Komplikasi sering terjadi pada luka dekubitus derajat III dan IV, walaupun dapat juga
terjadi pada luka yang superfisial. Menurut Sabandar (2008) komplikasi yang dapat
terjadi antara lain:
Infeksi, umumnya bersifat multibakterial baik yang aerobik maupun anaerobik.
Keterlibatan jaringan tulang dan sendi seperti periostitis, osteitis, osteomielitis
dan arthritis septik.
Septikemia.
Anemia.
Hipoalbuminemia.
Kematian.
6. Tempat terjadinya luka decubitus
Beberapa tempat yang paling sering terjadi dekubitus adalah sakrum, tumit, siku,
maleolus lateral, trokanter besar, dan tuberostis iskial (Meehan, 1994). Menurut
Bouwhuizen (1986) menyebutkan daerah tubuh yang sering terkena luka dekubitus
adalah :
a. Pada penderita pada posisi terlentang: pada daerah belakang kepala, daerah
tulang belikat, daerah bokong dan tumit.
b. Pada penderita dengan posisi miring: daerah pinggir kepala (terutama daun
telinga), bahu, siku, daerah pangkal paha, kulit pergelangan kaki dan bagian atas
jari-jari kaki.
c. Pada penderita dengan posisi tengkurap: dahi, lengan atas, tulang iga, dan
d. lutut.
a. Fase hemostatis/koagulasi
Platelet mensekresikan vasokontriktor untuk mencegah kerusakan kerusakan kapiler
darah lebih lanjut sehingga perdarahan berhenti. Agregasi platelet diproduksi untuk
mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut dan mensejresi matrik kolagen. Disamping itu
juga mensekresi faktor pembekuan seperti thrombin yang bermanfaat dalam inisiasi
fibrin menjadi fibrinogen. Hemostasis terjadi beberapa menit setelah terjadi injuri sampai
dengan perdarahan berhenti.
b. Fase inflamasi
Pada fase inflamasi luka akan nampak bengkak, kemerahan, terasa hangat, dan nyeri.
Pada fase ini biasanya berlangsung dalam empat hari setelah terjadi injuri. Pada fase ini
terjadi destruksi dan penghancuran debris yang dilakukan oleh neutrophil atau PMN
yang menyebabkan pembuluh darah melepaskan plasma dan PMN ke sekitar jaringan.
Neutrophil menfagosit debris dan mikroorganisme sebagai pertahan primer terhadap
terjadinya infeksi. Fibrin dihancurkan dan didegradasi. Makrofag berperan sebagai
pertahanan seunder yang akan memfagosit bakteri.
c. Fase proliferative
Proses granulasi terjadi dalam durasi 4-21 hari yang ditujukan dengan terbentuknya
jaringan berwarna kemerahan dan adanya kontraksi pada luka. Proses angiogenesis
untuk membentuk sel-sel endotel sebagai cikal bakal terbentuknya kapiler-kapiler darah.
Sel-sel keratinosit juga diproduksi yang bertanggung jawab dalam proses epitelisasi.
d. Fase remodeling atau maturasi
Fase ini dimulai pada hari ke 21 sampai dengan 2 tahun. Pada fase remodeling dan
maturasi melibatkan peran fibroblast dan mikrofibroblas untuk membentuk suatu struktur
jaringan yang lebih kuat. Secara klinis luka akan tampak lebih berkontraksi sampai
mencapai maturasi.