PENDAHULUAN
Kegiatan ekonomi masyarakat modern suatu negara tidak akan lepas dari
merupakan hal yang dapat dipenuhi sendiri, dan negara-negara terisolasi dengan
dan segala perbedaan yang disebabkan oleh adanya dua atau lebih pemerintahan
perkembangan pesat teknologi, dan dapat terlihat jelas dalam arus modal dan
barang antar negara, bahkan tenaga kerja. Globalisasi juga telah membawa
perubahan tentang bentuk peperangan, atau cara suatu negara dalam upaya
lebih mudah dan lebih cepat dilakukan. Tujuan dari propagandanis adalah
tentara baru bagi negara kuat untuk menaklukkan negara lain yang lemah dan
tertinggal. Kini tujuan perang telah bergeser dari peguasaan teritori menjadi
penguasaan sumber daya atau dengan kata lain bertujuan ekonomi. Aktivitas
1
MNCs tidak dapat dipisahkan dari kepentingan nasional negara asal (home
dianggap tidak lagi efisien, sehingga muncul cara baru yang lebih efisien dengan
menjanjikan dalam arus globalisasi saat ini karena metode- metode secara
fisik ataupun kekerasan sudah tidak efisien untuk dilakukan. Saat ini, propaganda
melalui pemikiran kepada masyarakat pada umumnya lebih mudah dan lebih
Multinasional (MNC) dan LSM (NGO) adalah tentara baru bagi negara kuat
untuk menaklukkan negara lain yang lemah dan tertinggal. Kini tujuan perang
telah bergeser dari peguasaan teritori menjadi penguasaan sumber daya atau
Indonesia adalah perusahaan Ajinomoto dari Negara Jepang yang kini telah
2
mendirikan pabrik pertamanya di Mojokerto Jawa Timur dengan produk utama
memiliki citra positif bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan
pencapaian yang pernah diraih oleh Ajinomoto yaitu menjadi produsen MSG
halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ajinomoto bekerja keras dalam
meningkatkan kualitas produk agar selalu membawa kebaikan bagi manusia dan
lingkungan melalui penerapan sistem ISO 9001 untuk jaminan mutu, ISO 14001
untuk manajemen lingkungan, ISO 22000 untuk keamanan pangan, dan OHSAS
18001 untuk manajemen K3 dari badan sertifikasi SGS dengan akreditasi UKAS
investasi, MNC juga digunakan untuk membangun citra home country MNCs
tersebut. Bentuk soft power melalui state branding yang terbangun dari produk-
produk yang ditawarkan oleh swalayan tersebut inilah yang digunakan oleh MNC
tersebut untuk membangun citra home country. Melalui state branding yang
asal perusahaan korporasi. Bentuk ini adalah unsur yang tidak melupakan nilai-
3
nilai tradisional di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan modernisme
tradisional suatu negara bila negara tersebut mampu melestarikan budayanya bila
oleh negara yang terkait. Tanpa sadar produk-produk impor yang kita konsumsi
membuat semua hampir tak berbatas. MNC dalam bidang share budaya,
kemudian dikenal dengan budaya pop. MNC dalam bidang politik, telah
negara yang menghegemoni negara lain sedang marak dilakukan oleh negara-
State branding adalah sebuah studi yang sangat menarik dan baru yang
terkait dengan seberapa besar dampak sebuah produk yang diperdagangkan antar
negara pada suatu dekade tertentu bagi citra sebuah negara. State dapat diartikan
sebuah kelompok besar yang memiliki kesamaan dalan ras dan bahasa (Longman,
1995) di samping itu negara (country) dapat diartikan sebuah lahan dari tanah
yang diduduki oleh sebuah nation atau state. Secara Konsep state branding adalah
usaha yang dilakukan untuk membangun dan menjaga citra suatu negara secara
4
holistik. Pembentukan citra suatu negara baik internal maupun eksternal berbasis
pada nilai dan persepsi positif yang dimiliki sehingga mendapatkan posisi diantara
brand (merek nasional) tidak hanya dibidang masakan, seperti kare Massaman
di Indonesia sangat akrab dengan nama papaya Bangkok, jambu Bangkok, durian
Keberhasilan Thailand dalam membangun state brand mereka tidak terlepas dari
negeri gajah putih itu. Salah satunya adalah melalui program Global Thailand
yang telah berlangsung sejak tahun 2000. Tujuan state branding lebih ke arah
merupakan salah satu perusahaan terbesar dalam bidang pembuatan dan penjualan
Penanaman Modal Asing (PMA) Jepang. Oleh karena itu perusahaan memiliki
kompetensi yang tinggi dan hasrat yang kuat untuk menghasilkan kinerja
5
karyawannya. Maka, sedikit banyak budaya kerja yang dianut di Jepang akan
dengan pemberian kompensasi yang layak dan berimbang sesuai dengan kinerja
yang karyawan berikan pada karyawan. Kinerja karyawan pada PT. Marumitsu
Indonesia tidak dinilai secara formal, tetapi penilaian oleh atasan lewat ide-ide
