1. Kromatograf
2. Kristalisasi dan Filtrasi Garam
3. Kristalisasi Gula
4. Air Hidrat
5. Sublimasi Asam Oksalat
6. Elektrolit
7. Reaksi Kimia
8. Titrasi Asam Basa
9. Larutan Penyangga
10.Hidrolisis Garam
11.Pembuatan Es Krim
12.Sel Volta
13.Elektrolisis dalam Larutan KI dan CuSO4
Disusun oleh :
Sri Rahayu
1. Kromatograf
A. Tujuan
Mengetahui proses penguraian warna yang terjadi pada tinta
Mengetahui keaslian warna tinta
B. Dasar Teori
Kromatograf adalah pemisahan yang didasarkan pada perbedaan
koefsien difusi (kecepatan perembesan) dari zat-zat dalam suatu
medium tertentu. Kromatograf yang sederhana adalah
kromatograf kertas.
C. Alat dan Bahan
Gelas ukur
Spidol warna ungu dan hitam
Kertas saring
Air
D. Prosedur/Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Lipat kertas pada bagian ujung kira-kira 2-4 cm, lalu beri titik
tinta pada lipatan kertas saring tsb
iii. Siapkan gelas ukur dan diisi dengan air. Catatan air tidak
boleh melebihi lipatan kertas yang sudah diberi titik
iv. Masukkan kertas saring ke dalam gelas ukur. Catatan kertas
saring tidak boleh menyentuh gelas ukur karena dinding
gelas ukur tsb basah
v. Biarkan dan tunggu sampai air merembes ke kertas dan
warna tinta menjadi terpisah
vi. Jika warna telah terpisah maksimal, ambil dann keringkan
vii. Amati perubahan warna yang terjadi
E. Hasil Eksperimen
Warna hitam terurai menjadi biru, hijau, merah, kuning, pink, dan
ungu. Hitam bukanlah warna primer.
Warna ungu tidak terurai. Ungu itu bukanlah ungu murni karena
ungu murni akan terurai menjadi warna biru dan merah yang
merupakan warna primer
F. Kesimpulan
Titik tinta terbawa air yang merembes naik pada kertas saring.
Karena zat-zat warna tidak sama kecepatan perembesannya, maka
zat warna itu makin lama makin terpisah
F. Kesimpulan
Campuran garam dan pasir dapat dipisahkan melalui fltrasi dan
kristalisasi karen garam mudah larut dalam air sedangkan pasir
tidak
3. Kristalisasi Gula
A. Tujuan
Mengetahui proses pengkristalan gula
B. Dasar Teori
Pengkristalan dilakukan untuk memisahkan zat padat dan
larutannya agar mendapatkan zat yang benar-benar murni dan
berbentuk kristal (padat)
C. Alat dan Bahan
Gelas pirex kecil dan besar
Lampu spirtus
Korek api
Kaki tiga
Pengaduk
Kertas saring
Corong
Cawan
Kawat kasa
Statif
Gula pasir
Air
Es
D. Prosedur/Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Masukkan air ke dalam pirex kecil (50cc)
iii. Nyalakan lampu spirtus, taruh kawat kasa di atasnya
iv. Panaskan air sampai mendidih
v. Setelah, mendidih masukkan gula secara bertahap ke dalam
air. Dengan menggunakan pengaduk, aduk sampai air jenuh
yaitu ketuka air tidak bisa melaruutkan gula lagi
vi. Isi gelas pirex besar dengan air
vii. Masukkan gelas pirex kecil yang berisi larutan gula ke dalam
gelas pirex besar
viii. Beri es disamping larutan gula itu
ix. Tunggu sampai larutan gula terdapat kristal
x. Saring larutan gula dengan menggunakan corong dan kertas
saring
E. Hasil Eksperimen
Sedikit demi sedikit air jatuh ke cawan dan gula menjadi kristal di
kertas saring
Warna gula putih dan kristal, gula benar-benar murni
F. Kesimpulan
Untuk mendapatkan zat yang murni dapat dilakukan dengan cara
kristalisasi
Kristalisasi gula memerlukan waktu yang lama
Larutan bisa dikatakan jenuh jika gula tidak bisa larut lagi dalam air
4. Air Hidrat
A. Tujuan
Menghitung perbandingan jumlah CuSO 4 dan H2O
B. Dasar Teori
Air akan hilang jika dipanaskan. Jadi, kita bisa menghilangkan air
dari CuSO4.5H2O dengan memanaskannya
C. Alat dan Bahan
CuSO4.5H2O
Tisu
Timbangan
Kawat kasa
Lampu spirtus
Korek api
Cawan
Kaki tiga
D. Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Timbang cawan kosong dan catat hasilnya
iii. Tambahkan CuSO4.5H2O ke dalam cawan kosong. Timbang
dan catat hasilnya
iv. Massa CuSO4.5H2O merupakan selisih dari massa cawan
ketika berisi CuSO4.5H2O dan ketika kosong
v. Panaskan CuSO4.5H2O hingga warnanya menjadi putih dan
kering agar mendapatkn hasil yang baik
vi. Biarkan dingin
vii. Timbang CuSO4, massa air = massa CuSO4.5H2O massa
CuSO4
viii. Beri air pada CuSO4
ix. Amati apa yang terjadi
x. Temukan perbandingan CuSO4 dan air
E. Pengolahan data
Massa CuSO4.5H2O = 1 gr
Setelah dipanaskan,
m CuSO4 = 0,64 gr
m H2O = 1 - 0,64 = 0,36 gr
Jadi, perbandingan mol CuSO4 dan H2O
n CuSO4 : n H2O = 0,64/mr CuSO4 : 0,36/mr H2O
= 0,64/159,5 : 0,36/18
=0,004 : 0,02
=1:5
Permasalahan yang muncul perbandingannya tidak sesuai dengan
CuSO4.5H2O. hal itu terjadi karena pada saat pemanasan, air belum
semuanya menguap
Warna CuSO4.5H2O awalnya biru, pada saat dipanaskan memutih.
Ketika diberi air lagi warnanya kembali ke semula
F. Kesimpulan
Perbandingan mol CuSO4 dan H2O pada CuSO4.5H2O yaitu 1 : 5
5. Elektrolit
A. Tujuan
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
B. Dasar Teori
Alat uji elektrolit digunakan untuk mengidentifkasikan apakah
suatu larutan bersifat elektrolit atau tidak. Gejala yang timbul dari
hantaran arus listrik yaitu lampu pada penguji elektrolit menyala
dan timbul gelembung pada larutan di sekitar elektroda. Jika timbul
2 gejala tersebut berarti larutan itu elektrolit kuat. Jika tidak timbul
berarti non elektrolit, dan jika hanya salah satu berarti larutan itu
termasuk elektrolit lemah.
C. Alat dan Bahan
Penguji elektrolit berupa kabel dan steker
Gelas plastik
Tisu
HCl
Amonia
H2SO4
CH3COOH
Alkohol
Air jeruk
Gula
Air kelapa
Air mineral
Air garam
Larutan detergen
Air sumur
D. Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Susun elektolit penguji elektrolit
iii. Lakukan pengetesan agar berfungsi dengan baik
iv. Masukkan larutan ke dalam gelas plastik
v. Uji daya hantar listrik tersebut menggunakan penguji
elektrolit. Amati yang terjadi cata hasilnya
vi. Bersihkan elektroda pada penguji elektrolit
vii. Dengan cara yang sama ujilah daya hantar listrik yang lain
E. Hasil Percobaan
F. Kesimpulan
Jika terdapat gelembung dan nyala terang maka larutan tersebut
termasuk larutan elektrolit
6. Reaksi Kimia
A. Tujuan
Menentukan reaksi kimia suatu zat
Menyebutkan perubahan yang menyertai reaksi kimia
B. Dasar Teori
Perubahan kimia disebut reaksi. Reaksi kimia dapat terjadi ketika
zat-zat pereaksi dicampurkan dalam suatu wadah. Ada beberapa
perubahan yang menyertai reaksi kimia yaitu perubahan warna,
perubahan suhu, pembentukan endapan dan pembentukan gas.
C. Alat dan Bahan
Pipet
Tabung reaksi
Pb(NO3)2
H2C2O4
BaCl2
NH3COOH
Ca(OH)2
CuSO4
K2Cr2O7
NaOH
H2SO4
NaNO3
D. Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Masukkan larutan Pb(NO3)2 ke dalam tabung reaksi sebanyak
3 tetes dengan menggunakan pipet
iii. Masukkan larutan H2C2O4 ke dala tabung reaksi yang telah
berisi larutan Pb(NO3)2 sebanyak 3 tetes dengan
menggunakan pipet
iv. Amati apa yang terjadi pada tabung reaksi tersebut, apakah
terjadi perubahan
v. Catat hasilnya, lakukan hal tsb dengan larutan yang lain
pada tabung reaksi yang berbeda
E. Hasil Percobaan
Ciri Larutan
H2C2O4 putih, bening
Pb(NO3)2 putih, bening
BaCl2 putih bening
NH3COOH putih bening
Ca(OH)2 putih bening
CuSO4 biru
K2Cr2O7 oranye
NaOH putih bening
H2SO4 putih
NaNO3 putih
Reaksi Kimia
Pb(NO3)2 + H2C2O4 PbC2O4 + 2HNO3
Terjadi endapan warna putih keruh
Pb(NO3)2 + CuSO4 PbSO4 + Cu(NO3)2
Putih keruh ada endapan
Pb(NO3)2 + K2Cr2O7 PbCr2O7 + 2KNO3
Kuning keruh
dst....
F. Kesimpulan
Ada beberapa perubahan yang menyertai reaksi kimia yaitu
perubahan suhu, perubahan warna, pembentukan endapan, dan
pembentukan gas.
Titrasi Asam Basa
I. Tujuan
a) Alat
Buret atau pipet ukur
Pipet volum
Gelas ukur
Pipet tetes
Corong kaca
b) Bahan
Larutan NaOH 0,1 M
Larutan CH3COOH
Indikator fenolftalein
V. Data Pengamatan
Persamaan reaksi : CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
V
CH3COOH = 20 mL
9,5 9 13
V 3
NaOH = = 10,5 mL
V
n NaOH =M
= 0,1 M 10,5 mL
= 1,05 mmol
1
1,05 mmol
1
= = 1,05 mmol
n
V
M CH3COOH =
1,05 mmol
20 mL
= = 0,0525 M
larutan CH3COOH memiliki konsentrasi 0,0525 M
VII. Kesimpulan
V1 M1 V2 M2
Larutan Penyangga
I. Tujuan
Membedakan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
Menyebutkan larutan penyangga yang bersifat asam dan larutan
penyangga yang bersifat basa
II. Teori Dasar
a) Alat
Tabung reaksi 12
buah
Indikator
universal/pH meter
b) Bahan
Larutan NaCl 0,1 M Larutan NH3 0,1 M
Larutan CH3COOH dan NH4Cl 0,1 M
0,1 M dan CH3COONa Larutan HCL 0,1 M
0,1 M Larutan NaOH 0,1 M
Aquades
IV. Cara Kerja
V. Data Pengamatan
P pH Larutan
e CH3COOH
r Na + N
l CH3COONa
a
k
u
a
n
T 2,5
a 7, 8
n
p
a
P
e
r
l
a
k
u
a
n
+ 2,5
3, 8
H
C
l
+ 2,5
10 8
N
a
O
H
+ 2,5
7, 8
A
q
u
a
d
e
s
VI. Analisis Data/ Pertanyaan :
VII. Kesimpulan
Hidrolisis Garam
I. Tujuan
Larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral. Sifat
larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis
merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air.
