Anda di halaman 1dari 20

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TUGAS MAKALAH DAN MATERI KULIAH


IDENTIFIKASI DNA FORENSIK

Disusun Oleh :

Fajar Akbar G2A009180


Husein Ahmad G2A009184
Devi Sarah Intan P G2A009186
Astrid Karina Putri G2A009189
Channia Utama WP G2A009190
M. Ammar G2A009191
Orieza Sativa N. G2A009192

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2012
KASUS : Pembuangan Bayi

01/03/2012 12:21
Liputan6.com, Boyolali: Fenomena orangtua membuang buah hatinya sendiri masih
saja terjadi. Seorang bayi mungil ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan raya, di Boyolali.
Baru dua hari hadir ke dunia, bayi mungil ini sudah merasakan penolakan yang datang justru
dari orangtuanya sendiri. Ia dibuang di pinggir jalan. Atas inisiatif warga, bayi perempuan ini
dititipkan di Rumah Sakit Pandanarang, Kamis (1/3).
Pada pemeriksaan diketahui bayi mungil itu kurang sehat. Bayi yang belum diberi
nama ini mendapat pengawasan lebih dari tim medis rumah sakit.
Di Kampung Winong, Boyolali, tepatnya di pingir Jalan Raya Solo, Semarang, bayi
kecil itu ditemukan. Warga menyatakan terkejut saat mengetahui ada bayi di tinggal dalam
sebuah tas.
Sebelumnya, memang ada seorang perempuan duduk di tempat tersebut. Namun
warga tak menduga jika ia akan meniggalkan bayinya.
"Perempuan itu duduk gitu aja. Cuma ada tas, tapi kan kita nggak mikir ada bayi,"
kata warga Supriyadi.
Nasib malang juga dialami seorang bayi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Bayi perempuan
ini di tinggalkan orangtuanya di rumah warga di Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari. Pemilik
rumah sempat terkejut mendapati bayi tersebut dan langsung melapor kepada polisi. Kini,
bayi perempuan itu sudah dititipkan di Rumah Sakit Sukoharjo, sementara polisi menggelar
penyelidikan untuk mencari orang yang tega menelantarkan buah hatinya sendiri. (Rozaq
Asyhuri dan Wahyudiono)
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam upaya penegakan hukum pembuktian menjadi aspek yang kuat dalam
penyelesaian suatu tindak pidana. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi di bidang
kedokteran memungkinkan pemeriksaan ada tidaknya pertalian darah antara seorang anak
dengan seseorang yang dicurigai sebagai ayah atau ibu biologisnya.
Penentuan kekerabatan sesorang dapat dilakukan tes paternitas atau tes maternitas
yang dikenal dengan tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Tes paternitas adalah tes DNA
untuk menentukan apakah seorang pria merupakan ayah biologisdari seorang anak, tes
paternitas akan membandingkan pola DNA seorang anak dengan terduga ayah untuk
memeriksa bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan biologis.
Tes maternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu biologis
dari seorang anak. Seperti pada tes paternitas, tes ini membandingkan pola DNA anak dengan
terduga ibu untuk menentukan ibu biologisnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penentuan kekerabatan seseorangdengan ayah dan ibunya dapat dilakukan dengan melihat
pola DNA yang dimiliki.

Dengan berkembangnya teknik cloning, sequencing dan PCR terbuka kemungkinan


untuk lebih meningkatkan pemanfaatan dari gen-gen hiperpolimorfis. Sebagaimana diketahui
bahwa polimorfisme yang berlebihan yang terdapat pada lokus-lokus VNTR ataupun
mikrosatelit pada umumnya terjadi karena proses deletion insertion sebagai konsekuensi
dari peristiwa anequal crossing (Wolf, 1991). Lokus-lokus tersebut merupakan daerah DNA
yang dipertahankan keutuhannya dalam proses evolusi dan diturunkan sesuai prinsip-prinsip
hukum pewarisan dari Mendel, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemeriksaan
paternitas maupun maternitas.

Berdasarkan pada kemampuan profil DNA untuk menentukan garis keturunan


seseorang dapat disimpulkan sangatlah cocok menerapkan rumus statistik probabilitas untuk
mendapatkan prosentase kecocokan profil DNA terduga ayah dan anak. Dalam kasus tersebut
orang tua dari anak yang ditemukan dapat dicari dengan mencocokan DNA sang anak dengan
DNA terduga ibu maupun terduga ayah.
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah tes DNA itu?

2. Mengapa menggunakan tes DNA?

3. Bagaimana proses identifikasi DNA?

TUJUAN

a. Mengetahui dan memahami pengertian tes DNA.

b. Mengetahui dan memahami kegunaan serta keabsahan tes DNA dalam ilmu forensik.

c. Mengetahui dan memahami tata cara maupun metode yang digunakan dalam
identifikasi DNA
BAB II
PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENGERTIAN DNA
II.1.1. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK DNA
DNA (deoxyribo nucleic acid ) adalah asam nukleat yang mengandung materi
genetik yang berguna perkembangan dan fungsi biologis seluruh organisme hidup. Fungsi
utama darimolekul DNA adalah sebagai tempat penyimpanan informasi jangka panjang.
DNA seringkalidianalogkan denganblue print , karena DNA mengandung instruksi yang
diperlukan dalam pembentukan komponen sel seperti protein dan molekul RNA. Segmen
DNA yang membawainformasi genetik disebut gen.(6)
DNA berwujud dua rantai polimer panjang (doubl e hel ix) yang terdiri dari
komponengula pentosa (deoksiribosa) dan gugus fosfat yang distabilisasi oleh ikatan
hidrogen antar molekul basa yang terdapat pada kedua untai. Keempat basa DNA adalah
Adenin (A), sitosin(C), guanin (G), dan timin (T), yang kemudian diklasifikasikan menjadi
dua tipe, yaitu Purin(pasangan adenin dan guanin yang memiliki struktur cincin ganda) dan
Pirimidin (pasangansitosin dan timin yang mempunyai struktur cincin tungal).(7)
Selain itu, DNA mempunyai unit esensial berupa kodon, yang merupakan triplet
urutan basa dan masing-masing triplet mengkodekan sebuah asam amino tertentu. Kode
genetik hanyamenentukan struktur protein primer. Protein ini dapat merupakan komponen
strukturalmakromolekul atau enzim yang mengendalikan sintesis non protein.(7)
Pada organisme eukariotik, sebagian besar DNA berada pada inti sel (kromosom),
yaituyang disebut core DNA (c-DNA); dan sebagian kecil DNA berada dalam mitokondria
(organelmitokondria), yaitu yang disebut mitokondria DNA (mt-DNA). c-DNA merupakan
materigenetik yang membawa sifat individu dan diturunkan dari ayah dan ibu menurut
hukum Mendel.Berdasarkan pola pewarisan ini, maka pemeriksaan c-DNA dapat digunakan
untuk mencarihubungan anak-ibu maupun anak-bapak.(7)
Sedangkan mt-DNA merupakan materi genetik yang membawa kode
genetikdari berbagai enzim dan protein yang berkaitan dengan proses pembentukan dan
penuaan. Berbedadengan c-DNA, mt-DNA berbentuk lingkaran ganda yang hanya diturunkan
dari ibu kepadaanak, sehingga pemeriksaan mt-DNA hanya dapat digunakan untuk mencari
hubungan anak-ibu.Dalam forensik yang dimaksud dengan pemeriksaan DNA umumnya
merujuk pada pemeriksaanc-DNA yang penggunannya lebih luas.(7)

II.1.2. KROMOSOM
Setiap sel dalam tubuh seseorang memiliki rangkaian DNA identik. Rangkaian
DNAsetiap sel disebut kromosom. Setiap kromosom dibagi menjadi lokus-lokus yang
menandai posisigen dalam kromosom. Setiap sel dalam tubuh manusia memiliki 23 pasang
kromosom yangterdiri atas 22 pasang kromosom autosomal dan satu pasang kromosom seks
(XX pada wanita,dan XY pada laki-laki). Rangkaian DNA pada setiap orang didapatkan dari
kontribusi sel ovumibunya dan sel sperma ayahnya.
Kromosom Y menempati posisi yang unik dalam hal kriminologi dan
genealogi.Kromosom Y merupakan salah satu kromosom terkecil dari 23 pasang kromosom
manusia,namun memiliki sejumlah gen aktif dan memiliki nilai penting dalam DNA-typing.
(8)
Kromosom Y mengandung SRY (S ex Determining Region Y ) yang berperan
menentukan kelelakian seseorang dengan peranannya mengatur terbentuknya hormon
testosterone.Kromosom Y bersifat unik karena setiap kromosom Y pada seorang pria akan
diturunkannyasecara langsung hanya kepada anak laki-lakinya dan kemudian diteruskan oleh
anak laki-lakinyakepada cucunya hingga keturunan laki-laki selanjutnya.Peran penting
kromosom Y dalam DNA typing antara lain untuk kriminologi dan analisisforensik, analisis
orang hilang, kasus warisan yang melibatkan keterkaitan genetik antaraanggota keluarga laki-
laki, kasus imigrasi untuk menentukan kekerabatan genetik, dankepentingan antropologi.(8)

II.2. TES DNA


II.2.1. PENGERTIAN TES DNA
Tes DNA adalah salah satu teknik biologi molekuler penanda genetik yang dipakai
untuk pengujian terhadap materi profil DNA, yaitu sehimpunan data yang menggambarkan
susunan DNA yang dianggap khas untuk individu yang menjadi sampelnya. Hanya sebagian
kecil berkasDNA yang dipakai untuk pengujian, seperti bagian DNA yang berisi pengulangan
urutan basa(variable number tandam repeats / VNRT).Tes DNA ini sangat dipercaya dan
sudah diakui keabsahannya dapat mengidentifikasiseseorang dengan keakuratan mencapai
100 %, sehingga banyak dimanfaatkan dalam analisis, pihak kepolisian maupun pengadilan
khusunya untuk membantu mengungkap suatu perkara.Adanya kesalahan bahwa kemiripan
pola DNA bisa terjadi secara random (kebetulan) sangatkecil kemungkinannya, yaitu dengan
peluang satu diantara satu juta. Jikapun terdapat kesalahanitu disebabkan oleh faktor human
error terutama pada kesalahan interpretasi fragmen-fragmenDNA oleh operator (manusia).
(7,20,21)
DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah c-DNA dan mt-DNA. Sampel DNA
yang paling akurat digunakan dalam tes adalah c-DNA, karena inti sel tidak bisa berubah.
Sementara mt-DNA dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat
berubah seiringdengan perkawinan keturunannya. Namun, keunikan dari pola pewarisan mt-
DNA tersebutsekaligus menjadi kelebihannya, sehingga mt-DNA dapat dijadikan sebagai
marker (penanda)untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan
secara maternal.(9)

II.2.2. TUJUAN TES DNA


Tes DNA pada umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi
seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak (Tes Paternitas); dan (2)
tujuanhukum, yang meliputi masalah forensik, seperti identifikasi korban yang telah hancur
maupununtuk pembuktian kasus kejahatan semisal kasus pemerkosaan atau pembunuhan.(9)
Tes paternitas adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah seorang
priaadalah ayah biologis dari seorang anak. Metode tes paternitas terbagi atas metode analisis
DNAdan metode konvensional. Tes paternitas dengan menggunakan analisis DNA
merupakan analisisinformasi genetik yang sangat spesifik dalam membedakan ciri setiap
individu, sehingga dapatmemastikan (hampir 100%) bahwa sesorang adalah ayah biologis si
anak atau bukan. Sedangkanmetode konvensional dengan analisis fenotip dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Sistem sel darah merah terdiri dari: sistem ABO, Rhesus (Rh), MNS, Kell (K),
Duffy(Fy), Kidd (Jk), Lutheran.
2. Sistem biokimia meliputi pemeriksaan plasma protein dan enzim sel darah
merah terdiridari: haptoglobin (Hp), phosphoglucomrantaie (PGM), Esterase
D (EsD), ErythrocyteAcid Phosphatase (EAP), Glyoxalase (GLO), Adenosine
Deaminase (ADA), AdenylateKinase (AK), Group specific Component
(GC), Gm dan KM.
3. Human Leucocyte Antigen (HLA) yang mengidentifikasi antigen pada
leukosit.

II.2.3. SAMPEL DAN PENYIAPAN SAMPEL UNTUK TES DNA


Hampir semua sampel biologis tubuh seperti darah dan bercak darah, seminal,
cairanvaginal, dan bercak kering, rambut (baik rambut lengkap dengan akarnya atau hanya
batangrambut), epitel bibir (misal pada puntung rokok), sel buccal, tulang, gigi, saliva dengan
nukleus(pada amplop, perangko, cangkir), urine, feces, kerokan kuku, jaringan otot, ketombe,
sidik jari, atau pada peralatan pribadi dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang
seringdigunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab),
dan kuku.Untuk kasus-kasus forensik, sampel sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau
sampel biologislain yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan
sampel tes DNA.(12,13,14)
Tahap pengambilan dan penyimpanan bahan atau sampel merupakan tahapan yang
vital,dan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip di bawah ini (14)
1. Hindari tempat yang terkontaminasi DNA dengan tidak menyentuh objek
secaralangsung dengan tangan, tidak bersin atau batuk di dekat barang bukti.
2. Menggunakan sarung tangan bersih untuk pengumpulan barang bukti. Sarung tangan
harus diganti untuk setiap penanganan barang bukti yang berbeda
3. Setiap barang bukti harus disimpan terpisah.
4. Bercak darah, bercak sperma, dan bercak lainnya harus dikeringkan dahulu sebelum
disimpan.
5. Sampel harus disimpan pada amplop atau kertas setelah dikeringkan. Jangan
menggunakan bahan plastik karena plastik dapat mempercepat degradasi
molekulDNA. Setiap amplop harus ditandai nomor kasus, nomor bukti, waktu
pengumpulan.
6. Bercak pada permukaan meja atau lantai dapat diambil dengan swab kapas steril dan
alkohol. Keringkan kapas tersebut sebelum dibawa.
7. Di laboratorium, sampel DNA disimpan dalam kulkas bersuhu 4oC atau
dalam freezer bersuhu -20oC. Sampel yang akan digunakan dalam waktu yang lama,
dapat disimpandalam suhu -70oC.Secara umum DNA dapat rusak akibat pengaruh
lingkungan seperti paparan sinar matahari, terkena panas, bahan kimia, air dan akibat
kerja enzim DNAase yang terdapat dalam jaringan sendiri.Untuk itu terhadap
berbagai bahan sampel tersebut harus diberi perlakuan sebagai berikut:(11,12)

1. Jaringan, organ dan tulang.(17)


Bila masih segar, ambil tiap bagian dengan pinset lalu masukkan masing-
masing bagianke dalam wadah tersendiri. Beri label yang jelas dan tanggal
pengambilan sampel, simpandi pendingin lalu kirim ke laboratorium. Namun bila
sampel tidak lagi segar (busuk), ambil sampel, bungkus dengan kerta alumunium, dan
bekukan pada suhu -20oC. Berilabel yang jelas dan tanggal pengambilan sampel,
lalu kirim ke laboratorium.

2. Darah dan bercak darah (seperti darah pada pakaian, karpet, tempat tidur, perban).
(11,17)
Darah
Darah cair dari seseorang.
- Ambil dengan menggunakan semprit.
- Masukkan ke dalam tabung yang diberikan pengawet EDTA 1 mldarah.
- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan dalamtermos
es, lemari es atau kirim ke laboratorium.
Darah cair di TKP.
- Ambil dengan menggunakan semprit, pipet atau kain.
- Masukkan ke dalam tabung yang berisikan pengawet EDTA. Bilamembeku,
ambil dengan menggunakan spaltel.
- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan di termoses,
lemari es, atau kirim ke laboratorium.
Darah cair dalam air/salju/es.
- Sesegera mungkin, ambil secukupnya, masukkan ke dalam botol.
- Hindari kontaminasi, beri label yang jelas dan tanggal pengambilansampel,
simpan atau kirim ke lab.

Bercak darah basah.


Ditemukan pada pakaian
- Pakaian dengan noda ditempatkan pada permukaan bersih dan keringkan.
- Setelah kering, masukkan kantong kertas atau amplop.
- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, kirim kelaboratorium.
Ditemukan pada benda.
- Bila benda kecil biarkan kering, tetapi pada benda besar, hisap
bercak tersebut dengan kain katun dan keringkan.
- Masukkan amplop, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel,dan
kirim ke laboratorium.
Ditemukan pada karpet atau benda yang dapat dipotong.
Potong bagian yang ada nodanya.
-Tiap potongan diberi label yang jelas, sertakan potongan yang tidak ada
nodanya sebagai kontrol.
- Kirim ke laboratorium.
Percikan darah kering
- Gunakan celotape, tempelkan pada percikan noda.
- Masukkan celotape tersebut kedalam kantong plastik.
- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, kirim kelaboratorium.

3. Sperma dan bercak sperma (17)


Sperma cair.
a. Hisap dengan semprit, masukkan ke dalam tabung.
b. Atau dengan kapas, keringkan.
c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu kirim
kelaboratorium.

Bercak sperma pada benda yang dipindah (misalnya pada celana).


a. Bila masih basah, keringkan.
b. Bila kering, potong pada bagian yang ada nodanya, dan masukkan ke dalam
amplop.
c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu kirim ke
laboratorium.

Bercak sperma pada benda besar yang bisa dipotong (misalnya pada karpet).
a. Potong pada bagian yang bernoda.
b. Masukkan ke dalam amplop.
c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu kirim
kelaboratorium.

Bercak pada benda yang tidak dapat dipindah dan tidak menyerap (misal:
lantai).
a.Kerok bercaknya, lalu masukkan kertas.
b.Lipat kertas hingga membungkus kerokan, masukkan ke dalam amplop
c.Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu kirim
kelaboratorium.

4. Urine, saliva dan cairan tubuh yang lain.(17)


Sampel cair
a.Urine atau saliva dimasukkan ke dalam tempat steril.
b.Simpan di pendingin, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu
kirim ke laboratorium.

Bercak urine, saliva


a.Dugaan noda, dikerok atau potong lalu kumpulkan.
b.Masukkan amplop, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel,lalu kirim
ke laboratorium.

5. Rambut dan gigi.(17)


Rambut.
a.Cabut beberapa helai rambut (10-15 helai) dengan akarnya. Hati-hati bilatercampur
dengan darah
b.Tempatkan pada wadah, beri label yang jelas dan tanggal pengambilansampel.
Kirim ke laboratorium.
Pulpa Gigi
a.Cabut gigi yang masih utuh. Sampel gigi sebaiknya tidak dirusak oleh endodontia.
b.Masukkan ke dalam kantong plastik, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan
sampel.

II.2.4. TEKNIK TES DNA


Beberapa kelebihan tes DNA dibandingkan dengan pemeriksaan konvensional
lainnyaadalah sebagai berikut:(10,11)
1. Ketepatan yang lebih tinggi.Sebagai contoh dalam pemeriksaan suatu bercak darah
sebelum ditemukannya pemeriksaan DNA dilakukan pemeriksaan golongan darah.
Hasil pemeriksaan golongandarah yang tidak cocok akan menyebabkan orang yang
dicurigai tersingkir sebagaisumber darah tersebut, namun jika cocok maka merupakan
suatu kemungkinan saja. Sedangkan hasil pemeriksaan DNA terhadap bercak darah
tersebut akan nyaris sempurnadalam menentukan siapa sumber bercak darah tersebut.
2. Kestabilan yang tinggi.Pada kasus-kasus dimana bukti sebagai sampel sudah
membusuk, maka hanya tes DNAyang masih dapat dilakukan, karena DNA bersifat
tahan pembusukan dibandingkan protein.
3. Pilihan sampel yang luas.Penyebaran DNA hampir pada seluruh bagian tubuh membuat
sampel untuk tes DNAdapat diambil dari berbagai bagian tubuh kecuali sel darah
merah.
4. Dapat mengungkap kasus sulitHanya tes DNA yang dapat dilakukan untuk
pemecahan kasus-kasus sulit yang tidak dapat dipecahkan oleh metode konvensional
antara lain seperti: penentuan keayahan,kasus incest, kasus paternitas dengan bayi
dalam kandungan, kasus paternitas dengan bayi yang sudah meninggal dan kasus
paternity tanpa kehadiran sang ayah.
5. Dapat mengungkap kasus perkosaan dengan banyak pelaku, pemeriksaan DNA
dapatmemastikan berapa orang pelaku dan siapa saja pelakunya.
6. Sensitifitas yang amat tinggiSensitifitas tes DNA dapat mencapai 99,9 %. Tes DNA
juga dapat dilakukan pada sampeldengan jumlah kecil dengan metode PCR.Adapun
jenis-jenis teknik analisa DNA adalah sebagai berikut:(15)

1. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)

Teknik pertama yang digunakan analisa DNA dalam bidang forensik adalah
RFLP. Polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment Leght
Polymorphism(RFLP)adalah suatu polimorfisme DNA yang terjadi akibat variasi
panjang fragmen DNAsetelah dipotong dengan enzim retriksi tertentu menjadi
fragmen Variable Number of Tandem Repeat (VNTR). Teknik ini dilakukan dengan
memanfaatkan suatu enzimrestriksi yang mampu mengenal urutan basa tertentu dan
memotong DNA (biasanya 4-6urutan basa). Urutan basa tersebut disebut sebagai
recognity on sequence.(15,18)
Enzim restriksi ini dihasilkan oleh bakteri dan dinamakan menurut spesies
bakteriyang menghasilkannya. Enzim yang berbeda memiliki Recognity on sequence
yang berbeda, sehingga panjang segmen tersebut bervariasi pada tiap orang, hal ini
disebabkankarena titik potong enzim yang berbeda dan panjang segmen antara titik
potong juga berbeda.(11,16) Analisa yang dihasilkan adalah variasi pada
panjang fragmen DNA yang telahditentukan. Setelah selesai, pola RFLP tampak
seperti kode batang ( barcode ).
Saat membandingkan hasil analisa dua sampel, pola batang pada autoradiograf
dibandingkanuntuk menentukan apakah kedua sampel tersebut berasal dari sumber
yang sama.(11,16)
Proses pada teknik RFLP diawali dengan proses pemotongan
denganmenggunakan enzim restriksi tertentu menjadi segmen-segmen yang berbeda.
Kemudiandengan menggunakan gel yang dialiri arus listrik, potongan DNA diurutkan
berdasarkan panjangnya. Proses ini dinamakan electrophoresis, dan prinsip pada
proses in adalah potongan DNA yang lebih pendek bergerak lebih cepat daripada yang
lebih panjang.
Untuk mendeteksi adanya segmen yang bersifat polimorfik maka dilakukan
suatu prosedur yang disebut sebagai southern blooting. Dalam prosedur ini pada
gelditambahkan suatu zat kimia yang berfungsi untuk memisahkan rantai ganda
menjadirantai tunggal, kemudian membran nilon diletakkan diatas gel dan bahan
penyerap diatasmembran nilon. Cairan akan bergerak ke dalam bahan penyerap
bersama potongan DNArantai tunggal.(11,16)
Kemudian dengan menggunakan fragmen pendek DNA (DNA probe)
yangmengandung petanda radioaktif maka akan dideteksi DNA yang berasal dari
lokasi pada genome yang memiliki ciri yang jelas dan sangat polimorfik. Pada proses
ini DNA probeakan berikatan dengan potongan DNA rantai tunggal dan membentuk
DNA rantai ganda pada bahan nilon. DNA probe yang tidak berikatan akan dicuci.
Membran nilon yang berisi potongan DNA yang telah ditandai dengan DNA probe
selanjutnya ditransfer padaselembar film X-ray. Pada proses ini akan tampak hasil
berupa kode batang yang disebut autorad. Pola inilah yang dibandingkan untuk
mengetahui apakah kedua sampel bersaldari sumber yang sama. Pada teknik RFLP
tidak hanya digunakan satu DNA probe,diamana DNA probe yang berbeda menandai
lokus yang berbeda.(11,16)
Keunggulan RFLP adalah sifatnya yang kodominan, cukup berlimpah dalam
artilokus-lokus yang dipergunakan untuk RFLP dapat menunjukkan ratusan variasi
untuk tiap lokus, mampu memeriksa lebih dari satu lokus, serta frekuensi
polimorfismenyatinggi karena hipervariabilitas pada tiap lokus.Selain itu, penanda ini
mudah dipetakan dalam peta genetik, serta tidak mudah berubah hasilnya bila diulang
(stabil). Karena bukan berbasis PCR, penanda ini tidak spesifik spesies sehingga bisa
digunakan untuk perbandingan peta genetik spesies yang berbeda-beda. Dengan
demikian jika dua sampel berasal dari sumber yang berbeda,RFLP mampu
membedakannya menggunakan jumlah lokus yang lebih sedikit. RFLPdapat
menentukan apabila sebuah sampel berasal dari lebih satu sumber dan
dapatmembedakan sumbernya dengan baik.(11,16,18)
Namun kelemahannya, penanda ini memerlukan DNA dalam jumlah
besar,memakan waktu lama ( 3 hari), serta melibatkan penggunaan pelabelan isotop
radioaktif pada teknik yang pertama kali digunakan. Kelemahan yang terakhir ini
dapat diatasisetelah ditemukan teknik tanpa radioaktif.(11,16,18)

2. Polymerase Chain Reaction (PCR)


Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu metode
untuk memperbanyak DNA template tertentu dengan enzim polymerase DNA. Reaksi
teknik inididesain seperti meniru penggandaan atau replikasi DNA yang terjadi dalam
makhluk hidup, hanya pada segmen tertentu dengan bantuan enzim DNA polymerase
sebanyak 20hingga 40 siklus (umumnya 30 siklus), dengan tingkat akurasi yang
tinggi. Proses ini berlangsung secara in-vitro dalam tabung reaksi sebesar 200 l.
Walaupun dengan sampelDNA yang sedikit atau sudah mulai terdegradasi, PCR
mampu menggandakan ataumengkopi DNA template hingga miliaran kali jumlah
semula sehingga dapat diperoleh informasi.(11,15,16,19)
Sampel DNA yang disiapkan untuk metode PCR dapat dianalisa
menggunakan beberapa cara. Secara umum variasi per lokus sampel DNA yang
disiapkan melalui PCR lebih rendah daripada variasi pada RFLP. Dengan demikian
hasil dapat diperoleh darisampel yang kurang secara kualitas maupun kuantitas namun
kekuatan diskriminasinyalebih rendah dengan jumlah lokus yang sama. Kekuatan
metode Analisa PCR adalahkemampuan untuk menganalisa beberapa lokus secara
bersamaan dengan proses yangotomatis.(11,15,16)
PCR dilakukan dengan menggunakan mesin Thermal Cycler yang
dapatmenaikkan dan menurunkan suhu dalam waktu secara cepat sesuai kebutuhan
siklus PCR. Pada awalnya orang menggunakan tiga penangas air (water bath)
berpindah darisatu suhu ke suhu lainnya menggunakan tangan. Tapi sekarang mesin
Thermal Cycler sudah terotomatisasi dan dapat diprogram sesuai kebutuhan.(19)
Selain DNA template yang akan digandakan dan enzim DNA
polymerase,komponen lain yang dibutuhkan adalah:(19)

a.DNA Primer.
DNA primer adalah sepasang DNA rantai tunggal atau oligonukleotida pendek
yang memiliki sekuen yang komplemen dengan DNA template, dibuatsecara sintetis,
dan dirancang agar menempel mengapit pada daerah tertentu yangdiinginkan, serta
mampu menunjukkan urutan DNA yang akan diperbanyak,menginisiasi sekaligus
membatasi reaksi pemanjangan rantai atau polimerisasiDNA.

b. dNTP(deoxynucleoside triphosphate).
dNTP atau building blocks merupakan komponen penyusun DNA yang baru.
dNTP terdiri atas 4 macam sesuai dengan basa penyusun DNA, yaitu dATP,dCTP,
dGTP dan dTTP.

c. Buffer.
Buffer yang biasanya digunakan terdiri atas bahan-bahan kimia
untuk mengkondisikan reaksi agar berjalan optimum dan menstabilkan enzim
DNA polymerase.

d. Ion Logam.
i. Ion logam bivalen, umumnya Mg++, fungsinya sebagai kofaktor bagienzim
DNA polymerase. Tanpa ion ini enzim DNA polymerase tidak dapat bekerja.
ii. Ion logam monovalen, kalsium (K+)

e.Master-Mix
Master-mix terdiri dari
-32 l air.
-5 l PCR-Buffer (dengan Mg2+).
-5l dNTP-Mix.
-2 l D1S80 Primer-Mix.
-1 l Taq Polymerase45 l (per orang).

Proses yang terjadi pada teknik ini serupa dengan cara DNA
memperbanyak jumlahnya dalam sel. Ada tiga tahap yang dilakukan di laboratorium.
Pertama, prosesyang dinamakan Denaturation, yaitu dengan memanaskan segmen atau
urutan DNArantai ganda pada suhu 96o, sehingga DNA rantai ganda akan memisah
menjadi rantaitunggal. Tahap kedua yaitu proses Annealing atau Hybridization, pada
proses ini setiaprantai tunggal tersebut dipersiapkan dengan cara mengikatkannya
dengan DNA primer.Tahap ini dilakukan dengan menurunkan suhu hingga ke
kisaran 4060oC selama 20-40detik. Tahap Ketiga, disebut Extension atau E longasi .
Pada tahap ini, DNA polymeraseditambahkan dan dilakukan peningkatan suhu ke
kisaran suhu kerja optimum enzimDNA polymerase, yaitu suhu 70-72oC. Kemudian,
DNA polymerase akan memasangkandNTP yang sesuai dengan pasangannya,
dilanjutkan dengan proses replikasi. Enzim akanmemperpanjang rantai baru ini
hingga ke ujung, dan lamanya waktu ekstensi bergantung pada panjang daerah yang
akan diamplifikasi.Selain ketiga proses tersebut biasanya PCR didahului dan diakhiri
oleh tahapan berikut, yaitu tahap Pra-denaturasi. Tahapan ini dilakukan selama 1-9
menit di awalreaksi untuk memastikan kesempurnaan denaturasi dan mengaktifasi
DNA Polymerase.Tahap terakhir yang dilakukan setelah siklus PCR terakhir disebut
tahap Final Elongasi. Biasanya dilakukan pada suhu optimum enzim (70-72oC) selama
5-15 menit untuk memastikan bahwa setiap rantai tunggal yang tersisa sudah
diperpanjang secara sempurna.

Keunggulan PCR dibandingkan RFLP adalah:(15)


a. Simpel dan mudah dilaksanakan di laboraturium.
b. Hasil diperoleh dalam waktu singkat (dalam beberapa hari)
c. Oleh karena kapasitas produksi segmen DNA yang tidak terbatas maka
metodeyang berdasarkan PCR memungkinkan untuk menganalisa DNA
dalam jumlah sangat sedikit.

Kekurangan metode PCR adalah:(15,22)


a. Mudah terkontaminasiKontaminasi merupakan masalah yang besar pada PCR
karena sistem inimemperbanyak DNA yang ada dengan tingkat akurasi yang
tinggi. Sebuah molekul DNA dapat menjadi jutaan bahkan milyaran DNA
dalam waktu tiga jam, jika ada sebuah molekul DNA bakteri atau kontaminan
lain tercampur makamolekul tersebut juga akan diperbanyak dalam laju yang
sama sehingga akanterjadi salah kesimpulan.
b. Kebanyakan lokus dalam PCR memiliki alel lebih sedikit dibandingkan
VNTR pada metode RFLP.
c. Tidak seperti VNTR yang menggunakan area yang tidak berfungsi,
beberapalokus dari PCR adalah gen yang fungsional, ini berarti telah terjadi
seleksi alamyang menyebabkan perbedaan yang lebih besar dari subgroup
populasi.

3. Short Tandem Repeats (STRs)


Metode STRs (Short Tandem Repeats) adalah salah satu metode analisis
yang berdasar pada metode Polymerase Chain Reaction (PCR). STRs (Short Tandem
Repeat)adalah suatu istilah genetik yang digunakan untuk menggambarkan urutan DNA
pendek (2 5 pasangan basa) yang diulang. Genome setiap manusia mengandung
ratusan STRs.Metode ini paling banyak dikembangkan karena metode ini cepat, otomatis
dan memilikikekuatan diskriminasi yang tinggi. Dengan metode STRs dapat memeriksa
sampel DNAyang rusak atau dibawah standar karena ukuran fragmen DNA yang
diperbanyak oleh PCR hanya berkisar antara 200 500 pasangan basa.Selain itu pada
metode ini dapat dilakukan pemeriksaan pada setiap lokus yangmemiliki tingkat
polimorfisme sedang dengan memeriksa banyak lokus dalam waktu bersamaan. Teknik
yang digunakan adalah multiplexing yaitu dengan memeriksa banyak lokus dan berbeda
pada satu tabung. Dengan cara ini dapat menghemat waktu danmenghemat sampel.
Analisis pada teknik ini didasarkan pada perbedaan urutan basaSTRs dan perbedaan
panjang atau pengulangan basa STRs.(11,15)
Namun metode STRs memiliki kelemahan yaitu mensyaratkan penggunaan
tiga belas lokus sedangkan DNA inti hanya memliki dua salinan molekul dalam setiap sel.
Hal ini menyulitkan untuk menganalisis ketigabelas lokus tersebut, terutama
padalaboratorium dengan prasarana sederhana.(23)

4. Y-Short Tandem Repeats (Y-STRs)


Y-STRs adalah STRs yang ditemukan pada kromosom Y. Y-STRs dapatdiperiksa
menggunakan jumlah sampel kecil dan rusak dengan metode dan alat yang sama dengan
pemeriksaan STRs pada kromosom autosomal. Karena kromosom Y hanyaterdapat pada
pria maka Y- STRs dapat berguna untuk menyaring informasi genetik yangspesifik dari
pria yang yang menjadi sampel. Pemeriksaan Y-STRs dapat digunakan untuk memeriksa
sampel tanpa spermayang bercampur antara sampel laki-laki dan perempuan, seperti
sampel darah atau air liur yang diambil dari korban kasus perkosaan. Pemeriksaan ini
juga dapat mendeteksi profil pria ketika hanya profil wanita yang tampak jelas saat
menggunakan STRs. Karenakromosom Y tidak mempunyai homolog pada genom
manusia, maka disebut hemizygous . Kromosom Y tidak mempunyai partner yang sama
seperti pada kromosom autosomal. Walaupun ia berpasangan selama pembelahan sel,
rekombinasi genetik yang terjadihanya sedikit atau tidak ada sama sekali, hal ini
diwariskan kepada keturunannya. Y-STRs sangat berguna untuk menyelesaikan kasus
disputed paternity pada anak laki-laki,karena kromosom Y diturunkan oleh ayah kepada
anak laki-laki.(11,15)

5. Mitochondrial DNA (mt-DNA)


Aplikasi penggunaan mt-DNA dalam identifikasi forensik dimulai pada
tahun1990. Mitokondria adalah partikel intraselular yang terdapat di luar nukleus dalam
sitoplasma sel. Mitokondria mengandung DNA kecil berupa molekul berbentuk
sirkular yang terdiri dari 16569 pasangan basa yang dapat diidentifikasi. Setiap sel
mengandung100 1000 mitokondria.
Ciri khas dari mt-DNA adalah pola penurunannya. Tidak seperti DNA inti yang
tersusun dari kombinasi separuh DNA orang tua, mt-DNA hanya mengandung DNA ibu.
Mitokondria diturunkan melalui sel telur tidak melalui sperma walaupun sperma
secarastruktural juga mengandung mitokondria dalam jumlah kecil, hal ini disebabkan
karena bagian mitokondria sperma tidak masuk ke dalam sel telur sehingga hanya
mitokondriaibu yang secara normal diturunkan pada anaknya.(11,15)
mt-DNA bersifat seperti kromosom Y yang tidak mempunyai homolog
padagenom manusia, maka disebut hemizygous hal ini menyebabkan mt-DNA
danKromosom Y diturunkan secara spesifik. Jika dari pemeriksaan mt-DNA
dapatmengetahui garis ibu, maka dari pemeriksaan Kromosom Y dapat mengetahui garis
ayah pada anak laki-laki. Perbedaan yang terlihat bahwa mt-DNA adalah
marker sitoplasmik yang diturunkan ibu kepada semua anaknya sedangkan Kromosom Y
adalah marker nuklear yang hanya diturunkan seorang ayah pada anak laki-lakinya. (11)

6. CODIS (CombinedDNA Index System)


CODIS merupakan analisis DNA yang baru dikembangkan FBI. FBI memilih
13STR yang digunakan sebagai deretan lokus utama standar dan
meningkatkan pengembangan kemampuan laboraturium untuk melakukan pemeriksaan
pada lokustersebut. Laboratorium di seluruh dunia menggunakan lokus yang sama.
Pengumpulan 13lokus utama meningkatkan kemampuan diskriminasi. Kemungkinan
ditemukankecocokan antara dua orang yang tidak berhubungan berdasarkan random di
CaucasianAmerika adalah satu diantara 575 trilyun. Angka kemungkinan ini lebih kecil
dibandingkanUK system. FBI secara aktif dilibatkan dalam pengumpulan data
frekuensi populasi pada grup dan subgrup populasi yang berbeda. Populasi ini kemudian
dibagilagi, misalnya data dari Jepang, Cina, Korea dan Vietnam. Pada dunia bagian
baratterdapat data untuk Bahamian, Jamaica dan Trinidadian.915,16,22,24)
FBI menyediakan software sebagai fasilitas pada penggunaan CODIS,
termasuk pelatihan penggunaan sistem serta menyediakan dukungan bagi laboraturium
untuk melakukan analisis DNA. CODIS menggunakan dua indeks atau putunjuk
untuk melakukan pemeriksaan pada kasus kriminal dengan analisis dna. Convicted
Offender Index mengandung profil narapidana yang melakukan tindakan criminal. The
Forensik Index mengandung profil DNA dari fakta yang didapatkan pada kasus criminal
misalnyadarah atau semen. Kedua indeks ini didapatkan dengan komputer.(15)

PEMBAHASAN KASUS

Identifikasi DNA seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi. Tes maternitas adalah tes DNA yang digunakan untuk menentukan
apakah seorang wanita adalah ibu biologis dari seorang anak. Tes ini membandingkan pola
DNA anak dengan terduga ibu untuk menentukan kecocokan DNA anak yang diwariskan dari
terduga ibu. Umumnya tes maternitas dilakukan untuk kasus, seperti kasus dugaan
tertukarnya bayi, kasus bayi tabung, kasus anak angkat dan kasus anak buangan seperti kasus
diatas. Dalam kasus anak buangan yang tersulit adalah memperkirakan ibu terduga (suspect)
karena biasanya anak yang dibuang telah ditinggal jauh oleh ibu yang tidak bertanggung
jawab tersebut. Sehingga Tes DNA dalam kasus ini biasanya akan dilakukan bila ibu terduga
diketahui dan lebih ditujukan untuk mengetahui siapa ayah dari anak tersebut.
Tes paternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah
biologis dari seorang anak. Kita semua mewarisi DNA (materi genetik) dari orang tua
biologis kita. Tes paternitas membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah untuk
memeriksa bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan biologis.
Identifikasi DNA untuk tes paternitas dilakukan dengan menganalisa pola DNA
menggunakan marka STR (short tandem repeat). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas
pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang
bervariasi jumlah dan jenisnya. Identifikasi DNA dengan penanda STR merupakan salah satu
prosedur tes DNA yang sangat sensitif karena penanda STR memiliki tingkat variasi yang
tinggi baik antar lokus STR maupun antar individu. Seseorang dapat dikatakan memiliki
hubungan darah jika memiliki 16 STR yang sama dengan kelurga kandungnya. Bila urutan
dan pengulangan sama, maka kedua orang yang dicek memiliki ikatan saudara kandung atau
hubungan darah yang dekat. Jumlah ini cukup kecil dibandingkan dengan keseluruhan ikatan
spiral dalam tubuh kita yang berjumlah miliaran.
Tes DNA adalah 100% akurat bila dikerjakan dengan benar. Tes DNA ini memberikan
hasil lebih dari 99.99% probabilitas paternitas bila DNA terduga ayah dan DNA anak cocok
(matched). Apabila DNA terduga ayah dan anak tidak cocok (mismatched) maka terduga
ayah yang di tes 100% bukanlah merupakan ayah biologis anak tersebut. Konfirmasi
dilakukan dengan mengulang tes terhadap terduga ayah. Pengambilan sampel dari ayah
terduga dilakukan atas petunjuk dari ibu terduga yang telah ditemukan tadi sehingga mereka
berdua dapat mempertanggungjawabkan anak tersebut bersama-sama.

BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Identifikasi DNA memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Dalam kasus pembuangan
bayi ini metode yang digunakan adalah jenis tes maternitas yang merupakan tes DNA yang
digunakan untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu biologis dari seorang anak.
Tes ini membandingkan pola DNA anak dengan terduga ibu untuk menentukan kecocokan
DNA anak yang diwariskan dari terduga ibu.
Identifikasi DNA forensic merupakan salah satu teknik biologi molekuler penanda
genetik, tidak hanya digunakan untuk menegakkan diagnose orang tua bayi yang di buang
atau bayi hilang saja. Namun, dapat pula mengidentifikasi korban kecelakaan, korban
bencana alam, luka bakar, kejahatan seksual dan kejahatan teroris dengan menggunakan
sample bahan yang tersisa dari suatu kejadian (seperti sisa rambut, kulit, darah, sperma) yang
kemudian di identifikasi menurut struktur genetic molekulernya. Dan selanjutnya akan
dijadikan sebagai alat bantu bukti dalam penegakan hukum.

Anda mungkin juga menyukai