Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Anugerahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical book review yang
mengangkat topic tentang Administrasi Pendidikan ini dengan baik, Tidak lupa juga saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengempu mata kuliah profesi kependidikan ini, karena
beliau telah memberikan kesempatan untuk belajar lebih mengenai administrasi kependidikan
dengan membandingkan beberapa buku yg bersangkutan.
Dengan tersusunnya Critical book berupa makalah ini, saya berharap dapat lebih
memahami secara mendalam tentang Administrasi Pendidikan. Saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah
berikutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, saya mengucapkan mohon maaf jika dalam penulisan Critical book review
ini ada salah-kata, semoga kedepannya saya dapat membuat yg lebih baik lagi, terima kasih.

Medan 04,maret 2017

Ijon gabe m sinaga


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama terdapat dimana-mana selama ada manusia
yang hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat sebuah pabrik bekerja
menghasilkan semacam benda sebagai produknya, maka di situ kita melihat ada administrasi.
Jika kita melihat suatu lembaga yang melatih dan memberikan suatu pelajaran yang akhirnya
mereka mendapat sertifikat dari proses pendidikan itu,maka distu ada administrasi pendidikan.
Jika kita melihat suatu lembaga yang mempunyai suatu organisasi yang tersusun baik ataupun
terencana, maka di situ kita melihat ada sebuah manajemen, dan disetiap lingkungan mempunyai
proses pengelolaan pembelajaran.
Karena pada lingkungan setiap lembaga pendidikan formal terdapat sejumlah manusia,
baik yang berkedudukan sebagai pimpinan maupun sebagai tenaga pelaksana. Mereka tidak
cukup dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai bidang pendidikan saja, akan
tetapi harus dibekali pula dengan kemampuan bekerjasama dan kemampuan mengarahkan
kerjasama itu guna mencapai tujuan lembaga pendidikan masing-masing.
Oleh karena itu, setiap petugas pendidikan perlu dibekali ilmu yang berkaitan dengan
administrasi terutama para guru yang tidak cukup dengan bekal professional saja. Mereka harus
mempunyai berbagai bekal pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang oleh
karena itu dalam kesempatan kali ini saya akan menyampaikan menuliskan review mengenai
buku yng berkaitan dengan administrasi pendidikan, yang berpedoman pada pedoman critical
book review yg telah ditetapkan oleh pihak Universitas Negeri Medan. Adapun buku yg akan
dibahas adalah yg berjudul Administrasi dan supervisi pendidikan Provesi kependidikan oleh
Yasartodo Wau sebagai pembanding, Pengantar Administrasi Pendidikan oleh Chatlinas sebagai
pembanding.
B. Tujuan
Adapun Tujuan utama dari Critical book ini yaitu untuk memenuhi tugas pokok yang
telah ditetapkan oleh Unimed sebagai salah satu Syarat yang harus di penuhi dalam mengikuti
kurikulum KKNI dalam perkuliahan, , Serta membandingkan beberapa buku yang membahas
tentang administrasi pendidikan.

C.Manfaat
Adapun manfaat yg di dapat dari critical book ini adalah mengetahui pengertian dari
administrasi, administrasi pendidikan, manajemen,pengeolan pembelajaran dari sumber yg
berbeda.

BAB II PEMBAHASAN

Ringkasan

A. Identitas Buku

1. Judul Buku : Administrasi dan Supervisi Pendidikan


2. Pengarang : Hartati Sukirman
B. Suryosubroto
Tatang M. Amirin
Sutiman
Setya Raharja
3. Penerbit : UNY Press
4. Tahun Terbit : 2009
5. Tempat Terbit : Yogyakarta
6. Tebal Buku : 120 halaman

B. Buku pembanding
Buku 1.
1. Judul Buku : Pengantar administrasi Pendidikan
2. Pengarang : Dr. Chatlinas Said
3. Penerbit : Departremen pendidikan dan kebudayaan irectorat jenderal pendidikan
tinggi proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan.
4. Tahun Terbit : 1988
5. Tempat Terbit : Jakarta
6. Tebal Buku : 256 halaman
Buku 2
1. Judul Buku : Profesi kependidikan
2. Pengarang : Dr. Yasaratodo Wau,M.pd
3. Penerbit : Unimed Press
4. Tahun Terbit : 2017
5. Tempat Terbit : Medan
Tebal Buku : 353 Halaman.