Komponen garam (kation atau anion) yang bersal dari asam lemah atau
basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation
menghasilkan H3O+ (=H+), sedangkan hidroisis anion menghasilkan ion
OH
a) Alat
Plat Tetes
Pipet Tetes
b) Bahan
Lakmus merah Larutan NH4Cl 0,1
Lakmus biru M
Larutan NaCl 0,1 M Larutan (NH4)2SO4
M 0,1 M
IV. Cara Kerja
P
e A
r s
u a
b m
a
Sifat
h P
a e
Ba
n m
b
L e
a n
k t
L m u
u k
s
Ru
Asam
Lakm
Rum
Lakm Kuat/ Kuat/
N Mera Biru Netra HCl Kuat NaO Kuat
K Mera Biru Netra HCl Kuat KOH Kuat
C Biru Biru Basa CH Lemah NaO Kuat
N Biru Biru Basa H Lemah NaO Kuat
N Mera Mera Asam HCl Kuat NH Lemah
( Mera Mera Asam H Kuat NH Lemah
C Mera Biru Netra CH Lemah NH Lemah
Keterangan :
(aq ) (aq ) (aq )
a) NaCl Na + Cl
(aq ) (l )
Na + H 2O
(aq ) (l )
Cl + H 2O
(aq ) (aq ) (aq )
b) KCl K + Cl
(aq ) (l )
K + H2O
(aq ) (l )
Cl + H 2O
(aq ) (aq ) (aq )
c) CH3COONa CH3COO + Na
(aq ) (l )
(aq )
(aq )
CH3COO + H 2O CH3COOH + OH
(aq ) (l )
Na + H 2O
2
(aq ) (aq ) 3 (aq )
d) Na2CO3 2 Na + CO
(aq ) (l )
2 Na + H 2O
2
3 (aq ) (l ) 3 (aq )
CO + H 2O HCO
(aq ) (aq ) (aq )
e) NH4Cl NH4 + Cl
(aq ) (l )
(aq )
(aq )
NH4 + H 2O NH4OH +H
(aq ) (l )
Cl + H 2O
2
(aq ) (aq ) 4 (aq )
f) (NH4)2SO4 2 NH4 + SO
(aq ) (l )
(aq )
(aq )
2 NH4 + H 2O NH4OH +H
2
4 (aq ) (l )
SO + H 2O
VII.Kesimpulan
Apabila larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa
kuat tidak akan terhidrolisis karena mengion sempurna dan bersifat
netral.
Apabila larutan garam terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
akan terhidrolisis sebagian dan bersifat basa karena mengandung
ion OH .
Apabila larutan garam terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
akan terhidrolisis sebagian dan bersifat asam karena mengandung
ion H .
Apabila larutan garam terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
akan terhidrolisis sempurna dan pH nya tergantung pada Ka dan Kb
masing-masing.
Ka > Kb, bersifat asam
Analisis Data :
Es krim merupakan suatu bentuk sistem koloid yaitu emulsi
karena terbuat dari campuran air susu panas yang merupakan contoh
emulsi dengan telur yang telah dikocok bersama gula.
Emulsi terbentuk dari dua jenis zat cair yang berbeda dan
tidak saling melarutkan.
Kesimpulan :
Koloid merupakan keadaan di antara larutan dan suspensi. Koloid
terdiri atas aerosol, sol, emulsi, buih dan gel.
Es krim merupakan contoh emulsi. Syarat terjadinya emulsi yaitu
kedua jenis zat cair yang berbeda tidak saling melarutkan.
Pembuatan es krim dilakukan dengan cara kondensasi yaitu partikel
larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid.
Sel Volta
I. Tujuan
a) Alat
M
g
Skala
dalam
Bu d
No. Voltmet Zn M a
er n
Z
n
100 2
Ja 37 60 7
100 1
Pir 24 50 8
100 3
Bel 28 42 6
100 5
Jer 36 80 8
100 5
Jer 26 69 3
100 4
To 40 57 3
100 4
Ap 24 65 0
VII. Kesimpulan
www.google.com
www.wikipedia.org
www.scribd.com
www.edukasi.net
Larutan KI
Mengetahui adanya I2 pada anoda dan ion OH- pada katoda.
Menentukan reaksi elektrolisis
Larutan CuSO4
Mengetahui adanya endapan Cu di elektroda karbon pada
katoda dan ion H+ pada anoda.
Menentukan reaksi elektrolisis.
II. Teori Dasar
a) Alat
Tiang statif
Baterai
Pipa U
Corong
Elektroda Karbon
Kabel
Tissue
b) Bahan
Larutan KI
Larutan CuSO4
Indikator fenolftalien
(PP)
Indikator BTB Rangkaian Alat
Indikator Amilum
V. Pengamatan
S
e
t
e
l
a
h
Set
ela
d
h
i
dib
In e
eri
l
indi
e
kat
k
or
t
o
l
i
s
i
s
Anoda Katoda Anoda Kato
Berg
Ada
(+)
2 I-(aq) I2(s) + 2e
(+) Anoda
VII. Kesimpulan
www.google.com
www.wikipedia.org
www.scribd.com
www.edukasi.net