Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

1. Kromatograf
2. Kristalisasi dan Filtrasi Garam
3. Kristalisasi Gula
4. Air Hidrat
5. Sublimasi Asam Oksalat
6. Elektrolit
7. Reaksi Kimia
8. Titrasi Asam Basa
9. Larutan Penyangga
10.Hidrolisis Garam
11.Pembuatan Es Krim
12.Sel Volta
13.Elektrolisis dalam Larutan KI dan CuSO4

Disusun oleh :

Sri Rahayu

1. Kromatograf
A. Tujuan
Mengetahui proses penguraian warna yang terjadi pada tinta
Mengetahui keaslian warna tinta
B. Dasar Teori
Kromatograf adalah pemisahan yang didasarkan pada perbedaan
koefsien difusi (kecepatan perembesan) dari zat-zat dalam suatu
medium tertentu. Kromatograf yang sederhana adalah
kromatograf kertas.
C. Alat dan Bahan
Gelas ukur
Spidol warna ungu dan hitam
Kertas saring
Air
D. Prosedur/Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Lipat kertas pada bagian ujung kira-kira 2-4 cm, lalu beri titik
tinta pada lipatan kertas saring tsb
iii. Siapkan gelas ukur dan diisi dengan air. Catatan air tidak
boleh melebihi lipatan kertas yang sudah diberi titik
iv. Masukkan kertas saring ke dalam gelas ukur. Catatan kertas
saring tidak boleh menyentuh gelas ukur karena dinding
gelas ukur tsb basah
v. Biarkan dan tunggu sampai air merembes ke kertas dan
warna tinta menjadi terpisah
vi. Jika warna telah terpisah maksimal, ambil dann keringkan
vii. Amati perubahan warna yang terjadi
E. Hasil Eksperimen
Warna hitam terurai menjadi biru, hijau, merah, kuning, pink, dan
ungu. Hitam bukanlah warna primer.
Warna ungu tidak terurai. Ungu itu bukanlah ungu murni karena
ungu murni akan terurai menjadi warna biru dan merah yang
merupakan warna primer
F. Kesimpulan
Titik tinta terbawa air yang merembes naik pada kertas saring.
Karena zat-zat warna tidak sama kecepatan perembesannya, maka
zat warna itu makin lama makin terpisah

2. Kristalisasi dan Filtrasi Garam


A. Tujuan
Memisahkan zat padat dari larutannya dengan menguapkan
larutannya
B. Dasar Teori
Campuran garam dan pasir dapat dipisahkan melalui fltrasi
(penyaringan) dan kristalisasi. Garam merupakan zat yang mudah
larut dalam air dan pasir tidak larut dalam air.
C. Alat dan Bahan
Statif
Cawan
Gelas pirex
Kertas saring
Corong
Kaki tiga
Kawat kasa
Lampu spirtus
Korek api
Pengaduk
Campuran garam dan pasir
Air
D. Prosedur/Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Ambil gelas pirex dan isi dengan air kira-kira 20 ml
iii. Masukkan campuran ke dalam gelas tersebut, aduk sampai
garam terlarut
iv. Sementara itu, siapkan statif dan pasang corong yang telah
diletakkan kertas saring di atasnya
v. Lalu letakkan cawan dibawah corong
vi. Tuang larutan garam dan pasir ke corong. Larutan garam
akan jatuh ke cawan sedangkan pasir tersaring
vii. Siapkan kaki tiga dan kawat kasa diletakkan di atasnya
viii. Nyalakan lampu spirtus dan letakkan di bawah kaki tiga
ix. Letakkan cawan yang berisi larutan garam, panaskan hingga
garam menjadi kristal kembali
E. Hasil Eksperimen

Campuran pasir dan garam dapat dipisahkan.

Larutan garam yang dipanaskan terbentuk garam kristal murni.

F. Kesimpulan
Campuran garam dan pasir dapat dipisahkan melalui fltrasi dan
kristalisasi karen garam mudah larut dalam air sedangkan pasir
tidak
3. Kristalisasi Gula
A. Tujuan
Mengetahui proses pengkristalan gula
B. Dasar Teori
Pengkristalan dilakukan untuk memisahkan zat padat dan
larutannya agar mendapatkan zat yang benar-benar murni dan
berbentuk kristal (padat)
C. Alat dan Bahan
Gelas pirex kecil dan besar
Lampu spirtus
Korek api
Kaki tiga
Pengaduk
Kertas saring
Corong
Cawan
Kawat kasa
Statif
Gula pasir
Air
Es
D. Prosedur/Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Masukkan air ke dalam pirex kecil (50cc)
iii. Nyalakan lampu spirtus, taruh kawat kasa di atasnya
iv. Panaskan air sampai mendidih
v. Setelah, mendidih masukkan gula secara bertahap ke dalam
air. Dengan menggunakan pengaduk, aduk sampai air jenuh
yaitu ketuka air tidak bisa melaruutkan gula lagi
vi. Isi gelas pirex besar dengan air
vii. Masukkan gelas pirex kecil yang berisi larutan gula ke dalam
gelas pirex besar
viii. Beri es disamping larutan gula itu
ix. Tunggu sampai larutan gula terdapat kristal
x. Saring larutan gula dengan menggunakan corong dan kertas
saring
E. Hasil Eksperimen
Sedikit demi sedikit air jatuh ke cawan dan gula menjadi kristal di
kertas saring
Warna gula putih dan kristal, gula benar-benar murni
F. Kesimpulan
Untuk mendapatkan zat yang murni dapat dilakukan dengan cara
kristalisasi
Kristalisasi gula memerlukan waktu yang lama
Larutan bisa dikatakan jenuh jika gula tidak bisa larut lagi dalam air
4. Air Hidrat
A. Tujuan
Menghitung perbandingan jumlah CuSO 4 dan H2O
B. Dasar Teori
Air akan hilang jika dipanaskan. Jadi, kita bisa menghilangkan air
dari CuSO4.5H2O dengan memanaskannya
C. Alat dan Bahan
CuSO4.5H2O
Tisu
Timbangan
Kawat kasa
Lampu spirtus
Korek api
Cawan
Kaki tiga
D. Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Timbang cawan kosong dan catat hasilnya
iii. Tambahkan CuSO4.5H2O ke dalam cawan kosong. Timbang
dan catat hasilnya
iv. Massa CuSO4.5H2O merupakan selisih dari massa cawan
ketika berisi CuSO4.5H2O dan ketika kosong
v. Panaskan CuSO4.5H2O hingga warnanya menjadi putih dan
kering agar mendapatkn hasil yang baik
vi. Biarkan dingin
vii. Timbang CuSO4, massa air = massa CuSO4.5H2O massa
CuSO4
viii. Beri air pada CuSO4
ix. Amati apa yang terjadi
x. Temukan perbandingan CuSO4 dan air
E. Pengolahan data
Massa CuSO4.5H2O = 1 gr
Setelah dipanaskan,
m CuSO4 = 0,64 gr
m H2O = 1 - 0,64 = 0,36 gr
Jadi, perbandingan mol CuSO4 dan H2O
n CuSO4 : n H2O = 0,64/mr CuSO4 : 0,36/mr H2O
= 0,64/159,5 : 0,36/18
=0,004 : 0,02
=1:5
Permasalahan yang muncul perbandingannya tidak sesuai dengan
CuSO4.5H2O. hal itu terjadi karena pada saat pemanasan, air belum
semuanya menguap
Warna CuSO4.5H2O awalnya biru, pada saat dipanaskan memutih.
Ketika diberi air lagi warnanya kembali ke semula
F. Kesimpulan
Perbandingan mol CuSO4 dan H2O pada CuSO4.5H2O yaitu 1 : 5
5. Elektrolit
A. Tujuan
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
B. Dasar Teori
Alat uji elektrolit digunakan untuk mengidentifkasikan apakah
suatu larutan bersifat elektrolit atau tidak. Gejala yang timbul dari
hantaran arus listrik yaitu lampu pada penguji elektrolit menyala
dan timbul gelembung pada larutan di sekitar elektroda. Jika timbul
2 gejala tersebut berarti larutan itu elektrolit kuat. Jika tidak timbul
berarti non elektrolit, dan jika hanya salah satu berarti larutan itu
termasuk elektrolit lemah.
C. Alat dan Bahan
Penguji elektrolit berupa kabel dan steker
Gelas plastik
Tisu
HCl
Amonia
H2SO4
CH3COOH
Alkohol
Air jeruk
Gula
Air kelapa
Air mineral
Air garam
Larutan detergen
Air sumur
D. Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Susun elektolit penguji elektrolit
iii. Lakukan pengetesan agar berfungsi dengan baik
iv. Masukkan larutan ke dalam gelas plastik
v. Uji daya hantar listrik tersebut menggunakan penguji
elektrolit. Amati yang terjadi cata hasilnya
vi. Bersihkan elektroda pada penguji elektrolit
vii. Dengan cara yang sama ujilah daya hantar listrik yang lain
E. Hasil Percobaan

N Larutan Gelembung Nyala Sifat


o Lampu
1 HCl ++++ Terang Kuat
2 Amonia - Redup Lemah
3 H2SO4 ++++ Terang Kuat
4 CH3COOH ++ Redup Lemah
5 Alkohol - - Nonelektrolit
6 Air jeruk ++ Redup Lemah
7 Gula + Redup Lemah
8 Air kelapa ++ Terang Lemah
9 Air mineral ++ Redup Lemah
1 Garam ++++ Terang Kuat
0
1 Detergen ++ Terang Lemah
1
1 Air sumur ++ Redup Lemah
2
Gula sebenarnya nonelektrolit. Akan tetapi, pada percobaan ini
larutan gula elektrolit lemah. Hal ini disebabkan karena pengaruh air
yang bersifat elektrolit lemah sebagai pelarut gula.

F. Kesimpulan
Jika terdapat gelembung dan nyala terang maka larutan tersebut
termasuk larutan elektrolit

6. Reaksi Kimia
A. Tujuan
Menentukan reaksi kimia suatu zat
Menyebutkan perubahan yang menyertai reaksi kimia
B. Dasar Teori
Perubahan kimia disebut reaksi. Reaksi kimia dapat terjadi ketika
zat-zat pereaksi dicampurkan dalam suatu wadah. Ada beberapa
perubahan yang menyertai reaksi kimia yaitu perubahan warna,
perubahan suhu, pembentukan endapan dan pembentukan gas.
C. Alat dan Bahan
Pipet
Tabung reaksi
Pb(NO3)2
H2C2O4
BaCl2
NH3COOH
Ca(OH)2
CuSO4
K2Cr2O7
NaOH
H2SO4
NaNO3
D. Cara Kerja
i. Siapkan alat dan bahan
ii. Masukkan larutan Pb(NO3)2 ke dalam tabung reaksi sebanyak
3 tetes dengan menggunakan pipet
iii. Masukkan larutan H2C2O4 ke dala tabung reaksi yang telah
berisi larutan Pb(NO3)2 sebanyak 3 tetes dengan
menggunakan pipet
iv. Amati apa yang terjadi pada tabung reaksi tersebut, apakah
terjadi perubahan
v. Catat hasilnya, lakukan hal tsb dengan larutan yang lain
pada tabung reaksi yang berbeda
E. Hasil Percobaan
Ciri Larutan
H2C2O4 putih, bening
Pb(NO3)2 putih, bening
BaCl2 putih bening
NH3COOH putih bening
Ca(OH)2 putih bening
CuSO4 biru
K2Cr2O7 oranye
NaOH putih bening
H2SO4 putih
NaNO3 putih
Reaksi Kimia
Pb(NO3)2 + H2C2O4 PbC2O4 + 2HNO3
Terjadi endapan warna putih keruh
Pb(NO3)2 + CuSO4 PbSO4 + Cu(NO3)2
Putih keruh ada endapan
Pb(NO3)2 + K2Cr2O7 PbCr2O7 + 2KNO3
Kuning keruh
dst....
F. Kesimpulan
Ada beberapa perubahan yang menyertai reaksi kimia yaitu
perubahan suhu, perubahan warna, pembentukan endapan, dan
pembentukan gas.
Titrasi Asam Basa
I. Tujuan

Menentukan Konsentrasi Asam

II. Teori Dasar

Penetapan kadar larutan asam dan basa dapat dilakukan melalui


prosedur percobaan yang disebut titrasi asam-basa. Istilah titrasi berarti
penetapan titer atau kadar. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang
berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Titrasi merupakan cara
penentuan konsentrasi dengan menggunakan larutan standar yang
sudah diketahui konsentrasinya.

III. Alat dan Bahan

a) Alat
Buret atau pipet ukur
Pipet volum

Labu Erlenmeyer Botol semprot



Gelas ukur
Pipet tetes




Corong kaca

b) Bahan
Larutan NaOH 0,1 M

Larutan CH3COOH

Indikator fenolftalein

Aquades / air suling

IV. Cara Kerja


a) Ambil 10 mL CH3COOH dengan menggunakan pipet volum. Lalu,
encerkan 10 kali dengan aquades menjadi 100 mL.

b) Ambil 20 mL larutan CH3COOH yang sudah diencerkan dengan


menggunakan pipet volum, lalu masukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
tambahkan 2 sampai 3 tetes indikator fenolftalein.

c) Masukkan larutan NaOH 0,1 M sebagai larutan standar ke dalam


buret dengan menggunakan corong sampai skala nol.

d) Alirkan/teteskan sedikit demi sedikit larutan NaOH ke dalam labu


Erlenmeyer sambil digoyang-goyang sampai terbentuk warn merah
muda yang tetap.

e) Catat volume larutan NaOH yang digunakan.

f) Lakukan dan ulangi percobaan sampai tiga kali.

V. Data Pengamatan

Perc Volum Volume


obaa e NaOH
n CH3CO 0,1 M
OH
1 20 mL 9,5 mL
2 20 mL 9 mL
3 20 mL 13 mL

VI. Pengolahan Data


Persamaan reaksi : CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

V
CH3COOH = 20 mL
9,5 9 13
V 3
NaOH = = 10,5 mL

V
n NaOH =M


= 0,1 M 10,5 mL

= 1,05 mmol

koefisien zat yang ditanya


koefisien zat yang diketahui
n CH3COOH = mol zat yang
diketahui

1
1,05 mmol
1
= = 1,05 mmol

n
V
M CH3COOH =

1,05 mmol
20 mL
= = 0,0525 M


larutan CH3COOH memiliki konsentrasi 0,0525 M

VII. Kesimpulan

Konsentrasi suatu larutan asam dapat diketahui dengan


melakukan titrasi yaitu menentukan konsentrasi suatu larutan dengan
menggunakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.
Rumus umum mencari konsentrasi suatu larutan asam atau basa :

V1 M1 V2 M2

Larutan Penyangga

I. Tujuan
Membedakan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
Menyebutkan larutan penyangga yang bersifat asam dan larutan
penyangga yang bersifat basa
II. Teori Dasar

Perubahan pH yang besar dapat sangat mengganggu. Untuk


menjaga supaya tidak terjadi perubahan pH yang berarti, meskipun
ditambahkan suatu asam, basa atau diencerkan, digunakan larutan
penyangga (buffer). Larutan penyangga (buffer) dapat mempertahankan
nilai pH tertentu. Artinya, pH larutan penyangga praktis tidak berubah
meskipun ditambah sedikit asam, sedikit basa, atau diencerkan. Larutan
penyangga dibedakan menjadi dua, yaitu larutan penyangga asam dan
larutan penyangga basa.

III. Alat dan Bahan

a) Alat
Tabung reaksi 12
buah

Indikator
universal/pH meter

Pipet tetes 5 buah


b) Bahan
Larutan NaCl 0,1 M Larutan NH3 0,1 M
Larutan CH3COOH dan NH4Cl 0,1 M
0,1 M dan CH3COONa Larutan HCL 0,1 M
0,1 M Larutan NaOH 0,1 M
Aquades
IV. Cara Kerja

a) Larutan NaCl diukur pH nya dengan menggunakan indikator


universal.
b) 3 buah tabung reaksi disiapkan, masing-masing diisi dengan 2 mL
larutan NaCl.
c) Ke dalam tabung 1, ditambahkan 2 tetes larutan HCl 0,1 M.
d) Ke dalam tabung 2, ditambahkan 2 tetes larutan NaOH 0,1 M
e) Ke dalam tabung 3, ditambahkan 1 mL aquades.
f) pH ketiga larutan di atas diukur dengan indikator universal.
(Langkah a-f diulangi untuk larutan CH3COOH dengan larutan
CH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4Cl)

V. Data Pengamatan

P pH Larutan
e CH3COOH
r Na + N
l CH3COONa
a
k
u
a
n
T 2,5
a 7, 8
n
p
a

P
e
r
l
a
k
u
a
n
+ 2,5
3, 8
H
C
l
+ 2,5
10 8
N
a
O
H
+ 2,5
7, 8
A
q
u
a
d
e
s
VI. Analisis Data/ Pertanyaan :

a) Bagaimana dengan pH larutan NaCl setelah diberi perlakuan?

Setelah ditambah HCl, pH nya turun menjadi 3,6. Setelah


ditambah NaOH, pHnya naik menjadi 10. Setelah ditambah aquades,
pH nya tetap yaitu 7,5.

b) Bagaimana dengan pH larutan CH3COOH + CH3COONa setelah


diberi perlakuan?

Setelah ditambah HCl, NaOH maupun aquades, pH nya tetap


yaitu 2,5.

c) Bagaimana dengan pH larutan NH3 + NH4Cl setelah diberi perlakuan?


Setelah ditambah HCL, NaOH maupun aquades, pH nya tetap
yaitu 8.

d) Di antara larutan yang diuji, manakah yang bersifat penyangga


(buffer)?
CH3COOH + CH3COONa dan NH3 + NH4Cl

e) Manakah yang merupakan larutan penyangga asam?


CH3COOH + CH3COONa

f) Manakah yang merupakan larutan penyangga basa?


NH3 + NH4Cl

VII. Kesimpulan

Larutan penyangga (buffer) asam dapat dibuat dari campuran


asam lemah dan garam (CH3COOH + CH3COONa).
Larutan penyangga (buffer) basa dapat dibuat dari campuran
basa lemah dan garam (NH3 + NH4Cl).
Larutan penyangga dapat mempertahankan pH dari
penambahan sedikit asam, basa atau pengenceran.

Hidrolisis Garam

I. Tujuan

Mengetahui sifat beberapa larutan garam.


Mengetahui jenis hidrolisis beberapa larutan garam.
Mengetahui reaksi hidrolisis beberapa larutan garam.
II. Teori Dasar

Larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral. Sifat
larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis
merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air.
Komponen garam (kation atau anion) yang bersal dari asam lemah atau
basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation
menghasilkan H3O+ (=H+), sedangkan hidroisis anion menghasilkan ion

OH

III. Alat dan Bahan

a) Alat
Plat Tetes
Pipet Tetes
b) Bahan
Lakmus merah Larutan NH4Cl 0,1
Lakmus biru M
Larutan NaCl 0,1 M Larutan (NH4)2SO4

Larutan KCl 0,1 M 0,1 M

Larutan Na2CO3 0,1 Larutan CH3COONa

M 0,1 M
IV. Cara Kerja

a) Pipet larutan NaCl 0,1 M sebanyak 3 tetes ke dalam plat tetes.


Pemipetan dilakukan 2 kali.
b) Masukkan lakmus merah dan lakmus biru ke dalam larutan NaCl
0,1 M yang berada dalam plat tetes.
c) Amati perubahan warna lakmus dan lakmus biru tersebut apakah
menunjukkan sifat asam, basa, atau netral.
d) Lakukan hal yang sama terhadap larutan garam yang lainnya.
e) Catat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan yang telah
disediakan.
V. Tabel Pengamatan

P
e A
r s
u a
b m

a
Sifat
h P

a e
Ba
n m
b
L e

a n
k t
L m u
u k
s


Ru
Asam


Lakm
Rum
Lakm Kuat/ Kuat/


N Mera Biru Netra HCl Kuat NaO Kuat


K Mera Biru Netra HCl Kuat KOH Kuat


C Biru Biru Basa CH Lemah NaO Kuat


N Biru Biru Basa H Lemah NaO Kuat


N Mera Mera Asam HCl Kuat NH Lemah


( Mera Mera Asam H Kuat NH Lemah


C Mera Biru Netra CH Lemah NH Lemah

Keterangan :

Ka CH3COOH = Kb NH4OH = 10-5

VI. Analisis Data/ Pertanyaan

1. - Larutan garam yang bersifat asam yaitu NH4Cl dan


(NH4)2SO4

- Larutan garam yang bersifat basa yaitu CH 3COONa dan


Na2CO3

- Larutan garam yang bersifat netral yaitu NaCl dan KCl

2. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa


kuat adalah NaCl dan KCl
3. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa
lemah adalah NH4Cl dan (NH4)2SO4.

4. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa


kuat adalah CH3COONa Na2CO3.

5. CH3COONa, Na2CO3, NH4Cl, dan (NH4)2SO4 mengalami


hidrolisis sebagian. CH3COONH4 mengalami hidrolisis sempurna.

6. NaCl dan KCl tidak mengalami hidrolisis karena terbentuk


dari asam kuat dan basa kuat sehingga terionisasi sempurna.

7. Reaksi hidrolisis dari masing-masing larutan garam yaitu :


(aq ) (aq ) (aq )

a) NaCl Na + Cl


(aq ) (l )
Na + H 2O


(aq ) (l )
Cl + H 2O


(aq ) (aq ) (aq )

b) KCl K + Cl


(aq ) (l )
K + H2O


(aq ) (l )
Cl + H 2O


(aq ) (aq ) (aq )

c) CH3COONa CH3COO + Na
(aq ) (l )

(aq )

(aq )

CH3COO + H 2O CH3COOH + OH


(aq ) (l )
Na + H 2O


2
(aq ) (aq ) 3 (aq )
d) Na2CO3 2 Na + CO


(aq ) (l )
2 Na + H 2O

2
3 (aq ) (l ) 3 (aq )
CO + H 2O HCO


(aq ) (aq ) (aq )

e) NH4Cl NH4 + Cl


(aq ) (l )

(aq )

(aq )

NH4 + H 2O NH4OH +H


(aq ) (l )
Cl + H 2O

2
(aq ) (aq ) 4 (aq )

f) (NH4)2SO4 2 NH4 + SO


(aq ) (l )

(aq )

(aq )

2 NH4 + H 2O NH4OH +H

2
4 (aq ) (l )
SO + H 2O

VII.Kesimpulan

Apabila larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa
kuat tidak akan terhidrolisis karena mengion sempurna dan bersifat
netral.
Apabila larutan garam terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
akan terhidrolisis sebagian dan bersifat basa karena mengandung

ion OH .
Apabila larutan garam terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
akan terhidrolisis sebagian dan bersifat asam karena mengandung

ion H .
Apabila larutan garam terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
akan terhidrolisis sempurna dan pH nya tergantung pada Ka dan Kb
masing-masing.
Ka > Kb, bersifat asam

Ka < Kb, bersifat basa

Ka = Kb, bersifat netral

Laporan Praktikum Kimia


Judul : Pembuatan Es Krim
Tujuan :
Mengetahui apakah es krim termasuk koloid.
Menyebutkan sistem koloid dari es krim tersebut.
Mengetahui cara pembuatan suatu koloid.
Teori Dasar :
Koloid adalah salah satu sistem dispersi dan merupakan
keadaan di antara larutan dan suspensi. Sistem koloid dibedakan
sebagai berikut.

1. Aerosol Partikel padat/cair terdispersi dalam gas.


2. Sol Partikel padat terdispersi dalam zat cair.
3. Emulsi Zat cair terdispersi dalam zat cair lain.
4. Buih Gas terdispersi dalam zat cair.
5. Gel koloid yang setengah kaku.
Pembuatan koloid dibedakan menjadi 2 cara yaitu
kondensasi (partikel larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid)
dan dispersi (memperkecil ukuran partikel suspensi menjadi koloid).

Alat dan Bahan :


Air susu 1 liter
Telur ayam 6 butir
Gula pasir 225 gram
Vanili 2 batang
Coklat batang
Panci aluminium
Pengocok telur (mixer)
Pemanas (kompor)
Pendingin (freezer)
Cara Kerja :
Siapkan alat dan bahan.
Tuangkan air susu dan vanili ke dalam panci aluminium.
Air susu dan vanili dipanaskan di atas api sampai mendidih.
Sementara itu, telur ayam dikocok dengan gula pasir sampai putih
berbusa dengan menggunakan mixer. Lalu, tuangkan satu cangkir air
susu panas terus diaduk sampai homogen.
Campuran kemudian dituangkan dalam sisa air susu yang masih
panas.
Lalu, letakkan di atas api sambil diaduk-aduk sampai menjadi
adonan yang kental.
Angkat adonan dari api dan jangan ditunggu sampai mendidih.
Tambahkan coklat batang yang telah dicairkan ke dalam adonan
yang telah diangkat dari api.
Biarkan adonan menjadi dingin sambil kadang-kadang diaduk.
Adonan es krim yang telah dingin dituangkan ke dalam gelas, lalu
masukkan ke dalam freezer (pendingin), kemudian tutup lemari es.
Tiap setengah jam, adonan es krim harus diaduk merata supaya es
yang terbentuk tidak kasar. Kemudian, masukkan lagi adonan ke
dalam freezer.
Amati dan catat hasil percobaan tersebut.
Data Pengamatan:
Adonan es krim dibentuk dari campuran air susu yang
dipanaskan dan telur yang telah dikocok dengan gula sampai berbusa.

Adonan es krim bisa dibuat dengan berbagai rasa dan


ditambahkan zat pewarna agar menarik.

Analisis Data :
Es krim merupakan suatu bentuk sistem koloid yaitu emulsi
karena terbuat dari campuran air susu panas yang merupakan contoh
emulsi dengan telur yang telah dikocok bersama gula.

Dalam percobaan ini, pembuatan koloid dilakukan dengan


cara kondensasi, karena campuran bukan berasal dari suspensi
melainkan larutan sejati yang bergabung menjadi koloid.

Emulsi terbentuk dari dua jenis zat cair yang berbeda dan
tidak saling melarutkan.

Kesimpulan :
Koloid merupakan keadaan di antara larutan dan suspensi. Koloid
terdiri atas aerosol, sol, emulsi, buih dan gel.
Es krim merupakan contoh emulsi. Syarat terjadinya emulsi yaitu
kedua jenis zat cair yang berbeda tidak saling melarutkan.
Pembuatan es krim dilakukan dengan cara kondensasi yaitu partikel
larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid.

Sel Volta
I. Tujuan

Untuk menghitung potensial sel dari berbagai macam


pasangan logam.

II. Teori Dasar

Sel Volta (sel galvani)madalah sel yang dapat mengubah


energi hasil reaksi kimia menjadi nergi listrik. Apabila dua jenis logam
yang berbeda dihubungkan dengan elektrolit, maka akan
menghasilkan arus listrik yang berbeda potensial. Dalam reaksi
redoks, jumlah elektron yang dilepas oleh reduktor sama dengan
jumlah elektron yang diterima oleh oksidator. Masing-masing elektron
juga menyediakan joule sesuai muatan elektron yang terlibat reaksi.
Oleh karena itu, potensial reduksi tidak pernah dikalikan dengan faktor
yang digunakan untuk menyamakan elektron yang dilepas dan
elektron yang diterima untuk menghasilkan harga potensial sel.

III. Alat dan Bahan

a) Alat

Voltmeter atau Tissue


Basicmeter Kabel
b) Bahan

Jambu biji Tomat


Pir Apel
Belimbing Logam Zn
Jeruk nipis Logam Mg
Jeruk biasa Logam Fe

IV. Cara Kerja

1) Siapkan alat dan bahan.


2) Tusukkan dua macam logam ke buah yang sudah berair.
3) Jepitkan logam pada kabel yang telah tersambung pada Voltmeter
atau Basicmeter.
4) Lihat angka yang tertera pada Voltmeter.
5) Hitung potensial selnya.
V. Pengamatan

Potensial Sel (V)

M
g
Skala

dalam
Bu d
No. Voltmet Zn M a
er n

Z
n

100 2
Ja 37 60 7
100 1
Pir 24 50 8

100 3
Bel 28 42 6

100 5
Jer 36 80 8

100 5
Jer 26 69 3

100 4
To 40 57 3

100 4
Ap 24 65 0

VI. Analisis Data

Dari tabel di atas pasangan logam Magnesium(Mg) dan besi (Fe)


memiliki harga potensial sel yang lebih besar dibandingkan dengan
pasangan logam seng (Zn) dan Fe dan pasangan logam Mg dan Zn.

Harga potensial tertinggi pada pasangan logam Mg dan Fe yang


ditusukkan pada buah jeruk nipis sebagai elektrolit yaitu 80/100 V.

VII. Kesimpulan

Potensial sel terbesar didapat ketika sel volta terdiri dari


elektroda magnesium (Mg) dan besi (Fe). Harga potensial sel (E osel) dari
semua reaksi yang dicoba positif sehingga reaksi dapat berlangsung
spontan atau reaksinya berlangsung.

VIII. Daftar Pustaka

Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 3. Solo:


Platinum

www.google.com

www.wikipedia.org
www.scribd.com

www.edukasi.net

Elekrolisis dalam Larutan KI dan CuSO4


I. Tujuan

Larutan KI
Mengetahui adanya I2 pada anoda dan ion OH- pada katoda.
Menentukan reaksi elektrolisis
Larutan CuSO4
Mengetahui adanya endapan Cu di elektroda karbon pada
katoda dan ion H+ pada anoda.
Menentukan reaksi elektrolisis.
II. Teori Dasar

Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Proses


penggunaan arus listrik untuk menghasilkan reaksi kimia disebut sel
elektrolisis. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk
melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Sel elektrolisis terdiri dari
sebuah electrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Electron
memasuki sel elektrolisis melelui kutub negatif (katoda). Spesi
tertentu dalam larutan menyerap electron dari katoda dan mengalami
reduksi. Sedangkan spesi lain melepas electron di anoda dan
mengalami oksidasi. Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda, yaitu
reduksi, dan reaksi anoda, yaitu oksidasi. Spesi yang terlibat dalam
reaksi katoda dan anoda bergantung pada potensial elektroda dari
spesi tersebut.

III. Alat dan Bahan

a) Alat
Tiang statif

Baterai

Pipa U
Corong

Elektroda Karbon

Kabel

Tissue

b) Bahan
Larutan KI


Larutan CuSO4

Indikator fenolftalien
(PP)
Indikator BTB Rangkaian Alat
Indikator Amilum

IV. Cara Kerja

Proses elektrolisis larutan KI


1) Siapkan alat dan bahan.

2) Sekat pipa U dengan tissue.

3) Masukkan larutan KI ke dalam pipa U dengan menggunakan


corong.

4) Hubungkan elektroda karbon dengan baterai dengan


menggunakan kabel.

5) Larutan dielektrolisis selama 10 menit.

6) Amati perubahan yang terjadi.

7) Teteskan indikator PP pada katoda 2-3 tetes.

8) Amati perubahannya lagi.

9) Teteskan indikator Amilum di anoda dan amati yang terjadi.

Proses elektolisis larutan CuSO4


1) Siapkan alat dan bahan.

2) Sekat pipa U dengan tissue.

3) Masukkan larutan CuSO4 ke dalam pipa U dengan


menggunakan corong.

4) Hubungkan elektroda karbon dengan baterai dengan


menggunakan kabel.

5) Larutan dielektrolisis selama 10 menit.

6) Amati perubahan yang terjadi.

7) Teteskan indikator BTB pada anoda 2-3 tetes.


8) Amati yang terjadi.

V. Pengamatan

S
e
t
e
l
a
h
Set
ela
d
h
i
dib
In e
eri
l
indi
e
kat
k
or
t
o
l
i
s
i
s


Anoda Katoda Anoda Kato


Berg

Ada

VI. Analisis Data

Reaksi elektrolisis pada larutan KI


KI K+ + I-

(-)
2 H2O(aq) + 2e 2 OH-(aq) + H2(g)

(+)
2 I-(aq) I2(s) + 2e

Rxi: 2 H2O(aq) + 2 I-(aq) 2 OH-(aq) +


I2(s) + H2(g)

Reaksi elektrolisis larutan KI pada


katoda menghasilkan gas H2 sehingga
menimbulkan adanya gelembung. Selain itu,
menghasilkan ion OH- (bersifat basa) sehingga
pada saat diberi indikator PP akan berwarna pink.

Setelah diberi indikator Amilum, pada anoda terdapat


endapan berwarna biru. Endapan ini merupakan hasil elektrolisis KI pada
anoda yaitu I2.

Reaksi elektrolisis pada larutan CuSO4


CuSO4(aq) Cu2+(aq) + SO42-(aq)

(-) 2 Cu2+(aq) Cu2(s) + 2e

(+) 2 H2O(aq) 4 H+(aq) + O2(g) + 4e

Rxi : 4 Cu2+(aq) + 2 H2O(aq) 2Cu2(s) + 4 H+(aq) + O2(g)

Dari reaksi di atas, diketahui bahwa pada katoda dihasilkan


endapan Cu2. endapan ini berwarna merah bata dan menempel pada
batang elektroda karbon.

Pada anoda, dihasilkan ion H+


sehingga pada saat diberi indikator BTB
berwarna

Keterangan : (-) Katoda

(+) Anoda

VII. Kesimpulan

Elektrolisis larutan KI pada katoda menghasilkan ion


-
OH sehingga bersifat basa dan gas H 2 yang menyebabkan terjadinya
gelembung. Sedangkan pada anoda dihasilkan endapan berupa I 2.

Elektrolisis larutan CuSO4 pada anoda menghasilkan ion


+
H sehingga bersifat asam dan gas O2. sedangkan pada katoda dihasilkan
endapan berupa Cu2 yang menempel pada elektroda karbon sehingga
berwarna merah bata..

VIII. Daftar Pustaka

Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 3.


Solo: Platinum

www.google.com

www.wikipedia.org

www.scribd.com

www.edukasi.net

Anda mungkin juga menyukai