Ringkasan buku

Bab 1 Pengertian Administrasi Dan Supervisi

A. Administrasi pendidikan

Tata usaha dalam arti luas adalah administrasi, administrasi yaitu proses penyeluruhan
yang melibatkan semua pihak yang mewujudkan cita-cita bersama, sementara itu administrasi
adalah proses kerja sama seluruh kekuatan untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas. Sedang
kan administrasi pendidikan adalah pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan dari segala sesuatu
yang berhubungan dengan urusan-urusan sekolah.

Menurut Engkoswara, Administrasi Pendidikan adalah suatu ilmu. Dalam hal ini dapat
diartikan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya pendidikan (manusia,
sumber belajar, dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal, dan produktif,
serta bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang disepakati bersama. Ditegaskan di sini bahwa pendidikan merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kemandirian manusia. Keberhasilan dan kegagalan
pendidikan banyak dipengaruhi oleh Administrasi atau Manajemen Pendidikan, yang dalam hal
ini berarti mengelola, mengatur, atau menata pendidikan.

Administrasi pendidikan juga dapat diartikan sebagai berikut: (a) dministrasi pendidikan
mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. (b) Administrasi
pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, penilaian. (c) Administrasi
pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri
dari bagian itu berinteraksi dalam suatu untuk merubah menjadi keluaran. (d) Administrsi
pendidikan juga dapat dilihat dari segi memanjemen jika administrasi dilihat dari sudut ini,
perhatian tertuju pad usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam
mencapai tujaun pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam
pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. (e) Administrasi pendidikan juga dapat dilihat
dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan di lihat dari kepemimpinan merupakan usaha
untuk menjawab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator pendidikan itu apakah ia
dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodho
dalam pencapaian tujuan pendidikan. (f) Administrasi pendididkan juga dapat dilihat dari proses
pengambilan keputusan.

B. Supervisi pendidikan

Supervisi adalah kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
dan prestasi pendidikan. Atau bantuan yang diberikan kepada guru dan seluruh staf untuk
mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik.

Fungsi sufervvisi pendidikan adalah sebagai berikut ;


a. Secara umum fungsi supervisi pendidikan adalah salah satu mekanisme untuk
meningkatkan kemampuan provesional dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta
didik yang lebih baik melalui mengajar yang lebih baik pula.
b. Secara khusus berfungsi pula untuk mengoordinasi semua usaha sekolah, memperluas
pengalaman guru, mendorong usaha-usaha pembelajaran kreatif, memberikan penilaian
secara terus menerus, dan memberikan pengetahuan serta keterampilan kapada guru.

Secara umum sasarannya adalah proses pembelajaran peserta didik dengan tujuan
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Karena itu supervisi pendidikan menaruh
perhatian utama pada upaya-upaya peningkatan provesionalitas guru sehingga memiliki
kemampuan:
1) Merencanakan kegiatan pembelajaran,
2) Melaksanakan pembelajaran,
3) Menilai proses dan hasil pembelajaran,
4) Memanfaatkan hasil penilaian
5) Memberikan umpan balik,
6) Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan,
7) Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
8) Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu pembelajaran,
9) Memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang tersedia,
10) Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, dan teknik),
11) Melakukan penelitian praktis untuk perbaikan pembelajaran.

Bab II ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH.

Administrasi Pendidikan seringkali disalahartikan sebagai semata-mata ketatausahaan


pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi
pendidikan adalah bukan sekedar itu. Mendefinisikan administrasi pendidikan tidak begitu
mudah, karena ia menyangkut pengertian yang luas.

Administrasi dalam pengertian secara harfiah,kata administrasiberasl dari bahasa latin


yang terdiri atas kata ad dan ministrare.kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam
bahasa inggris yang berarti keataukepada.Dan kata ministrare sam artinya dengan kata to
serve atau to conduct yang berartimelayani,membantu dan mengarahkan.Dalam bahasa inggris
to administer berarti pulamengatur,memelihara dan mengarahkan.

Pengertian administrasi atau manajemen banyak diungkap oleh para ahli administrasi
pendidikan. Administrasi Pendidikan menurut Syarif (1976 :7) segala usaha bersama untuk
mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien untuk
menunjang tercapainya pendidikan. Menurut Syamsi (1985:10) administrasi adalah seluruh
kegiatan dalam setiap usaha kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih orang-orang
secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
menurut Soepardi (1988:7) administrasi adalah keseluruhan proses kegiatan-kegiatan kerja
sama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih orang-orang secara bersama-sama dan simultan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pertama, Administrasi Pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai


tujuan pendidikan. Kedua, Administrasi Pendidikan mengadung pengertian proses untuk
mencapai tujuan pendidikan. Ketiga, Administrasi Pendidikan dapat dilihat dengan kerangka
berfikir sistem. Keempat, Administrasi Pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen.
Kelima, Adminisrtasi Pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan
dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel,spiritual maupun material yang bersangkut paut
dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Jadi,didalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat didalam
proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan,diorganisasi dan dikoordinasi secara
efektif,dan semua materi yang di perlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien.
Dalam pengertian yang luas ini, istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut:
Administrasi adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan
usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
Dalam batasan tersebut di atas, makna administrasi dapat di urai paling tidak menjadi lima
pengertian pokok,yaitu:

Administrasi merupakan kegiatan manusia.

Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses/pengelolaan dari suatu kegiatan yang
kompleks, oleh sebab itu bersifat dinamis.

Proses itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu
organisasi.

Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.
(Tsauri, 2007)

Jadi kataadministrasi secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu,malayani,mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu
tujuan.(Purwanto, 2007)
Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah
kegiatan ruti catat-mencatat,mendokumentasika kegiatan,menyelenggarakan surat-menyurat
dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.
Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan
dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel,spiritual maupun material yang bersangkut paut
dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Jadi,didalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat didalam
proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan,diorganisasi dan dikoordinasi secara
efektif,dan semua materi yang di perlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien.

Bab III PENDIDIKAN NON FORMAL

Pendidikan nonformal juga disebut pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah sebagai
suatu sistem, baru dikenalkan kepada umum secara resmi kira-kira tahun 1970. Sebelum anak
menjadi murid suatu sekolah anak-anak telah memperoleh pendidikan yang diberikan oleh
keluarganya terutama ayah dan ibunya. Anak-anak banyak belajar di rumah dari ibunya dan
bapaknya (orang tuanya) dimana dan kapan saja menyangkut beberapa hal yang mereka perlukan
di dalam pertumbuhan dan perkembangannya ke arah kesempurnaannya. Pendidikan di dalam
keuarga disebut pendidikan informal, belum merupakan sistem pendidikan dengan aturan-aturan
yang ketat dan tegas. Proses pendidikan informal ini terjadi karena adanya komunikasi antara
anak-ibu-ayah-nenek-kakak-dan lain-lain. Bentuk pendidikan berupa nasihat, contoh, anjuran,
larangan, perintah, pendidikan agama, etika, sopan santun, dan lain-lain. Karena masyarakat
terdiri dari keluarga-keluarga, maka pendidikan informal menjadi diperluas sesuai dengan
kepentingan masyarakat dalam bentuk pendidikan tradisional. Landasan pendidikan tradisional
antara lain yaitu agama, dan tempat tinggal sebagai tempat menggali rejeki. Dalam hal ini
berorientasi pada ekonomi, seperti pertanian, kerajinan, industri, dan lain-lain. Pendidikan
tradisional tersebut merupakan awal sejarah pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah
yang berkembang dewasa ini.
Telah lama dikenal sebagai kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di luar keluarga dan
bukan pula dalam sekolah. Beberapa contoh kegiatan pendidikan di luar sekolah misalnya :
1. Mass Education, yaitu pendidikan yang diberikan kepada orang dewasa di luar lingkungan
sekolah yang bertujuan memberikan kecakapan baca, tulis dan pengetahuan umum untuk dapat
mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekelilingnya.
2. Adult Education, yaitu kegiatan atau usaha yang pada umumnya dilakukan dengan kemauan
sendiri (bukan dipaksa dari atas) oleh orang dewasa, terutama yang berhubungan dengan
kebutuhan sehari-hari.
3. Foundamental Eucation : pendidikan dasar ini dilancarkan UNESCO tahun 1949, terutama
menolong masyarakat untuk mencapai keajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menduduki
tempat yang layak dalam dunia modern. Materi pendidikannya sederhana, misalnya kecakapan
berumah tangga, pendidikan akhlak/jiwa/ pendidikan kesehatan dan lain-lain.
4. Pendidikan Masyarakat : ditunjukkan kepada orang dewasa termasuk pemuda di luar batas
umur tertinggi kewajiban belajar dan diakukan di luar lingkungan dan sistem pengajaran sekolah
biasa. Pendidikan ini dilakukan sejak tahun 1946. Tugas utama untuk mengadakan
pemberantasan buta huruf.
5. Extention Education : yaitu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah
biasa, diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi untuk mengimbangi hasrat masyarakat yang ingin
menjadi peserta aktif dalam pengeolaan jaman.
Dengan dikembangkan pendidikan seumur hidup (life long education), maka semakin
dirasakan kebutuhan bentuk-bentuk kegiatan pendidikan bagi masyarakat pada umumnya agar
dapat mengatasi ketertinggalannya dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Pengertian dan Karakteristik Pendidikan Nonformal

Pendidikan Luar Sekolah yaitu setiap kegiatan pendidikan yang terorganisasikan yag
diselenggarakan di luar sistem pendidikan sekolah, baik tersendiri maupun merupakan bagian
dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran
didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
Kegiatan pendidikan di luar sekolah mempunyai ciri-ciri antara lain : (a) ada
pengorganisasian, (b) ada program isi pendidikan, (c) adanya urutan materi, (d) jangka waktu
pendek, (c) tujuan spesifik, (f) sasaran : anak, orang dewasa, orang tua.
Direktur Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Olah Raga telah membuat keputusan No.
Kep-757/18/1977 tanggal 9 September 1977 tentang Pola Dasar Pelaksanaan Pembinaan
Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan Masyarakat (PLSM). PLSM adalah kegiatan
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan secara lisan dan atau secara tertulis, untuk warga
masyarakat, oleh warga masyarakat, dari masyarakat, di tengah-tengah masyarakat, dengan daya
dan dana sendiri, berdasarkan kebutuhan yang dirasakan, melalui lembaga-lembaga pendidikan
dalam bentuk kursus kejuruan atau sejenis lainnya.
Pendidikan luar sekolah merupakan kebutuhan bagi masyarakat untuk mengembangkan
potensi warga masyarakat dengan dana dan daya mandiri.
Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap usaha pelayanan
pendidikan yang dilakukan dengan sengaja, teratur, dan berencana di luar sistem sekolah,
berlangsung sepanjang umur, yang bertujuan untuk mengaktualisasi potensi manusia sehingga
terwujud manusia yang gemar belajar-membelajarkan, mampu mningkatkan taraf hidup
berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat. Pendidikan Luar Sekolah
bertujuan untuk mengaktualisasi potensi manusia. PLSM merupakan program yang perlu
dikelola dengan efektif dan efisien.
Program dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok atau
organisasi (lembaga) dan memuat komponen-komponen tertentu. Komponen-komponen itu
meliputi tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat, biaya,
organisasi penyelenggaraan dan lain sebagainya.[2]
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam
perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar dewasa
atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[3]
Fungsi administrasi biasanya kita lihat dari 3 segi:
a. Administrasi sebagai Kepemimpinan, yang melihat efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
dari segi Pemimpinnya, dari segi pengaruh dan tanggung jawabnya.
b. Administrasi sebagai Proses, yang melihat urutan-urutan kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan.
c. Administrasi sebagai Gugusan Permasalahan, yang melihat sasaran/masalah-masalah yang
harus diselesaikan, dan hubunganantar sesamanya, dalam usaha mencapai tujuan.
BAB IV Administrasi Pendidikan dalam Lembaga Pendidikan dan Latihan

Kata administrasi berasal dari bahasa latin Administratio dengan kata kerja
Administrare yang berarti mengemudikan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaannya.
Menurut Luther Gulick, Administrasi adalah sistem pengetahuan yang memungkinkan
manusia memahami hubungan-hubungan, meramalkan akibat-akibat, dan mempengaruhi hasil-
hasil pada suatu keadaan dimana orang-orang secara teratur bekerja sama untuk suatu tujuan
bersama.
Sedangkan menurut Muhammad Ali, Lembaga adalah ikatan atau badan organisasi yang
bermaksud melakukan sesuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan sesuatu usaha.
Dari dua kata administrasi dan lembaga, Gunawan mendefinisikan Administrasi
Organisasi/Lembaga merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan bersungguh-
sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap pembagian kerja dan tata kerja pendidikan,
sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Administrasi Lembaga dalam
pendidikan adalah pengelolaan badan organisasi yang menyelenggarakan proses kegiatan
pendidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

