Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

LAPORAN PENGUKURAN TEMPERATUR


DAN KELEMBABAN UDARA DALAM
RUANG KELAS
FISIKA BANGUNAN DASAR
DOSEN : Drs. BAGUS PRIYATNO,S.T,M.T
Ratri Septina S, M.T

KELOMPOK A :

1. FERA FEBRIAWATI AZHAR (14600002)


2. PRASETYA PAMBUDI (14600004)
3. YUSUF SATRIA MAULANA (14600006)
4. WAHYU MARTONO (14600010)
5. EVO ELVARO REDYSON (14600011)
6. DHIKA FAJAR PRANANDA (14600012)

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Latar Belakang Salah satu faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi tingkat
kenyamanan di dalam ruangan adalah kenyamanan termal. Kenyamanan termal
merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan alam yang dapat mempengaruhi
manusia dan dapat dikendalikan oleh arsitektur.
Berdasarkan hasil penelitian Fanger (1973), 90% waktu manusia setiap harinya dihabiskan
untuk beraktivitas di dalam ruangan, seperti tidur, makan, belajar, bekerja, dan
sebagainya, kecuali untuk orang yang pekerja lapangan. Hal ini menyebabkan banyak
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana ruangan yang nyaman bagi
penggunanya.

Dalam melaksanakan aktivitas, manusia umumnya menginginkan kondisi yang


nyaman, khsnya nyaman secara termal. Hal ini juga berlaku untuk ruangan kelas, karena
kenyamanan termal dapat mempengaruhi kinerja siswa di dalam kelas. Hal ini
disebabkan kondisi panas yang berlebih dapat mengakibatkan rasa letih, kantuk, dan
meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Oleh karena itu, kenyamanan termal di
dalam ruangan kelas sangat penting untuk diperhatikan.
Secara garis besar, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal
di dalam ruangan, yaitu faktor lingkungan dan faktor individu. Faktor lingkungan terdiri
atas empat faktor, yakni temperatur udara, temperatur radiant, kelembaban, dan kecepatan
angin. Faktor individu terdiri atas dua faktor, yakni tingkat metabolisme tubuh (aktivitas)
dan pakaian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KENYAMANAN THERMAL

1. Pengertian Kenyamanan Thermal

Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia,
bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-
benda disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan kepuasan
dirinya terhadap lingkungan thermalnya.

2. Faktor-Faktor Kenyamanan Thermal

Suhu Udara (Ta)


Suhu Radiasi Rata-rata (Tmrt)
Kelembaban Relatif (RH)
Kecepatan Udara (Va)
Aktivitas
Pakaian

3. Tujuan Penelitian

Memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Bangunan Dasar


Melatih Mahasiswa agar mengetahui sistem pengukuran Kenyamanan Thermal
Mahasiswa dituntut untuk mengetahui ukuran kenyamanan di dalam ruang
Memberikan Pengetahuan tentang pengukuran thermal

4. Waktu Penelitian

Hari / Tanggal : Selasa, 27 Oktober 2015


Waktu : Pukul 07.00 11.00
Tempat : GB Lantai 4 Ruang 402

BAB III
ANALISIS ZONASI RUANG

Lokasi : Ruang Kelas 402 Lantai 4 Gedung B Universitas PGRI Semarang


Denah Ruang 402
Denah GB Lantai 3

U
Data Fisik :
1. Tinggi Ruang (Sampai Plafon) :
2.80 meter
2. Panjang Ruang 402 :
11.10 meter
3. Lebar ruang 402 :
5.40 meter

Batas-batas Ruang :
1. Batas Timur :
Tangga turun ke lantai 1 dan naik ke
lantai 4
2. Batas Selatan :
Ruang kelas 403
3. Batas Barat :
Rumah Penduduk
4. Batas Utara :
Rumah Penduduk

5. Soal dan Petunjuk Pengukuran


BAB IV
HASIL SURVEY

Tabel Pengukuran Temperatur dan Kelembaban Udara di Dalam Ruang Kuliah 402

N
o WAKTU IN OUT RH KENYAMANAN
TANPA AC

1 06.53 27.9 23.5 62% Nyaman


2 07.00 27.7 23.5 63% Nyaman
3 07.02 27.6 23.5 63% Nyaman
4 07.04 27.6 23.2 63% Nyaman
5 07.06 27.5 23.1 66% Nyaman
6 07.10 27.5 24.0 67% Relatif Nyaman
AC MENYALA

7 07.20 27.4 26.1 69% Tidak Nyaman


8 07.30 27.0 26.0 65% Tidak Nyaman
9 07.40 26.9 25.9 64% Relatif Nyaman
1
0 07.50 26.0 25.0 63% Relatif Nyaman
1
1 08.10 26.8 25.9 61% Relatif Nyaman
1
AC MENYALA

> 30 MENIT

2 08.15 26.8 25.8 61% Relatif Nyaman


1
3 08.20 26.8 25.7 61% Relatif Nyaman
1
4 08.25 26.7 25.6 61% Relatif Nyaman
1
5 08.30 26.7 25.5 61% Relatif Nyaman
1
6 09.10 26.7 25.4 60% Relatif Nyaman
1
AC MENYALA

> 60 MENIT

7 09.15 26.7 25.3 60% Relatif Nyaman


1
8 09.20 26.6 25.2 60% Relatif Nyaman
1
9 09.25 26.6 25.1 59% Nyaman
2
0 09.30 26.6 25.0 58% Nyaman
2
1 11.01 26.6 24.9 52% Nyaman
2
TIRAI DIBUKA
AC MENYALA

2 11.03 26.5 24.8 52% Nyaman


2
3 11.06 26.5 24.7 51% Nyaman
2
4 11.09 26.5 24.6 51% Nyaman
2
5 11.12 26.5 24.5 50% Nyaman
BAB V
KESIMPULAN

Untuk mencapai kenyamanan termal yang diinginkan perlu dilakukan kontrol atau
tindakan adaptif dari penghuni diantaranya dengan mengatur sistim ventilasi, mengatur
sirkulasi angin secara mekanik, memberikan tirai pada bagian bangunan yang langsung
terkena radiasi matahari bahkan disarankan untuk membuat disain perangkat shading
matahari untuk meminimalkan panas radiasi.

Dari survey dan penelitian yang kami lakukan, Temperatur dalam ruang sebelum di
hidupkan AC hampir sama dengan suhu udara di luar ruangan. Setelah AC dihidupkan
perlahan lahan suhu yang ada di dalam ruang turun dengan sendirinya. Kemudian setelah
korden dibuka, suhu tetap turun dan Rh pada ruang kembali comfort.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja kenyamanan termal ruang kelas
402 GB lantai 4 Universitas PGRI Semarang berangsur-angsur berubah dari pukul 07.00
menuju siang pukul 11.00 memiliki kinerja yang terletak pada zona nyaman optimal, zona
hangat nyaman, dan zona tidak nyaman.

Anda mungkin juga menyukai