Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH INTERNAL AUDIT

SARBANES-OXLEY AND THE NEW INTERNAL AUDITING RULES


CHAPTER 1 : INTRODUCTION

Kelompok 1 :

Neovi Hari Setiyowati 041013009


Dwi Damayanti 041013002
Ikhdal Khusnayaini 041013031
Rizka Hardiyanti 041013033
Fajar Afif Fudin 041013035
Merinta Prameswari 041013041
Siti Nur Afidah 041013045
Syifaul Qolbi 041013046
Anggrainy Bouwita 041013260

Kelas K

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
BAB I
RINGKASAN

Akuntansi, Skandal Audit dan Internal Audit


Tahun 2000 adalah tahun dimana terjadi peristiwa The Y2K Millenium (Masalah
Tahun 2000 atau lebih dikenal dengan singkatan Inggrisnya Y2K (Year 2 Kilo) adalah
kesalahan perhitungan oleh komputer yang disebabkan oleh sistem penyimpanan tanggal
yang hanya menyediakan dua digit untuk tahun, dengan asumsi bahwa kedua digit pertama
adalah 19. Hal ini dilakukan di tahun 60-an ketika komputer pertama dirancang untuk
menghemat media penyimpan, tapi ketika tahun baru 2000 tiba, komputer dapat
menunjukkan tanggal yang berubah dari 31 Desember 1999 ke 1 Januari 1900), dunia dapat
menghadapinya tanpa masalah yang berarti. Namun tahun 2001, menjadi tahun bencana bagi
akuntan dan auditor serta pebisnis di Amerika Serikat karena terjadi skandal-skandal, yaitu:
1. Enron Corporation
Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di
Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron
mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan
terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan
komunikasi. Enron membeli gas dari jaringan pemasok dan menjualnya kepada
jaringan konsumen, menjaminkan baik pasokan maupun harga, kemudian
membebankan biaya atas transaksi dengan memperhitungkan risiko-risiko penjaminan
itu. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 miliar. Fortune
menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun
berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika
terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh
penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif.
Kejatuhan Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan
untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama
"special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang istimewa. Enron
mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang mereka biasanya
hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal yang
sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Hukum perusahaan di
Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner
dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership
ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership
ini harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir tahunan dari induk
perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum dengan keberadaan
operasi tersebut. Enron membiayainya dengan "meminjamkan" saham Enron (induk
perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-
partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya mengadakan transaksi
dengan dirinya sendiri.
Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut
dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security
Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di
Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta
dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership-partnership tersebut.
Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif,
menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari
2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah
melebih-lebihkan laba mereka sebanyak 650 juta dolar AS. Selain itu Direktur
Keuangan Enron juga membuat transaksi transaksi yang menguntungkan dirinya
sendiri. Akhirnya tahun 2002 Enron dinyatakan bangkrut.
2. WorldCom, Global Crossing, Adelphia, Konglomerat Tyoco
Worldcom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pada
saat itu, perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lainQwest
Communications, Global Crossing, Adelphia, Lucent Technologies, serta konglomerat
Tyoco. Perusahaan-perusahaan tersebuit memiliki investasi yang besar dalam bisnis
internet. Seperti pada perusahaan tadi investor di Worldcom mengalami kerugian
besar karena penurunan penggunaan internet pada tahun-tahun tersebut. Nilai pasar
saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000)
menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuatan pihak
manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita
buruk tersebut. Akibat dari skandal-skandal tersebut peran dari auditor eksternal
dipertanyakan, seperti pada kasus Enron, akuntan publik Arthur Andersen dinyatakan
bersalah. Pada bulan Juni 2002, Andersen dihukum oleh juri dari Texas kejahatan,
didenda $ 500.000, dan dijatuhi hukuman percobaan lima tahun, dengan keyakinan,
Andersen kehilangan setiap tingkat kepercayaan masyarakat dan profesional. Pers,
SEC, dan anggota Kongres menyatakan bahwa semua audit dan praktek tata kelola
perusahaan perlu diperbaiki. Akuntan publik dan organisasi profesional mereka,
Amerika Institut Akuntan Publik (AICPA), menerima banyak kritik. AICPA
bertanggung jawab untuk standar audit keuangan, dan mengatur standar akuntansi
publik yang berkualitas. Meskipun awalnya AICPA menolak, hasilnya adalah
Sarbanes-Oxley Act (SOA), lulus pada tahun 2002. Hal tersebut menjadi paling utama
dan radikal dalam perubahan audit keuangan di Amerika Serikat. SOA juga mencakup
tentang audit internal. SOA telah menciptakan beberapa aturan baru dan tanggung
jawab untuk audit internal. Selain SOA, sejumlah besar aturan lain, peningkatan
standar, dan perkembangan teknologi yang mengubah lingkungan untuk internal audit
yang profesional.
Apakah Aturan Baru Itu?
The Sarbanes-Oxley Act merupakan komponen utama dari peraturan baru terkait
mengenai wewenang Kantor Akuntan Publik yang dibuat oleh The Public Corporation
Accounting Oversight Board (PCAOB). Buku ini bertujuan untuk
memperkenalkan sebuah aturan-aturan baru yang dipandang dari
prespektif auditor internal dan anggota komite audit dengan tanggung
jawab terkait dengan fungsi internal audit. Dalan buku ini menjelaskan
bagaimana proses dan peraturan yang berkaitan dengan dunia internal
audit.

Chapter 2: Audit Internal dan Sarbanes Oxley Act


Sarbanes-Oxley Act menjelaskan tentang hubungan internal audit
dengan eksternal auditor dan komite audit. Pada bab ini juga akan
membahas PCAOB dan kode standar internal audit. Dengn adanya
Sarbaner-Oxley Act, auditor internal bisa melihat perubahan besar dalam
hubungannya dengan auditor eksternal terkait dengan tata kelola
perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan audit eksternal kini dilarang melakukan
outsourcing terhadap fungsi audit internal perusahaan klien mereka dan dilarang menerima
penugasan terkait dengan konsultasi audit klien. Selain itu, komite audit diharapkan untuk
memiliki peran yang lebih aktif dalam memahami proses pengendalian internal.

Chapter 3: Tingginya Tanggung Jawab untuk Komite Audit


Sarbanes Oxley Act telah menciptakan tanggung jawab yang tinggi untuk komite
audit perusahaan. Bab ini menjelaskan tanggung jawab komite audit dan menunjukkan
bagaimana dalam sebuah perusahaan aditor internal bisa bekerja efektif dengan komite audit.
Tanggung jawab komite audit yang baru adalah penetapan kode etik bagi eksekutif
perusahaan, meluncurkan fungsi whistleblower untuk korporasi, dan mengawasi peniliain
formal terkait pengendalian internal.

Chapter 4: Mencanangkan Etika dan Program WistleBlower


Etika atau program kepatuhan telah ditemukan di perusahaan besar sejak pertengahan
tahun 90-an. Elemen kunci untuk setiap program kepatuhan adalah kode etik yang kuat. Kode
etik awalnya diterapkan terutama untuk isu spesifik, seperti kebijakan pelecehan seksual di
perusahaan, dan mereka hanya mendapat dukungan dari eksekutif perusahaan. SOA sekarang
mengamanatkan bahwa kode etik dibentuk pada tingkat yang lebih tinggi dan disesuaikan
untuk para eksekutif di perusahaan. Program whistleblower dimulai dengan kontrak hukum
federal AS pada akhir tahun 80-an dan akhirnya menjadi bagian dari program etika
perusahaan. Banyak perusahaan saat ini masih belum memulai program ini atau belum
membahasnya dengan manajemen senior. Bab ini membahas bagaimana cara membangun
kode etik dan program whistleblower dengan baik, mengacu pada SOA. Hal ini juga
menunjukkan bagaimana audit internal dapat membantu untuk memulai menerapkan kode
etik dan fungsi whistleblower dan menjelaskan bagaimana membantu membuat perusahaan
patuh pada SOA dan bagaimana melakukan review dari fungsinya.

Chapter 5: COSO, Section 404, dan Self-Assesment yang Terkendali


Meskipun beberapa dari aturan yang dibahas dalam buku ini benar-benar baru,
kerangaka tinjauan pengendalian internal COSO (Committee of Sponsoring Organisasi) telah
ada sejak pertengahan tahun 90-an dan telah menjadi bagian dari standar audit AICPA
mengenai evaluasi pengendalian internal. SOA menegaskan kembali pentingnya
menggunakan pendekatan COSO untuk meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal,
dan bab ini memperkenalkan kembali COSO kepada auditor internal. Bab ini memberikan
gambaran mengenai Pedoman Tertulis Organisasi, sebuah pendekatan yuridis untuk
mendorong program kepatuhan yang efektif. Akhirnya, bab ini membahas menganai Proses
Self-Assessment yang terkendali dari Insitut Auditor Internal, sebuah metodologi untuk
meninjau tujuan utama bisnis, risiko yang terlibat dalam mencapai tujuan tersebut, dan
pengendalian internal dirancang untuk mengelola risiko itu.
Chapter 6: Institut Auditor Internal, COBIT, dan Standar Profesional Internal Auditor
Lainnya
Institusi Auditor Internal (IIA) telah merevisi standarnya untuk praktek profesional
audit internal dan bimbingan pemeriksaan dasar untuk melakukan audit internal. Semua
auditor internal harus mendapatkan dasar pemahaman standar ini. Bab ini memberikan
pemahaman mengenai standar IIA beserta audit sistem informasi dan asosiasi pengendalian
(ISACA) COBIT kerangka tujuan pengendalian. COBIT bukan merupakan standar,
melainkan seperangkat tujuan pengendalian untuk memberikan pemahaman mengenai
pengendalian yang berkaitan dengan sistem informasi. COBIT berdiri untuk tujuan
pengendalian informasi dan teknologi terkait. Orientasi auditor internal IIA yang terlibat
dalam perusahaan sering tidak menyadari bahwa ada kelompok profesional yang berbeda.
Misalnya American Society of Quality (ASQ) memiliki fungsi dan standar audit sendiri dan
berorientasi pada masalah. Bab ini memperkenalkan kelompok profesioanal audit dan
standarnya.

Chapter 7: Pemulihan Bencana (Disaster Recovery) dan Kelanjutan Rencana setelah


9/11 (11 September)
Tindakan teroris Pusat Perdagangan Dunia (The World Trade Centre) 11 September
2001, di New York menjadi pengujian utama untuk keefektifan sistem informasi pemulihan
bencana dan keberlanjutan rencana. Karena tingkat kerusakan dari tindakan teroris ini,
banyak sistem informasi rencana pemulihan bencana yang telah ditetapkan tidak bekerja
secara efektif dengan cepat sesudahnya. Hasilnya diperkenalkan pada teknologi baru dan
penyesuaian pendekatan respon dalam keadaan darurat. Apakah internal auditor dipandang
sebagai pemulihan bencana sekarang yang biasanya disebut sebagai keberlanjutan bisnis atau
rencana pembukaan bisnis kembali, dua konsep yang terpisah namun saling berkaitan. Bab
ini memperkenalkan topik-topik tersebut maupun pendekatan internal auditor untuk
memahami, mengkaji, dan mengevaluasi kemungkinan perencanaan perusahaan dalam
lingkungan bisnis saat ini.

Chapter 8: Penemuan dan Pencegahan Kecurangan (Fraud) Internal Audit


Kecurangan (fraud) dapat menjangkau dari pencurian karyawan kecil, untuk
menyalahgunakan aset, dengan kecurangan pelaporan keuangan. Komunitas auditor,
eksternal maupun internal, mungkin terhindar dari prosedur untuk mencegah dan menemukan
kecurangan finansial. Sebelum SOA, contohnya, AICPA menyusun upaya pelobian untuk
menyatakan bahwa kecurangan yang ditemukan bukan merupakan tanggung jawabnya.
Karena beberapa hal, SOA mengubah perilakunya. Bab ini menyediakan pedoman bagi
internal auditor untuk membantu mencegah dan menemukan kecurangan pada semua level.
Sementara sedikit new rules untuk pencegahan dan penemuan kecurangan,
pertanggungjawaban auditor merupakan aturan baru. Garis besar bab ini adalah bagaimana
internal auditor dapat membantu menciptakan budaya kejujuran dalam organisasi,
menyajikan review untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko fraud, dan
mengembangkan proses kelalaian fraud.

Chapter 9: Manajemen Risiko Perusahaan, Privasi, dan Inisiatif Legislatif Lainnya


Aturan baru untuk auditor internal tidak hanya berhenti dengan SOA dan standar baru
IIA. Bab ini membahas kerangka kerja ERM yang baru saja dirilis dalam draft tapi nantinya
akan menjadi hal yang penting bagi manajemen dan auditor. Kami juga memperkenalkan
privasi baru yang berhubungan dengan peraturan dan undang-undang bahwa auditor internal
harus memahami dan mempertimbangkan review perusahaan, bila diperlukan. Termasuk di
sini adalah Healthcare and Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA) dan
Gramm-Leach-Bliley Financial Privacy Act (GLBA). Kedua hal ini merupakan standar
minimum bagi auditor internal dalam mempertimbangkan berbagai review.

Chapter 10: Aturan dan Prosedur Internal Auditor di Seluruh Dunia


Meskipun IIA adalah organisasi internasional, banyak aturan baru di Buku ini berfokus
utama pada praktik di AS saat ini. SOA disahkan oleh Kongres AS dan hanya berlaku untuk
perusahaan sekuritas yang terdaftar di SEC. Sangat mudah untuk auditor dan profesional non-
AS untuk mengatakan bahwa ini hanya masalah yang terjadi di AS dan "Kami tidak memiliki
masalah seperti itu". Bab ini meninjau kemajuan penerapan SOA sampai saat ini, dengan
penekanan pada laporan Britania Raya Turnbull dan kerangka tujuan pengendalian Kanada
"CoCo". Bab ini juga mencakup pentingnya pedoman penjaminan kualitas, Internasional
Standar Organization (ISO), meningkatkan pentingnya Standar Akuntansi Internasional, dan
upaya SEC untuk mempeluas SOA ke seluruh dunia. Bab ini juga membahas praktik terbaik
standar proses dari Information Technology Infrastructure Library (ITIL) dalam memberikan
layanan dan dukungan.

Chapter 11: Arah Jaminan Audit yang Berkelanjutan di Masa Depan


Proses yang memungkinkan review audit jenis operasi berkelanjutan di bidang peneliti
akademis dan sistem informasi beberapa auditor dalam beberapa tahun terakhir. Idenya
adalah untuk membangun satu set kontrol audit yang sama seperti apa yang dipasang pada
pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir, ketika proses
melampaui beberapa batas kritis, lampu peringatan menyala dan tindakan korektif akan
diambil. Bab ini mengeksplorasi terus menerus konsep jaminan audit dan cara internal audit
dapat menerapkan perubahan konsep peraturan audit.

Chapter 12: Ringkasan : Audit Internal Melangkah Maju


Aturan ini akan menerjemahkan ke publik yang lebih kecil, organisasi swasta bukan
sebagai entitas nirlaba. Kita dapat berharap menemui persyaratan audit laporan keberlanjutan
dimana auditor dapat meninjau atau menilai lingkungan dan tanggung jawab sosial. Semua
auditor internal harus memiliki pemahaman dari aturan baru ini dan bagaimana mereka akan
menerapkan untuk organisasi individu.

Kegunaan Buku Ini


Buku ini ditujukan kepada seluruh auditor internal, dengan penekanan pada kepala
Audit eksekutif (CAE). Bahwa petugas audit internal perlu memahami SOA serta PCAOB
dan bagaimana mereka akan berlaku untuk organisasi. Pedoman untuk membangun fungsi
whistleblower, mendirikan sebuah etika praktek, dan membangun sebuah kontrol review
internal yang baik dan proses evaluasi harus membantu auditor internal untuk berkomunikasi
lebih baik dengan ditunjuk anggota komite audit yang bertanggung jawab untuk menetapkan
praktek ini. Dalam SOA, setidaknya satu anggota komite audit perusahaan harus
diidentifikasi sebagai "ahli keuangan." Orang ini harus seseorang dengan bersertifikat
Akuntan Publik atau pengalaman CFO yang memahami prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) dan kontrol akuntansi. Materi dalam buku ini akan membantu para
ahli keuangan yang ditunjuk untuk lebih memahami komponen dari model pengendalian
internal COSO, untuk membantu memulai program yang efektif whistleblower dalam
organisasi mereka, dan untuk lebih menghargai peran fungsi audit internal mereka. Akhirnya,
buku ini harus menarik bagi siapapun yang tertarik dalam perusahaan yang baik dan urusan
pemerintahan. Penggunaan "pemerintahan" di sini lebih luas istilah dari sekedar tanggung
jawab dewan direksi dalam perusahaan publik. Karena konsep SOA akan diperluas untuk
berbagai organisasi, manajer dari organisasi publik dan swasta dari berbagai ukuran yang
perlu menerapkan praktek pemerintahan yang baik. Semua harus menerapkan praktek yang
etis, pengendalian internal yang efektif, dan beberapa tingkat perencanaan kelangsungan
operasi.
BAB II
KESIMPULAN KELOMPOK

Auditor internal merupakan orang atau badan yang memberikan jasa konsultasi atas
laporan keuangan perusahaan yang bersifat independen dan objektif untuk memberikan nilai
tambah serta meningkatkan operasi perusahaan tersebut. Auditor internal dapat mmbantu
organisasi untuk memenuhi tujuannya dengan pendekatan sistematik dan disiplin untuk
mengevaluasi serta meningkatkan efektifitas dari risiko manajemen dan pengendalian.

Tujuan internal audit adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Secara ringkas tujuan internal audit adalah
sebagai berikut:
Menilai keandalan laporan keuangan
Menentukan tingkat kepatuhan suatu entitas
Menilai pengendalian internal organisasi
Menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
Program Peninjauan terhadap konsistensi hasil dengan tujuan organisasi

Sebagai organisasi professional dalam akuntansi publik, AICPA bertanggung jawab


untuk membentuk standar audit keuangan. AICPA kemudian menerbitkan Sarbanes-Oxley
Act pada tahun 2002. Komponen penting dalam Sarbanes Oxley Act adalah Public
Accounting Oversight Board (PCAOB) sebuah entitas independen yang berfungsi
membentuk atau merumuskan standar audit keuangan serta mengawasi dan mengatur industri
akuntansi publik.

SOA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profesi internal auditor. Internal
audit sekarang bertindak berbeda karena harus bekerjasama dengan komite audit, manajer,
senior dan eksternal auditor. Sarbanes Oxley Act sangat mempengaruhi profesi akuntan dan
pasar modal, sehingga saat ini menjadi perhatian dalam setiap kegiatan akuntansi karena
mempengaruhi profesi, auditor, manajemen dan kelembagaan. Sarbanes Oxley Act
mewajibkan semua pihak untuk menjaga dan melindungi perusahaan dari praktik kecurangan
sehingga manajemen dan akuntan diminta untuk menjamin pelaksanaan pengendalian
internal.

Buku ini ditujukan kepada seluruh auditor internal, dengan penekanan pada kepala
Audit eksekutif (CAE). Bahwa auditor internal perlu memahami SOA serta PCAOB dan
bagaimana mereka akan berlaku untuk organisasi. Pedoman untuk membangun fungsi
whistleblower, mendirikan sebuah praktik etika, dan melakukan review pengendalian internal
yang baik, serta proses evaluasi yang membantu auditor internal untuk lebih dapat
berkomunikasi dengan para anggota komite audit, kemudian bertanggung jawab untuk
menerapkan praktik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai