Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA ANGKA

PENCABUTAN DI POLI GIGI PUSKESMAS PEMANGKAT

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

MUHAMAD NURAUFA SENO

NIM 20143110747

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia


untuk dapat melakukan berbagai aktivitas baik secara fisik, mental dan
kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap
penyakit atau kelemahan (Depkes R.I, 2004). Kesehatan merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia disamping pangan, pemukiman dan pendidikan,
karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh dan
berkaryalebih baik (Agoes dan Jacob, 1996).

Status kesehatan masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor seperti


penduduk, lingkungan, prilaku masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Fakto-
faktor tersebut perlu mendapat perhatian serta penanganan sebagai kesatuan,
untuk menunjang upaya kesehatan agar mencapai derajat kesehatan gigi yang
optimal (Suwelo, 1991).

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor


prilaku (behavior causes) dan faktor di luar (non behavior causes). Perilaku
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas
kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku
(Notoadmojo, 2005).

Sakit merupakan keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa


seseorang sehingga mengakibatkan ganguan pada aktivitas ssetiap hari, baik
aktivitas jasmani maupun rohani (Asmadi, 2008). Untuk mengatasi hal
tersebut,masyarakat pada umumnya pergi untuk berobat dengan harapan agar
sakit yang diderita bisa sembuh dan kembali sehat lagi sehingga dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya. Biasanya masyarakat sering berobat ke
lembaga kesehatan yaitu Puskesmas

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional


yang merupakan pusast pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyuluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.

Secara umum pelayanan puskesmas meliputi palayanan pengobatan


(kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditunjukan kepada semua penduduk.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut
akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gigi merupakan
salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan
mempertahankan bentuk muka. Memngingat fungsinya yang begitu penting,
maka penting pula untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin agar
dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
di Indonesia masih tergolong jauh dari harapan, hal ini terlihat dari penyakit gigi
dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah periodontal dan
karies gigi (Antasia, 2005).

Tingginya pravelensinya karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk


mengatasi, mungkin disebabkan oleh faktor-faktor distribusi penduduk,
lingkungan, prilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan serta keturunan dalam
masyarakat Indonesia. Usaha untuk mengatasinya sampai sejauh ini pun belum
menunjukan hasil nyata bila di ukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat
yaitu prevelensi karies gigi (Anonim, 2008).

Kurangnya pengetahuan tentang karies gigi dan ketidaktahuan bahaya


penyakit gigi karena rendahnya tingkat pendidikan akan menyebabkan
masyarakat tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi yang ada.
Rendahnya tingkat pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan gigi ini akan
memberikan kontribusi terhadap buruknya status kesehatan gigi (Melur, 2004).

Bedasarkan data kunjungan pasien ke poli gigi di Puskesmas Pemangkat


dari bulan januari sampai desember tahun 2016 bahwa kunjungan pasien poli
gigi sebanyak 2198 orang. Yang dimana terdapat pasien yang melakukan
pencabutan sebanyak 594 orang, selebihnya dilakukan pengibatan, rujukan dan
tindakan lainnya karna masih dapat dan bisa untuk dipertahakan, belum bisa
dicabut atau belum dapat untuk di lakukan pencabutan. Dari data tersebut dapat
dikatakan bahwa tingginya angka pencabutan pada pasien poli gigi di
Puskesmas Pemangkat.

Melihat kondisi tersebut, peneliti tertarik untuk dapat dan bisa meliti fakto-
faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingginya angka pencabutan gigi di
Puskesmas Pemangkat.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah Apakah Faktor-faktor penyebab tingginya angka

pencabutan gigi di Puskesmas Pemangkat ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tingginya angka pencabutan gigi

pada pasien poli gigi Puskesmas Pemangkat

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui angka tindakan pencabutan gigi di Puskesmas

Pemangkat.

b. Untuk mengetahui pengetahuan pasien poli gigi akan keputusan untuk

melakukan pencabutan gigi di Puskesmas Pemangkat.

c. Untuk mengetahui sarana dan prasarana tenaga kesehatan yang ada di

Puskesmas Pemangkat.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun
teoritis
1 Bagi Masyarakat

Dapat memberikan pemahamam pada masyarakat akan pentingnya

menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut sedini dan selama mungkin

didalam mulut.

2 Bagi Puskesmas

Menambah dan memperkaya informasi dan gambaran kepada Puskesmas

Pemangkat, Kecamatan Pemangkat untuk dapat menjadi bahan acuan atau

referensi dalam membuat perencanaan dan upaya peningkatan kesehatan gigi

dan mulut masyarakat setempat.

3 Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan gambaran yang sebenarnya secara langsung

terkait faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka pencabutan gigi

yang dilakukan di Puskesmas Pemangkat Kecamatan Pemangkat

Kabupaten Sambas.

Anda mungkin juga menyukai