Anda di halaman 1dari 3

TUGAS CREDENTIALING KEPERAWATAN

ARDANA WINDRIYA 20161030008 (13A)

Kasus-1
Seorang pasien yang dirawat di ICU dan baru saja dilakukan pemasangan
chest tube pada shift malam. Pada saat itu perawat lalai dalam melakukan
monitoring pasien dari pukul 23.00 sampai pukul 03.00, ketika dilakukan
pengecekan kembali pada pukul 03.00 didapatkan keadaan pasien memburuk,
pasien mengalami penurunan kesadaran, oksimetri buruk, dan tanda-tanda vital
dalam keadaan jelek. Kemudian klien mengalami henti nafas dan henti jantung,
dan kemudian segera dilakukan resusitasi pada pasien. Namun, ternyata pasien
tetap tidak terselamatkan.

Problem
Menurut anda, apa yang harus dilakukan oleh Manajer Keperawatan untuk
mengatasi masalah tersebut, ditinjau dari Credentialing Keperawatan

Analisis

Pada kasus diatas terdapat kelalaian yang dilakukan oleh perawat yang
sedang berjaga saat shift malam. Kelalaian tersebut ternyata menyebabkan
penurunan kondisi dari pasien yang tidak diketahui lebih awal dan menyebabkan
meninggalnya pasien tersebut.
Menurut PMK nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang keselamatan
pasien Rumah Sakit, pada Bab 1, pasal 1, ayat 1 berbunyi :
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan


pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar
profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga
keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan
kepada kepala/direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang
akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan Klinis.

Bagi tenaga keperawatan yang sudah lama bekerja, maka tugas subkomite
kredensial adalah melakukan re-kredensial. Re-kredensial dilakukan secara
periodik sesuai kebijakan masing-masing institusi apakah 3 tahun sekali atau 5
tahun sekali. Karena PMK Komite Keperawatan sudah diundangkan pada Agustus
2013, maka semestinya Subkomite Kredensial Komite Keperawatan di
seluruh rumah sakit di Indonesia saat ini harus sudah melakukan proses kredensial
yang pertama kepada seluruh perawat yang ada di rumah sakit masing-masing.
Karena amanah PMK Komite Keperawatan mengharuskan seluruh tenaga
perawat/bidan harus memiliki Surat Penugasan Klinis yang dikeluarkan oleh
Direktur Rumah Sakit.

Dari penjelasan diatas yang diapat dilakukan oleh manajer keperawatan


adalah mengusulakan kepada Komite Keperawatan untuk
dilakukan/dilaksanakanya evaluasi melalui proses re-kredensial. Re-kredensial
bertujuan untuk evaluasi atau peninjauan kembali apakah yang bersangkutan layak
mendapat Surat Penugasan Klinis

Tahapan proses Kredensial menurut PMK Nomir 49 Tahun 2013 :


1. Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan.
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan subkomite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok).
3. Sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi
dan evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi.
Misalnya, verifikasi ijazah, Surat Tanda Registrasi (STR), sertifikat
kompetensi, logbook yang berisi uraian capaian kinerja.
4. Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.

Referensi
Materi Kuliah Dr.Elsye Maria Rosa, M.Kep Nursing Credentialing
Permenkes RI No.49 Tahun 2013 ttg Komite Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai