namun, usaha tersebut tidak berhasil, karena
tidak seorang[un datang ke gereja tersebut. Karena itulah, Abrahan sangat marah besar dan
akhirnya mengerahkan serombongan tentara bergajah untuk menyerang Gajah. Namun
dalam perjalanannya, didekat Makkah pasukan bergajah tersebut merampas harta benda
penduduk termasuk 100 ekor Unta milik kakek nabi Muhammad yaitu Abdul Muthalib.
Ketika Kabah hendak dihancurkan, Allah telah mengutus burung Ababil untuk membawa
kerikil Sijjil dengan paruhnya dan menjatuhkan kerikil tersebut tepat mengenai kepala
pada pasukan bergajah hingga tembus ke dalam badan hinggan mati
Peristiwa tersebut terdapat dalam surah Al-Fill ayat 1-5. Pasukan bergajah hancur lebur
mendapat adzan Allah SWT. Dimasa inilah kemudian lahirlah seorang nabi akhir zaman
dari pasangan Abdullah dan Siti Aminah, yaitau Muhammad bin Abdullah. Oleh karena
itulah tahun tersebut dijuluki dengan Tahun Gajah. Tahun yang menandi lahirnya nabi
Muhammad.
nasab merupakan garis keturunan, yaitu sesuatu yang sangat dijaga dan diperhatikan oleh
Islam. Demikian pula dengan Nabi Muhammad SAW. beliau juga memeiliki keutamaan
nasab. Nabi bersabda seperti berikut ini :
Sesungguhnya Allah memilih Ismail dari anak-anak keturunan Ibrahim. Dan memilih
Kinanah dari anak-anak keturunan Ismail. Lalu Allah memilih Quraisy dari anak-anak
keturunan Kinanah. Kemudian memilih Hasyim dari anak-anak Quraisy, Dan memilihku
dari anak keturuan Hasyim (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
Tidak adal perselisihan dari kalangan sejarah, bahwa benar Adnan merupakan anak dari
nabi Ismail alaihissala. oleh karena itu nabi berasal dari kalangan Arab Adnaniyah atau al-
arab al-mustarab.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-
Maqum bin Nahur bin Tarh bin Yarab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para
pakar sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-
Yamany antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
Setelah melahirkan, sang ibu segera membawa bayi Muhammad ke kakeknya Abdul
Mutahlib. Sang kakek sangat bergembira mendengar berita kelahiran cucunya. Segera
kakek membawa cucunya ke dalam kabah untuk berdoa kepada Allah dan bersyukur
kepada-Nya. Anak tersebut diberi nama Muhammad yang berarti Terpuji. Nama tersebut
merupakan nama yang belum dikenal oleh masyarakat Arab pada waktu itu. Lalu pada hari
ketujuh setelah kelahirannya, Nabi Muhammad di Khitan.
Nabi Muhammad sejak kecil telah diberikan kehidupan selayaknya manusia, padahal
Beliau sangat dimuliakan oleh Allah SWT, hal tersebut sudah terlihat ketika nabi
muhammad masih dalam kandungan sudah ditinggal wafat oleh ayahnya. Beliau terlahir
dalam keadaan yatim dan pasa usia 6 tahun beliau ditinggal oleh Ibunya. Beliau menjadi
yatim piatu saat masih berusia 6 tahun. Beliau merasakan apa yang dialami oleh manusia
pada umumnya. Dan Pada usia 8 tahun, beliau ditinggal wafat oleh kakeknya Adbul
Muthalib.Kehidupan Beliau menjadi panutan seluruh umat manusia.
Masa Menyusui
Selain ibunya, Muhammad disusui oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Kemudian ibunya
mencarikan wanita pedesaan untuk menyusuinya, maka terpilihlan wanita bernama
Halimah binti Abi Dzuaib dari suku Saad bin bakar, yang kemudian lebih dikenal dengan
panggilan Halimah as-Sadiyah dan berada dalam asuhannya kurang lebih selama 6 tahun.
Pada usia 5 bulan Muhammad kecil sudah dapt berjalan, dan pada usia 9 bulan sudah
lancar untuk berbicara. Semasa Kecilnya beliau juga telah menggembalakan kambing. Abu
Thalib (paman Nabi Muhammad) mengajaknya berdagang ketika usianya 12 tahun ke
negeri Syam. Beliau mengasuh nabi sejak ditinggal wafat oleh kakeknya, beliau mengasuh
dan menjaga nabi sampai pada usia 40 tahun.
Pada saat nabi berusia 5 tahun dan masih dalam perawatan Halimah as-sadiyah, di
perkampungan Bani Saad terjadilah peristiwa besar yang menjadi penunjuk tanda-tanda
kenabian kelak. Peristiwa tersebut dikenal dengan pembelahan dada (Syaqqus Shadr).
Peristiwa tersebut terjadi ketika suatu hari Muhammad kecil sedang bermain bersama
teman-temannya, tiba-tiba datang malaikat Jibril menghampiri dan menyergap Nabi
Muhammad. Beliau lalu dibaringkan, kemudian dada nya dibelah, lalu diambilnya hati
nabi Muhammad selanjutnya dikeluarkan segumpal darah dari nya, kemudian malaikat
Jibril berkata inilah bagian setan yang ada padamu. Lalu hati tersebut dicuci dala bejana
emas dengan air zam-zam, setelah itu dikembalikan ketempat semula.
Sementara itu, teman-teman Nabi yang ketika itu sedang bermain dengannya, melaporkan
peristiwa tersebut kepada Halimah seraya berkata Muhammad dibunuh, Muhammad
dibunuh , Maka mereka bergegas menghampiri tempat tersebut dan mendapati
Muhammad dalam keadaan pucat pasi.
Setelah tinggal beberapa lama. Oleh ibunya ketika sudah berumur 6 tahun Muhammad
diajak untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib. Maka berangkatlah merka keluar dari
kota Mekkah, dengan melakukan perjalanan sepanjang 500 km, yang ditemani oleh Ummu
Aiman dan dibiayai oleh Abdul Muthalib. Disana mereka menetap selama sebulan. Dalam
perjalanan pulang ke Mekkah, ditengah perjalanan ibunya menderita sakit dan akhirnya
meninggal di perkampungan Abwa yang terletak diantara kota Mekkah dan kota Madinah.
Disaat usia masih belia Beliau sudah menjadi Yatim Piatu.
Di Bawah Asuhan Kakek
Setelah ditinggal oleh kedua orangtuanya. Nabi yang saat itu masih sangat belia diasuh
oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib dengan diasuh dan dikasihi melebihi anak-anaknya
sendiri. Tapi, kasih sayang yang diberikan oleh kakeknya tidak berlangsung lama, lagi-lagi
Nabi merasakan kehilangan kembali pada usia 8 tahun dengan wafatnya sang Kakek Abdul
Muthalib. Namun, sebelum wafat beliau berpesan agar cucunya tersebut dirawat oelh
paman dari pihak ayahnya yaitu Abu Thalib.
Selanjutnya nabi berada dalam perawatan dan diasuh dengan baik oleh pamannya yaitu
Abu Thalib yang sangat mencintainya. Abu Thalib merawatnya bersama anak-anaknya
yang lain. Beliau merawat, melindungi dan membela nabi bahkan beliau diangkat menjadi
Rasul. Hal tersebut berlangsung selama 40 tahun. Pada saat usia 12 tahun , pamannya
mengajak muhammad untuk berdagang ke negeri syam.
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid,
seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah
kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan
akhlaknya.
Muhammad saw dan Khadijah memiliki 5 anak yaitu Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu
Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim. Putra nabi wafat ketika masih belia, sedangkan
putri nabi yang masih hidup sampai nabi wafat adalah fatimah.
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zamah, Aisyah binti Abu Bakar,
Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah),
Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti
Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat
dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Turunnya Wahyu Kepada Muhammad
Turunnya wahyu pertama QS. Al-Ala: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan
pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut
berisi: 1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan
manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang
mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan
mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan:
Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah,
engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung
beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong
orang-orang yang ditimpa bencana.
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang
pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira,
Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat
yang pernah datang kepada nabi Musa As.
Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu kata Waraqah.
Apakah mereka akan mengusirku? Tanya Muhammad Saw. Ya, jawabnya. (lihat HR
Bukhari dan Muslim).
Orang-orang yang pertama masuk Agama Islam atau disebut dengan Assabiqunal
Awwwalun yaitu keluarga dan para sahabatnya, yaitu: istrinya Siti Khadijah, sahabatnya
Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq, anak angkatnya Zaid bin Haritsah, Utsman bin
Affan, Zubair dan masih banyak lagi keluarga dan para sahabat Rasul yang lainnya.
Tanggapan orang-orang Quraisy pada saat itu sangat marah dan melarang penyiaran islam
yang dibawa oleh nabi bahkan nyawa nabi Muhammad sangat terancam. Namun Nabi dan
para sahabatnya semakin kuat dan tangguh menghadapi tantangan dan hambatan yang
dihadapi dengan ketabahan serta sabar walau ejekan, caci maki, olok-olokan dan
menentang seluruh ajaran Nabi.
Pada masa kerasulan Nabi Muhammad tahun ke-10 pada saat Amul Huzni yaitu tahun
duka cita, tahun dimana nabi kehilangan Pamannya Abu Thalib dan Istrinya Siti Khajidah
yang wafat serta umat islam dalam keadaan sengsara. Ditengah periwtisa duka cita tersbut,
nabi diajak oleh malaikat jibril Untuk Isra Miraj yaitu melakukan perjalanan dari Masjidil
Aqsha ke Masjidil Haram sampai ke Sidratul Munthaha untuk menghadap Allah untuk
menerima perintah shalat lima waktu.
Pada tahun 10 H nabi melakukan haji wada atau haji terakhir. Sekita 100 ribu Jamaah turut
serta dalam ibadah haji bersama beliau. Dalam wukufnya di Arafah, beliau menyampaikan
khutbahnya yang berisi kan tentang larangan melakukan penumpahan darah kecuali
dengan cara yang benar, larangan mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak
benar, larangan memakan harta riba, hamba sahaya harus diperlakukan dengan cara yang
baik, dan agar umatnya selalu berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunah Nabi SAW.
Dalam surat al-maidah ayat 3 dijelaskan yang artinya Bahwa hari ini telah aku
sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan
telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu (QS. Al-Maidah ayat 3)
Dengan turunnya ayat ini menjelaskan bahwa dakwah nabi Muhammad SAW telah
sempurna. Setelah berdakwah selama 23 tahun, pada suatu hari beliau merasa kurang
sehat, badan beliau semakin lemah, lalu beliau menunjuk Abu Bakar sebagai imam
pengganti beliau dalam shalat. Tepat pada tanggal kelahirannya 12 Rabiul Awwal tahu 11
H beliau Wafat dalam usia 63 tahun.
OLEH :
1. AMANDA SYAHPUTRI SAGIANTO
2. SOPIA PADILA
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Kaab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin
Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Maad bin Adnan dan selanjutnya bertemu garis keterunan beliau dengan Nabi
Ismail as.
Adapun garis keturunan beliau dari sisi Ibunya adalah Muhammad bin Aminah binti
Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Dengan demikian, garis keturunan beliau
dari sisi ayah dan ibu bertemu pada kakek beliau, Kilab.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW, dilahirkan pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal, Tahun
Gajah, yakni tahun datangnya pasukan gajah (dipimpin oleh Raja Abrahah dari Yaman) ke
Mekkah dengan maksud untuk menghancurkan Kabah. Namun Allah SWT menghalangi
maksud mereka itu dengan menghancur leburkan seluruh pasukan gajah tersebut.
Masa Persusuan Nabi Muhammad SAW
Beliau SAW disusukan oleh Halimah binti Dzuaib As-Sadiyah dan selama beliau
disusukan olehnya, berlimpahan keberkahan diturunkan Allah SWT kepada keluarga
Halimah dan itu berlangsung selama empat tahun.
Nabi Muhammad Usia 6 Tahun
Pada tahun keenam dari umur beliau SAW, ibunya membawanya pergi ke Madinah
untuk menemui paman-pamannya di sana. Namun ketika baru sampai ke desa Abwa, yakni
suatu desa yang terletak antara kota Mekkah dan Madinah, Ibunya, Aminah meninggal
dunia. Maka beliau SAW diasuh oleh Ummu Aiman dibawah tanggungan kakek beliau
Abdul Muthalib, dan ini berlangsung selama dua tahun.
Nabi Muhammad Usia 8 Tahun
Pada tahun kedelapan dari umur beliau, Abdul Muthalib kakek beliau meninggal
dunia, maka beliau selanjutnya diasuh oleh paman beliau Abu Thalib. Abu Thalib ini
adalah seorang yang dermawan namun kehidupannya fakir yang tak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.
Nabi Muhammad Usia 9 Tahun
Pada tahun kesembilan, beliau dibawa berniaga oleh pamannya, Abu Thalib ke negeri
Syam, dan ini merupakan perjalanan beliau yang pertama. Para kafilah dagang ini
berkumpul di dekat kota Basrah dan di sana bertemu dengan seorang pendeta bernama
Buhaira.
Pendeta ini memberitahukan kepada mereka akan munculnya seorang nabi pada
zaman ini dari kalangan orang Arab. Informasi ini termaktub dalam kitab-kitab suci
mereka, dan mereka mengatakan hingga saat ini, nabi tersebut belum muncul.
Pada tahun kelima belas, beliau pernah ikut dalam peperangan Fijar yang terjadi di
suatu tempat antara Nahlah dan Thaif. Peperangan ini sebenarnya akan dimenangkan oleh
kelompok dimana beliau SAW berada di dalamnya, namun akhirnya terjadi suatu
perdamaian diantara dua kelompok yang berperang itu.
Nabi Muhammad Usia 25 Tahun
Pada tahun ini, beliau SAW pergi ke Negeri Syam untuk kedua kalinya, dengan
membawa dagangan milik Khadijah binti Khuwailid. Khadijah memperkerjakan beliau,
setelah mendengar tentang kejujuran beliau dan dapat dipercaya, sehingga oleh kaumnya
beliau diberi gelar Al Amin (yang dapat dipercaya).
Setelah berselang dua bulan sekembalinya beliau dari negeri Syam, beliau menikah
dengan Siti Khadijah r.a.
Pada tahun ini beliau SAW menyaksikan dibangunnya kembali Kabah, setelah
sebelumnya Kabah ini hancur oleh banjir bandang dan juga pernah terbakar. Rasulullah
beserta pamannya, Abbas termasuk diantara orang yang ikut serta membangun Kabah ini,
dimana beliau bersama-sama yang lain, ikut mengangkut batu-batu dipundaknya.
Pada waktu masyarakat Quraisy berselisih tentang siapa yang berhak untuk meletakan
Hajar Aswad pada tempatnya semula, Rasulullah bertindak sebagai Hakim atau arbitrer
yang memberikan keputusan yang adil. Dan masyarakat Quraisy rela dengan keputusan
beliau itu.
Pada tahun keempat puluh, Allah SWt memuliakan beliau SAW dengan ditetapkannya
sebagai Nabi dan Rasul dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya
beliau menyendiri beruzlah dan beribadah dengan memilih tempat di Gua Hira disebelah
atas Jabal Nur. Dan pertama kali yang beliau rasakan dan diperlihatkan kepada beliau
adalah adanya mimpi yang benar.
Turunnya Wahyu Pertama
Yang pertama kali turun kepada beliau, yang merupakan wahyu dari Allah SWT, ialah
firman Allah yang berbunyi :
Yang artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq, 1-4)
Dan diantara orang yang pertama kali beriman dari kalangan laki-laki adalah Abu
Bakar bin Kuhafah, dan dari kalangan wanita adalah istri beliau, Khadijah dan dari
kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib, dimana Ali belum pernah melukan sujud
sama sekali terhadap suatu patung, sehingga dengan demikian kepada beliau diberi
tambahan (sesudah menyebut namanya) dengan sebutan Karramallahu Wajhah (Allah telah
memuliakan pribadinya).
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara
terang-terangan, dengan firmanNya,
Yang artinya :
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Al-Hijr, 94)
Maka beliau respon dan sambut perintah Allah SWT ini dengan baik, maka beliau
melakukan dakwah kepada manusia untuk mengesakan Allah dan meninggalkan perbuatan
syirik dan kekufuran.
Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang kafir.
Nabi Muhammad Disakiti Oleh Kaumnya
Rasulullah SAW pernah disakiti oleh kaumnya secara keji, antara lain beliau dilempari
dengan batu atau dengan kotoran di pintu rumahnya. Namun beliau senantiasa bersikap
sabar dan sabar, sehingga akhirnya yang hak mengalahkan yang batil, karena sebenarnya
yang batil itu akan kalah dan hancur
Pada tahun ini, Rasulullah SAW memerintahkan kepada para sahabatnya untuk
berhijrah ke negeri Habasyah, setelah mengetahui bahwa Kaum Quraisy selalu melakukan
tindakan-tindakan yang menyakitkan kepada mereka, padahal tidak ada kaum kerabat yang
akan menolong dan menghalang-halangi tindakan kaum Quraisy tersebut.
Maka sebagian sahabat berhijrah untuk menyelamatkan agama mereka, dan ini adalah
hijrah pertama dari Mekkah, dimana jumlah mereka yang berhijrah adalah sepuluh orang
laki-laki dan lima orang perempuan. Mereka kembali lagi ke Mekkah dari Habasyah
setelah berdiam di sana selama tiga bulan.
Pada tahun ketujuh ini, Nabi bersama-sama pamannya, Abu Thalib dan Bani Hasyim
serta Bani Muthalib, baik yang muslim maupun yang masih kafir, memasuki Syib. Maka
pada kesempatan ini kalangan Quraisy memutus jalur suplai makanan dan kegiatan
berniaga di pasar kepada mereka, kecuali apabila mereka menyerahkan Muhammad
kepada kalangan Quraisy untuk dibunuh.
Dan pada tahun ini juga, Rasulullah memerintahkan kepada para sahabatnya untuk
melakukan hijrah ke Habasyah, yakni hijrah untuk kedua kalinya. Jumlah sahabat yang
ikut hijrah kali ini sebanyak delapan puluh tiga laki-laki dan delapan perempuan.
Pada tahun kesepuluh, Khadijah istri Rasulullah SAW wafat dan dua bulan kemudian
wafat pula paman Rasulullah SAW, Abu Thalib, pada usia delapan puluh tujuh tahun.
Setelah wafat Abu Thalib ini, tindakan menyakiti Rasulullah SAW dari kalangan
Quraisy semakin bertambah keras, karena mereka beranggapan bahwa apa yang telah
mereka usahakan dan capai dari Rasulullah SAW tidak seperti apa yang telah mereka
peroleh ketika Abu Thalib masih hidup.
Hijrah ke Thaif
Pada tahun kesepuluh ini, Rasulullah melakukan hijrah ke Thaif, dan beliau berdiam di
sana selama satu bulan, melakukan dakwah kepada penduduk Thaif. Namun dakwah beliau
di sana tidak mendapat respon dari mereka, bahkan justru menolaknya dengan suatu
penolakan dan tindakan yang buruk. Mereka melakukan pelemparan batu kepada beliau,
sehingga mengenai kepala beliau dan menyebabkan luka-luka di kepalanya. Setelah
dakwah di sana gagal, beliau kembali ke Mekkah.
Pada tahun kesebelas ini, terjadinya peristiwa Isra dan Miraj. Isra adalah perjalanan
Rasulullah SAW di waktu malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjdiil Aqsha
di Baitul Maqdis di Palestina, dan beliau pulang kembali pada malam itu juga ke Mekkah.
Al-Quran telah menjelaskan peristiwa ini dengan firman Allah SWT :
Yang artinya :
Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar dan Maha Melihat. (Al-Isra, 1)
Sedangkan Miraj adalah naiknya beliau pada malam itu juga kea lam tinggi dan di
sana diwajibkannya ibadah shalat yang lima waktu.
Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang antara
lain karena telah tersebarnya Islam di sana.
Pada tahun ini, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW.
Diantaranya sepuluh orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan kemudian
mereka semua beriman. Dan dari yang dua belas orang ini, lima orang diantaranya adalah
dari kelompok mereka yang enam orang yang telah beriman sebelumnya.
Pada tahun ini juga, datang kepada Rasulullah SAW tujuh puluh orang laki-laki dan
dua perempuan dari penduduk Arab Madinah, dan mereka masuk Islam semuanya serta
melakukan baiat dihadapan Nabi sebagai baiat yang kedua.
Kemudian mereka pulang kembali ke Madinah, dan dengan perantaraan mereka maka
tersebarlah Islam diantara penduduk Madinah secara luas.
Dan ketika tindakan menyakiti Nabi dan para sahabat serta kaum muslimin bertambah
keras dari kalangan Quraisy, maka Nabi memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan
hijrah ke Madinah dan selanjutnya beliau pun bersama-sama dengan Abu Bakar juga
melakukan hijrah dengan berjalan kaki cepat-cepat hingga beliau berdua sampai ke Gua
Tsur.
Di dalam Gua Tsur ini, turun wahyu dari Allah SWT berupa ayat,
Yang artinya,
di waktu dia berkata kepada temannya, Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya
Allah beserta kita. (At-Taubah, 40)
Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW akan tidur di dalam Gua itu, Abu Bakar
meletakan kepala beliau di atas dua lututnya dan sewaktu beliau sedang tidur, Abu Bakar
melihat suatu lubang di dinding gua itu, maka ia meletakkan mata kakinya untuk menutupi
lubang tersebut, khawatir di dalam lubang itu ada sesuatu yang menyakiti Nabi.
Maka pada saat itu mata kaki Abu Bakar disengat oleh kalajengking yang ada di dalam
lubang itu, tetapi Abu Bakar meskipun merasa kesakitan oleh sengatan itu, tidak
menggerakkan kakinya, dan ketika rasa sakitnya memuncak, air mata Abu Bakar
berjatuhan mengenai pipi Rasulullah SAW.
Maka beliau terbangun dan menanyakan kepada Abu Bakar kenapa ia menangis? Ia
menjawab bahwa ia disengat kalajengking di kakinya, maka beliau mengusap dengan
tangan beliau di tempat yang sakit itu, dan seketika rasa sakit itu hilang dengan
pertolongan Allah SWT
Setelah tiga malam beliau dan Abu Bakar berdiam di Gua Tsur, seorang petunjuk jalan
datang menemui beliau berdua dengan membawa dua ekor unta tunggangan. Maka
kemudian mereka bertiga pergi berjalan menuju kota Madinah
Mereka tiba di kota Quba pada hari Senin tanggal dua belas Rabiul Awwal. Itulah
tanggal hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, yang kelak dijadikan awal penanggalan
Islam yang dimulai dari bulan Muharram, yaitu awal Tahun Hijriyah yang disandarkan
kepada hijrah beliau ke Madinah.
Di kota Quba ini, Rasulullah SAW mendirikan sebuah masjid yang oleh Allah SWT
diberikan sifat sebagai masjid yang dibangun atas dasar taqwa (kepada Allah) dari
semenjak pertama hari dibangunnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang cinta untuk
bersuci, dan Rasulullah SAW melakukan shalat di dalam masjid ini bersama-sama empat
puluh orang sahabatnya.
Setelah melakukan shalat Jumat pertama yang Rasulullah SAW lakukan di desa Bani
Salim bin Auf, beliau kemudian menaiki untanya menuju kota Madinah. Di sana para
kaum Anshar menyambut beliau dengan suka cita penuh kegembiraan, setaya mengelilingi
beliau, sementara para wanita dan anak-anak keluar dari rumah mereka ingin menemui
beliau seraya mendendangkan nasyid :
Yang artinya,
Di atas kita telah muncul bulan purnama. Muncul dari Tsaniyah al-Wada. Kita wajib
bersyukur kepadaNya, Seorang DaI menyeru kita ke jalanNya. Wahai orang yang diutus
kepada kami, Kau datang membawa perintah yang harus ditaati.
Di kota Madinah Nabi Muhammad SAW, mendirikan masjidnya yang mulia. Beliau
secara pribadi ikut serta membangun masjid tersebut, sebagai bentuk dorongan kepada
kaum muslimin untuk cinta bekerja dan beramal.
Di tahun ini telah pula disyariatkan adzan, sebagai suatu cara dan saran untuk
memanggil kaum muslimin untuk berkumpul, di kala telah masuk waktu shalat.
Disyariatkannya Berperang
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Nabi SAW tidak pernah memaksa seseorang untuk
memeluk agama Islam, juga beliau tidak memiliki sebuah pedang untuk menebas leher-
leher orang. Tugas yang diemban beliau adalah semata-mata untuk berdakwah mengajak
orang untuk beriman, sekaligus menyampaikan kabar gembira dengan datangnya Islam.
Namun karena kaum kafir Quraisy terus menerus menyakiti orang-orang islam,
disebabkan hasad dan dengki, maka kepada kaum muslimin diijinkan untuk berperang
mempertahankan diri atas tindakan mereka.
Di tahun ini terjadi perang Waddan, yaitu suatu desa yang terletak diantara kota
Mekkah dan kota Madinah, juga perang Buwath, yaitu suatu pegunungan dari pegunungan
Juhainah, dan perang Al-Asyirah yaitu suatu tempat antara Yanbu dan Dzil Marwah, yang
kesemua itu semata-mata untuk menghambat perjalanan kaum Quraisy, bukan untuk
membinasakannya.
Pada tahun kedua hijrah ini, arah kiblat dirubah, yang semula menghadap ke arah
Baitul Maqdis di Palestina, kini ke arah Kabah yang ada di Mekkah. Juga pada tahun ini,
diwajibkannya puasa Ramadhan, dimana Rasulullah SAW sebelumnya berpuasa sebanyak
tiga hari setiap bulannya.
Pada tahun kedua hijrah ini, juga ditetapkannya kewajiban untuk mengeluarkan zakat
bagi orang-orang kaya dari umat Islam, yang diberikan kepada orang-orang fakir dan
miskin dan golongan-golongan lainnya, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-
Quran,
Yang artinya,
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh Allah dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah, 60)
Pada tahun ini juga terjadi Perang Badar Kubra, yaitu ketika Rasulullah SAW keluar
kota Madinah dengan membawa pasukan sebanyak 313 personil. Ketika kaum kafir
Quraisy mengetahui hal tersebut, maka mereka mengumpulkan pasukannya yang
berjumlah 1000 personil.
Dan kedua pasukan ini, bertemu di Badar, maka terjadilah pertempuran antara
keduanya, dan Allah SWT dalam pertempuran ini menolong pasukan Islam dengan
mendatangkan para malaikat yang ikut bertempur bersama mereka.
Dalam jarak waktu yang tidak lebih dari satu jam, pasukan Quraisy dapat dikalahkan,
mereka lari dengan meinggalkan korban mati dari pihak mereka sebanyak 70 orang dan
tertawan sebanyak 70 orang juga. Firman Allah SWT,
Yang artinya :
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah
(ketika itu) orang-orang yang lemah. (Ali Imran, 123)
Sholat Id Pertama
Pada tahun ini pula disyariatkannya Shalat Hari Raya, yang hikmahnya tak diragukan
lagi banyaknya, bagi orang yang berakal. Seorang Imam memimpin dan melaksanakan
Shalat Hari Raya ini sebanyak dua rakaat bersama-sama kaum muslimin.
Pada tahun kedua hijrah ini, Ali menikah dengan Fatimah, semoga Allah SWT
meridhoi keduanya. Saat itu Ali berusia 21 tahun, sementara Fatimah berusia 15 tahun.
Juga di tahun itu Rasulullah SAW menikahi Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq, semoga Allah
meridhoi keduanya dan menjadikan surga tempat tinggalnya.
Tahun Ketiga Hijrah
Pada tahun ini terjadi peperangan Uhud, 3000 personil pasukan Quraisy yang terdiri
dari pasukan berkuda dan perbekalan perang yang cukup banyak, berangkat menuju kota
Madinah untuk melaksanakan balas dendam atas terbunuhnya para bangsawan mereka di
peperangan Badar
Dan ini merupakan hari-hari yang cukup menyedihkan bagi kaum muslimin karena
pada perang ini telah mati syahid Hamzah, paman Rasulullah SAW. Jumlah pasukan Islam
yang terbunuh secara syahid sebanyak 70 lebih personil diantaranya 6 orang dari kaum
Muhajirin dan selebihnya dari kaum Anshar. Sementara dari pihak kaum Musyrikin yang
tewas ada sebanyak 23 orang.
Pada tahun ini dilahirkannya Hasan bin Ali r.a dan Usman bin Affan menikah dengan
Ummi Kulsum putrid Rasulullah SAW, setelah wafatnya Ruqoyah, saudara Ummi Kulsum.
Oleh karena itulah Usman bin Affan dijuluki Dzun Nurain (yang mempunyai dua cahaya).
Pada tahun ini juga Rasulullah SAW menikahi Hafsah binti Umar bin Khattab r.a.
Pada tahun ini Allah SWT mengharamkan khamar secara mutlak, karena bahayanya
yang demikian besar terhadap akal, harta benda dan fisik manusia. Allah SWT berfirman,
Yang artinya,
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khammar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaithan.
Maka jauhilah pebuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Al-Maidah,
90)
Pada tahun ini Rasulullah SAW memerintahkan kaum Yahudi untuk pergi
meninggalkan kota Madinah. Sebelumnya diantara mereka dengan Rasulullah SAW telah
diadakan suatu perjanjian, dimana diantara kedua belah pihak harus saling memelihara dan
menjaga keamanan masing-masing dan tidak saling mengkhianati terhadap perjanjian itu.
Namun pihak Yahudi berkhianat terhadap Rasul dan berusaha membunuh beliau, karena
terbujuk oleh rayuan syaithan.
Oleh karena itulah mereka diperintahkan untuk keluar atau diusir oleh Rasulullah
SAW dari Madinah. Namun mereka enggan mematuhi perintah beliau, dan mereka tetap
tidak mau pergi. Maka kaum muslimin mengepung mereka dan melakukan pemboikotan
terhadap mereka serta memaksa mereka untuk pergi meninggalkan Madinah, dan akhirnya
mereka pergi.
Pada tahun ini disyariatkannya shalat Khauf, shalat karena takut dan diturunkannya
wahyu tentang tayammum. Juga di tahun ini, Rasulullah SAW memerintahkan Zaid bin
Tsabit untuk mempelajari tulisan orang Yahudi agar Zaid bias menuliskan untuk Nabi surat
kepada orang Yahudi, dan membacakan kepada beliau surat-surat yang datang dari mereka.
Pada tahun ini pula, Husein bin Ali r.a dilahirkan.
Pada tahun ini terjadi perang Khandaq, dimana orang Musyrik dan orang-orang
Yahudi bergabung untuk memerangi kaum Muslimin. Jumlah mereka sebanyak 10.000
orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, dan mereka mengepung kota Madinah serta
mengadakan penekanan-penekanan ketat kepada kaum Muslimin, dan mempersempit
ruang gerak mereka.
Rasulullah SAW beserta segenap kaum Muslimin, tidak keluar sama sekali dari kota
Madinah, tetapi atas saran Salman Al-Farisi beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk
menggali parit, sebagai bentuk strategi untuk menghindari serbuan mereka.
Selama dalam pengepungan terhadap kaum Muslimin itu, Nabi berdoa kepada Allah
SWT untuk kehancuran musuh, beliau mengucapkan doa, yang artinya,
Doa Nabi SAW didengan Allah SWT, Tuhan mengirim angin putting beliung yang
memporak-porandakan pasukan sekutu, dan mereka lari pontang panting meninggalkan
kota Madinah pada malam itu juga.
Pada tahun ini juga, diberlakukannya ketentuan memakai hijab terhadap para istri Nabi
SAW dengan diturunkannya ayat hijab. Allah SWT berfirman,
Yang artinya,
Dan apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari
belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. (Al
Ahzab, 53)
Dan Nabi SAW telah bersabda yang artinya, Seseorang laki-laki tidak dibenarkan
duduk-duduk berdua dengan seseorang perempuan di tempat yang sunyi kecuali bersama
muhrimnya.
Diwajibkannya Ibadah Haji
Pada tahun kelima hijrah ini, ibadah haji diwajibkan bagi mereka yang mampu
mengadakan perjalanan ke Mekkah. Allah SWT berfirman,
Yang artinya,
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah SWT, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (Ali Imran, 97)
Hikmah diwajibkannya ibadah haji cukup banyak, diantaranya yang terpenting dan
paling esensi adalah berkumpulnya kaum Muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji
ini. Dengan perbedaan kulit, etnis dan bahasa, dan Negara, berkumpul di satu tempat
dalam rangka memperbaharui janji ikatan ukhuwah islamiyyah dan tekad kesetian untuk
menegakkan kalimah Allah di muka bumi.
Pada tahun ini telah terjadi Shulhul Hudaibiyah (perjanjian damai hudaibiyah).
Rasulullah SAW bersama-sama kaum Muslimin sebanyak 1400 orang pergi meninggalkan
kota Madinah menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah Umroh. Mereka tidak
membawa senjata, hanya perlengkapan untuk bepergian sebagai musafir.
Disepakati adanya gencatan senjata (penghentian perang) antara kedua belah pihak
selama sepuluh tahun. Saling memelihara keamanan masing-masing antara kedua belah
pihak.
Kaum Muslimin agar kembali pulang ke Madinah, tidak meneruskan perjalanan untuk
Umrah pada tahun ini. Rasulullah SAW harus mengembalikan ke pihak kaum Musyrikin
Quraisy bila ada dari mereka yang datang ke Madinah, meskipun telah masuk Islam. Tidak
ada kewajiban bagi kaum Musyrikin Quraisy untuk mengembalikan kepada Rasulullah
SAW orang yang dating ke pihak mereka dari Madinah.