Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRAKTIKUM TEKNOLOGI

PUPUK DAN PEMUPUKAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : FAUZAN MURSYID


NIM : 155040200111011
KELOMPOK : J.1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
1. Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Pertanian adalah salah satu bidang usaha manusia yang telah berkembang jauh
sebelum peradaban manusia yang lain berkembang. Tanah merupakan tempat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini berarti segala macam tanaman akan
menyerap dan memanfaatkan berbagai unsur hara yang terkandung dalam tanah dan
lingkungannya untuk pertumbuhan dan perkembangannya sendiri agar dapat
berproduksi maksimal dan produk- produknya dapat dimanfaatkan manusia.
Salah satu usaha pemeliharaan tanah ialah dengan cara pemupukan. Pupuk
merupakan kunci dari kesuburan tanah, karena berisi salah satu atau lebih unsur hara
yang digunakan untuk menggantikan unsur yang telah habis karena terserap
tanaman.atau pun hilang karena faktor- faktor tertentu. Tindakan pemupukan
diartikan sebagai tindakan menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan
tanaman (pupuk daun) dengan tujuan untuk menambah persediaan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan prosuksi dan mutu hasil tanaman.
Tanaman membutuhkan zat makanan (unsur hara) dalam jumlah yang cukup dan
seimbang. Jika salah satu atau beberapa zat makanan (unsur hara) tidak berada dalam
jumlah yang cukup, pertumbuhannya menjadi tidak normal dan produktivitasnya tidak
optimal. Pupuk merupakan salah satu komponen penting untuk meningkatkan
produktivitas. Penggunaan pupuk kimia (anorganik) merupakan salah satu pemicu
terjadinya revolusi hijau (bidang pertanian) di dunia. Penggunaan pupuk kimia (urea,
ZA, TSP, KCl, dll) di Indonesia mampu meningkatkan hasil pertanian. Namun tanpa
disadari, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus terbukti sangat merugikan.
Pemakaian pupuk kimia dalam jangka waktu lama dapat merusak sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah sehingga kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air,
hara, dan kehidupan mikroorganisme menurun.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
a. Mempelajari berbagai macam pupuk.
b. Mengetahui beberapa klasifikasi pupuk berdasarkan sumber, bentuk dan
kandungan. c. Mengetahui berbagai cara aplikasi pupuk.
d. Mengetahui keunggulan dan kekurangan dari pupuk organic dan
anorganik. e. Mengetahui bahan green dan brown untuk
pengomposan.
f. Mengetahui ciri-ciri fisika, kimia dan biologi dari kompos yang telah jadi .
2. Pembahasan
2.1
Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan
tanah, sedang pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanah
menjadi lebih subur. Oleh karena itu, pemupukan pada umumnya diartikan sebagai
penambahan zat hara tanaman kedalam tanah. Dalam arti luas pemupukan sebenarnya
juga termasuk penambahan bahan- bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat
tanah misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah mineral pada tanah
organik, pengapuran dan sebagainya yang disebut ameliorasi. Berdasarkan uraian
diatas, maka perlu mempelajari berbagai jenis pupuk untuk pengaplikasian pupuk.
2.2 Macam-Macam Pupuk

2.2.1 Berdasarkan

Sumber Bahan a. Pupuk

organik dan contoh

Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik yang
berasal dari tanaman atau tumbuhan dan hewan yang dapat dirombak menjadi
hara yang tersedia bagi tanaman.Selain itu pupuk organik adalah pupuk yang
sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari
tanaman atau tumbuhan dan hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan
organik daripada kadar haranya. Nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda
dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam
ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik
(Supartha et al, 2012). Pupuk organik kebanyakan tersedia di alam (terjadi
secara alamiah). Contohnya, kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, guano.
Namun, ada beberapa yang dihasilkan oleh pabrik sehingga pupuk ini disebut
pupuk buatan organik. Pupuk organik ini umumnya berlabel NPF (Natures
Plant Food), Earth care, Agrirecycle. Di Indonesia, contohnya PSBN (Pupuk
Super Bionik) cair, PSBNP padat, OST Rajawali, Fine Compost, F20001, dan
Zeagro ( (Murbandono, 2009).

b. Pupuk Anorganik dan contoh


Pupuk anorganik adalah pupuk kimia (non-alami) yang selalu diproduksi oleh
industri sehingga dikenal juga dengan nama pupuk kimia atau pupuk buatan.
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan
atau biologis dan merupakan
hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Kandungan unsur hara dalam pupuk
anorganik bermacam-macam dan secara garis besar dibagi menjadi tiga golongan yaitu
pupuk tunggal, pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung
satu jenis unsur hara, misalnya pupuk N, pupuk P, atau pupuk K. Pupuk majemuk
(compound fertilizer) merupakan pupuk yang mengandung NPK+unsur mikro. Adapun
pupuk Ca dan Mg adalah pupuk yang hanya mengandung kalsium dan magnesium
(Murbandono, 2009).
2.2.2 Berdasarkan bentuk fisik
1. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah
larut air sampai yang sukar larut.

2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air,
Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik
makro maupun mikro, harganya relatif mahal.. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk
cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah
(injeksikan).

(Musnamar, 2007)

2.2.3 Berdasarkan kandungan


a. Tunggal : Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenis unsur hara,
misalnya pupuk N, pupuk P, atau pupuk K.
b. Majemuk : Pupuk majemuk (compound fertilizer) merupakan pupuk yang mengandung
NPK+unsur mikro.
2.3 Cara aplikasi pupuk
I. Memupuk melalui akar
Yaitu segala macam pupuk yang diberikan kepada tanaman lewat akar. Tujuannya tentu
sudah jelas, yakni mengisi tanah dengan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya
tanaman yang ditanam di atasnya tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan.
Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan secara:

1.Disebar (broad casting) : Pupuk yang disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar
pertan aman atau pada waktu pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum tanam,
kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah. Beberapa pertimbangan
untuk menggunakan cara ini adalah:
a. Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur dalam barisan maupun
tidak teratur dalam barisan
b. Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat dengan permukaan
tanah
c. Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik
d. Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi
e. Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka yang diambil tanaman
sedikit
Cara pemupukan ini biasanya digunakan untuk memupuk tanaman padi, kacang-
kacangan dan lain-lain yang mempunyai jarak tanam rapat. Kerugian cara ini ialah
merangsang pertumbuhan rumput pengganggu/gulma dan kemungkinan pengikatan
unsur hara tertentu oleh tanah lebih tinggi.
2. Ditempatkan di antara larikan/barisan : Pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan
kemudian ditutup kembali dengan tanah. Untuk tanaman tahunan ditaburkan
melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup
kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
a. Pupuk yang digunakan relatif sedikit
b. Jarak tanam antara tanaman yang dipupuk cukup jarang dan jarak antara barisan
pertanaman cukup jarang
c. Kesuburan tanah rendah
d. Tanaman dengan perkembangan akarnya yang sedikit
e. Untuk tanah tegalan atau darat
f. Bila mengkhawatirkan akan terjadi pengikatan unsur hara oleh tanah dalam jumlah
yang cukup besar.
3. Ditempatkan dalam lubang : Pupuk dibenamkan ke dalam lubang di samping batang
sejauh kurang lebih 10 cm dan ditutup dengan tanah. Untuk tanaman tahunan pupuk
dibenamkan ke dalam lubang pupuk yang melingkari tanaman dengan jarak tegak
lurus dan terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan
dengan pertimbangan sama dengan cara larikan/barisan.

II. Memupuk dengan cara disemprotkan melalui daun (Spraying) : Pupuk yang dilarutkan
ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan langsung kepada
daun dengan alat penyemprot biasa (Hand Sprayer). Pada hamparan yang luas dapat
digunakan pesawat terbang.
(Lingga, 1995)
2.4 Keuntungan
2.4.1 Pupuk organic
1. Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman
2. Menggemburkan tanah
3. Memperbaiki struktur dan tekstur tanah
4. Meningkatkan porositas aerasi dan komposisi mikroorganisme tanah
5. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air
6. Memudahkan pertumbuhan akar tanaman
7. Menyimpan air tanah lebih lama
8. Bersifat multilahan karena bisa digunakan di lahan pertanian, perkebunan,
reklamasi lahan kritis, padang golf, dll.
9. Mencegah beberapa penyakit akar
10. Bisa menjadi pupuk masa depan karena pemakaiannya lebih hemat.
(Murbandono, 2009)
2.4.2 Pupuk anorganik
1. Unsur yang terkandung akan cepat terurai
2. Lebih cepat terserap oleh tumbuhan
3. Pemupukan lebih mudah dilakukan
4. Pemupukan intensif untuk tumbuhan lebih mudah, karena pupuk kimia telah
dikonsentrasikan pada jenis unsur tertentu.
(Hasibuan, 2004)

2.5 Kerugian
2.5.1 Pupuk organic

Pupuk organik merupakan pupuk yang bersifat kompleks karena ketersediaan


senyawa yang ada pada pupuk tidak berupa unsur ataupun molekul sederhana yang dapat
diserap oleh tanah secara langsung. Kadar nutrisi yang tersedia sangat bervariasi dan
tidak dalam bentuk yang tersedia secara angsung bagi tanaman sehingga membutuhkan
waktu lama untuk diserap oleh tanaman.Beberapa limbah yang dikomposkan, jika tidak
diolah secara tepat, dapat menjadi sarana pertumbuhan patogen yang merugikan tanaman.
(Hasibuan, 2004)
2.5.2 Pupuk anorganik
1. Dapat menyebabkan residu yang berasal dari zat pembawa (carier) pupuk
nitrogen tertinggal dalam tanah sehingga akan menurunkan kualitas dan
kuantitas hasil pertanian. (Supharta et al, 2012).
2. Menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan tanah, sehingga menurunkan
produktivitas lahan pertanian (Supharta et al, 2012).
3. Menyebabkan tanah menjadi keras dan produktivitasnya menurun serta akan
menunkan tingkat kesuburan tanah.
(Dharmayanti et al., 2013)

2.6 Pengertian bahan Green dan Brown

Bahan brown (mengandung unsur C carbon tinggi) Terdiri dari: daun kering, rumput
kering, serbuk gergaji serutan kayu, sekam padi,kertas , kulit jagung, jerami, tangkai
sayuran bahan yang kaya unsur Carbon ( C ) mempunyai fungsi sebagai sumber energy
makanan bagi mikroba dan mempunyai tanda sebagai berikut: kering, kasar, berserat dan
berwarna coklat.. Bahan hijau (mengandung unsur N nitrogen tinggi) terdiri dari: sayuran,
buah2an, potongan rumput, daun segar, sampah dapur, bubuk teh & kopi, Kulit telur,
pupuk kandang (feses ayam, itik, sapi dan kambing). Bahan yang kaya unsur Nitrogen (
N ) : dibutuhkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang dan mempunyai tanda
sebagai berikut bahan nya masih ada kadar airnya. Sebaiknya dalam pembuatan pupuk
kompos perbandingan penggunaan bahan coklat : bahan hijau = 3:1. Dan bila hanya
menggunakan sampah coklat saja maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk proses
pengomposannya.
(Simamora dan Saludik., 2008)

2.7 Ciri-ciri kompos yang sudah matang


2.7.1 Fisika
1. Berwana coklat kehitam-hitaman.
2. Tidak berbau busuk.
3. Tekstur kompos, sedikit berserat halus.

4. Kadar air, secara visual, apabila dikepal kuat tidak menjadi bergumpal keras ketika
kepalannya dibuka juga tidak terurai terlepas seperti pasir kering.
(Tan, 1993)

2.7.2 Biologi
a. Media yang baik bagi organisme tanah untuk berkembang biak.
b. Baik itu dari jenis mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya.
c. Munculnya aktivitas mikroorganisme semisal kascing.
d. Tidak menimbulkan keracunan pada tanaman saat diaplikasikan,
(Tan, 1993)

2.7.3 Kimia
1. pH 6,5-7,5
2. Rasio C/N 10-20
3. Kapasitas tukar Kation 20 meq/100gr
4. Daya hantar Listrik 2 mhos/ cm
5. Nitrogen 0,4-3,5 %
6. Phospor 0,3-3,5%
7. Potasium 0,5-1,8%

(Tan, 1993)
3.1 Kesimpulan 3. Penutup

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam pupuk pada bidang
pertanian. Pupuk berdasarkan sumber bahan ada pupuk organic dan anorganik, selanjutnya
pupuk berdasarkan bentuk fisik ada puuk padat dan pupuk cair, kemudian berdasarkan
kandungan ada pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Selanjunya ada cara pengaplikasian
pupuk dengan cara penugalan, disebar langsung dan disebar di larikan. Kemudian ada
keuntungan dan kerugian dari pemanfaatan pupuk organic dan pupuk anorganik. Yang
terakhir ada bahan dari kompos yaitu bahan green dan bahan brown serta ciri-ciri kompos
yang telah matang baik secara fisika, kimia maupun biologi.
Daftar Pustaka
Dharmayanti, N.K.S., Supadma, A.A.N. & Arthagama, I.D.M., 2013. Pengaruh Pemberian
Biorine Dan Dosis Pupuk Anorganik (N, P, K) Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah 11
Pegok Dan Hasil Tanaman Bayam (Amaranthus sp.). E- TropikaJurnal Agroteknologi,
2(3): 165-74
Hasibuan, B. E., 2004. Pupuk Dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Press.Medan.
Lingga, P. 1995. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Cetakan ke-10. Penebar Swadaya. Jakarta.
Murbandono, L., 2009. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Musnamar, Hs., 2007. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.Penebar Swadaya.
Jakarta
Simamora, S, dan Saludik., 2008. Meningkatkan Kuwalitas Kompos. Agromedia, Jakarta.
Supartha, I.N.Y., Wijana, G. & Adnyana, G.M., 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik Pada
Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal Agroteknologi, 1(2): 98-106.
Tan, K.H. 1993. Environmental Soil Science. Marcel Dekker. Inc. New York

Anda mungkin juga menyukai