Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KELOMPOK METODOLOGI PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL

Oleh Kelompok 1

Nurmadiyah

Nur Haminati (1402118031)

Rahmi Junita

Surtiwati (1402121956 )

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Prof. Harlen, SE, MM

Jurusan Ekonomi Pembangunan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU

2016

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi


Allah yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
pengetahuan tentang Populasi dan Sampel yang penulis sajikan
berdasarkan sumber-sumber yang ada. Makalah ini disusun oleh penulis
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang bagaimana cara pengambilan sampel
dari beberapa populasi, serta teknik apa yang akan digunakan dalam
membuat sampel. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan
perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penulis membutuhkan kritik dan saran pembaca yang membangun. Terima
kasih
Pekanbaru, 08 Deseember 2016

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................5
C. Tujuan Makalah ...........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN POPULASI DAN SAMPEL


A. Pengertian Populasi, Sampel, dan Istilah-istilah Penting..............6
B. Kapan Sampel Di gunakan ? Alasan Pemilan Sampel................10
C. Karakteristik sampel yang baik ..................................................11
D. Proses Pemilihan Sampel............................................................17
E. Teknik Sampling ........................................................................18
1. Menentukan Ukuran Sampel .............................................18
2. Teknik Sampling ...............................................................20
F. Desain Sampel Probabilitas 21
G. Desain Sampel Nonprobabilitas..28

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan 30
3.2. Saran... 30

DAFTAR PUSTAKA......31
LAMPIRAN32

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala
melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya,
informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha
mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau
kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable.
Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik,
prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan
intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf
kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya
bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil
interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
informasi yang diperolehnya.

4
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian
adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu
kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji
lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

B. Rumusan Masalah
a Apakah yang dimaksud dengan populasi dna sampel, serta istilah-
istilah apa saja yang perlu diketahui untuk memahami populasi dan
sampel?
b Apa saja alasan pemilihan sampel dan karakteristik sampel yang
baik ?
c Bagaimana proses pemilihan sampel dan pertimbangan penentuan
besar sampel ?
d Apa saja teknik dalam pengambilan sampel ?

C. Tujuan Makalah
a Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel
b Agar mengetahui alasan pemilihan sampel dan karakteristik sampel
yang baik
c Agar mengetahui dan memahami proses pemilihan sampel dan
pertimbangan penentuan besar sampel
d Agar mengetahui teknik apa saja yang digunakan dalam
pengambilan sampel

BAB II
PEMBAHASAN POPULASI DAN SAMPEL

5
A. Pengertian Populasi, Sampel, dan Istilah-istilah Penting

Untuk menjelaskan perkiraan interval hasil suatu survey berdasarkan


penelitian suatu sampel perlu dijelaskan beberapa istilah pokok, antara lain
elemen, karakteristik, variable, populasi, sampel, sensus (parameter) dan sampling
(estimate), pengumpulan dan pengolahan data.

Elemen adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian, misalnya orang


(karyawan, petani, guru, transmigran, murid, pasien, langganan/nasabah), barang
(berbagai jenis mesin, kendaraan dan peralatan lainnya), unit organisasi (negara,
departemen, perusahaan, rumah sakit, hotel, bank, restoran, KUD, koperasi,
perguruan tinggi, sekolah, desa, rumah tangga, pasar). Sering disebut sampling
unit (Supranto, 2000: 8).

Karakteristik ialah ciri, sifat atau hal-hal yang dimiliki elemen (semua
keterangan mengenai elemen). Misalnya penghasilan petani, modal perusahaan,
pasien rumah sakit, pengeluaran turis asing, pasien PUSKESMAS, mahasiwa
suatu perguruan tinggi, biaya proyek jembatan, harga sembilan macam bahan
pokok, anggota KUD, anggota rumah tangga, pedagang suatu pasar, masa kerja
karyawan, harga barang (Supranto, 2000: 8).

Variable ialah sesuatu yang nilainya berubah-ubah atau berbeda-beda,


biasanya diberi symbol huruf X atau Y. nilai karakteristik dari suatu elemen
merupakan variable (kalau berbentuk angka atau kuantitatif) seperti harga suatu
barang Rp 1000, jumlah tenaga kerja sebanyak 150 orang dan lain sebagainya.
Atau kualitatif disebut attribute, seperti barang bagus, ruangan kelas penuh,
barang rusak, nasabah sutu bank tak puas, perusahaan rugi, dan sebagainya
(Supranto, 2000: 8)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).

6
Populasi juga dikatakan sebagai kelompok elemen yang lengkap, di mana kita
tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Mudrajad, 2003:
103). Menurut Nazir (1983:327) populasi adalah berkenaan dengan data bukan
barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi bahwa
populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu
penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif populasi adalah keseluruhan obyek/
subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti,
sedangkan penelitian kualitatif tidak mengenal populasi, tetapi situasi sosial yang
terdiri dari tempat, pelaku, aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka disimpulkan bahwa populasi


merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri dari sejumlah elemen, baik
yang terbatas maupun tidak terbatas.

Berdasarkan jumlah anggota populasi dapat dibagi menjadi 2


yaitu:

1 Populasi terbatas adalah populasi yang dinyatakan secara


kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Misalnya polisi
menembak 40 orang curanmor, terbatas dengan jumlah 40
orang dan karakter sama/tertentu yaitu curanmor.

2 Populasi tak terbatas adalah populasi yang tidak dapat


ditentukan batasan-batasannya secara kuantitatif/apabila
diminta keterangan lebih lanjut tentang jumlahnya yang pasti
tidak dapat menjawab saat itu juga, sehingga relatif tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Misalnya para
mahasiswa baru angkatan 2013 menanam sejumlah pohon
perindang disekitar lingkungan kampus UNY, tak terbatas

7
dengan jumlah pohon dan karakter sama/tertentu yaitu pohon
perindang.

Berdasarkan atas turusan dari populasi terbatas tetapi


dengan ruang lingkup yang lebih dipersempit, populasi dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu:

1 Populasi teoritis adalah populasi yang diturukan dari populasi


terbatas, memungkinkan hasil penelitian berlaku untuk
lingkungan populasi yang lebih luas.

2 Populasi tersedia adalah populasi turunan dari populasi


teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan
mempertimbangkan jumlah dana, waktu, dan tenaga yang
tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah
ditentukan pada populasi teoritis.

Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi 2


yaitu:

1 Populasi homogen adalah populasi dimana sumber data yang


unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

2 Populasi heterogen adalah populasi dimana pembentuk


sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-
batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran


populasi, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri/ karakteristik populasi
disebut parameter (parameter merupakan suatu nilai yang stabil karena nilai
tersebut diperoleh atas hasil observasi seluruh anggota populasi). Jika kita
mengamati semua unsur/ anggota populasi, maka dikatakan kita melakukan

8
sensus. Jadi populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup
yang ingin diteliti.

Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan


menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.
Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai
yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik (karena statistik diperoleh dari
sampel, maka dengan adanya perbedaan sampel yang diambil, nilai statistik yang
diperoleh dapat berubah juga, sehingga dengan demikian bervariasi atau berubah-
ubah merupakan ciri statistik), (Sugiarto dkk, 2003: 2).

Sampling ialah cara pengumpulan data kalau hanya elemen sampel yang
diteliti, hasilnya merupakan data perkiraan atau estimate, jadi bukan data
sebenarnya. Oleh karena tidak semua elemen diteliti, maka data perkiraan berbeda
dengan parameter. Perbedaan atau selisih itu disebut kesalahan sampling
(sampling error). Makin kecil kesalahan sampling suatu perkiraan, makin teliti
perkiraan tersebut, nilainya makin dekat dengan nilai sebenarnya.

Kerangka sampling (sampling frame) ialah daftar semua sampling.


Dengan demikian kerangka sampling merupakan suatu populasi yang
parameternya akan diperkirakan. Memilih sampel berarti memilih beberapa
sampling unit dari kerangka sampling untuk membuat perkiraan, sampling unit
bisa merupakan kelompok elemen. Elemen bisa sama dengan sampling unit kalau
merupakan individu bukan kelompok individu. Sampling unit berupa kelompok
individu antara lain rumah tangga (kumpulan orang), desa (kumpulan rumah
tangga), pasar (kumpulan pedagang), blok toko (kumpulantoko), tumpukan
barang (batch), lokasi proyek (kumpulan proyek), perusahaan (kumpulan
karyawan) dan lain sebagainya.

Pengumpulan data ialah kegiatan mencatat peristiwa/kejadian atau


karakteristik elemen, mislanya mencatat harga, biaya proyek, luas sawah, panen,
karyawan baru, modal perusahaan, jumlah produksi, dan lain sebagainya. Hasil

9
pencatatan yang merupakan nilai variable merupakan data mentah (raw data) yang
kegunaannya sangat terbatas.

Pengolahan data adalah suatu kegiatan untuk membuat data ringkasan


berdasarkan data mentah dengan menggunakan rumus tertentu. Misalnya
menghitung jumlah (total), rata-rata, proporsi(persentase), simpangan baku
(standard deviation) dan berbagai nilai koefisien seperti koefisien korelasi dan
regresi.

Data yang benar (parameter) diperoleh melalui kegiatan sensus. Di dalam


prakteknya sensus jarang dipergunakan karena mahal, memerlukan banyak waktu
dan tenaga. Peneliti di bidang manapun lebi sering menggunakan teknik sampling.
Oleh karena hasil sampling merupakan data perkiraan yang mengandung
kesalahan sampling, maka kesimpulan yang diambil seorang peneliti tidak 100%
benar akan tetapi mengandung unsur ketidakpastian (Supranto, 2000: 9-12).

B. Kapan Sampel Digunakan ? Alasan Menggunakan Sampel.

Digunakannya sampel dalam suatu penelitian terutama didasarkan pada


berbagai pertimbangan berikut :

1) Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi


Terkadang populasi yang dihadapi sangat besar, sehingga kecil
kemungkinannya untuk dapat observasi satu-persatu dan kalaupun
dilakukan perlu waktu yang lama dan/ atau tenaga dan biaya yang sangat
besar.
2) Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak
( penelitian destruktif ).
Misalnya, bila ingin mengetahui rasa dari jeruk yang dijual oleh seorang
pedagang, tentu tidak mungkin mencicipi seluruh jeruk dagangannya.
3) Menghemat waktu, biaya dan tenaga.

10
Meneliti seluruh anggota populasi yang besar memerlukannya biaya
tinggi, selain itu juga butuh waktu dalam pengumpulan dan
pemrosesannya serta tenga yang terlatih. Penggunaan banyak tenaga
manusia dan peralatan cenderung menyebabkan variasi data jadi besar
akibat adanya variasi kemampuan dari individu pelaksana serta peralatan
yang dipakai.
4) Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif).
Suatu sampel yang kecil (jumlahnya sedikit) akan lebih mudah untuk
diteliti secara mendalam sehingga memberikan informasi yang lebih
banyak, daripada keseluruhan populasi yang diteliti. Penangan data yang
kecil akan lebih mudah dan sedikit kesalahan daripada menggunakan data
yang besar.
5) Ketepatan
Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti akan memperoleh
data yang akurat, dengan tingkat kesalahan yang relatif rendah.

C. Cara Menghasilkan Sampel yang Baik (Karakteristik Sampel yang Baik)


1. Karakteristik Sampel yang Baik
Agar sampel yang dihasilkan dapat mewakili karakteristik dari anggota
populasi, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut ;
i) Tidak bias
Suatu penduga dikatakan tidak bias apabila nilai yang diharapkan
(E= expected value) dari statistik adalah sama dengan nilai parameternya.
Contoh : rata-rata sampel 50, sedangkan rata-rata populasi yang
diestimasikan ternyata nilainya 50, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata
sampel merupakan penduga yang baik atau tidak bias karena nilai yang
diharapkan dari statistik sama dengan nilai parameternya.
Apabila rata-rata populasinya (parametenya) ternyata 40, maka
terjadi tidak bias karena nilai yang diharapkan dari statistik lebih besar
dari pada nilai parameternya. Kejadian ini disebut over estimate.

11
Sebaliknya bila nilai parameternya 60 maka kejadian bias pula,
karena nilai yang diharapkan dari statistik lebih kecil dari pada rata-rata
populasi. Kajadian ini disebut under estimate.

ii) Efisien
Suatu penduga dikatakan efisien apabila penduga tersebut dapat
menghasilkan standard error yang terkecil dibandingkan dengan standard
error dari penduga yang lain. Jika kita mempunyai dua penduga yang
berasala dari sampel yang sama dan dicoba untuk memutuskan mana
diantara keduanya yang lebih efisien sebagai penduga, maka dapat
diputuskan sebagai berikut :
Seandainya penduga yang akan digunakan adalah rata-rata samoel
dan median sampel. Hasil perhitungan standard error dari rata-rata sampel
1,05 sedangkan standard error dari median sampel 1,6. Maka dapat
dikatakan bahwa rata-rata sampel lebih efisien sebagai penduga karena
mempunyai standard error yang lebih kecil. Ini disebabkan karena
penduga yang mempunyai standard error yang kecil (kurang bervariasi)
akan mempunyai kesempatan menghasilkan hasil pendugaan yang lebih
dekat dengan nilai sebenarnya (lebih efisien) dari yang penduga
(parameter populasi).

iii) Konsisten
Suatu penduga dikatakan konsisten apabila peluang untuk
memperoleh perbedaan antara statistik dengan paremeter mendekati nol
jika jumlah individu sampel bertambah. Artinya jika sampelnya diperbesar
maka suatu nilai statistik tertentu semakin mendekati nilai parameter yang
diestimasi. Upaya memperbesar sampel pada penduga yang tidak
konsisten akan semakin memboroskan waktu dan biaya yang dikeluarkan.
iv) Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk
mengambil keputusan yang berhubungan dengan

12
besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang
dikehendaki.
v) Sampel yang baik mengidentifikasikan probabilitas dari
setiap unit untuk menjadi sampel

Siapa pengguna sampel?

Sampel digunakan dimana-mana mulai dari perusahaan yang berurusan


dengan bisnis, orang-orang di dunia pendidikan, rumah tangga,
pemerintahan, dan lain sebagainya.

Dimana sampel digunakan ?

Telah disebutkan sebelumnya bahwa sampel digunakan dimana-dimana


untuk berbgagai keperluan. Berikut adalah contoh terapan dari sampel di
bidang ekonomi pembangunan :

a. Di bidang produksi untuk penetapan standard kualitas, pengawasan


terhadap efisiensi kerja, uji metode/produk baru.
b. Di ekonomi moneter misalnya untuk mengetahui faktor yang
menentukan jumlah nasabah yang menabung di BANK syariah.
c. Di ekonomi sumber daya manusia misalnya untuk melihat pengaruh
jumlah pasangan usia subur terhadap pendapatan per kapita.

2. Sumber Kesalahan Dalam Sampling

a) Variasi Acak ( Random Variation )


Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling
umum dijumpai. Sebagai contoh, misalkan seorang pemilik supermarket
tertarik untuk menghitung rata-rata pendapatan per-rumah tangga dalam
suatu daerah tertentu.
Dari pengambilan sampel diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga
sebesar Rp 10 juta ( yang dalam hal ini mungkin masih dianggap tinggi
tetapi masih dapat dipercayai), maka berdasarkan rata-rata pendapatan

13
rumah tangga yang dianggap cukup tinggi itu, pemilik super market
market boleh jadi secara keliru mengasumsikan bahwa di daerah tersebut
terdiri dari sangat sedikit keluarga yang berpendapatan sedang sampai
rendah, sehingga pemilik supermarket tersebut memutuskan untuk tidak
memasarkan lini produk yang murah yang dianggap lebih menarik bagi
mereka yang berada dalam komunitas yang berpendapatan sedang hingga
lebih rendah. Dalam kaitannya dengan kesalahan yang ditimbulkan oleh
variasi acak, peneliti hanya dapat meminimumkan munculnya
kesalahan yang disebabkan oleh variasi acak dengan memilih rancangan
penarikan sampel yang tepat.
b) Kesalahan spesifikasi
Kesalahan spesifikasi dapat muncul karena daftar unsur populasi yang
tidak benar, informasi yang tidak benar, pemilihan anggota sampel yang
keliru ( misalnya melakukan penggantian reponden karena responden yang
dituju tidak didapatkan), sensitivitas pertanyaan, kesalahan dalam
pengumpulan informasi tentang sampel yang diebabkan bias pewawancara
yang disengaja atau tidak, atau kesalahan dalam memproses informasi-
informaasi sampel. Kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi
populasi juga umum terjadi dalam survai pemilihan konsumen, dengan
contoh umum hanya terdiri dari para ibu rumah tangga tidak menyertakan
laki-laki, wanita yang bekerja dan mahasiswa karena keadaan mereka yang
relative tidak memungkinkan terjangkau.
Untuk meminimumkan peluang munculnya kesalahan spesifikasi,
peneliti dapat membuat pernyataan yang sangat hati-hati tentang tujuan
survey pada pemulaan studi, sehingga dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang unsur-unsur yang membentuk populasi.

c) Kesalahan penentuan responden


Sumber kesalahan tambahan penetapan responden dari beberapa
anggota sampel. Pada umumya para peneliti mengasumsikan bahwa
responden dan nonresponden mewakili lapisan-lapisan serupa dari
populasi padahal sebenarnya ini merupakan kasus yang jarang terjadi.
Sebagai contoh dalam survei konsumen yang menjadi nonresponden
uumnya adalah kaum pekerja dan responden adalah ibu rumah tangga,
dalam survey pendapat umum nonresponden biasanya adalah anggota-

14
anggota sampal yang sudah sangat mapan, yang pada umumnya lebih
enyukai hal-hal seperti apa adanya. Usaha-usaha yang berkesinambungan
dapat dilakukan untuk mencari responden yang tepat atau dalam kasus
tertentu dapat digantikan dengan yang lain yang dipilih secara acak.

d) Kesalahan karena ketidaklengkapan cakupan daftar unsur populasi


(coverage error)
Salah satu kunci sukses dari pemilihan sampel yangbaik adalah
ketersediaan daftar unsur populasi (population frame) lengkap yang
relevan. Kesalahan karena ketidaklengkapan cakupan daftar unsur
populasi timbul akrena ketidaktersediaan daftar kelompok tertentu di
daftar unsur populasi. Kondisi tersebut menjadikan individu anggota
kelompok tersebut tidak berpeluang utuk terpilih sebagai sampel dan
mengakibatkan bias dalam pemilihan. Pelaksanaan pengambilan sampel
dalam kondisi demikian hanya akan menghasilkan dugaan karakteristik
dari populasi sasaran (target population), bukannya karakteristik dari
populasi yang sebenarnya (actual population).

e) Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (Nonresponse Error)


Tidak semua responden bersedia merespon suatu survey. Pengalaman
menunjukkan bahwa individu-individu yang berada di kelas ekonomi atas
dan bawah cenderung kurang merespon survey disbandingkan dengan
mereka yang berada di kelas menengah. Kesalahan ini muncul dari
kegagalan untuk mengumpulkan data dari semua individu dalam sampel.
Dengan pertimbangan bahwa jawaban dari individu sampel yang tidak
merespon belum tentu sama dengan jawaban individu sampel yang
merespon., sangatlah penting untuk menindaklanjuti tanggapan responden
yang tidak memberi respon atau yang merespon teteapi tidak secara
lengkap setelah suatu periode waktu tertentu. Beberapa upaya dapat dicoba
(misalnya emlalui surat atau telephone) untuk meyakinkan responden yang
demikan agar mereka berkenan merubah pendiriannya. Bila upaya tersebut
membuahkan hasil, informasi tambahan yang dieproleh dapat digabungkan
dengan informasi awal yang emreka berikan untuk meyakinkan validitas
ahsil survey.

15
f) Kesalahaan penarikan sampel (sampling error)
Diyakini bahwa sampel yang baik, merupakan miniatur dari populasi.
Meskipun demikian pengambilan sampel yang berulang-berulang biasanya
menghasilkan bessaran suatu karakteristik populasi yang berbeda-beda
antar satu sampel ke sampel lainnya. Dalam hal ini kesalahan penarikan
sampel mencerminkan ke heterogenan atau peluang munculnya perbedaan
dari satu sampel dengan sampel yang lain karena perbedaan individu yang
terpilih dari ebrbagai sampel tersebut. Sampel error dapat diperkecil
dengan memperbesar ukuran sampel meskipun upaya ini mengakibatkan
peningkatan biaya survey.

g) Kesalahan pengukuran
Pada umumnya kuisioner dirancang dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi yang berguna. Data yang diperoleh harus valid
dan respon yang ebnar harus terukur. Permasalahan yang sering timbul
adalah ternyata lebih mudah membicarakan bagaimana pengukuran yang
bermakna dari pada melaksanakannya. Fakta membuktikan bahwa
pengukuran seringkali dijalankan degan banyak kemudahan. Pokok-pokok
yang seharusnya ditanyakan pun sering kali tidak tercakup secara lengkap.
Dengan demikian pengukuran yang diperoloeh sering kali hanya berupa
suatu pendekatan dari karakteristik yang ingin diketahui. Kesalahan
pengukuran merujuk pada ketidakakuratan dalam mencatat respon yang
diberikan responden karena kelemahan instrument dalam memilih pokok-
pokok pertanyaan, ketidakmampuan si penanya, ataupun karena
pertanyaan yang dibuat cenderung mengarahkan jawaban responden.
Arti dan kegunaan data statistic serta beberapa istilaah pokok.
Tidak semua data disebut data statistic. Data statistic merupakan
data ringkasan berbentuk angka seperti jumlah (total), rata-rata (average),
proporsi (proportion), dan persentase (percentage). Data statistic yang
diperoleh melalui kegiatan sensus disebut data sebenarnya atau parameter
sedangkan data yang diperoleh dari kegiatan sampling disebut perkiraan
atau estimate. Ada perkiraan tunggal (point estimate) yang terdiri dari satu
nilai saja misalnya rata-rata penghasilan petani per bulan Rp 100.000 atau

16
perkiraan interval yang merupakan suatu interval dibatasi oleh nilai batas
bawah dan atas. Misalnya rata-rata penghasilan petani per bulan
diperkirakan antara Rp 85.000 s/d Rp 115.000.

D. Proses Pemilihan Sampel

Proses pemilihan sampel merupakan suatu rangkaian


kegiatan yang berurutan. Tahapan proses pemilihan sampel
meliputi (Davis & Cosenza, 1993: 220-223; Zikmund, 2000: 342-
347):

a Penentuan populasi
Proses yang pertama untuk melakukan pemilihan sampel
adalah penentuan populasi. Populasi adalah suatu kelompok dari
elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang
merupakan sumber dari data yang diperlukan. Elemen dapat
dianaloikan sebagai unit analisis, sepanjang pengumpulan data
untuk penelitian bisnis dilakukan hanya kepada responden. Unit
analisis berupa sebagai individu (misalnya: pengecer, kepala
keluarga, mahasiswa, pedagang), organisasi.

Populasi bisa terbatas ataupun tak terbatas, penelitian


perilaku manajer muda pada tiga perusahaan tertentu
merupakan contoh dari poupulasi yang terbatas. Dalam peneliian
bisnis, populasi yang dipergunakan merupakan populasi terbatas
maupun tak terbatas. Sebagian dari populasi yang terpilih
sebagai sumber data disebut sampel penelitian, atau sering
disebut sampel.

b Penentuan unit pemilihan sampel


Unit pemilihan sampel adalah kelompok elemen. Dari
populasi penelitan, elemen yang akan dikelompokkan menjadi
satu atau beberapa kelompok tergantung kepada desain sampel
yang dipergunakan peneliti. Dengan demikian, dari populasi yang
sama dapat diklasifikasikan menjadi satu atau lebih unit
pemilihan sampel. Dari unit pemilihan sampel ini nantinya akan
dipilih sampel untuk penelitian.

c Penentuan kerangka pemilihan sampel


Kerangka pemilihan sampel adalah daftar elemen dari
setiap unit pemilihan sampel. Penelitian terhadap mashasiswa
tahun pertama misalnya dapat mengguanakan daftar nama

17
mahasiswa tahun pertama yang dapat diperoleh dibagian
administrasi. Apabila populasi yang akan diteliti adalah
perusahaan manufaktur di indonesia, kerangka pemilihan sampel
bisa diperoleh dari daftar direktori perusahaan manufaktur di
seluruh indonesia.

d Penentuan desain sampel


Desain sampel adalah metode untuk memilih sampel dari
populasi yang ada. Ada beberapa macam desain sampel yang
dapat dipergunakan oleh peneliti. Setiap desain sampel
mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Peneliti perlu
memilih desain smpel yang paling sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan.

e Penentuan jumlah sampel


Data yang akan dianalisis diperoleh dari sampel penelitian.
Dengan demikian semakin besar jumlah sampel, dengan desain
sampel yang benar, tentunya data yang diperoleh akan semakin
mewakili populasi yang diteliti. Namun demikian dalam
hubungan nya dengan biaya penelitian, semakin besar jumlah
sampel, biaya penelitian akan juga semakin besar. Hal yang perlu
dipertimbangkan peneliti adalah bagaimana menemukan jumlah
sampel yang dapat mewakili populasi dengan baik sekaligus
dengan jumlah biaya yang terjangkau oleh peneliti.

f Pemilihan sampel
Langkah terakhir dalam proses pemilihan sampel adalah
memilih sampel yang diperlukan. Dalam langkah ini peneliti
menentukan elemen yang akan menjadi sampel dari penelitian
yang dilakukan.

E. Teknik Sampling
1. Menentukan Ukuran Sampel
Data yang akan dipakai dalam penelitian belum tentu merupakan
keseluruhan dari suatu populasi. Mengingat adanya beberapa kendala seperti
populasi tidak teridentifikasi, kendala biaya, waktu, tenaga dan masalah
lainnya dari elemen populasinya. Maka peneliti akhirnya menentukan sampel
yang digunakan.

a) Pendapat slovin

18
N
n= 1+ N e 2

dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat dilorerir atau diinginkan misalnya 2%.

Pemakaian rumus diatas mempunyai asumsi bahwa berditribusi


normal. Untuk pemakaian rumus daiatas, paguso, garcia, dan guerrero
(1978) yang sevilla (1994) memperlihatkan batas kesalahan yang tidak
dapat digunakan pada ukuran populasi. Tabel yang dimaksud dibawah ini :

Ukuran sampel untuk batas-batas kesalahan dan jumlah populasi yang


ditetapkan
Batas kesalahan
Populasi 1% 2% 3% 4% 5% 6%
500 * * * * 222 83
1500 * * 638 441 316 94
2500 * 1250 769 500 345 96
3000 * 1364 811 517 353 97
4000 * 1538 870 541 364 98
5000 * 1667 909 556 370 98
6000 * 1765 938 566 375 98
7000 * 1842 959 574 378 99
8000 * 1905 976 480 381 99
9000 * 1957 989 584 383 99
10000 5000 2000 1000 588 385 99
50000 8333 2381 1087 617 387 100

b) Pendapat Gay
Menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima
berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
1) Metoda deskriptif, minimal 10% populasi. Untuk populasi relatif kecil
min 20% populasi.
2) Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek.
3) Metode ex post facto, minimal 15 subjek per kelompok
4) Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok.
c) Pendapat kracjie

19
Ia membuat suatu daftar seperti slovin, hanya untuk alfa sebesar 5%
dan jumlah populasi N mulai dari sebesar 10 sampai 100.000. berdasarkan N
dan alfa tersebut dihasilkan besar sampelnya. Karena prinsipnya sama dan
ternyata besar sampel dari pendapat kracjie dan slovin hampir sama besar.
d) Pendapat Harry King
Harry King dalam menghitung jumlah sampel menggunakan
nomogram dan jumlah populasi maksimum 2000 dengan alfa bervariasi
sampai 15%.
2. Teknik Sampling
1) Probability Sampling ( Metode Acak)
Dalam probability sampling, pemilihan sampel tidak dilakukan secara
subyektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata
pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Untuk dapat
menggunakan probability sampling, kita membutuhkan kerangka sampel
(sampling frame) yaitu suatu daftar dari unit-unit sampling dalam rangka
untuk mendapatkan responden dengan peluang yang telah diketahui
sebelumnya.
2) Nonprobability Sampling (Metode Tak Acak)
Dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang ditimbulkan dalam
menerapkan metode acak, terutama dalam kaitannya dengan pengurangan
biaya dan permasalahan yang mungkin timbul dalam pembuatan kerangka
sampel. Hasil dari nonprobability sampling ini seringkali mengandung
bias dan ketidaktahuan yang bisa berakibat lebih buruk. Permasalahannya
tidak dapat dihilangkan dengan menambah sampel. Meskipun bias metode
ini seringkali menjadi alternatif pilihan dengan pertimbangan
penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan subyektivitas
peneliti.
Metode penarikan sampel ini relatif tepat bila digunakan pada kondisi-
kondisi sebagai berikut:
a Tahapan eksplorasi dari suatu penelitian
b Pengujian awal suatu angket
c Berhadapan dengan populasi yang homogen
d Minimnya pengetahuan peneliti dalam bidak statistika

20
e Adanya tuntutan akan kemudahan dari aspek operasional

F. Probabibility Sampling
1) Metode Pengambilan Sampel Acak Sederhana ( Simple Random
Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sederhana adalah metode yang
digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang sedemikan rupa
sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar
untuk diambil sebagai sampel. Ini berarti semua anggota populasi
menjadi anggota dari kerangka sampel..
Dalam hal ini dikenal dengan istilah populasi yang terbatas (finite
population) artinya adalah setiap individu yang teral terambil
dikembalikan ke dalam kerangka sampel lagi sehingga memeiliki peluang
lagi untuk terambil kembali sebagai sampel. Dan populasi yang tidak
terbatas (infinite population) ini dilakukan dengan tidak mengembalikan
kembali individu yang telah terambil sebagai sampel ke dalam kerangka
sampel.
Pada populasi terbatas, penggunaan pengambilan sampel dengan
pengembalian atau tanpa pengembalian akan memberikan peluang
terambil yang sama pada pengambilan unit sampel yang pertama bagi
semua individu anggota populasi. Besarnya peluang terpilih bagi individu
sampel yang kedua dan seterusnya adalah tidak sama. Misalnya ingin
mengambil n individu anggota populasi sebagai sampel dari keseluruhan
anggota populais yang berjumlah N. Peluang satu anggota populasi

1
terambil sebagai sampel pada penarikan pertama adalah N dengan

mengabaikan siapapun yang terpilih pada penarikan pertama, karakteristik


yang menjadi perhatian dicatat di file induk, setelah dicatat nama individu
tersebut dikembalikan lagi kedalam daftar kerangka sampel. Kemudian
ditarik untuk sampel ke dua. Karena individu yang terpilih pada
pengambilan pertama dikembalikan lagi ke kerangka sampel, maka yang
bersangkutan dapat untuk terpilih kembali pada pengambilan kedua

21
sehingga peluang satu individu populasi pada pengembalian kedua tetap

1
N proses tersebut terus diulang sampai sampel dengan ukuran yang

diharapkan. Sebaliknya pada penarikan sampel tanpa pengembalian,


individu yang telah terpilih sebagai sampel tidak dapat dipilih lagi. Bila
pengambilan pertama, peluang satu individu untuk terambil sebagai

1
sampel adalah N maka peluang tiap individu anggota populasi yang

1
masih dapat dipilih pada penarikan yang kedua adalah N 1 proses

tersebut diulang terus sampai sampel dengan ukuran yang diharapkan.

Keuntungan utama dari metode acak sederhana ini adalah bahwa


mean sampel yang diperoleh akan menjadi penduga tidak berbias dari
mean populasinya. Dengan demikian metode analisis dan pendugaan
populasinya relatiff akan lebih mudah dan tidak terlalu menimbulkan
permasalahan/ kesulitan.
Kelemahan dari metode ini adalah bila kita dihadapkan dengan
populasi yang secara geografis tersebar. Metode ini akan merugikan,
dalam arti memerlukan biaya dan waktu yang besar, dan juga kerangka
sampel dari seluruh individu dalam populasi harus dibuat. Seringkali tidak
tersedia data yang cukup mendukung untuk menyusun kerangka sampel
secara lengkap.

2) Metode Pengumpulan Sampel Acak Sistimatis ( Systematic Random


Sampling )
Metoda pengambilan sampel adalah metoda untuk mengambil
sampel secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu dari suatu
kerangka sampel yang telah diurutkan. Dengan demikian tersedianya
suatu populasi sasaran yang tersusun (ordere populaition target)

22
merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan
pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.
Dalam pelaksanaannya penarikan sampel acak sistematis
merupakan pengambilan setiap untuk ke-k dalam populsi untuk dijadikan
sebagai sampel. Titik awal pengambilan ditentukan secara acak diantara k
unsur pertama. Selanjutnya pengambilan sampel pada kelompok
berikutnya mengikuti pola yang telah ditentukan dari hasil pengambilan
sampel dititik awal. Pada penarikan sampel jenis ini, elemen dipilih dari
populasi dengan interval yang sama menurut waktu, urutan dan ruangan.
Pengambilan sampel dengan metode sistematis dapat dilaksanakan untuk
populasi dengan ukuran yang terbatas ataupun yang tidak terbatas.

Sistematic random sampling untuk populasi terbatas, ada beberapa tahapan :


Menentukan ukuran sampel (n) yang akan diambil dari keseluruhan
anggota populasi (N)
Membagi anggota populasi menjadi k kelompok dengan ketentuan k harus
lebih kecil atau sama dengan N/n. Nilai k yang lebih besar dari N/n akan
menyebabkan ukuran sampel yang diinginkan tidak dapat diperoleh
(kurang dari n). Bila ternyta besarnya populasi (N) tidak diketahui, k tidak
dapat ditentukan secara akurat, dengan demikian harus dilakukan sampel
sebesar n.
Menentukan secara acak satu unit sampel pertama dari kelompok pertama
yang terbentuk. Unit sampel kedua, ketiga dan selanjtnya kemudian
diambil secara sistematis dari kelompok kedua, ketiga dan selanjutnya.

Sistematic random sampling untuk populasi tak terbatas


Sering menjadi alternatif pilihan untuk kasus populasi yang terbatas
jumlahnya. Maka penerapan sistematic random sampling juga membutuhkan
keteraturan. Keteraturan waktu pengambilan unit sampel. Untuk mengurangi bias
yang muncul, setelah ditentukan interval pengambilan sampel, perlu juga
diperhatiakan pelabelan dari uit sampel agar tiap unit data sampel dapat dibedakan
dengan tegas.

23
Sama halnya dengan mekanisme pengambilan sampel pada populasi yang
terbatas, yang perlu mendapat perhatian adalah penentuan nomor sampel terambil
interval pertama, karena nomor yang terpilih tersebut akan menjadi acuan bagi
pengambilan sampel pada interval berikutnya.
Oleh karena adanya sistematika, maka metode pengambilan sampel
dengan metode sistematic random sampling ini sering dipakai dalam pengambilan
sampel untuk pengendalian mutu, karena dengan metode penerapannya metode ini
dimungkinkan untuk mengetahui dengan jelas sumber kesalahan yang ada.

Perbandingan sistematic random sampling dengan simple random sampling


i. Sistematic random sampling lebih mudah dilakukan dan dapat mengurangi
subyektivitas dari si peneliti.
ii. Sistematic random sampling seringkali memberikan informasi yang lebih
banyak per unit biaya yang dikeluarkan daripada simple random sampling.
Pertimbangan ini didasarkan karena dengan pengambilan sampel secara
sistematis, maka sampel yang terambil seringkali tersebar secara merata
dalam keseluruhan populasi sehingga lebih banyak memberikan informasi.
iii. Proses pemilihan sampel dapat lebih cepat dilakukan dan juga menghemat
biaya.
iv. Sistematic random sampling dapat lebih jelas memperlihatkan sumber bias
atau kesaahan.
v. Sistematic random sampling lebih leluasa digunakan untuk populasi
dengan ukuran yang tidak diketahui besarnya.

Keuntungan :
Jelas cara ini lebih cepat
Lebih mudah dan lebih murah pelaksanaanya
Memungkinkan untuk mengambil sampel dilapangan dengan tanpa harus
menggunakan kerangka sampel
Lebih banyak dilakukan terutama jika sampel yang ingin diambil
lokasinnya tersebar dari suatu populasi yang secara geografis letaknya
berurutan, atau sampel diambil dari suatu kumpulan file data yang telah
beurutan secara baik.
Kerugian :

24
Jika urutannya tidak sepenuhnya acak, maka variasi dari populasi tidak
dapat diduga secara tepat.
Jika populasi memiliki pengulanngan karakteristik yang relatif tetap (dan
kebetulan sama dengan interval yang digunakan) maka sampel akan
menjadi seragam.
Jika dalam populasi dijjumpai adanya variasi yang sstematis, penggunaan
metode ini akan menghasilkan informasi yang bias.
Untuk populasi periodik (tersusun berdasarkan waktu) seringkali
menyebabkan kesalahan dalam memperkirakan keadaan yang sebenarnya
dari populasi tersebut. Kesalahan yang diakibatkan dalam penentuan unit
sampel per satuan waktu.
3) Metode Pengambilan Sampel Acak Terstratifikasi (Stratified Random
Sampling)

Metode pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified random


sampling) adalah metode pemilihan sampel dengan cara membagi
populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata,
dan kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata tersebut.

Populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu


terlebi dahulu dikelompok-kelompokkan dalam beberapa subpopulasi,
sehingga tiap subpopulasi yang ada memiliki anggota sampel yang relative
homogeny. Lalu dari setiap subpopulasi ini secara acak diambil anggota
sampelnya.

Selanjutnya untuk menghitung beberapa jumlah sampel yang diambil


untuk masing-masing subpopulasi adalah tergantung pada jumlah sampel
tiap subpopulasi, yaitu:

(1) jika jumlah elemen tiap subpopulasi sama

Setelah jumlah sampel yang akan di ambil dapat ditentukan


misalkan dengan menggunakan rumus Slovin diatas sampel yang
dibutuhkan 150,serta diketahui pula bahwa jumlah sub populasi adalah
5,maka tiap sub populasi akan diambil sebanyak 150/5=20 sampel.

(2) jika jumlah elemen tiap subpopulasi beda

25
Misalkan ukuran populasi sebesar 868 terbagi atas 5 subpopulasi
yang masing-masing ukurannya 448,131,81,108,100.Untuk mengambil
sampel sebesar 150 tidak dapat menggunakan cara di atas,tetapi harus
sebanding dengan jumlah subpopulasinya ,sehingga perlu di cari faktor
pembanding dari tiap subpopulasi yang sering disebut sample fraction (f)
dengan cara membandingkan jumlah elemen tiap subpopulasi dengan
jumlah seluruh elemen populasi ,sehingga didapat masing-masing sample
fraction.Hasil hitungnya untuk mendapatkan dari tiap-tiap populasi
disajikan berikut ini (hasilnya telah dibulatkan).

Subpopulasi Nilai t Sampel Diambil


I 0,516 77
II 0,151 23
III 0,093 13
IV 0,124 19
V 0,116 18
Jumlah 1,0 150

Metode acak terstrafikasi ini memberi keuntungan dengan alasan berikut:

a) Metode ini akan efesien dalam artian memberikan hasil lebih baik dari
acak sederhna jika variasi (standar deviasi)populasi dalam kleompok
kelompok lebih kecil dari
Standar devisiasi keseluruhan populasi.
b) Sampel yang terambil akan mampu memberikan informasi yang lebih bak
dan lebih banyak karna perbedaan antar kelompok juga dapat dilakukan .
c) Secara administrative,pelaksanaanya lebih mudah dari acak sederhana.
Meskipun demikian terdapat pula kelemahan yang harus dipertimbangkan:
d) Sering tidak ada informasi awalyang tepat sebagai dasar pengelompokan
,akibtny serata yang dibut tidak sesuai dengan tujuan.
e) Harus dibuat keangka sampel yang terpisah dan berbeda untuk tiap
kelompok.

4) Sampel kluster (cluster sampling)

Adalah: adanya kebutuhan efesiensi ekonomis yang tidak bisa


diperoleh peneliti jika menggunakan sampel random sederhana,dan tidak
tersedianya kerangka sampel untuk elemen tertentu. Kelemahannya adalah
efisiensi statistic yang lebih rendah karena kluster biasanya homogen.

26
Jenis sampel kluster paling popular: sampel AREA karena mampu
mengatasi masalah tingginya biaya pengambilan sampel .

Dalam menyusun desain sampel ini terlebih dahulu peneliti harus


menjawab pertanyaan berikut:

i) Seberapa besar tingkat homogenitas kluster yang ada?


ii) Apakah kita akan memilih kluster yang sama atau berbeda?
iii) Seberapa besar kluster yang kan diambil?
iv) Apakah akan menggunakan single stage atau multistage cluster ?
v) Seberapa besar sampel yang dibutuhkan?

Contoh aplikasi sampel kluster industry kecil dan rumah tangga


(IKRT) di jawa berdasaran omset yang diperinci untuk setiap kabupatn
.sampel dipilih sebanyak 161,369p perusahaan .dilihat dari skala,terdapat
perbedaan besar antar kesepuluh kluster ini.perbedaan tersebut
mencerminkan pola yang tidak homogen pada IKRT bersamaan dengan
kesenjangan yang tumbuh dalam kluster ,ciri yang paling menonjol adalah
mencoloknya kluster di jabodetabek dan daerah temanggung magelang
yaitu masing masing menyerap lebih dari 24.000 tenaga kerja .kelompok
ke-2 dari kluster IKRT terbesar ternyata memiliki skla kurang dari sepauh
ukuran kluster teanggung-magelang.kelompok ke-2 ini dengan tenaga
kerja antara 10.000 sampai dengan 14.000,diwakili oleh kluster di greater
Surabaya,greater bandung.

5) Sampel daerah multitahap (multistage area sampling)

Adalah prosedur pengambilan sampel yang melibatkan penggunaan

kombinasi teknik sampel probablitas yang telah dibahas terlebih dahulu.


Sebagai contoh: apabila kita ingin melakukan surrvei nasional mengenai rata
rata tabungan bank perbulan.

G. Desain Sampel Nonprobabilitas

Perbedaan utama dengan sampel probabilitas,adalah bahwa sampel


nonprobabilitas di pilih secara arbitrer oleh peneliti.Dengan kata lain, probabilitas
masing-masing anggota populasi tidak diketahui. Selain itu, para peneliti

27
menggunakan sampe nonprobabilitas karena tidak ada upaya untuk melakuan
generelasi berdasarkan sampel. Ada lima kategori sampel nonprobabilitas, yaitu:
convenience,judgejudgement ment,quota,snowball sampling, dan purposive
sampling.

1) Quota Sampling

Quota Sampling adalah jenis kedua dari purposive sampling. Metode ini
digunakan untuk memastikan bahwa berbagai subgroup dalam populasi telah
terwakili dengan berbagai karekteristik sampel sampai batas tertentu seperti
yang dikehendaki oleh peneliti. Keunggulan quota sampling adalah
memungkinkan pengumpulan data denga cepat dan biaya yng rendah.

Kelemahan quota sampling adalah adanya kemungkinan bisa karena


responden dipilih berdasarkan prosedur convenience sampling dan bukan
berdasarkan metode probabilitas.

Sebagai contoh,seorang peneliti mengadakan wawancara dengan 100


orang. 20 orang adalah pemilik usaha kecil ,18 orang adalah professional,10
orang pekerja manejerial ,7 orang supervisor ,dan sisanya adalah pekerja
kontrakan.

2) Snowball Sampling

Merupakan sebuah prosedur pengambilan sampel dimana responden


pertama dipilih dengan metode probabilitas, dan kemudian responden
selanjutnya diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden pertama.
Keuntungan dari metode ini adalah memungkinkan ditekannya ukuran sampel
dan biaya.Kelemahannya adalah bisa karena orang yang direkomendasikan
oleh responden yang terdahulu untuk diwawancarai kemungkinan kemiripan.

3) Convinience Sampling (cara dipermudah)


Cara ini nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling
murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk
memilih siapa saja yang mereka temui. Sampel convenience paling cocok

28
digunakan untuk penelitian eksploratif sebagai pendahuluan sebuah
penelitian yang menggunakan desain sampel probabilitas.
4) Judgment Sampling

Adalah di mana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian


terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan
maksud penelitian.

5) Purposive Sampling
Dalam hal ini pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu
yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi
yang sudah diketahui sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Populasi di definisikan sebagai keseluruhan subjek atau objek yang
menjadi sasaran penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan
sample adalah sejumlah (tidak semua) hal yang diobservasi atau diteliti yang
relafan dengan masalah penelitian, dan tentunya subjek atau objek yang diteliti
tersebut.
Pengumpulan data pada suatu penelitian mungkin dilaksanakan secara sensus
(pengumpulan data secara keseluruhan).

29
Jadi Populasi dan Sampel sangat diperlukan dalam penelitian, karena
dalam melakukan penelitian harus ada data-data yang akurat dan juga suatu
penelitian selalu berhadapan dengan Objek yang diteliti atau dikehendaki. Objek
penelitian ini bisa berupa manusia, hewan, tumbuhan, barang-barang, peristiwa,
dan gejala yang terjadi didalam masyarakat.

2 Saran
Jadi Populasi dan Sampel harus dibedakan dengan jelas, agar si peneliti
tidak keliru dengan adanya Populasi dan Sampel

DAFTAR PUSTAKA

Husein Umar, DR, SE, MBA, MM, 2011. Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

http://myayuhapsari.blogspot.co.id/2015/05/makalah-tentang-populasi-
dan-sampel.html

Kuncoro Mudrajat, 2013. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi.


Jakarta: Erlangga

Sugiarto, dkk, 2003. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Sugiyono, DR, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:


Alfabeta

30
Supranto, J, M.A, 2000. Teknik Sampling Untuk Survei
dan Eksperimen. Jakarta : Rineka Cipta

LAMPIRAN

CONTOH POPULASI DAN SAMPEL DALAM SKRIPSI

1. Metode Simple Random Sampling

Dampak Kelebihan Tangkap (Overfishing) Terhadap Pendapatan Nelayan


di Kabupaten Rokan Hilir, (Ria Pika Wati, 2014)

Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan yang ada di Kabupaten Rokan Hilir
sebanyak 5.764 nelayan perikanan tangkap. Sedangkan teknik pengambilan
sample dalam penelitian ini menggunakan metode sample acak sederhana (simple
random sampling) sehingga diperoleh sampel yang dapat mewakili
(representative) sebanyak 98 responden. Dengan menggunakan rumus slovin
dengan error 10 % (umar, 2003) perhitungan sample sbb :

N
n= 1+ N e 2

31
5.764
n= 1+5.764 ( 0,1 ) 2

n = 98,2 (dibulatkan menjadi 98)

No Kecamatan Populasi Sampel


1 Bangko 1517 1517/5674 X 100
= 26,31 = 26
2 Kubu 683 683/5764 X 100 =
11,85 =11
3 Pasir Limau 2465 2465/5764 X 100
Kapas = 42,77 = 42
4 Sinaboi 1099 1099/5764 X 100
= 19,06 = 19
Jumlah 5.764 98

Dari jumlah sampel sebanyak 98 nelayan tersebut, distribusi untuk masing-masing


kecamatan adalah : kecamatan Bangko 26 nelayan, kecamatan Kubu 11 nelayan,
Kecamatan Pasir Limau Kapas 42 nelayan, Kecamatan Sinaboi 19 nelayan.

2. Stratified Random Sampling

Analisis Pemilihan Lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kecamatan Sukajadi


Kota Pekanbaru (Arrafie Novaldi, 2014)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima yang terdapat di
Kecamatan Sukajadi berdasarkan data survey pra penelitian yang berjumlah 696
orang yang terdiri dari bermacam-macam jenis usaha pedagang kaki lima. Adapun
sampel yang diambil dengan Quota sebesar 10% setiap jumlah pedagang
berdasarkan jenis usaha pedagang kaki lima, dan untuk responden pengguna jasa
pedagang kaki lima peneliti mengambil sampel tidak terstruktur. Adapun cara
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified sampling untuk lebih
dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel. Besar Populasi dan Sampel Pedagang Kaki Lima pada Kecamatan Sukajadi
di Kota Pekanbaru

32
Jenis Populasi Jumlah Persentase Jumlah Sampel
Makanan 283 10 28
Minuman 144 10 14
Kaset 15 10 2
Bensin 26 10 3
Mainan Anak-Anak 60 10 6
Pakaian 49 10 5
Barang Kelontong 38 10 4
Jasa (Kunci, Tambal Ban, dll) 24 10 2
Barang Loak 57 10 6

Jumlah 696 10 70

Untuk mengetahui populasi dari setiap kelurahan yang berada pada Kecamatan
Sukajadi yang berkaitan dengan Pedagang Kaki Lima yang dijadikan responden
diambil dari masyarakat yang membeli atau menggunakan barang dan jasa
pedagang kaki lima dengan sampel tidak terstruktur.

3. PurposeiveSampling

Analisis Pola Konsumsi Masyarakat Daerah Pertanian Dalam dan Pesisir di


Kabupaten Pelalawan (Herri Sugiyanto, 2014)

Besarnya populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 53.715 KK yang tersebar
di dua typology wilayah yaitu wilayah pertanian dalam dan pesisir terdiri dari
Sembilan kecamatan yang berada di Kabupaten Pelalawan. Untuk mengambil
sampel, penulis menggunakan metode purpose sampling (sampel yang diambil
secara sengaja oleh peneliti) di tingkat Rumah Tangga (RT) yang berada
dikecamatan yang mewakili berdasarkan typology wilayah tersebut antara lain
adalah: 1) Kecamatan Pangkalan Kuras (Wilayah Pertanian Dalam), 2) Kecamatan
Teluk Meranti (Wilayah Pesisir) yang mempunyai kriteria yang sesuai dengan
maksud penelit. Besarnya ukuran sampel yang diambil dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan perumusan Slovin (Umar, 2002: 141).

n = N/(1+Ne2)

33
n = 53.715/(1+53.715(0.1)2

n = 99,99 ( 100 sampel)

Tabel. Jumlah Populasi dan Sampel Masyarakat Kabupaten Pelalawan Tahun 2011

No Typologi Wilayah Kecamatan yang Jumlah Penduduk


Populasi Sampel
mewakili
1 Masyarakat Pangkalan Kuras 49.827 jiwa 77 KK
pertanian Dalam Teluk Meranti
2 Masyarakat Pesisir 14.395 jiwa 23 KK
Jumlah 2 64.395 jiwa 100 KK

34

Anda mungkin juga menyukai