Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : SANITASI LINGKUNGAN


Sasaran :
Hari, tanggal :
Tempat :
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan
STIKES Eka Harap Palangka Raya

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan siswa memahami tentang sanitasi lingkungan.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan siswa dapat :
1) Menyebutkan definisi sanitasi lingkungan
2) Menyebutkan fungsi ventilasi.
3) Menyebutkan sumber pembuangan air limbah
4) Menyebutkan sumber air bersih
5) Menyebutkan definisi hygiene makanan serta prinsip-prisnsip sanitasi makanan

3. Materi
1) Definisi sanitasi lingkungan
2) Ventilasi
3) Sistem pembuangan
4) Penyediaan air bersih
5) Sanitasi makanan

4. Metode
Ceramah
Tanya jawab

5. Media
Leaflet

6. Evaluasi
a. Bentuk : test lisan
Materi test : Definisi sanitasi lingkungan, Ventilasi, Sistem pembuangan, Penyediaan
air bersih dan Sanitasi makanan.
b. Kriteria Evaluasi
Klien dapat menjelaskan kembali :
Definisi sanitasi lingkungan, Ventilasi, Sistem pembuangan, Penyediaan air bersih dan
Sanitasi makanan
7. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. 2 menit Pembukaan :
a. Membuka kegiatan dengan a. Menjawab salam.
mengucapkan salam. b. Mendengarkan dan
b. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. memperhatikan.
c. Menyebutkan materi yang akan
diberikan.

2. 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang : a. Memperhatikan dan
1) Definisi sanitasi lingkungan
menjawab pertanyaan
2) Ventilasi
3) Sistem pembuangan yang diajukan.
4) Penyediaan air bersih
b. Bertanya dan menjawab
5) Sanitasi makanan
pertanyaan yang
diajukan.

3. 6 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, meminta
peserta untuk mengulang kembali.

4. 2 menit Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih atas a. Mendengarkan
perhatian peserta b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam penutup.

8. Referensi
Dainur. 1995. Materi Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Widya Medika
Entjang, Indan. 1981. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : Alumni
Suyono dan Budiman. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan
Lingkungan. Jakarta : EGC
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Sanitasi Lingkungan


Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya (Notoadmojo,
2003).
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga
agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2
yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. disamping itu tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab
penyakit.)
Fungsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan-ruangan
dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara
yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi
lainya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalam kelembaban
(humuduty) yang optium. Ada 2 macam ventilasi, yakni :

a) Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara
dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu
harus ada usaha-usaha lain untuk melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuk
tersebut.

b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan


udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara. Tetapi jelas alat
ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatika disinni bahwa
sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik
lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan
keluarnya udara.

3. Sistem Pembuangan
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah
tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah
kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan yang mungkin ada(Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang
tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namu n
volumenya besar, karena lebih kurang 80% dariair yang digunakan bagi kegiatan-
kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut
dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus
dikelola atau diolah secara baik.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokan sebagai berikut :
a) Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini
terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan
umumnya terdiri dari bahan-bahan organic.
b) Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
industri akibat proses produksi. Zat-zat yang tergantung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu
pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan
memnjadi rumit.
c) Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat
ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air
limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga. Karakteristik air limbah perlu
dikenal, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat, sehingga
tidak mencemari lingkungan hidup.
Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan menjadi sebagai berikut:
a) Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan
suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti
larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas,
berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
b) Karakter kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainya. Oleh sebab itu, pada
umumnya bersifat basah pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila
sudah memulai membusuk. Substansi organic dalam air buangan terdiri dari dua
gabungan, yakni :
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein, amine, dan asam
amino.
b. Gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, dan
karbuhidrat, termasuk selulosa.
c) Karakteristik bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongancoli terdapat juga dalam air
limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam
proses pengolahan air buangan. Sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalam air
limbah ini, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :
a. menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama: kholera,
typhus abdominalis, desentri baciler.
b. Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.
c. Menjadi tempat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva
nyamuk.
d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainya.
f. Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak nyaman, dan
sebagainya.

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap


pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya
dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air
limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang
terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah perlu dibuang. Beberapa cara
sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut :

1. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian
baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk,
yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang
harus dibuang terlalu banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka
cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian
lain, diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air,
seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan
banjir.

2. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan
kedalam kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding
dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah
pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik.

3. Irigasi

Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan
sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah
dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainya dimana
kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

4. Penyediaan Air Bersih


Kebutuhan air sehat terlindungi telahmerupakan kwbutuhan pokok sehari-hari pada
jaman modern ini. Ir. Soetiman Msc, mengemukakan bahwa, setiap orang untuk
kesehatannya memerlukan arie lebih kurang 60 liter/hari dengan rincian: 30 liter untuk
mandi, 15 liter untuk mencuci, dan 15 liter untuk minum, pengolahan makanan serta
untuk buang air besar. Jumlah penggunaan air tergantung kepada tingkat hidup
seseorang, misalnya di negara maju setiap orang membutuhkan air sebanyak 400
liter/hari sedangkan Indonesia memprogramkan 150 liter per hari per orang pada kota
sedang dan kecil.
a. Berbagai sumber air bersih :
air permukaan merupakan persediaan air bersih yang terdapat di permukaan tanah,
di antaranya : danau, sungai dan sebagai.
Air dalam adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah ( ground water )
b. Cara mendapatkan air bersih terlindung :
Baik diperkotaan maupun dipedesaan, umum air bersih bersumber dari air dalam. Biasa
diperoleh dengan dengan membangun sumur dangkal (sumur gali dan sumur pompa
tangan) yang memenuhi persyaratan kesehatan; diusahakan agar pencemaran air oleh
bahan kimia, maupun penyakit (bakteri, virus dan sebagainya) seminimal mungkin.
Kontruksi bangunan sumur dangkal yang memenuhi persyaratan kesehatan, terdiri dari
bibir sumur, lantai dan saluran limbah yang terbuat dari tembok/semen. Konstruksi
tersebut dimaksud agar secara estetika sumur tersebut menyenangkan dan mudah
digunakan, dan air sumur tidak mudah tercemar.
c. Pengolahan air
Baik air untuk konsumsi umum, maupun konsumsi rumah tangga yang didapatakan dari
sumbernya, harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan, sehingga memenuhi
syarat-syarat kesehatan untuk air minum dan keperluan lainnya semaksimal mungkin.
Pengelolaan air bertujuan memenuhi syarat-syarat fisis, biologi dan kimiawi. Termasuk
syarat-syarat fisis antara lain:
Tidak berbau,
Tidak berasa,
Tidak berwarna.

5. Sanitasi Makanan
Higiene makanan adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan
aktivitasnya pada usaha-usaha kebersihan/kesehatan dan keutuhan makanan itu sendiri
(whole someness of food). Sanitasi makanan adalah suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitikberatkan kegiatannya kepada kesehatan lingkungan tempat makanan dan
minuman itu berada (food environment).
Dalam higiene makanan dikenal lima prinsip (five pronciples of food higiene) yaitu:
1. Pengotoran makanan (food contamination)
2. Keracunan makanan (food infection dan food intoxication)
3. Pembusukan makanan (food decomposition)
4. Pemalsuan makanan (food adulteration)
5. Pengawetan makanan (food preservation)
Terdapat 6 (enam) prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman yaitu (Depkes RI,
2004) : 1. Pemilihan Bahan Makanan 2. Penyimpanan Bahan Makanan 3. Pengolahan
Makanan 4. Penyimpanan Makanan Jadi 5. Pengangkutan Makanan 6. Penyajian
Makanan

a. Prinsip I : Pemilihan Bahan Makanan Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat
melalaui ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal bentuk, warna, kesegaran, bau, dan
lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk
pencemaran oleh bahan kimia seperti pestisida (Kusmayadi, 2008).
b. Prinsip II : Penyimpanan Bahan Makanan Bahan makanan yang digunakan dalam
proses produksi, baik bahan baku, bahan tambahan maupun bahan penolong, harus
disimpan dengan cara penyimpanan yang baik karena kesalahan dalam penyimpanan
dapat berakibat penurunan mutu dan keamanan makanan. (Depkes RI, 2004). Tujuan
penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan
kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum
disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian
dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang
bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008). Syarat- syarat penyimpanan menurut Depkes RI
(2004) adalah: 1. Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dan dalam
keadaan bersih 2. Penempatannya terpisah dari makanan jadi 3. Penyimpanan bahan
makanan diperlukan untuk setiap jenis bahan makanan - dalam suhu yang sesuai -
ketebalan bahan makanan padat tidak lebih dari 10 cm - kelembaban penyimpanan
dalam ruangan 80%-90% 4. Bila bahan makanan disimpan digudang, cara
penyimpanannya tidak menempel pada langit-langit, dengan ketentuan sebagai
berikut: - jarak makanan dengan lantai 15 cm - jarak makanan dengan dinding 5 cm -
jarak makanan dengan langit-langit 60 cm 5. Bahan makanan disimpan dalam aturan
sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
rusaknya bahan makanan. Bahan makanan yang masuk lebih dahulu merupakan yang
pertama keluar, sedangkan bahan makanan yang masuknya belakangan terakhir
dikeluarkan atau disebut dengan sistem FIFO (First In First Out) Bahan baku, bahan
tambahan dan bahan penolong sebaiknya disimpan dengan sistem kartu dengan
menyebutkan : - Nama bahan - Tanggal penerimaan - Asal bahan - Jumlah penerimaan
digudang - Sisa akhir didalam kemasan - Tanggal pemeriksaan - Hasil pemeriksaaan
Penyimpanan bahan makanan mentah dapat dilihat dalam table berikut ini:
c. Prinsip III : Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah proses pengubahan
bentuk dari bahan mentah menjadi makanan siap santap. Pengolahan makanan yang
baik adalah yang mengikuti kaidah dari prinsip-prinsip higiene dan sanitasi. Semua
kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak
langsung dengan tubuh. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan
dengan jalan menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan (Arisman, 2009).
d. Prinsip IV : Penyimpanan Makanan Jadi Prinsip penyimpanan makanan terutama
ditujukan kepada : - Mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri -
Mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan - Mencegah timbulnya sarang
hama.
e. Prinsip V : Pengangkutan Makanan Makanan yang berasal dari tempat pengolahan
memerlukan pengangkutan untuk disimpan, kemungkinan pengotoran makanan
terjadi sepanjang pengangkutan, bila cara pengangkutan kurang tepat dan alat
angkutnya kurang baik dari segi kualitasnya baik/buruknya pengangkutan dipengaruhi
oleh beberapa faktor : - Tempat/alat pengangkut - Tenaga pengangkut - Tekhnik
pengangkutan Syarat- syarat pengangkutan makanan memenuhi aturan sanitasi : -
alat/tempat pengangkutan harus bersih - cara pengangkutan makanan harus benar dan
tidak terjadi kontaminasi selama pengangkutan - pengangkutan makanan yang
melewati daerah kotor harus dihindari - cara pengangkutan harus dilakukan dengan
mengambil jalan singkat.
f. Prinsip VI : Penyajian Makanan Penyajian makanan yang menarik akan memberikan
nilai tambah dalam menarik pelanggan. Teknis penyajian makanan untuk konsumen
memiliki berbagai cara asalkan memperhatikan kaidah sanitasi yang baik. Penggunaan
pembungkus seperti plastik, kertas, atau boks plastik harus dalam keadaan bersih dan
tidak berasal dari bahan-bahan yang menimbulkan racun.

Anda mungkin juga menyukai