B. Objek dan Sasaran Administrasi Lembaga

Objek dan Sasaran lembaga adalah rumusan spesifik mengenai apa yang diinginkan pada
kurun waktu tertentu. Objek dan sasaran merupakan fokus tindakan, di samping hal-hal yang
bersifat spesifik, terinci, dapat diukur, dan dapat diwujudkan, juga harus dapat menyatakan
alokasi anggaran dan sumber-sumber yang akan mendukung pelaksanaannya. Objek dan sasaran
dilaksanakan dalam jangka waktu pendek, untuk selanjutnya keberhasilan organisasi/lembaga
diukur dengan menyesuaikan tujuan jangka panjang.
Objek dan sasaran administrasi kelembagaan pendidikan mencakup komponen-komponen
Administrasi Pendidikan secara garis besar yaitu :

1. Administrasi personel sekolah


Di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur
penting, karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh
menusia-manusia yang menjalankannya.
Untuk itu dalam bagian ini perlu dibahas secara lebih mendalam mengenai personel
sekolah, karena bagaimanapun lengkap dan modernnya fasilitas yang berupa gedung,
perlengkapan, alat kerja, metode-metode kerja, dan dukungan masyarakat akan tetapi apabila
manusia-manusia yang bertugas menjalankan program sekolah itu kurang berpartisispasi, maka
akan sulitlah untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikemukakan.
Kepegawaian disebut juga personalia atau kekaryawanan dan pegawai tersebut juga
personel atau karyawan. Administrasi personel sekolah adalah segenap proses penataan personel
sekolah.
Administrasi personalia menurut Suryosubroto mencakup :
1) Perencanaan pegawai, merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang maupun masa depan. Penyusunan rencana
personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan
atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi/lembaga.spesifikasi jabatan memberikan
gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat di terima dan yang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.
2) Pengadaan pegawai, merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu
lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan, dilakukan kegiatan rekruitment, yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-
calon pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik
dan tercakap.
3) Pembinaan dan pengembangan pegawai, merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak
perlu , untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan
pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier
pegawai.
4) Promosi dan mutasi, setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima,
kegiatan selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota
organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau
lembaga. Di Indonesia, untuk pegawai negeri sipil, promosi atau pengangkatan pertama biasanya
diangkat sebagai calon PNS dengan masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia mengikuti
latihan prajabatan, dan setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil penuh. Setelah
pengangkatan pegawai, kegiatan berikutnya adalah penempatan atau penugasan. Dalam
penempatan atau penugasan ini diusahakan adanya konruensi yang tinggi antara tugas yang
menjadi tanggung jawab pegawai dengan karakteristik pegawai.
5) Pemberhentian Pegawai, merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak
organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai
pegawai. Sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis, (1)
pemberhentian atas permohonan sendiri; (2) pemberhentian oleh dinas atau pemerintah; dan (3)
pemberhentian sebab lain-lain.
6) Kompensasi, adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai
dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi,
selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas rumah, kendaraan dan lain-lain.
7) Penilaian pegawai, Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan
peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi
juga bagi pegawai itu sendiri. Bagi pegawai, penilaian berguna sebagai umpan balik berbagai
hal, bagi sekolah, hasil penilaian prestasi kerja tenaga kependidikan sangat penting dalam
pengambilan keputusan berbagai hal.
2. Administrasi kurikulum
Kurikulum dalam arti yang luas ialah: yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam
sekolah. Kurikulum berpengaruh penting terhadap maju mundurnya pendidikan. Kurikulum
bersifat dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang
mendasarinya.
Administrasi kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada
umumnya teah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Kegiatan
pelaksanaan dan pembinaan kurikulum adalah :
a. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang
bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
b. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum berserta materi-materi, sumber-sumber dan
metode-metode pelakasanaannya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran
serta kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekolah.
c. Kurikulum merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya. Dalam
mempergunakan kurikulum, guru atau pendidik, disamping mengikuti apa yang tercantum
didalamnya, guru juga berhak dan berkewajiban memilih dan menambah materi-materi, sumber-
sumber atau metode-metode pelaksanaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan
masyarakat lingkungan sekolah, dan membuang serta mengurangi apa-apa yang dianggap tidak
sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan masyarakat dan Negara pada umumnya.[10]
Berdasarkan besaran lembaga, perencanaan pendidikan memiliki skop dari ukuran mikro
(sekolah), meso (kabupaten/kota/provinsi), dan makro (nasional) pada tiap jenis, jenjang dan
satuan pendidikan. Dalam perumusannya, perencanaan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan perencanaan tenaga kerja, pendekatan permintaan sosial, pendekatan nilai balik dan
pendekatan biaya-efektivitas.
Perencanaan strategik berisi aktivitas adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan visi, misi dan nilai lembaga
2) Analisis lingkungan strategis
3) Faktor-faktor kunci keberhasilan
4) Tujuan dan sasaran
5) Strategi
6) Evaluasi kinerja
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan sebagai fungsi administrasi lembaga pendidikan adalah proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh
organisasi.
3) Pengawasan
Fungsi administrasi lembaga pendidikan adalah sebagai pengawasan atau pengendalian
institusi pendidikan agar berjalan sesuai jalur yang telah ditetapkan dan sampai pada tujuan
secara efektif dan efisien, perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi dan dinilai melalui
administrasi lembaga.
4) Evaluasi
Evaluasi sebagai fungsi administrasi lembaga pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahu sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi/lembaga mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
2. Tujuan
Tujuan mengandung usaha untuk melaksanakan tindakan atau rumusan mengenai apa yang
diinginkan pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian, tujuan harus menegaskan mengenai
sesuatu secarasmart ( specific, measurable, attainable, realistic, dan time bounding)atau
( khusus, dapat diukur, dapat diwujudkan, realistis, dan berjangka waktu tertentu).
Tujuan administrasi lembaga adalah
1. Produktivitas, artinya adanya administrasi dalam pendidikan akan membantu menghasilkan
keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan
pendidikan
2. kualitas, artinya administrasi lembaga dalam pendidikan membantu menunjukkan suatu
ukuran penilaian atau penghargaan pada jasa/produk dari hasil pendidikan sehingga bermutu dari
tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan pendidikan.
3. Efektivitas, artinya administrasi lembaga dalam pendidikan merupakan salah satu ukuran
keberhasilan tujuan organisasi/lembaga.
4.Efisiensi, artinya administrasi lembaga pendidikan membantu suatu kegiatan pendidikan
dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal.

Bab v Supervisi administrasi

Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun
isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision.
Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan
dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang
berposisi diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan
kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan
mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata
kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan
atau penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan
penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas,
pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya
memeriksa dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut
inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1. Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengadili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik

Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah
Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi
sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang
perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih
negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan
menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya

Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut


supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik
sekolah, dan para pengawas ditingkat kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada
di tiap provinsi.

Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan
tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

B. Tujuan dan sasaran Supervisi

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva,
1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut
mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan
proses belajar mengajar .

Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan mutu kinerja guru
Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai
tujuan tersebut
Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan
siswanya.
Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam
pengajaran.

Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani


atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor - guru, maupun
di dalam proses pelaksanaan supervisi
PEMBAHASAN

Dalam bab 1 buku administrasi dan supervisi memaparkan tentang konsep administrasi
pendidikan dimulai dari mengurus manusia ke umum dan konsep dasar administrasi pendidikan,
dalam bab ini menguraikan dasar dasar administrasi dan juga supervisi dalam pendidikan,
urayan yng dilakukan dalam bab ini cukup membatu sebagaai pemahaman dasar dalam
memahami materi yg akan di sampaikan sebelum di bahas dalam bab yg akan lanjut secara
mendalam.

Dalam buku pengantar administrasi yg ditulis oleh Dr. Chatlinas Said, pemaparan tentang
hal ini memang tidak dilakukan secara spesifik, dalam buku tersebut pemaparannya lebih bersifat
umum dan membaur, sehingga dapat dikatakan untuk pemahaman dasar buku administrasi dan
supervisi tersebut lebih mudah di pahami.

Dan jika dibandingan dengan buku Profesi kependidikan yng di tulis oleh Dr. Yasatarodo Wau
M.pd Dalam buku tersebut hanya membahas secara mendalam mengenai supervisi pendidikan,
sedangkan dalam materi administrasi pendidikan sendiri tidak di paparkan dengan jelas, buku ini
lebih menekankan pada profesi dan superfisi dalam kependidikan.

Dalam bab dua buku administrasi dan supervisi ini membahas mengenai manajemen yang
berhubungan dengan sekolah yaitu administrasi siswa, personel sekolah, kurikulum, sarana
prasarana/fasilitas pendidikan, pembiayaan pendidikan, ketatalaksanaan pendidikan, organisasi
sekolah, dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Apabila dibandingkan dengan bab
sebelumnya secara penjelasan bab ini lebih jelas dan cara penyampaiannya pun lebih terperinci.
Sehingga memberikan kesan menarik untuk pembaca.

Sedangkan dalam buku pengantar administrasi pendidikan lebih menekankan pada


pembahasan pemahaaman mengenai konsep konsep secara keseluruhan mengenai administrasi
dan tidak terlalu fokus pada materi kependidikan. Buku ini lebih menekankan pada kurikulum
yg serta aspek aspek yng berkaitan dengan prosess pembelajaran.
Dan dalam buku Profesi kependidikan buku ini lebih menekankan pada management
pendidikan, yang membahas mengenai management pendidikan yg berfokus pada pengertian
management, fungsi management, serta hubungan hubungan antar sekolah.

Dalam BAB III ini buku administrasi dan supervisi ini membahas mengenai pengertian
dan substansi-substansi penting administrasi pendidikan non formal yaitu administrasi lembaga
pendidikan non formal, kurikulum, warga belajar, personalia pendidikan non formal, dana
belajar, sarana prasarana, ketatausahaan kursus Diklusemas, pengabdian Diklusemas pada
masyarakat, kejar paket (A, B, dan Usaha), dan SPEM, sedangkan dalam kedua buku
pembanding tidak ada pembahasan mengenai sekolah nonformal.

Dan Pada bab empat ini buku administrasi dan supervisi ini membahas mengenai
lembaga lembaga yg ada dalam administrasi pendidikan, bab ini membahas secara detail
mengenai lembaga lembaga yg berkaitan dengan administrasi. Jika dibandingkan dengan buku
profesi kependidikan dalam pembahasan materi ini, buku profesi kependidikan tersebut tidak
membahas secara detail ataupun memberikan sub bab secara khusus mengenai pembahasan
lembaga lembaga pendidikan.

Sedangkan dalam buku pengaantar administrasi pendidikan, buku ini lebih menekankan pada
pengorganisasian administrasi administrasi yg ada di sekolah maupun yng berkaitan dengan
sekolah, jika ditinjaudari segi sasaraan buku, hal tersebut meberikan pengaruh yg sangat besar
mengenai penerapan materi, buku pembanding lebih menekankan pada pengetahuan dasar
maupun mendalam mengennai administrasi dalaam sekolah, secara terkhusus dalam struktur
sekolah trsebut.

Dalam bab terakhir, buku ini menjelaskan tentang substansi supervisi pendidikan yaitu
pengertian, tujuan, prinsip, teknik, dan supervisi klinis. Supervisi pendidikan juga memiliki
hubungan yang penting dengan manajemen pendidikan. Karena supervisi dapat diistilahkan
sebagai pengontrol dan pengawas para pelaku manajemen atau administrasi pendidikan.

Dalam buku pengantar administrasi pendidikan buku ini lebih menekankan pada
kepeminpinan dalam sekolah pengambilan keputusan dan perencanaan, masalah pimpinan dalam
sekolah dan juuga secara umum pengurusan konflik, jika di kaji lebih jauh, supervisi yng
dimaksud adalah sama dengan kepemimpinan dalam buku ini hanya saja dalam pengantar
administrasi ini pembahasan dilakukan secara umum dan tidak mendalam atau terfokus pada
supervisi sekolah.

Sedangkan dalam buku profesi kependudukan pembahasan mengenai supervisi disajikan


secara lengkap yg dimulai dari pengertian supervisi pendidikan latar belakang serta penringnya
supervisi, tujuan supervisi, fungsi, permasalahan, pendekatan supervisi pendidikan, tugas
superior, teknik supervisi, jika dibandingkan dengan buku administrasi dan supervisi tersebut
kajian supervisi dalam profesi kependidikan ini lebih lengkap serta pembahaannya lebih
mendalam, hal ini disebabkan karena buku profesi kependidikan ini memang memiliki sasaran
sebagai acuan pembelajaran yg berkenaaan langsung dengan pendidikan atau sistem
manaagement dalam sekolah

Anda mungkin juga menyukai