Anda di halaman 1dari 7

56

Jurnal Pharmascience, Vol 2, No. 2, Oktober 2015, hal: 56 - 62


ISSN-Print. 2355 5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.ppjpu.unlam.ac.id/
Research Article

Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi


di Puskesmas Pagesangan Mataram
Wirawan Adikusuma, Nurul Qiyaam, Fita Yuliana
Program Studi D3 Farmasi, Universitas Muhammadiyah Mataram
Email: adikusuma28@gmail.com

ABSTRAK
Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas
pelayanan kesehatan, sikap, dan keterampilan petugasnya, tetapi juga dipengaruhi oleh
kepatuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan penggunaan
obat hipertensi dan beberapa variabel karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap
kepatuhan pasien hipertensi di Puskesmas Pagesangan, Mataram. Penelitian ini
dilakukan dengan metode observasional crossectional dengan mengambil data secara
prospektif selama periode Februari Maret 2015. Pengukuran kepatuhan dilakukan
dengan menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) yang
berisi 8 pertanyaan. Persentase tingkat kepatuhan berdasarkan kuesioner MMAS
adalah kepatuhan tinggi 75 % dan kepatuhan rendah 25 %. Berdasarkan analisis Chi
Square tidak ada karakteristik subyek penelitian yang berpengaruh terhadap
kepatuhan (P>0,05).

Kata kunci: Hipertensi, kepatuhan, MMAS

ABSTRACT

The success of a treatment is not only influenced by the quality of health services, attitudes
and skills of its health workes, but also influenced by patient adherence. This research is
aimed to measure adherence to antihypertensive therapy in hypertensive patients at primary health
center Mataram, and to investigate patients characteristic associated with such adherence . This
research was carried out by observational cross-sectional design with prospective data
collection during February March 2015. The measurement of adherence is done by
using a questionnaire MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) which contains 8
questions. The percentage of the level of adherence by questionnaire MMAS is a high
adherence 75% and 25% lower adherence. Based on the analysis of Chi-Square no
characteristic of the study subjects that affect adherence (P>0,05).

Key word : Hipertensive, Adherence, MMAS

Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience


57

I. LATAR BELAKANG sering untuk kegagalan terapi


Hipertensi atau yang lebih dikenal antihipertensi (Mycek, 2001). Adapun
sebagai tekanan darah tinggi telah menjadi yang menjadi faktor penghalang yang
masalah utama dalam masyarakat mempengaruhi kepatuhan pasien yaitu
Indonesia maupun di beberapa Negara lamanya terapi (terapi penyakit kronis),
yang ada di dunia (Armilawaty, 2007). regimen terapi yang komplek (terapi
Prevalensi hipertensi secara nasional di kombinasi), komunikasi yang kurang baik
Indonesia mencapai 31,7% dari total antara pasien dan tenaga kesehatan serta
penduduk dewasa. Insidensi dan prevalensi mengkonsumsi alkohol dan
hipertensi meningkat seiring dengan penyalahgunaan obat (Dunham & Karkula,
bertambahnya usia terutama pada lanjut 2012). Menurut laporan World Health
usia (lansia). Individu yang berumur 45 Organization (WHO) pada tahun 2003,
tahun atau lebih mempunyai risiko 90% kepatuhan rata-rata pasien pada terapi
untuk mengidap penyakit hipertensi jangka panjang terhadap penyakit kronis
(Anonim, 2007). Prevalensi hipertensi di dinegara maju sebesar 50%, dan dinegara
NTB berdasarkan hasil pengukuran berkembang diperkirakan akan lebih
tekanan darah adalah 24,3%, sementara rendah (Kearney P et al., 2004). Sebuah
berdasarkan diagnosis dan atau riwayat meta analisis mengenai hubungan antara
minum obat hipertensi prevalensinya kepatuhan penggunaan obat terhadap
adalah 6,7% (Anonim, 2013). kejadian mortalitas yang berasal dari 21
Obat-obat antihipertensi yang ada saat penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan
ini telah terbukti mengontrol tekanan darah terhadap penggunaan obat berhubungan
pasien hipertensi dan juga sangat berperan positif dengan hasil pengobatan (WHO,
dalam menurunkan resiko berkembangnya 2003).
komplikasi kardiovaskuler (Chobanian et Identifikasi kepatuhan pasien
al., 2003). Namun demikian, penggunaan hipertensi dalam menggunakan obat perlu
antihipertensi saja terbukti tidak cukup dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
untuk menghasilkan efek pengontrolan merencanakan strategi yang lebih
tekanan darah jangka panjang apabila tidak komprehensif dalam rangka meningkatkan
didukung dengan kepatuhan dalam efektivitas terapi (Saepudin et al., 2013).
menggunakan antihipertensi tersebut Memperhatikan hal tersebut, maka
(Schroeder K et al., 2004). Kurangnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kepatuhan merupakan penyebab paling tingkat kepatuhan pasien hipertensi

Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience


58

dipuskesmas dalam menggunakan obat hubungan atau pengaruh variabel


serta beberapa variabel karakteristik pasien karakteristik terhadap penggunaan obat
yang mempengaruhi kepatuhan. anti hipertensi menggunakan uji Chi-
Square.
II. BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan dengan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
metode Observasional Crossectional Dari penelitian yang telah dilakukan,
dengan mengambil data pasien secara terdapat 44 pasien hipertensi yang
prospektif selama periode Februari memenuhi kriteria inklusi selama periode
Maret 2015. Subyek penelitian adalah Februari Maret 2015 di Puskesmas
penderita hipertensi yang mendapatkan Pagesangan, Mataram. Gambaran
resep obat antihipertensi dan telah karakteristik subyek penelitian dapat
didiagnosa hipertensi minimal 6 bulan dilihat ditabel I.
sebelumnya. Kepastian bahwa responden Tabel I. Karakteristik pasien hipertensi
Karakteristik Jumlah
yang dilibatkan adalah pasien hipertensi N (44) Presentase
didapatkan dari data rekam medis yang (%)
Umur
ada dipuskesmas. Subyek yang memenuhi < 55 tahun 12 27
55 tahun 32 73
kriteria inklusi sejumlah 44 pasien. Jenis kelamin
Perempuan 29 66
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Laki-laki 15 34
Pendidikan
pasien usia 45-70 tahun dengan diagnose
SLTA 25 57
hipertensi dan mendapatkan obat anti > SLTA 19 43
Pekerjaan
hipertensi. Kriteria eksklusinya adalah Bekerja 20 45
Tidak bekerja 24 55
pasien yang mengalami ketulian, buta Lama menderita
< 5 tahun 30 68
huruf dan hamil. Pengumpulan data 5 tahun 14 32
dilakukan dengan melakukan wawancara
Berdasarkan data karakteristik pasien,
dan pengisian kuesioner Morisky
usia didominasi oleh usia 55 tahun yaitu
Medication Adherence Scale (MMAS)
32 pasien (73%). Jenis kelamin didominasi
untuk mengukur kepatuhan. Kuisioner
oleh perempuan sebesar 29 pasien (66%)
MMAS telah terbukti cukup valid dan
sedangkan laki-laki hanya 15 pasien
reliable untuk digunakan sebagai alat ukur
(34%). Berdasarkan tingkat pendidikan
kepatuhan penggunaan obat pada pasien
pasien yang banyak terlibat dalam
hipertensi (Morisky et al., 2008).
penelitian ini adalah SLTA sebesar 25
Data yang diperoleh dianalisis dengan
pasien (57%). Dengan demikian
SPSS 16. Uji untuk mengetahui adanya

Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience


59

berdasarkan distribusi pendidikan yang Antihipertensi yang digunakan oleh pasien


terlibat dalam penelitian ini masih hipertensi di Puskesmas Pagesangan
tergolong memiliki tingkat pendidikan Mataram, yaitu captopril dan amlodipine.
yang rendah. Tingkat pekerjaan Adapun profil penggunaan obat
didominasi oleh pasien yang tidak bekerja antihipertensi dapat dilihat pada tabel II.
sebesar 24 pasien (55%) dimana pasien Tabel II. Profil penggunaan obat pada pasien
hipertensi Di Puskesmas Pagesangan
yang terlibat mayoritas perempuan sebagai Mataram

ibu rumah tangga dan pensiunan yang Regimen Nama Obat Jumlah

tidak bekerja. Terkait dengan lama Terapi N (44) %

menderita hipertensi, subyek penelitian Captopril 32 73


Tunggal
yang banyak terlibat dalam penelitian ini Amlodipin 12 27

adalah dengan lama menderita < 5 tahun


sebesar 30 pasien (68%). Pasien dengan Dari hasil penelitian yang terlihat

durasi hipertensi 5 tahun cenderung pada tabel II, diketahui bahwa seluruh

memiliki resiko terjadinya komplikasi responden mendapatkan regimen

yang tinggi sehingga lebih memilih untuk antihipertensi tunggal. Obat antihipertensi

berobat ke rumah sakit ketimbang yang banyak digunakan oleh responden

puskesmas. adalah captopril dan amlodipine.

Dari hasil pengisian kuesioner MMAS Pemilihan obat ini karena dianggap

diketahui 75% responden patuh dan 25% mampu untuk menangani tekanan darah

tidak patuh menggunakan obat pasien hipertensi. Captopril digunakan

antihipertensi. Kepatuhan rendah dengan sebagai pengobatan lini pertama pada

nilai < 6, kepatuhan sedang dengan nilai 6 pasien hipertensi ringan maupun yang baru

-7, dan kepatuhan tinggi dengan nilai 8, terdiagnosa yang penggunaanya secara

seperti terlihat pada Gambar 1. tunggal atau kombinasi, dosis


penggunaannya tergantung pada kondisi
Tingkat Kepatuhan
pasien. Menurut JNC VII, captopril
kepatuhan tinggi kepatuhan sedang
digunakan untuk pasien hipertensi dengan
25%
indikasi penyulit seperti diabetes mellitus
75%
dan gagal ginjal kronik.
Gambar I. Tingkat kepatuhan penggunaan obat Amlodipin digunakan sebagai
pasien hipertensi di Puskesmas
Pagesangan, Mataram
obat lini kedua setelah penggunaan dengan
antihipertensi golongan ACE Inhibitor
(captopril) kurang efektif dalam

Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience


60

menurunkan tekanan darah. Mekanisme ion kalsium mengakibatkan otot polos


kerja amlodipin yaitu sebagai inhibitor vascular mengalami relaksasi.
influx kalsium (slow channel blocker atau Pada penelitian ini peneliti ingin
antagonis ion kalsium), dan menghambat mengetahui pengaruh beberapa variabel
masuknya ion-ion kalsium transmembran karakteristik terhadap tingkat kepatuhan.
kedalam jantung dan otot polos vaskular. Hasil wawancara berdasarkan kuisioner
Ion kalsium berperan dalam kontraksi otot MMAS diperoleh data dari hasil uji
polos. Dengan terhambatnya pemasukan statistik seperti pada tabel III.
Tabel III. Pengaruh karakteristik terhadap tingkat kepatuhan pasien hipertensi

Kepatuhan Asymp RR for 95% C. I


Variabel
tinggi sedang Sig. cohort Lower Upper
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 12 3 0,436 1,160 0,816 1,649
2. Perempuan 20 9
3. Usia
<55 thn 7 5 0,189 0,747 0,447 1,246
55 thn 25 7
Pekerjaan
1. Tidak bekerja 17 7 0,757 0,944 0,659 1,354
Bekerja 15 5
Pendidikan
SMA 23 10 0,434 0,852 0,595 1,219
> SMA 9 2
Lama menderita
< 5 tahun 21 8 0,948 0,987 0,676 1,442
5 tahun 11 4

Dari hasil analisis tabel di atas dapat ada pengaruh terhadap jenis kelamin
disimpulkan bahwa pada semua dalam penggunaan obat antihipertensi.
karakteristik subyek penelitian tidak ada Variabel usia dalam penelitian ini
data yang Asymp Sig = p < 0,05. Hal ini menunjukkan tidak berpengaruh terhadap
menunjukkan bahwa tidak ada variabel tingkat kepatuhan. Hasil penelitian ini
subyek penelitian yang berpengaruh sedikit berbeda dengan penelitian Hashmi
terhadap kepatuhan. Pada variabel jenis dkk (2007) yang menemukan bahwa usia
kelamin baik perempuan maupun laki-laki termasuk variabel karakteristik yang
kemungkinan sama-sama teliti dan telaten memiliki hubungan dengan tingkat
dalam mengkonsumsi obat antihipertensi kepatuhan.
sehingga tingkat kepatuhan pasien tidak Pada variabel pekerjaan tidak
terdapat hubungan yang signifikan

Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience


61

terhadap tingkat kepatuhan pasien IV. KESIMPULAN


hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa Hasil analisis data dengan uji Chi-
pada variabel pekerjaan baik yang bekerja Square diperoleh p>0,05, hal ini
maupun yang tidak bekerja sama-sama menunjukkan bahwa tidak ada variabel
peduli terhadap kesehatan sehingga karakteristik subyek penelitian yang
memiliki kesadaran untuk sembuh. berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
Tingkat pendidikan dalam pasien hipertensi di Puskesmas
penelitian ini tidak berpengaruh secara Pagesangan, Mataram.
signifikan terhadap tingkat kepatuhan.
Responden pada penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
Armilawaty. 2007. Hipertensi dan Faktor
menunjukkan bahwa walaupun mereka Risikonya Dalam Kajian
memiliki pendidikan yang tinggi, sebagian Epidemiologi. Diunduh pada tanggal
tidak memahami kondisi penyakitnya 30 Mei 2012 melalui
www.ridwanuddin.wordpress.com
sehingga menyebabkan pasien tidak patuh. Anonim. 2007. International Society of
Disisi lain, responden dengan tingkat Hypertension (ISH) menyokong
pendidikan lebih rendah menyatakan penuh penanggulangan hipertensi.
http://www.depkes.go.id [2 Mei
bahwa memiliki kepercayaan yang lebih
2013].
terhadap saran dokter sehingga mereka Anonim, 2013. Riset Kesehatan Dasar.
menjadi lebih patuh. Umumnya pasien Badan Penelitian danPengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
dengan tingkat pendidikan yang lebih
Tahun 2013.
tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black,
lebih tentang penyakit dan pengobatan nya H.R., Cushman, W.L., Green, I.A.,
Izzo, J.l., Jones, D.W., Materson, B.J.,
sehingga dapat lebih patuh.
Oparil, S., Wright, J.T., 2003, JNC VII
Variabel lama menderita hipertensi Express: The Seventh Report of the
tidak berpengaruh terhadap tingkat Joint National Committee on
kepatuhan pasien hipertensi. Berdasarkan Prevention, Detection, Evalution and
Treatment of High Blood Presure,
literatur, umumnya tingkat kepatuhan
U.S. Deparment of Health and Human
terhadap pengobatan yang lebih tinggi Services, pp 12-33.
pada pasien yang baru didiagnosis dan Dunham, P. J., Karkula, J. M., 2012,
Effects of a Pharmacy Care Program
akan menurun setelah 6 bulan pertama
on Adherence and Outcomes, The
program terapi (Osterberg & Blaschke, American Journal of Pharmacy
2005; Holloway & Lisetvan, 2011). Benefits; 4(1):e8-e14.
Hashmi, SK., Afridi, MB., Abbas, K.,
Sajwani, RA., Saleheen, D., Frossard,

Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience


62

PM., Ishaq, M., Ambreen, A., Ahmad,


U., Factor associated with adherence
to antihypertensive treatment in
Pakistan, Plos One, 2007, 2(3):e280.
Holloway, K. & Lisetvan Dijk. 2011. The
World Medicines Situation 2011 :
Rational use of medicines.
Genera:WHO
Kearney P, M., Whelton, M., Reynolds.,
Whelton, P.K., He, J., 2004.
Worldwide prevalence of
hypertension: a systematic review, j
Hypertens, 22 (1):9-11.
Morisky, D.E. Ang, A. Krousel-Wood,
M.A. Ward, H. 2008. Predictive
Validity of A Medication Adherence
Measure in an Outpatient Setting. J.
Health-Syst. Pharm, 10: 348-54.
Mycek, M. J. Harvey, R. A. Champe, P.
C., Fisher, B. D. 2001. Farmakologi:
Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta :
Widya Medika Hal 181-193
Osterberg, L., Blaschke, T. 2005.
Adherence to medication. N Eng, J,
Med; 353:487-97
Saepudin., Padmasari, S., Hidayati, P.,
Ningsih, Endang S. 2013. Kepatuhan
Penggunaan Obat pada Pasien
Hipertensi di Puskesmas. Jurnal
Farmasi Indonesia. Vol, 6 No.4, Juli
2013.
Schroeder, K., Fahey, T., Ebrahim, S.
2004. How Can We Improve
Adherence to Blood Pressure-
Lowering Medication in Ambulatory
Care? Systemic Review of
Randomized Controlled Trials. Arch
Intern Med.
WHO, 2003. Adherence to Long-Term
Therapies: an Evidence for Action.
Diakses dari
http://whqlibdoc.who.int/publications/
2003/9241545992.pdf, pada Juni
2012.

Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai