Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2012
KASUS : Pembuangan Bayi
01/03/2012 12:21
Liputan6.com, Boyolali: Fenomena orangtua membuang buah hatinya sendiri masih
saja terjadi. Seorang bayi mungil ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan raya, di Boyolali.
Baru dua hari hadir ke dunia, bayi mungil ini sudah merasakan penolakan yang datang justru
dari orangtuanya sendiri. Ia dibuang di pinggir jalan. Atas inisiatif warga, bayi perempuan ini
dititipkan di Rumah Sakit Pandanarang, Kamis (1/3).
Pada pemeriksaan diketahui bayi mungil itu kurang sehat. Bayi yang belum diberi
nama ini mendapat pengawasan lebih dari tim medis rumah sakit.
Di Kampung Winong, Boyolali, tepatnya di pingir Jalan Raya Solo, Semarang, bayi
kecil itu ditemukan. Warga menyatakan terkejut saat mengetahui ada bayi di tinggal dalam
sebuah tas.
Sebelumnya, memang ada seorang perempuan duduk di tempat tersebut. Namun
warga tak menduga jika ia akan meniggalkan bayinya.
"Perempuan itu duduk gitu aja. Cuma ada tas, tapi kan kita nggak mikir ada bayi,"
kata warga Supriyadi.
Nasib malang juga dialami seorang bayi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Bayi perempuan
ini di tinggalkan orangtuanya di rumah warga di Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari. Pemilik
rumah sempat terkejut mendapati bayi tersebut dan langsung melapor kepada polisi. Kini,
bayi perempuan itu sudah dititipkan di Rumah Sakit Sukoharjo, sementara polisi menggelar
penyelidikan untuk mencari orang yang tega menelantarkan buah hatinya sendiri. (Rozaq
Asyhuri dan Wahyudiono)
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam upaya penegakan hukum pembuktian menjadi aspek yang kuat dalam
penyelesaian suatu tindak pidana. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi di bidang
kedokteran memungkinkan pemeriksaan ada tidaknya pertalian darah antara seorang anak
dengan seseorang yang dicurigai sebagai ayah atau ibu biologisnya.
Penentuan kekerabatan sesorang dapat dilakukan tes paternitas atau tes maternitas
yang dikenal dengan tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Tes paternitas adalah tes DNA
untuk menentukan apakah seorang pria merupakan ayah biologisdari seorang anak, tes
paternitas akan membandingkan pola DNA seorang anak dengan terduga ayah untuk
memeriksa bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan biologis.
Tes maternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu biologis
dari seorang anak. Seperti pada tes paternitas, tes ini membandingkan pola DNA anak dengan
terduga ibu untuk menentukan ibu biologisnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penentuan kekerabatan seseorangdengan ayah dan ibunya dapat dilakukan dengan melihat
pola DNA yang dimiliki.
TUJUAN
b. Mengetahui dan memahami kegunaan serta keabsahan tes DNA dalam ilmu forensik.
c. Mengetahui dan memahami tata cara maupun metode yang digunakan dalam
identifikasi DNA
BAB II
PEMBAHASAN
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENGERTIAN DNA
II.1.1. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK DNA
DNA (deoxyribo nucleic acid ) adalah asam nukleat yang mengandung materi
genetik yang berguna perkembangan dan fungsi biologis seluruh organisme hidup. Fungsi
utama darimolekul DNA adalah sebagai tempat penyimpanan informasi jangka panjang.
DNA seringkalidianalogkan denganblue print , karena DNA mengandung instruksi yang
diperlukan dalam pembentukan komponen sel seperti protein dan molekul RNA. Segmen
DNA yang membawainformasi genetik disebut gen.(6)
DNA berwujud dua rantai polimer panjang (doubl e hel ix) yang terdiri dari
komponengula pentosa (deoksiribosa) dan gugus fosfat yang distabilisasi oleh ikatan
hidrogen antar molekul basa yang terdapat pada kedua untai. Keempat basa DNA adalah
Adenin (A), sitosin(C), guanin (G), dan timin (T), yang kemudian diklasifikasikan menjadi
dua tipe, yaitu Purin(pasangan adenin dan guanin yang memiliki struktur cincin ganda) dan
Pirimidin (pasangansitosin dan timin yang mempunyai struktur cincin tungal).(7)
Selain itu, DNA mempunyai unit esensial berupa kodon, yang merupakan triplet
urutan basa dan masing-masing triplet mengkodekan sebuah asam amino tertentu. Kode
genetik hanyamenentukan struktur protein primer. Protein ini dapat merupakan komponen
strukturalmakromolekul atau enzim yang mengendalikan sintesis non protein.(7)
Pada organisme eukariotik, sebagian besar DNA berada pada inti sel (kromosom),
yaituyang disebut core DNA (c-DNA); dan sebagian kecil DNA berada dalam mitokondria
(organelmitokondria), yaitu yang disebut mitokondria DNA (mt-DNA). c-DNA merupakan
materigenetik yang membawa sifat individu dan diturunkan dari ayah dan ibu menurut
hukum Mendel.Berdasarkan pola pewarisan ini, maka pemeriksaan c-DNA dapat digunakan
untuk mencarihubungan anak-ibu maupun anak-bapak.(7)
Sedangkan mt-DNA merupakan materi genetik yang membawa kode
genetikdari berbagai enzim dan protein yang berkaitan dengan proses pembentukan dan
penuaan. Berbedadengan c-DNA, mt-DNA berbentuk lingkaran ganda yang hanya diturunkan
dari ibu kepadaanak, sehingga pemeriksaan mt-DNA hanya dapat digunakan untuk mencari
hubungan anak-ibu.Dalam forensik yang dimaksud dengan pemeriksaan DNA umumnya
merujuk pada pemeriksaanc-DNA yang penggunannya lebih luas.(7)
II.1.2. KROMOSOM
Setiap sel dalam tubuh seseorang memiliki rangkaian DNA identik. Rangkaian
DNAsetiap sel disebut kromosom. Setiap kromosom dibagi menjadi lokus-lokus yang
menandai posisigen dalam kromosom. Setiap sel dalam tubuh manusia memiliki 23 pasang
kromosom yangterdiri atas 22 pasang kromosom autosomal dan satu pasang kromosom seks
(XX pada wanita,dan XY pada laki-laki). Rangkaian DNA pada setiap orang didapatkan dari
kontribusi sel ovumibunya dan sel sperma ayahnya.
Kromosom Y menempati posisi yang unik dalam hal kriminologi dan
genealogi.Kromosom Y merupakan salah satu kromosom terkecil dari 23 pasang kromosom
manusia,namun memiliki sejumlah gen aktif dan memiliki nilai penting dalam DNA-typing.
(8)
Kromosom Y mengandung SRY (S ex Determining Region Y ) yang berperan
menentukan kelelakian seseorang dengan peranannya mengatur terbentuknya hormon
testosterone.Kromosom Y bersifat unik karena setiap kromosom Y pada seorang pria akan
diturunkannyasecara langsung hanya kepada anak laki-lakinya dan kemudian diteruskan oleh
anak laki-lakinyakepada cucunya hingga keturunan laki-laki selanjutnya.Peran penting
kromosom Y dalam DNA typing antara lain untuk kriminologi dan analisisforensik, analisis
orang hilang, kasus warisan yang melibatkan keterkaitan genetik antaraanggota keluarga laki-
laki, kasus imigrasi untuk menentukan kekerabatan genetik, dankepentingan antropologi.(8)
2. Darah dan bercak darah (seperti darah pada pakaian, karpet, tempat tidur, perban).
(11,17)
Darah
Darah cair dari seseorang.
- Ambil dengan menggunakan semprit.
- Masukkan ke dalam tabung yang diberikan pengawet EDTA 1 mldarah.
- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan dalamtermos
es, lemari es atau kirim ke laboratorium.
Darah cair di TKP.
- Ambil dengan menggunakan semprit, pipet atau kain.
- Masukkan ke dalam tabung yang berisikan pengawet EDTA. Bilamembeku,
ambil dengan menggunakan spaltel.
- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan di termoses,
lemari es, atau kirim ke laboratorium.
Darah cair dalam air/salju/es.
- Sesegera mungkin, ambil secukupnya, masukkan ke dalam botol.
- Hindari kontaminasi, beri label yang jelas dan tanggal pengambilansampel,
simpan atau kirim ke lab.
Bercak sperma pada benda besar yang bisa dipotong (misalnya pada karpet).
a. Potong pada bagian yang bernoda.
b. Masukkan ke dalam amplop.
c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu kirim
kelaboratorium.
Bercak pada benda yang tidak dapat dipindah dan tidak menyerap (misal:
lantai).
a.Kerok bercaknya, lalu masukkan kertas.
b.Lipat kertas hingga membungkus kerokan, masukkan ke dalam amplop
c.Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu kirim
kelaboratorium.
Teknik pertama yang digunakan analisa DNA dalam bidang forensik adalah
RFLP. Polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment Leght
Polymorphism(RFLP)adalah suatu polimorfisme DNA yang terjadi akibat variasi
panjang fragmen DNAsetelah dipotong dengan enzim retriksi tertentu menjadi
fragmen Variable Number of Tandem Repeat (VNTR). Teknik ini dilakukan dengan
memanfaatkan suatu enzimrestriksi yang mampu mengenal urutan basa tertentu dan
memotong DNA (biasanya 4-6urutan basa). Urutan basa tersebut disebut sebagai
recognity on sequence.(15,18)
Enzim restriksi ini dihasilkan oleh bakteri dan dinamakan menurut spesies
bakteriyang menghasilkannya. Enzim yang berbeda memiliki Recognity on sequence
yang berbeda, sehingga panjang segmen tersebut bervariasi pada tiap orang, hal ini
disebabkankarena titik potong enzim yang berbeda dan panjang segmen antara titik
potong juga berbeda.(11,16) Analisa yang dihasilkan adalah variasi pada
panjang fragmen DNA yang telahditentukan. Setelah selesai, pola RFLP tampak
seperti kode batang ( barcode ).
Saat membandingkan hasil analisa dua sampel, pola batang pada autoradiograf
dibandingkanuntuk menentukan apakah kedua sampel tersebut berasal dari sumber
yang sama.(11,16)
Proses pada teknik RFLP diawali dengan proses pemotongan
denganmenggunakan enzim restriksi tertentu menjadi segmen-segmen yang berbeda.
Kemudiandengan menggunakan gel yang dialiri arus listrik, potongan DNA diurutkan
berdasarkan panjangnya. Proses ini dinamakan electrophoresis, dan prinsip pada
proses in adalah potongan DNA yang lebih pendek bergerak lebih cepat daripada yang
lebih panjang.
Untuk mendeteksi adanya segmen yang bersifat polimorfik maka dilakukan
suatu prosedur yang disebut sebagai southern blooting. Dalam prosedur ini pada
gelditambahkan suatu zat kimia yang berfungsi untuk memisahkan rantai ganda
menjadirantai tunggal, kemudian membran nilon diletakkan diatas gel dan bahan
penyerap diatasmembran nilon. Cairan akan bergerak ke dalam bahan penyerap
bersama potongan DNArantai tunggal.(11,16)
Kemudian dengan menggunakan fragmen pendek DNA (DNA probe)
yangmengandung petanda radioaktif maka akan dideteksi DNA yang berasal dari
lokasi pada genome yang memiliki ciri yang jelas dan sangat polimorfik. Pada proses
ini DNA probeakan berikatan dengan potongan DNA rantai tunggal dan membentuk
DNA rantai ganda pada bahan nilon. DNA probe yang tidak berikatan akan dicuci.
Membran nilon yang berisi potongan DNA yang telah ditandai dengan DNA probe
selanjutnya ditransfer padaselembar film X-ray. Pada proses ini akan tampak hasil
berupa kode batang yang disebut autorad. Pola inilah yang dibandingkan untuk
mengetahui apakah kedua sampel bersaldari sumber yang sama. Pada teknik RFLP
tidak hanya digunakan satu DNA probe,diamana DNA probe yang berbeda menandai
lokus yang berbeda.(11,16)
Keunggulan RFLP adalah sifatnya yang kodominan, cukup berlimpah dalam
artilokus-lokus yang dipergunakan untuk RFLP dapat menunjukkan ratusan variasi
untuk tiap lokus, mampu memeriksa lebih dari satu lokus, serta frekuensi
polimorfismenyatinggi karena hipervariabilitas pada tiap lokus.Selain itu, penanda ini
mudah dipetakan dalam peta genetik, serta tidak mudah berubah hasilnya bila diulang
(stabil). Karena bukan berbasis PCR, penanda ini tidak spesifik spesies sehingga bisa
digunakan untuk perbandingan peta genetik spesies yang berbeda-beda. Dengan
demikian jika dua sampel berasal dari sumber yang berbeda,RFLP mampu
membedakannya menggunakan jumlah lokus yang lebih sedikit. RFLPdapat
menentukan apabila sebuah sampel berasal dari lebih satu sumber dan
dapatmembedakan sumbernya dengan baik.(11,16,18)
Namun kelemahannya, penanda ini memerlukan DNA dalam jumlah
besar,memakan waktu lama ( 3 hari), serta melibatkan penggunaan pelabelan isotop
radioaktif pada teknik yang pertama kali digunakan. Kelemahan yang terakhir ini
dapat diatasisetelah ditemukan teknik tanpa radioaktif.(11,16,18)
a.DNA Primer.
DNA primer adalah sepasang DNA rantai tunggal atau oligonukleotida pendek
yang memiliki sekuen yang komplemen dengan DNA template, dibuatsecara sintetis,
dan dirancang agar menempel mengapit pada daerah tertentu yangdiinginkan, serta
mampu menunjukkan urutan DNA yang akan diperbanyak,menginisiasi sekaligus
membatasi reaksi pemanjangan rantai atau polimerisasiDNA.
b. dNTP(deoxynucleoside triphosphate).
dNTP atau building blocks merupakan komponen penyusun DNA yang baru.
dNTP terdiri atas 4 macam sesuai dengan basa penyusun DNA, yaitu dATP,dCTP,
dGTP dan dTTP.
c. Buffer.
Buffer yang biasanya digunakan terdiri atas bahan-bahan kimia
untuk mengkondisikan reaksi agar berjalan optimum dan menstabilkan enzim
DNA polymerase.
d. Ion Logam.
i. Ion logam bivalen, umumnya Mg++, fungsinya sebagai kofaktor bagienzim
DNA polymerase. Tanpa ion ini enzim DNA polymerase tidak dapat bekerja.
ii. Ion logam monovalen, kalsium (K+)
e.Master-Mix
Master-mix terdiri dari
-32 l air.
-5 l PCR-Buffer (dengan Mg2+).
-5l dNTP-Mix.
-2 l D1S80 Primer-Mix.
-1 l Taq Polymerase45 l (per orang).
Proses yang terjadi pada teknik ini serupa dengan cara DNA
memperbanyak jumlahnya dalam sel. Ada tiga tahap yang dilakukan di laboratorium.
Pertama, prosesyang dinamakan Denaturation, yaitu dengan memanaskan segmen atau
urutan DNArantai ganda pada suhu 96o, sehingga DNA rantai ganda akan memisah
menjadi rantaitunggal. Tahap kedua yaitu proses Annealing atau Hybridization, pada
proses ini setiaprantai tunggal tersebut dipersiapkan dengan cara mengikatkannya
dengan DNA primer.Tahap ini dilakukan dengan menurunkan suhu hingga ke
kisaran 4060oC selama 20-40detik. Tahap Ketiga, disebut Extension atau E longasi .
Pada tahap ini, DNA polymeraseditambahkan dan dilakukan peningkatan suhu ke
kisaran suhu kerja optimum enzimDNA polymerase, yaitu suhu 70-72oC. Kemudian,
DNA polymerase akan memasangkandNTP yang sesuai dengan pasangannya,
dilanjutkan dengan proses replikasi. Enzim akanmemperpanjang rantai baru ini
hingga ke ujung, dan lamanya waktu ekstensi bergantung pada panjang daerah yang
akan diamplifikasi.Selain ketiga proses tersebut biasanya PCR didahului dan diakhiri
oleh tahapan berikut, yaitu tahap Pra-denaturasi. Tahapan ini dilakukan selama 1-9
menit di awalreaksi untuk memastikan kesempurnaan denaturasi dan mengaktifasi
DNA Polymerase.Tahap terakhir yang dilakukan setelah siklus PCR terakhir disebut
tahap Final Elongasi. Biasanya dilakukan pada suhu optimum enzim (70-72oC) selama
5-15 menit untuk memastikan bahwa setiap rantai tunggal yang tersisa sudah
diperpanjang secara sempurna.
PEMBAHASAN KASUS
Identifikasi DNA seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi. Tes maternitas adalah tes DNA yang digunakan untuk menentukan
apakah seorang wanita adalah ibu biologis dari seorang anak. Tes ini membandingkan pola
DNA anak dengan terduga ibu untuk menentukan kecocokan DNA anak yang diwariskan dari
terduga ibu. Umumnya tes maternitas dilakukan untuk kasus, seperti kasus dugaan
tertukarnya bayi, kasus bayi tabung, kasus anak angkat dan kasus anak buangan seperti kasus
diatas. Dalam kasus anak buangan yang tersulit adalah memperkirakan ibu terduga (suspect)
karena biasanya anak yang dibuang telah ditinggal jauh oleh ibu yang tidak bertanggung
jawab tersebut. Sehingga Tes DNA dalam kasus ini biasanya akan dilakukan bila ibu terduga
diketahui dan lebih ditujukan untuk mengetahui siapa ayah dari anak tersebut.
Tes paternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah
biologis dari seorang anak. Kita semua mewarisi DNA (materi genetik) dari orang tua
biologis kita. Tes paternitas membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah untuk
memeriksa bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan biologis.
Identifikasi DNA untuk tes paternitas dilakukan dengan menganalisa pola DNA
menggunakan marka STR (short tandem repeat). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas
pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang
bervariasi jumlah dan jenisnya. Identifikasi DNA dengan penanda STR merupakan salah satu
prosedur tes DNA yang sangat sensitif karena penanda STR memiliki tingkat variasi yang
tinggi baik antar lokus STR maupun antar individu. Seseorang dapat dikatakan memiliki
hubungan darah jika memiliki 16 STR yang sama dengan kelurga kandungnya. Bila urutan
dan pengulangan sama, maka kedua orang yang dicek memiliki ikatan saudara kandung atau
hubungan darah yang dekat. Jumlah ini cukup kecil dibandingkan dengan keseluruhan ikatan
spiral dalam tubuh kita yang berjumlah miliaran.
Tes DNA adalah 100% akurat bila dikerjakan dengan benar. Tes DNA ini memberikan
hasil lebih dari 99.99% probabilitas paternitas bila DNA terduga ayah dan DNA anak cocok
(matched). Apabila DNA terduga ayah dan anak tidak cocok (mismatched) maka terduga
ayah yang di tes 100% bukanlah merupakan ayah biologis anak tersebut. Konfirmasi
dilakukan dengan mengulang tes terhadap terduga ayah. Pengambilan sampel dari ayah
terduga dilakukan atas petunjuk dari ibu terduga yang telah ditemukan tadi sehingga mereka
berdua dapat mempertanggungjawabkan anak tersebut bersama-sama.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Identifikasi DNA memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Dalam kasus pembuangan
bayi ini metode yang digunakan adalah jenis tes maternitas yang merupakan tes DNA yang
digunakan untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu biologis dari seorang anak.
Tes ini membandingkan pola DNA anak dengan terduga ibu untuk menentukan kecocokan
DNA anak yang diwariskan dari terduga ibu.
Identifikasi DNA forensic merupakan salah satu teknik biologi molekuler penanda
genetik, tidak hanya digunakan untuk menegakkan diagnose orang tua bayi yang di buang
atau bayi hilang saja. Namun, dapat pula mengidentifikasi korban kecelakaan, korban
bencana alam, luka bakar, kejahatan seksual dan kejahatan teroris dengan menggunakan
sample bahan yang tersisa dari suatu kejadian (seperti sisa rambut, kulit, darah, sperma) yang
kemudian di identifikasi menurut struktur genetic molekulernya. Dan selanjutnya akan
dijadikan sebagai alat bantu bukti dalam penegakan hukum.