3 561751802983
3 561751802983
LINK BUDGET
3
Jalur komunikasi stasiun bumi ke satelit dan kembali turun ke stasiun bumi lain terdiri
dari suatu komponen serial dan ruang bebas jalur propagasi radio yang dapat diuraikan
oleh satu atau lebih karakteristik karakteristik berikut ini :
GS Gain satelit dB
Noise pada sirkit elektrik disebabkan oleh pergerakan secara acak elektron elektron
yang biasanya disebut dengan thermal noise. Temperatur yang lebih tinggi
menyebabkan pergerakan elektron yang makin cepat sehingga daya thermal noise
makin tinggi. Nyquist membuktikan dari pertimbangan thermodynamic bahwa harga
rata-rata tegangan yang terdapat pada suatu tahanan R yang diukur pada bandwidth B
adalah :
en2 = 4kTBR
Dimana :
en = Tegangan noise
T = Tempereratur absolut , K
Daya noise N yang ada dimasukan pada beban yang sesuai menjadi :
Nout = k.Te.B.G1.G2
Dimana f adalah noise figur penerima , dan G adalah gain . Karena itu kita bisa menulis :
= ( f 1 ) G.k.Tin.B + G.k.Tin .B
Bagian kedua persamaan diatas hanya noise pada output yang terjadi karena
datangnya noise yang dikuatkan oleh gain receiver, bagian pertamanya adalah
kontribusi noise output yang terjadi karena receiver itu sendiri. Noise figur tersebut
menjadikan noise ini bergantung pada level noise input. Untuk menghindari suatu noise
figure yang bergantung pada temperatur input , IEEE membuat standarisasi bahwa t
adalah selalu diambil pada suatu temperatur input yang besarnya To = 290 K.
No = k.Te.B.G = ( f 1 ).k.To.B.G
Te = ( f 1 ) To dimana To = 290 K
Ini hubungan yang sangat penting antara dua metode umum yang digunakan untuk
menspesifikasikan performansi suatu perangkat aktif yaitu noise temperatur dan noise
figur.
F = 10 log (F) dB
Untuk dua perangkat yang serial noise figur totalnya adalah sebagai berikut :
Pengoperasian suatu attenuator pada suhu ruangan juga akan membangkitkan daya
noise yang harus diperhitungkan dalam kalkulasi. Untuk attenuator yang sesuai / match,
daya noise mengalir kedalam dan keluar dari beberapa seksi dari attenuator .
N = k.To.B
Seksi dari attenuator ini akan menurunkan noise input oleh loss/redaman seksi tersebut
(menaikan noise oleh gain) dan akan membangkitkan noise yang dapat dispesifikasikan
sebagai noise temperatur ekivalen seksi tersebut , karenanya dapat kita tulis persamaan
berikut :
Antena yang digunakan pada sistem komunikasi satelit tidak hanya menerima atau
memancarkan energi sinyal , tapi juga menerima noise frekuensi radio dari berbagai
sumber. Main lobe antena stasiun bumi akan mengarah ke ruang yang dingin / cold
yang mempunyai latar belakang noise radio yang sangat rendah. Untuk antena yang
beroperasi diatas 1 GHz , sumber noise adalah terutama noise absorpsi oleh oksigen
dan butir air hujan pada ruang atmosfir. Back lobe antena dan beberapa bagian side
lobe menerima radiasi noise dari bagian bumi yang hangat yang akan menambah noise
atmosfir.
Kontribusi total noise sistem penerima dapat dikalkulasikan berdasarkan model berikut
ini :
G : Gain antena
Dengan menggunakan input Low Noise Amplifier (LNA) sebagai titik referensi , total
noise temperatur adalah dihitung sebagai berikut:
Contoh :
T1 = 80 K ; Gain = 50 dB (G = 100000)
f = 20 dB (f = 100)
Sistem penerima untuk stasiun radio satelit atau teresterial sering dispesifikasikan dalam
istilah gain to temperatur ratio (G/T) atau figur of merit penerima. Titik referensi untuk
kalkulasi G/T biasanya pada input Low Noise Amplifier ( LNA ). Modelnya sebagai
berikut :
Flux density atau daya per unit area / luas pada jarak (d) dari suatu radiator isotropic
adalah :
Untuk radiator yang bukan isotropic , gain antena transmit adalah sebagai berikut :
Model dibawah ini memperlihatkan sinyal yang dipancarkan dari suatu antena,
merambat melalui free space dan diterima oleh antena yang lain.
Flux density yang diradiasikan , atau daya persatuan luas area pada jarak d dari
pemancar adalah sebagai berikut :
Produk daya transmit dan gain antena biasanya disebut dengan Equivalent Isotropically
Radiated Power (EIRP) dan juga disebut dengan figure of merit stasiun pemancar ,
sehingga dapat ditulis :
Daya carier diterima dan dikumpulkan oleh antena penerima yang mempunyai efektif
luas permukaan , sehingga carrier yang di terima adalah sebagai berikut :
Level carrier yang sebenarnya diterima tidak akan menghawatirkan selama receiver ini
memiliki penguatan (gain) yang bisa meningkatkan level yang diinginkan. Rasio carrier
to noise power density merupakan pengukuran kapabilitas sistem yang sangat berarti
yang melewatkan dari pemancar ke penerima . rasio ini dapat ditulis sebagai berikut :
Persamaan lain yang sangat yang sangat berguna yaitu flux density pada receiver ,
yaitu :
Gain ini merupakan suatu konstanta untuk beberapa frekuensi tertentu dan bersama
sama dengan loss free space akan digunakan pada analisa link, hal ini memungkinkan
flux density pada receiver dengan mudah dapat dikalkulasi. Dibawah ini merupakan
persamaan yang lebih umum dimana loss absorpsi atmosfir diikut sertakan dalam
kalkulasi :
Link satelit terdiri dari dua bagian besar yaitu pengaruh up link dan pengaruh down link.
Disana terdapat sejumlah bagian interferensi yang mempengaruhinya. Satelit
menguatkan sinyal yang diterimanya (berikut dengan noise dan interferensi),
melaksanakan translasi frekuensi dan mentransmisikan kembali sejumlah daya ke
stasiun bumi penerima.
1. Persamaan Up Link
Dimana :
Bagian kalkulasi link down link bisa diperoleh dengan mensubstitusikan lagi nilai
nilai kedalam persamaan dasar link sebagai berikut :
Dimana :
Pada multicarrier titik kerja ( IBO , OBO ) satelit diset oleh daya total untuk semua carrier
yang melewati TWT tersebut. Untuk mengkalkulasi performansi individual carrier , akan
dikenalkan ide suatu power fraction (F) , yang menetapkan fraction atau portion
daripada titik kerja daya yang mewakili individual carrier. Sebagai contoh , jika kanal RF
mempunyai 100 carrier , maka F= -20 dB.
Individual carrier mempunyai fraction daya output yang sama sebagaimana dia
mempunyai daya input. Maka kita akan mendefenisikan hal- hal berikut :
F = IBO IBOi dB
OBOi = OBO F dB
14 8.1 102
13 7.2 100,5
12 6.5 99
11 5.8 97,5
10 5.1 96
9 4.5 94,5
8 3.9 93
7 3.4 91,5
6 2.9 90
5 2.5 89
3 2.1 86,5
Dalam kalkulasi link yang memperhitungkan IBO dan OBO (untuk multi carrier) maka
untuk kalkulasi up link EIRP Up link harus dikurangkan dengan Input Back Off sehingga
EIRP up link akan sama dengan EIPRES IBO , sehingga C/No up link akan menjadi :
Sedangkan untuk kalkulasi down link EIRP satelit ( EIRP Down Link) harus dikurangkan
dengan Output Back Off (OBO), sehingga C/No nya akan menjadi :
Nilai output saturasi carrier to intermode noise density (CSAT/Io) dapat diperoleh dari tabel
3 . Sedangkan nilai (C/Io)-nya sendiri adalah sebagai berikut :