Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN PEMBIAYAAN KESEHATAN kontribusi APBD II berkisar antara

DAERAH KOTA CILEGON 15,64%.


4. Pengelola anggaran Kota Cilegon
Tahun Anggaran 2011 peran
pemerintah (28,43%) lebih kecil
dibanding peran non pemerintah
(49,01%)
5. Fasilitas swasta merupakan
provider utama yang sangat
berperan dalam memberi
pelayanan kesehatan di Kota
Cilegon dibanding RSUD. Adapun
Dinas Kesehatan sebagai provider
menunjukkan kecenderungan
bahwa program pelayanan
District Health Account atau DHA kesehatan menyerap dana
merupakan hal baru bagi para terbesar (65,57%), sementara
perencana kesehatan di Kota Cilegon. dana untuk promosi kesehatan
Serangkaian kegiatan konsultasi dan cenderung rendah (0,13%).
penyusunan format DHA telah 6. Jenis kegiatan langsung (78,5%)
dilakukan oleh Tim DHA Kota yang lebih besar dari kegiatan tidak
telah mengikuti pelatihan-lokakarya langsung (21,5%) dan kegiatan
penyusunan DHA kepada tim Health langsung pada individu (66,92%)
Account (HA) Pusat dan P2JK lebih besar dari kegiatan langsung
Kemenkes RI. Agar hasil lebih optimal pada masyarakat (11,58%)
maka dilakukan model pendampingan 7. Biaya kesehatan berdasarkan
langsung di mana tim Health Account mata anggaran menunjukkan
(HA) Pusat bersama dengan tim P2JK bahwa biaya operasional (91,96%)
Kemenkes RI menyusun DHA Kota lebih besar dari biaya investasi
Cilegon bersama dengan tim Kota (6,13%) dan pemeliharaan
Cilegon. (1,92%).
8. Program kesehatan masyarakat
(2,01%) lebih kecil dari program
Distrcit Health Account atau DHA
upaya kesehatan perorangan
merupakan suatu cerminan atau
(72,51%) dan program upaya
raport yang menunjukkan hasil
kesehatan perorangan terbesar
kinerja keuangan untuk bidang
untuk biaya pengobatan umum
kesehatan di kabupaten/ kota. Raport
(65,59%) . Hal tersebut
ini berupa cermin pola pembiayaan
menunjukkan bahwa di Kota
kesehatan satu kab/kota yang harus
Cilegon kontribusi untuk
dikaitkan dengan prioritas kesehatan
pelayanan kuratif adalah yang
Kajian ini dilaksanakan pertama tertinggi dan masyarakat Cilegon
kalinya untuk tahun anggaran 2010 masih berorientasi pada
dan yang kedua untuk tahun anggaran paradigma sakit.
2011. Dan Cilegon merupakan satu- 9. Jenjang kegiatan terbesar berada
satunya Kabupaten/Kota di Banten di tingkat Kota (98,18%)
yang telah melaksanakan Kajian. 10.Dari sisi penerima manfaat, semua
umur (pasti) adalah penerima
Adapun tujuan penyelenggaraan manfaat terbesar (40,67%),
kajian DHA untuk melakukan sedangkan usia remaja (4,96%)
pencatatan analisis dan pelaporan dan anak sekolah (5,75%) adalah
pembiayaan kesehatan dan untuk penerima manfaat terendah dari
meningkatkan perencanaan sistem biaya kesehatan Kota Cilegon.
pembiayaan kesehatan. Selain itu, Dari hasil diatas maka tim
tujuan DHA juga untuk melihat DHA Kota
beberapa dimensi, diantaranya : merekomendasikan :

1. Total APBD Kota Cilegon pada 1. Pembiayaan program yang


tahun 2011 sebesar Rp berkaitan dengan human capital
839.872.747.801 investment dan productivity sesuai
2. Biaya kesehatan perkapita/th dengan anjuran MDGs/SPM/RPJMN
sebesar Rp.1.277.146 dan juga visi misi kota agar
3. Bila dilihat dari sumber biaya mendapat perhatian yang lebih.
pemerintah pada tahun 2011
maka kontributor terbesar adalah 2. Kegiatan program-program
dari BUMN/BUMD yaitu 26,15%, kesehatan harus lebih didorong
pada level masyarakat.

By. Litbangkes 2012, Bidang Bina


Manajemen Kesehatan

3. Perlu pengembangan sistem


asuransi kesehatan untuk
memenuhi pembiayaan kesehatan
UKP sehingga pemerintah dapat
memenuhi program promotif-
preventif.

4. Perencanaan kesehatan kedepan


harus berbasis evidence sehingga
dapat meningkatkan derajat
kesehatan.

5. Mengingat pentingnya fungsi


evaluasi pembiayaan kesehatan
(DHA), maka perlu dilakukan
secara terus menerus setiap
tahun, untuk itu perlu
kelembagaan pada tim DHA.

6. Perbaikan alokasi untuk program-


program prioritas sesuai SPM,
MDGs,RPJMD, Permendagri
13/2006 dan 59/2007 dan PP
No.38/2007

7. Meningkatkan kinerja program


dengan alokasi anggaran
operasional kegiatan langsung

8. Diperlukan peran aktif kepada


setiap sumber data untuk
mengkaji hasil Kajian Pembiayaan
Kesehatan (DHA) setiap tahun
untuk selanjutnya menyusun
program-program yang berbasis
kesehatan masyarakat sesuai
tupoksi masing-masing sehingga
upaya preventif dan promotif
dapat meningkat dan dapat
mewujudkan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat.
tanpa memperparah kondisi pasien
dilapangan

Pengelolaan Penderita Gawat


Darurat (PPGD) merupakan salah
satu bentuk kepedulian dan
kesiapan pemerintah Kota Cilegon.
terhadap pelayanan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Dengan
peran tersebut, pelatihan
pengelolaan penderita gawat
darurat tentunya akan memberikan
manfaat baik bagi mayarakat.

Sampai dengan tahun 2012 sudah


dilatih 4 angkatan
dengan jumlah sekitar 120 orang
yang tersebar diseluruh puskesmas
dan UPTD se-Kota Cilegon.

Pada umumnya Pelatihan


dilaksanakan 5 (lima) hari dimulai
KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA pukul 8.00 sampai 16.00 setiap
KOTA CILEGON DALAM MENGHADAPI harinya. Bertempat di Rumah Sakit
BENCANA Umum Pelatihan Hasan Sadikin
Bandung.

Program Pelatihan PPGD


diselenggarakan dengan
berdasarkan kerangka Basic
Trauma dan Basic Cardiac Life
Support (BTLS & BCLS).
Materi Pelatihan meliputi pokok
bahasan meliputi :
1. Persfektif keperawatan Gawat
Darurat
2. Organisasi PPGD : SPGDT/harian
& SPGDB/bencana
Kota Cilegon sebagai daerah industri yang 3. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life
mempunyai daerah pantai selain Support)
mempunyai daya tarik, tetapi 4. Penilaian Awal dan Resusitasi
berpotensi untuk terjadinya (Initial Assesment)
berbagai ancaman bencana yang 5. Airway and Breathing
cukup banyak, contoh : bencana Management
banjir, bencana kimia, bencana 6. Syok Management
gunung berapi, dll, disamping 7. Keracunan/intoksikasi
masalah-masalah keamanan, dan 8. Biomekanik Trauma
juga masalah lainnya yang 9. Trauma Kepala dan Spinal
berpotensi menimbulkan korban 10. Trauma Thorak dan Abdomen
jiwa dilapangan. 11. Luka, perdarahan dan Fraktur
12. Penanganan Luka bakar
Untuk mengatasi keadaan gawat 13. Triage Skenario
darurat maka diadakan sistem 14. Pengenalan dan
penanggulangan gawat darurat Penatalaksanaan Dasar Gawat
terpadu termasuk didalamnya Darurat Jantung : EKG Normal,
pelayanan kegawat daruratan aritmia yang mengancam jiwa
puskesmas, maka dipandang perlu 15. Extrikasi, evakuasi dan
mengadakan pelatihan Pengelolaan Transportasi Penderita gawat
Penderita Gawat Darurat darurat.
dilapangan khususnya petugas
puskemas, dalam hal ini paramedis Dengan materi yang di dapatkan
agar dapat memberikan tersebut diharapkan peserta bisa
pertolongan yang tepat, aman
mempraktekkan dalam menangani Kesehatan Ibu Hj.Suminar,SE lebih
pasien gawat darurat. menekankan tentang upaya terselenggaranya
spesialistik emergency di Instalasi Gawat
Darurat Puskesmas. Melalui pelatihan
PPGD ini dapat diperoleh peningkatan
kemampuan sumber daya manusia dibidang
kesehatan yang muaranya adalah
peningkatan taraf kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat begitu kata
beliau saat menyampaikan sambutannya.

Materi-materi yang disampaikan baik berupa


teori maupun praktek, disampaikan oleh
para ahli yang spesialistik di bidangnya.
Melalui pelatihan PPGD ini juga Seluruh ahli yang sekaligus juga instruktur
meningkatkan kemampuan sumber pelatihan, adalah tokoh-tokoh di bidang
daya manusia di bidang kesehatan medis yang sudah tidak asing lagi. Bahkan
yang muaranya adalah
semuanya tergabung dalam tim
peningkatan taraf kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat Cilegon. Perhimpunan Kedokteran Gawat Darurat
Indonesia. Setidaknya, ada beberapa dokter
ahli sub spesialistik yang memberikan
materi utama pada PPGD tersebut.
Diantaranya DR.Dr.Tri
Wahyu,Sp.B,Sp.BTKV(K),MHKes,
Dr.Dani,Sp.A(K),Mkes dll.

By. Litbangkes 2012 Bidang Bina


Manajemen Kesehatan

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA


KOTA CILEGON DALAM MENGHADAPI
BENCANA

Selama lima hari, sebanyak 20 perawat


mengikuti pelatihan PPGD (Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat) di RSHS
Bandung. Pelatihan yang berlangsung mulai Lebih rinci lagi, materi-materi di atas
Senin, 28 Mei sampai dengan Jumat 01 diperdalam ke berbagai aspek dalam
Juni 2012 tersebut dimaksudkan agar para kegawatdaruratan secara umum yang berupa
perawat memiliki kemampuan menangani sub-sub materi dari trauma, dan cardiac
kondisi kegawat daruratan yang terjadi pada yaitu : trauma kepala, trauma dada, trauma
pasien. Selain tujuan tersebut, ada beberapa abdomen, trauma musculoskeletal,
motivasi lain yang juga befmanfaat pengenalan EKG jantung dan
diantaranya adalah sebagai update dan interpretasinya, penanganan
upaya continuous improvement yaitu kagawatdaruratan jantung (henti jantung),
perbaikan berkelanjutan guna mengikuti dan penanganan kasus-kasus jantung
kemajuan terkini bidang penanggulangan koroner. Selain itu juga diajarkan melakukan
kegawat daruratan. Seterusnya juga upaya BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau
dimaksudkan sebagai pembekalan tentang yang sering disebut RJP (Resusitasi Jantung
pertolongan awal kondisi kegawat daruratan, Paru) baik dengan metoda sederhana
maupun dengan menggunakan alat
Sementara itu, dalam sambutan saat devibrilator (DC Shock). Secara sederhana
pembukaan pelatihan, Kepala Dinas para peserta juga diajarkan melakukan
bantuan hidup dasar berupa teknik semuanya nampak semangat dan
pemberian pernafasan buatan dari mulut ke menghasilkan prestasi yang membanggakan.
mulut, dan kompresi jantung dari luar
(dada).

Kelulusan semua peserta di atas kemudian


ditandai dengan penyerahan sertifikat PPGD
yang dikeluarkan oleh PKGDI Cabang Jawa
Barat yang ditandatangani oleh ketuanya
Dr.Dzulfikar DLH,Sp.A(K),MKes serta
Selanjutnya, pelatihan juga diteruskan
tandatangan PP PKGDI,DR.Dr.Tri
dengan pengenalan dan praktek langsung
Wahyu,Sp.B,Sp.BTKV(K),MHKes selaku
penggunaan alat deviblirator yang lengkap
tuan rumah penyelenggaraan pelatihan
dengan berbagai fitur dan fungsi seperti :
tersebut. Sertifikat tersebut merupakan
Monitor, Deviblirasi (kejut listrik),
sertifikat yang berlaku untuk lima tahun, dan
Cardioversi, dan Pacemaker (Pacu Jantung).
harus dilakukan update lagi setelah habis
Melengkapi pelatihan PPGD selama lima masa berlakunya. Hal ini untuk menjaga
hari tersebut juga ditambahkan disaster kualitas tenaga PPGD agar selalu
recovery (penanggulangan darurat bencana disesuaikan dengan perkembangan terbaru
alam, intoksifikasi (penanggulangan darurat yang selalu mengalami kemajuan. Ini
keracunan massal), Peran Perawat dalam berarti setelah lima tahun ke depan, pemilik
Penanggulangan Kegawatdaruratan, sertifikat PPGD harus mengikuti pelatihan
menolong pasien di dalam ambulane lagi untuk mendapatkan sertifikat baru yang
(stabilisasi dan transportasi pasien), Pre akan digunakan lagi selama lima tahun
Hospital Care, dan initial Assesment. berikutnya, kata Bp.H.Unadi menjelaskan.

Materi-materi pelatihan semakin berbobot Keberhasilan di atas juga tak lepas dari
dengan tambahan pelajaran tentang airway peran beberapa perawat pendamping yang
breathing manajemen dan teknik turut memberikan pelatihan. Para perawat
penanganan shock maupun perdarahan. tersebut juga dihadirkan dari PKGDI
Cabang Jawa Barat. Menurut penuturan
Hal lain yang sangat menggembirakan dari Bp.H.Unadi yang juga bertindak sebagai
pelatihan tersebut adalah, berhasilnya ketua penyelenggara pelatihan tersebut, ada
seluruh peserta yang berjumlah dua puluh beberapa perawat mahir yang juga
orang itu lulus dalam test terakhir (test tulis mengajarkan ilmu dan ketrampilannya di
dan tes skill) yang dilakukan menjelang bidang gawat darurat medis selama
penutupan kegiatan pelatihan PPGD berlangsungnya pelatihan itu yang sudah
tersebut. Ini merupakan kegembiraan sangat piawai dalam tugas-tugas
seluruh peserta yang seratus prosen lulus, penanggulangan emergency atau
ujar Bp.H.Unadi Darwin selaku Ketua kegawatdaruratan.
Penyelenggara dengan ekspresi berbinar.
Meskipun pelatihan tersebut berlangsung
cukup panjang dan melelahkan, namun
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN

Standar Pelayanan Minimal (SPM)


adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar, dengan
Dengan semangat, peserta ini menggunakan indikator tertentu
mengungkapkan manfaat besar yang yang merupakan urusan wajib
didapatkannya dari mengikuti program daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal.
pelatihan PPGD selama sepekan itu. Saya
merasa puas, mendapat manfaat yang luar SPM bidang kesehatan meliputi 4
biasa hebat ini. Sekarang saya sudah jenis pelayanan, yaitu pelayanan
mendapatkan keahlian dan ketrampilan kesehatan dasar, pelayanan
PPGD yang diajarkan oleh para instruktur kesehatan rujukan, penyelidikan
epidemiologi dan penanggulangan
yang semuanya sangat ahli dan pakar di
Kejadian Luar Biasa (KLB), serta
bidangnya, ujar Achie dengan mantab. Promosi kesehatan dan
Selain itu semua pelatih sangat mengerti pemberdayaan masyarakat.
teknik cara menyampaikan ilmu dan Sebagai alat penilaian kinerja
ketrampilannya secara aplikatif, sehingga program pelayanan, ditetapkan
sangat memudahkan kami untuk indikator kinerja dan standarnya.
mempelajari dan mempraktekkannya kata
Achie menambahkan.
N
INDIKATOR SPM Capaian 2010
O
Tak terasa, pelatihan yang sudah berjalan
selama lima hari tersebut harus segera
diakhiri dengan sebuah ceremonial 1 2 3 4

penutupan sederhana. Dalam acara


penutupan itu terucap sebuah harapan yang 6,065
1 Cakupan Ibu Hamil K4 74%
disampaikan oleh Dr.Dzulfikar 8,157
DLH,Sp.A(K),MKes ketua PKGDI.
Cakupan Komplikasi 1,308
Harapan tersebut terangkai dalam kata
2 kebidanan yang 84%
sambutan penutupnya dihadapan seluruh ditangani 1,550
para peserta dan instruktur di sesi paling
akhir pelatihan itu. Saya berharap 6,837
pelatihan ini dapat meningkatkan awareness 3 Cakupan Linakes 88%
7,784
dan meningkatkan sense of critical illness
untuk lebih peduli, mengerti, dan responsive 6,424
Cakupan Pelayanan
terhadap kegawat daruratan yang terjadi, 4 83%
Nifas
begitu pinta dokter Dzul pada sambutan 7,784
penutupnya.
Cakupan Neonatus 110
5 Dengan Komplikasi yg 10%
ditangani 1,102

6,828
6 Cakupan Kunjungan bayi 92%
7,413

43
By. Litbangkes 2012 Bidang Bina 7 Cakupan Desa UCI 100%
Manajemen Kesehatan 43
8 Cakupan pelayanan 18,037 64%
anak Balita
28,227 107
- Penemuan penderita
100%
Cakupan pemberian DBD yang ditangani
11 107
makanan pendamping
9
ASI anak usia 6-24 bulan
11 1,565
Gakin - Penemuan penderita
100%
Diare
Cakupan penderita Gizi 49 1,565
10 buruk mendapat
101,04
perawatan 49 Cakupan pelayanan
2
14 kesehatan dasar 93%
108,53
Cakupan penjaringan 6,866 masyarakat miskin
3
11 kesehatan siswa SD dan
setingkat 7,830 Cakupan pelayanan 17,120
15 kesehatan rujukan 16%
108,53
9,077 masyarakat miskin
Cakupan peserta KB 3
12
aktif Cakupan Pelayanan
9,077 2
gawat darurat level 1 yg
Cakupan penemuan dan 16 harus diberikan di 100%
13 penanganan penderita sarana Kes(RS) Di 2
penyakit: Kab/Kota
- AFP lebih besar atau Cakupan desa kelurahan 0
3
sama dengan 2per mengalami KLB yg
a
100.000 penduduk 17 dilakukan penyelidikan #DIV/0!
2 0
dibawah umur 15 tahun Epidemologi kurang dari
24 jam
2
- Penemuan penderita
b 43
pneumonia balita Cakupan Desa Siaga
2 18 100%
aktif
43
- Penemuan pasien 62
c
baru TB BTA (+)
62

Anda mungkin juga menyukai