bawahan tentang penilaian terhadap diri mereka berdampak kuat bagi mereka
dalam mengukur kemampuan mereka sendiri, dan yang lebih penting lagi, bagi
Berdasarkan hal ini maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
4 Ibid.
6
1.2 Rumusan Masalah
direct investment (FDI) and owns or, in some way, controls value-added
7
perusahaan multinasional dari perusahaan lainnya. Ketika disatu sisi
negara asal mereka (home country) dan memperluas jaringan luar negeri
saing bangsa. State branding merupakan presentasi diri stratejik dari suatu
8
promosi terhadap ketertarikan ekonomi, politik dan sosial, baik di dalam
daya tarik dari citra setiap negara. Pengukuran dimensi dibagi atas enam
imigrasi.8
dipikirkan oleh masyarakat di negara lain tentang barang dan jasa yang
memimpin negara ini dan cara pengaturan dilakukan. Dimensi ini mencakup
aspek keadilan dan kesetaraan dalam cara sebuah negara diatur, persepsi
7 Ibid
8 Simon Anholt, Nation Brands Index, Anholt GFK, diakses dalam http://nation-
brands.gfk.com/ (27/09/2016, 22:08 WIB)
9 Ibid
9
menyelesaikan isu-isu global, dan bagaimana pemerintah berusaha untuk
seperti musik, film, literatur, dan olahraga. Dimensi ini menunjukkan cara
negara dan bagaimana hal tersebut ada dengan jelas di era modern. Dimensi
ini mencakup segala hal mulai dari musik bersejarah dan ciri-ciri budaya
yang sangat penting dalam mengukur state branding karena sebuah negara
tidak akan berdiri tanpa adanya rakyat atau masyarakat. Dimensi ini
berusaha mengukur ciri masyarakat dari sebuah negara dalam hal ciri khas
10 Ibid
12 Ibid
13 Ibid
10
kepribadian dan sikap sosial. Contohnya adalah keadaan masyarakat di
masyarakat terhadap sebuah situasi atau peristiwa dan orang lain. Dimensi
lain untuk berkunjung ke suatu negara dan hal apa yang menarik para
dilihat dari ekspektasi dan kepuasan terhadap atribut pariwisata yang bisa
menarik turis dari atraksi-atraksi yang ada di sebuah negara, baik atraksi
kekuatan negara dalam menarik warga asing untuk tinggal, bekerja dan
bersekolah di negara tersebut.16 Tidak hanya itu, dimensi ini juga mengukur
11
kualitas hidup yang layak di Negara tersebut. Dimensi investasi
Quality of Life Index. Tolak ukurnya adalah biaya hidup, budaya, ekonomi,
iklim.
yaitu:
12
Menurut Uni Eropa dalam Anggraini18 CSR is concept whereby
umumnya.19
a. Perlindungan lingkungan
13
Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan sebagai wujud kontrol
positif, dan bekerja keras demi perusahaan yang telah berjasa baginya.
Contohnya: pelatihan.
14
d. Kepemimpinan dan pemegang saham
yang paling maksimal dari saham yang mereka miliki. Contohnya: semua
Pelanggan adalah raja merupakan pepatah yang benar adanya. Pada saat
akanrepeat order. Hal ini yang membuatbisnis dapat terus berrgulir dan
pelanggan diabaikan mereka akan melakukan brand switching. Hal ini yang
diakses.
f. Pemasok (supplier)
15
g. Komunikasi dan laporan
laporan tahunan.
16
PT. Ajinomoto agar masyarakat di Indonesia dapat belajar atau mendapat
buku, jurnal, artikel ilmiah dan juga Internet. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara mencari dan mengambil data dari berbagai sumber dan
dikumpulkan lalu dipilih data yang dianggap masuk dan mampu membantu
17
membahas bagaimana peran dan dampak Ajinomoto sebagai media
yaitu antara tahun 20102015, dengan alasan bahwa selama rentang waktu
yaitu Jepang.
untuk menjelaskan fenomena yang sedang dikaji, adapun susunan atau sistematika
penulisan dari kelima judul bab beserta subbab dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Penelitian Terdahulu
1.5. Kerangka Teori atau Konsep
1.6. Operasionalisasi Konsep
18
1.7. Metode Penelitian
1.7.1. Tipe Penelitian
1.7.2. Teknik Pengumpulan Data
1.8. Ruang Lingkup Penelitian
1.8.1. Batasan Materi
1.8.2. Batasan Waktu
1.9. Argumen Pokok
Masyarakat
5. BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan
19
5.2. Saran
20