Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,

yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar

kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti

tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan

pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenarannya, kemampuan dan kesaktiannya,

sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari

kehidupan bangsa Indonesia.

Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu

diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur

yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara

serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di

daerah.

B . Batasan Masalah

Untuk menghidari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka

penulis membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:

1.) Bagaimana sejarah pancasila?

2.) Siapa-siapa yang terlibat dalam perumusan pancasila?

1
C . Tujuan

Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1.) Penulis ingin mengetahui sejarah pancasila.

2.) Penulis ingin mengetahui siapa-siapa yang terlibat dalam perumusan pancasila.

2
BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA (Sebagai Ideologi & Dasar Negara)

Tiga setengah abad lebih, bangsa kita dijajah bangsa asing.

Tahun 1511 Bangsa Portugis merebut Malaka dan masuk kepulauan Maluku, sebagai

awal sejarah buramnya bangsa ini, disusul Spanyol dan Inggris yang juga berdalih mencari

rempah - rempah di bumi Nusantara. Kemudian Tahun 1596 Bangsa Belanda pertama kali

datang ke Indonesia dibawah pimpinan Houtman dan de Kyzer. Yang puncaknya bangsa

Belanda mendirikan VOC dan J.P. Coen diangkat sebagai Gubernur Jenderal Pertama VOC.

Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 9 Maret 1942

Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itu Indonesia

diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia,

sebab tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara Sekutu.

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam

melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini

diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus

menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan

yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan

dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa

dan Madura) Dalam maklumat tersebut sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki

3
dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk

dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang

pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama tersebut yang dibicarakan

khusus mengenai dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama tersebut 2

(dua) Tokoh membahas dan mengusulkan dasar negara yaitu Muhammad Yamin dan Ir.

Soekarno.

Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai calon dasar negara secara

lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu :

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Selain secara lisan Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

4
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/

Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul mengenai

calon dasar negara yaitu :

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)

2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, lebih lanjut Bung Karno

mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:

1. Sosio nasionalisme

2. Sosio demokrasi

3. Ketuhanan.

Selanjutnya oleh Bung Karno tiga hal tersebut masih bisa diperas lagi menjadi Ekasila yaitu

GOTONG ROYONG.

5
Selesai sidang pembahasan Dasar Negara, maka selanjutnya pada hari yang sama (1

Juni 1945) para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya

adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang

pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling

lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.

Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas 8 orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno

2. Ki Bagus Hadikusumo

3. K.H. Wachid Hasjim

4. Mr. Muh. Yamin

5. M. Sutardjo Kartohadikusumo

6. Mr. A.A. Maramis

7. R. Otto Iskandar Dinata dan

8. Drs. Muh. Hatta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para

anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujui dibentuknya

6
sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul - usul/ Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan

orang, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid Hasyim, Abdul Kahar

Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo dan Mr. Muh. Yamin.

Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan Mukadimah Hukum

Dasar, yang kemudian dikenal dengan sebutan PIAGAM JAKARTA.

Dalam sidang BPUPKI kedua, Tanggal 10 s/d 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah

merumuskan rancangan Hukum Dasar. Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dan pada Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa

syarat kepada Sekutu, sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan mem-

Proklamasi-kan Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah

proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama :

1. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar dengan Preambulnya (Pembukaan)

2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang sangat panjang, sehingga sebelum

mengesahkan Preambul, Drs. Muhammad Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada

tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari

Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan

agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata KETUHANAN yang berbunyi 'dengan

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' dihapus. Jika tidak maka rakyat

Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja

diproklamasikan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses Perumusan Pancasila diawali dalam siding BPUPKI I dr. Radjiman Widyadiningrat,

tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno. Tanggal 1 Juni 1945 Ir.

Soekarno memberi nama Pancasila yang artinya 5 dasar pada pidatonya dan tanggal 17 Agustus

1945 memproklamasikan kemerdekaan. Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari

dasar negara kita. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18

Agustus 1945.

8
Begitu panjang perumusan sila-sila Pancasila dalam perjalanan ketata negaraan Indonesia.

Mulai dari rumusan Muh Yamin, Sukarno, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil PPKI, Konstitusi RIS,

UUD Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Versi Berbeda, dan Versi populer yang

berkembang di masyarakat. Hingga jadilah Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

dengan butir-butirnya, yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan

falsafah negara kita republik Indonesia, maka kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan

sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id-id.facebook.com/notes/junaidi-farhan/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-

ideologi-dasar-negara/10150267467729714/
http://info.g-excess.com/id/info/SejarahLahirnyaPancasilasebagaiIdeologidan

DasarNegara.info
http://eri32.wordpress.com/2009/07/31/sejarah-lahirnya-pancasila/

10

Anda mungkin juga menyukai