SKRIPSI
Oleh :
ALOYSIUS TRIYANTO
NIM : 023214011
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto
kesabaran
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi Yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
Penulis
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Flame Photometric Detector (FPD) is the type of light detector used in gas
chromatography. The detector is used to measure the light emission from the
compound that luminescent in the flame. The FPD operates based upon the
principles of light emission produced from the compound that excited in the
flame. The FPD is sensitive to Diazinon solution, to prove that FPD is more
sensitive a comparison between the FPD sensitivity and the Flame ionization
detector (FID) sensitivity was in the gas chromatography conducted.
The result of the research showed that for measuring the Diazinon
solution. FPD was more sensitive than FID. At the detector temperature of 225 oC,
250 oC, 275 oC, 300 oC the FPD sensitivity values were respectively 0,1500,006
(cm/mgl-1); 0,1620,009 (cm/mgl-1); 0,1630,009 (cm/mgl-1); 0,1560,006
(cm/mgl-1) and the FID sensitivity values were respectively 0,0920,041 (cm/mgl-
1
); 0,0200,001 (cm/mgl-1); 0,0160,002 (cm/mgl-1); 0,0150,003 (cm/mgl-1).
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih
Detector (FPD).
studi program sarjana stratum-1 di Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan
kepada :
1. Bapak Dr. Ing. Edi Santosa selaku dosen pembimbing yang dengan penuh
4. Seluruh staf dosen dan asisten yang telah memberi bekal ilmu
5. Mas Bimo selaku staf laboratorium analisa pusat yang telah banyak
gulowentah saya.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Mas Woto dan mbak Wati trimakasih atas dorongan semangat bagi
10. Mas Jumadi, mas Supri , mas ugi, Ika dan Dwi terimakasih atas bantuan
dan dorongannya.
11. Adikku Theresia Endang.M yang dengan setia menemani, perhatian, dan
12. My friends angkatan 2002 Lori (pok idun), Kia (mami), Ima, Erni, Hanik,
sampai aku nglembur dikosmu), Basil, Ook, Danang, Dian, Ratna, Inke,
Frida, Gita, christoper 00, asri, mamat ,hari, wisnu dan teman-teman
13. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu trimakasih telah
kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan hati terbuka menerima kritik dan
saran dari semua pihak untuk bahan perbaikan di masa mendatang. Akhir kata
penulis berharap semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Halaman Persembahan iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi x
Daftar tabel xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. BATASAN MASALAH 3
C. RUMUSAN MASALAH 4
D. TUJUAN PENELITIAN 4
E. MANFAAT PENELITIAN 4
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. TEORI ATOM 5
B. PRINSIP KERJA
C. SENSITIVITAS 13
D. LINEARITAS 14
A. TEMPAT PENELITIAN 15
B.1. Alat 15
B.2. Bahan 15
C. PERSIAPAN BAHAN
D. LANGKAH KERJA
Temperatur FPD 18
A. HASIL 19
terhadap sensitivitas 21
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. PEMBAHASAN 27
BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN 31
B. SARAN 31
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
o
larutan standar Diazinon pada temperatur FID 250 C 24
-1
Tabel 4.4. Tabel hubungan sensitivitas (cm/mgl )
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Halaman
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam dan dalam jumlah yang
relatif kecil [Achmad, 2004]. Maka dari itu, untuk memastikan jenis
yang sensitif dan spesifik. Metode analisis yang berkembang pada saat ini
kromatografi tetapi yang cukup handal dan memiliki sensitivitas tinggi adalah
gas dengan menggunakan gas sebagai fase geraknya [Haris, 1987]. Komponen
gas ini bermacam-macam, hal ini disesuaikan dengan jenis senyawa yang akan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
detektor. Detektor dikatakan baik jika mempunyai daya resolusi yang tinggi,
linearitas yang lebar, sensitivitas yang tinggi, dan threshold yang rendah.
untuk senyawa organik. TED lebih sensitif dibandingkan FID untuk senyawa
nitrogen dan posfor. FPD sangat sensitif dibandingkan dengan NPD untuk
untuk mendeteksi emisi cahaya dari suatu senyawa yang berpendar di dalam
tertentu. Foton yang dipancarkan ini dilewatkan kesuatu filter cahaya, dimana
filter cahaya ini berfungsi untuk memilih panjang gelombang yang khas dari
jumlah elektron.
berbagai bidang antara lain bidang farmasi, seperti penetapan obat yang
mengandung sulfur atau posfor seperti obat penisilin dan tiazida [Munson,
1991]. Pada bidang pertanian untuk mengetahui kandungan sulfur atau posfor
dioptimasi. Salah satu parameter optimasi yang dapat dilihat adalah nilai
mengetahui FPD lebih sensitif, maka dalam penelitian ini juga dilakukan
B. BATASAN MASALAH
pestisida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. RUMUSAN MASALAH
FPD.
D. TUJUAN PENELITIAN
E. MANFAAT PENELITIAN
teknologi.
kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
A. TEORI ATOM
Spektrum pancar ini dapat diperoleh dengan cara memberikan energi termal
kedalam atom senyawa misalnya dengan nyala atau lucutan listrik bila zat
E = hv ... .(2.1)
atom hidrogen, yaitu bahwa setiap elektron dalam atom hidrogen hanya dapat
menempati orbit tertentu dimana setiap orbit elektron memiliki energi tertentu.
Bohr menyatakan bahwa elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi
ke tingkat energi yang lain seperti yang ditunjukan pada gambar 1. Jika elektron
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyerap energi maka elektron dapat berpindah dari orbit berenergi rendah
(ground state) ke orbit berenergi lebih tinggi, peristiwa ini disebut eksitasi.
Sedangkan berpindahnya elektron dari orbit berenergi lebih tinggi ke orbit yang
berenergi lebih rendah dengan memancarkan satu kuantum energi dalam bentuk
cahaya dengan panjang gelombang tertentu [Krane, 1992] disebut peristiwa de-
eksitasi.
dapat ditunjukkan bahwa di dalam atom hidrogen (Z=1) memiliki tingkat energi
sebesar :
1
E n = R H 2 .. .......(2.2)
n
di mana: n =1,2,3,..
me 4
RH = konstanta Rydberg dengan R H =
8 0 h 2
2
Persamaan (2.1) disebut tingkat energi atom, dimana tingkat energi atom
tersebut hanya tergantung dari bilangan kuantum utama n. Besarnya energi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diserap atau dipancarkan sama dengan selisih energi antara tingkat energi awal
hv = E i E f ....................(2.3)
Keadaan tingkat energi awal dan tingkat energi akhir atom hidrogen yang
bersesuian dengan bilangan kuantum utama ni dan nf, menurut persamaan tingkat
energi adalah :
me 4 1
...............................(2.4)
Energi awal = Ei =
8 0 h 2 ni
2 2
me 4 1
Energi akhir = Ef = ...............................(2.5)
8 0 h 2 n f
2 2
me 4 1 1
hv = Ei E f = ..............................................(2.6)
8 0 h 2 n f ni
2 2 2
Karena elektron berpindah dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi
me 4 1 1
v = 2 3
2 ..................................................................(2.7)
8 0 h n f ni
2
spektrum emisi hidrogen dengan energi yang dipancarkan, bila elektron berpindah
1 me 4 1 1
= .................................................................(2.8)
8 0 ch 3 n f ni
2 2 2
1989]. Panjang gelombang ini tergantung pada bilangan kuantum utama nf dan ni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
emisi cahaya dari suatu senyawa yang berpendar di dalam nyala hidrogen-udara.
Di dalam FPD terjadi proses pembakaran sampel yang telah dipisahkan di dalam
gelombang tertentu.
cahaya. Dimana filter ini berfungsi untuk memilih panjang gelombang emisi
cahaya yang khas. Setelah foton melewati filter cahaya, maka foton tersebut akan
yang terlepas tersebut oleh PMT dilipatgandakan jumlahnya dan pada akhirnya
diubah menjadi arus listrik, arus listrik tersebut kemudian dikuatkan oleh
amplifier dan diubah menjadi signal analog yang ditampilkan oleh recorder.
10
Keterangan :
1. Kolom
a. Zona emisi
b. Filter cahaya
yang khas dan sebagai pelindung untuk mencegah emisi karbon yang
recorder (penampil).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Keterangan :
komponennya.
12
13
C. SENSITIVITAS
nilai responsivitas tiap satu satuan konsentrasi larutan standar. Di dalam FPD
terjadi proses pemancaran emisi cahaya oleh suatu senyawa yang dibakar dalam
tergantung dari besarnya konsentrasi senyawa yang terbakar, jadi jika konsentrasi
senyawanya semakin besar maka intensitas emisi yang dihasilkan juga semakin
R = k1C ..(2.9)
Responsivitas ini dipengaruhi oleh emisi cahaya yang dihasilkan oleh atom-atom
senyawa yang berpendar di dalam nyala. Emisi cahaya yang dihasilkan selama
14
D. LINEARITAS
input. Jika nilai inputnya semakin besar maka nilai outputnya juga semakin besar
sebaliknya jika nilai inputnya semakin kecil maka nilai outputnya juga semakin
instrumen yang diperoleh dari gradien (kemiringan ) garis linear. Sifat linear dari
Untuk mendapatkan hubungan linear antara output dengan input dapat digunakan
persamaan garis linear yaitu :
qo = mqi + b .(2.10)
N qi q o ( qi )( q o )
m= .................................................(2.11)
N qi ( qi )
2 2
( q )( q ) ( q q )( q )
o i
2
i o i
b= ........................................(2.12)
N q ( q )
2 2
i i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT PENELITIAN
B.1. Alat
B.2. Bahan
Diazinon 60 EC
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
C. PERSIAPAN BAHAN
C1*V1=C2*V2.....................................................................(3.1)
17
C1*V1=C2*V2
6*10 5 *V1=6*0,05
V1=0,5.10 -6 liter
= 0,5 l (mikroliter)
18
D. LANGKAH KERJA
volume injeksi.
temperatur FPD.
BAB IV
A. HASIL
berfungsi untuk mendeteksi emisi cahaya dari suatu senyawa yang berpendar di
dalam nyala. Sedangkan Flame ionisasi detector (FID) adalah jenis detektor ion
yang berfungsi untuk mendeteksi ion yang dihasilkan oleh senyawa yang
berpendar di dalam nyala. Kedua detektor tersebut memiliki kesamaan pada hal
oleh suatu senyawa yang dibakar didalam nyala hidrogenudara dan FID bekerja
berdasarkan prinsip ionisasi dari suatu senyawa yang dibakar di dalam nyala
besar, maka emisi cahaya yang dihasilkan di dalam FPD dan ion-ion yang
dihasilkan di dalam FID juga akan semakin besar. Hal ini menyebabkan
kromatogramnya.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
udara, tekanan H2, volume injeksi. Selain itu juga untuk membandingkan
Diazinon.
nilai sensitivitas yang diperoleh dari kemiringan (slope) grafik garis linear dengan
225 oC untuk berbagai konsentrasi larutan standar Diazinon. Bentuk puncak pada
maka responsivitasnya semakin bertambah besar. Hal ini dapat dilihat dari
ketinggian puncak ini merupakan nilai dari responsivitas detektor. Untuk gambar
hasil eksperimen pada temperatur FPD 250 oC, 275 oC dan 300 oC bentuk puncak
21
Parameter tetap didalam percobaan ini adalah temperatur injektor 225 oC,
temperatur kolom 200 oC, tekanan udara 4,4 Bar, tekanan H2 1,8 Bar, volume
injeksi 5 l. dengan variabel bebas temperatur FPD 225 oC, 250 oC, 275 oC, 300
o
C. Tabel 4.1 memperlihatkan data yang didapat pada temperatur FPD 250 oC.
1 6 1,2
2 12 1,4
3 18 3,3
4 24 4,5
5 30 5,1
6 36 6,7
7 42 7,3
8 48 8,4
9 54 9,0
10 60 10,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
12
R =0,162C + 0,25
Responsivitas (cm) 10
8
6
4
2
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (m g/l)
Berdasarkan nilai sensitivitas pada grafik di atas dan nilai sensitivitas pada grafik
225 oC, 275 oC, 300 oC yang ditunjukan oleh grafik A.2.1.1, A.2.1.2, A.2.1.3 pada
23
(oC) (cm/mgl-1)
1 225 0,1500,006
2 250 0,1620,009
3 275 0,1630,009
4 300 0,1560,006
Hal ini akan lebih jelas jika data tabel 4.2 ditampilkan dalam bentuk grafik, seperti
0.175
0.17
Sensitivitas
0.165
0.16
0.155
0.15
0.145
225 250 275 300
Temperatur FPD
24
temperatur FID.
Parameter tetap didalam percobaan ini adalah temperatur injektor 225 oC,
temperatur kolom 200 oC, tekanan udara 4,4 Bar, tekanan H2 1,8 Bar, volume
injeksi 5 l, dengan variabel bebas temperatur FID 225 oC, 250 oC, 275 oC, 300
o
C. Tabel 4.3 menunjukkan data yang diperoleh pada temperatur FID 250 oC.
1 6 0,1
2 12 0,3
3 18 0,4
4 24 0,6
5 30 0,7
6 36 0,8
7 42 0,9
8 48 0,9
9 54 1,2
10 60 1,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Responsivitas (cm)
1.5
R=0,020C + 0,03
1
0.5
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (mg/l)
nilai sensitivitas sebesar 0,0200,001 (cm/mgl-1) pada temperatur FID 250 oC.
Berdasarkan nilai sensitivitas pada grafik 4.3 diatas dan nilai sensitivitas pada
temperatur FID 225 oC, 275 oC, 300 oC pada grafik B.1.1.1, B.1.1.2, B.1.1.3
Tabel 4.4. Tabel hubungan sensitivitas (cm/mgl-1) terhadap temperatur FID untuk
larutan Diazinon
1 225 0,0920,041
2 250 0,0200,001
3 275 0,0160,002
4 300 0,0150,003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
nilai sensitivitas FID mengalami penurunan pada temperatur FID 250 oC. Hal ini
akan lebih jelas jika data tabel 4.4 ditampilkan dalam bentuk grafik, seperti yang
0.025
0.02
Sensitivitas
0.015
0.01
0.005
0
225 250 275 300
Temperatur FID
27
B. PEMBAHASAN
temperaturnya, maka larutan akan segera teruapkan kemudian didorong oleh gas
pembawa (sebagai fase gerak) menuju ke dalam kolom. Di dalam kolom larutan
menuju zona emisi. Di zona emisi ini larutan yang telah dipisahkan dibakar
yang terbakar mendapatkan energi termal dari nyala, dan menyebabkan atom-
sekali uap air, hal ini mempengaruhi sensitivitas FPD. Karena uap air yang
untuk mentransmisikan emisi cahaya yang dihasilkan oleh atom senyawa. Jika
temperatur FPD terlalu rendah dibawah temperatur kolom atau temperatur kolom
temperatur FPD akan mempengaruhi sensitivitas FPD. Karena temperatur FPD ini
akan mempengaruhi banyak sedikitnya uap air yang menempel di filter cahaya
responsivitas tiap satu satuan konsentrasi sampel. Nilai sensitivitas ini diperoleh
28
terhadap konsentrasi larutan standar Diazinon bersifat linear. Nilai gradien dari
persamaan garis linear ini menyatakan nilai sensitivitas. Nilai sensitivitas ini
bertambah besar. Karena emisi cahaya yang dihasilkan oleh atom senyawa yang
pada temperatur FPD 275 oC. Pada temperatur FPD ini emisi cahaya yang
berpindah dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi, kemudian
kembali ke tingkat dasar dengan memancarkan energi dalam bentuk energi radiasi
foton.
FPD pada temperatur maksimum detektor 300 oC. Pada temperatur ini elektron
cenderung tetap berada di tingkat yang lebih tinggi, karena energi eksitasinya
tereksitasi berpindah ketingkat energi yang lebih tinggi dengan menyerap energi
termal. Hal ini dikarenakan elektron mendapatkan tambahan energi yang lebih
besar. Jadi panjang gelombang emisi cahaya yang dipancarkan oleh elektron yang
kembali ketingkat dasar, tidak lagi sesuai dengan panjang gelombang dari filter
cahaya. Di mana filter cahaya yang digunakan di dalam FPD hanya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
gelombang dari filter cahaya. Karena panjang gelombang yang dipancarkan tidak
sesuai dengan panjang gelombang dari filter cahaya. Maka akan menurunkan
banyaknya emisi cahaya yang dapat dideteksi oleh FPD. Penurunan emisi cahaya
30
Tabel 4.5, memperlihatkan bahwa FPD lebih sensitif dibandingkan dengan FID,
agar lebih jelas dapat dibuat grafik hubungan sensitivitas terhadap temperatur
0.2
S e n s itiv ita s
0.15
Sensitivitas FPD
0.1
Sensitivitas FID
0.05
0
225 250 275 300
Temperatur detektor
detektor 225 oC, 250 oC, 275 oC, 300 oC nilai sensitivitas FPD berturut-turut
Karena nilai sensitivitas FPD lebih besar dibandingkan dengan nilai sensitivitas
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
untuk jenis detektor lain dalam kromatografi gas dilihat dari tingkat
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Daftar Pustaka
1. Achmad, M. (2004). Peran Analisis Kimia Bagi Kehidupan Manusia.
Mcgraw-Hill, Inc.
33
LAMPIRAN A
larutan Diazinon.
0
Percobaan ini parameter tetapnya adalah temperatur injektor 225 C,
temperatur kolom 200 0C, tekanan udara 4,4 Bar, tekanan H2 1,8 Bar,
volume injeksi 5 l.
1 6 1,1
2 12 2,3
3 18 3,3
4 24 4,0
5 30 4,7
6 36 5,3
7 42 6,5
8 48 8,3
9 54 8,5
10 60 9,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1 6 1,2
2 12 2,4
3 18 3,1
4 24 4,3
5 30 5,9
6 36 6,5
7 42 7,1
8 48 9,0
9 54 9,7
10 60 10,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1 6 1,1
2 12 2,4
3 18 3,8
4 24 4,2
5 30 5,2
6 36 6,2
7 42 7,4
8 48 8,2
9 54 9,4
10 60 10,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
10
R esp o n sivitas (cm )
R = 0,150C +0,34
8
6
4
2
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (mg/l)
12
R=0,163C + 0,45
Responsivitas (cm)
10
8
6
4
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (m g/l)
37
12
R = 0,156C +0,56
Responsivitas (cm) 10
8
6
4
2
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (m g/l)
38
LAMPIRAN B
larutan Diazinon.
0
Percobaan ini parameter tetapnya adalah temperatur injektor 225 C,
temperatur kolom 200 0C, tekanan udara 4,4 Bar, tekanan H2 1,8 Bar,
volume injeksi 5 l.
1 6 0,1
2 12 0,2
3 18 0,5
4 24 0,6
5 30 0,8
6 36 0,9
7 42 0,9
8 48 1,0
9 54 1,1
10 60 1,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(mg/l) (cm)
1 6 0,2
2 12 0,3
3 18 0,3
4 24 0,5
5 30 0,6
6 36 0,7
7 42 0,8
8 48 0,9
9 54 0,7
10 60 0,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(mg/l) (cm)
1 6 0,1
2 12 0,2
3 18 0,3
4 24 0,4
5 30 0,5
6 36 0,5
7 42 0,5
8 48 0,5
9 54 0,6
10 60 0,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Standar Diazinon.
Responsivitas (cm)
1.5
R = 0,093C -1,52
1
0.5
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (mg/l)
1
R=0,017C + 0,07
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (mg/l)
42
Responsivitas (cm)
1
R= 0,015C - 0,01
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
Konsentrasi larutan standar (mg/l)
43
LAMPIRAN C