Anda di halaman 1dari 29

BELA NEGARA

KELOMPOK 2

MEILAN CHIKITA F 121 14 002


ARUMSARI DWIYANTRI F 121 14 003
MOH. REZA GILANG F 121 14 023
ANDYKA AHMAD F 121 14 024
MUH. FIRMAN F 121 14 026
FAHMI ARIF PENAROSA F 121 14 033
RIZKY RENALDI F 121 14 046
ARDIANSYAH SUE F 121 14 047

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI GELOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
2014
2

RINGKASAN

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan pada
tanah air, berdasarkan Pancacila dan UUD 1945 demi kelangsungan dan kejayaan Bangsa dan
Negara.

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) adalah pembentukan tekad, sikap dan
tindakan setiap warna negara secara teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi
oleh rasa cinta ppada tanah air untuk selalu membelah keutuhan atau kepentingan Bangsa dan
Negara dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.

Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa usaha Bela Negara merupakan hak
dan kewajiban warga negara artinya bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan
kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan rakyat
(DPR/DPD/DPRD)

Bela Negara tidak semestinya dipahami sebagai upaya memanggul senjata atau
berbau militerisme dan bukan semata-mata hanya tugas TNI, tetapi merupakan tugas
segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesi dalam masyarakat. Usaha pembelaan
negara bertumpu pada kesadaraan setiap warga negara akan hak dan kewajibannya yang
ditumbu kembangkan melalui motivasi untuk mencintai tanah air. Hal ini akan berhasil bila
setiap warga negara memahami keunggulan, kelebihan dan kekurangan bangsanya.

Untuk itu kita perlu mengetahui :

a. Sejarah perjuangan bangsa


b. Kedudukan geografis nusantara yang sangat stategis
c. Keadaan dan jumlah penduduk (demografis)
d. Kekayaan sumber daya alamnya
e. Perkembangan dan kemajuan IPTEK
f. Kemungkinan timbulnya bencana perang
g. Situasi dan dampak globalisasi bagi kehidupan bangsa terutama terhadap kehidupan
sosial masyarakat.

Idealnya adalah bila semangat persatuan dan kesatuan bangsa telah terwujud, rasa cinta
tanah air pun akan tertanam dalam jiwa seluruh warga negara, sehingga tuntutan dan
kewajiban untuk bela negara akan terwujud pula.

Kata Pengantar
3

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Bela Negara. Makalah ini telah dirancang dan disusun sebaik mungkin, sehingga
dapat memperkecil kemungkinan adanya ketidakteraturan dalam sistematika
penulisan. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membantu mahasiswa/mahasiswi yang
bisa merangsang pengetahuan tentang mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Makalah ini membahas tentang BELA NEGARA yang berkaitan dengan mata
kuliah Pendidikan kewarganegaran. Makalah ini dapat sebagai rujukan
u n t u k menambah pengetahuan mengenai cara menghargai dengan masyarakat
sehingga memperkokoh pertahanan jiwa saling menyatu dan kompak .

Akan tetapi kami sebagai makhluk yang tidak sempurna menyadari bahwa makalah yang
kami sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik konstuktif
senantiyasa kami harapkan. Harapan kami, makalah ini dapat memberikan pencerahan kepada
kita selaku mahasiswa pada khususnya, serta bagi bagi kehidupan bangsa pada umumnya.

Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat menjadi sumbangsih bagi dunia
pendidikan dalam mengembangkan kreatif dan gemar belajar. Dan pada kesempatan yang
baik ini pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersaji dihadapan
para pembaca.

Palu, 27 September 2014


Penyusun

Kelompok 2

DAFTAR ISI
4

RINGKASAN.................................................................................................................i
K ATA P E N G A N TAR ...............................................................................................i i
D A F TAR I S I ..............................................................................................................i i i
BAB 1 : PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................................2
D. Tujuan Makalah..................................................................................................2

BAB 2 : PEMBAHASAN...............................................................................................3
1. BELA NEGARA.................................................................................................5
Pengertian..................................................................................................5
Menurut Undang-undang...........................................................................5
Landasan konsep........................................................................................5
Unsur dasar................................................................................................6
Dasar hukum dan peraturan.......................................................................6
Landasan hukum........................................................................................7

Wujud bela negara ( UU No 3 Tahun 2002 ).............................................7

Contoh-Contoh Bela Negara......................................................................7

Arti penting pembelaan negara..................................................................8


Alasan bela negara.....................................................................................8

Wujud bela negara bagi pelajar.................................................................8

Pengertian pertahanan negara....................................................................9

Pengertian ancaman...................................................................................9

Jenis-jenis ancaman...................................................................................9

Nilai-nilai Bela Negara..............................................................................12

2. PEMBAHASAN 2..............................................................................................16
Wujud Bela Negara Oleh Mahasiswa........................................................16
Bela Negara dan Relenvasinya di Era Reformasi......................................19

BAB 3: PENUTUP.........................................................................................................22

BAB 4: SARAN..............................................................................................................23

BAB 5: DAFTAR PUSTAKA..................................................................................24


5

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bela negara adalah dimana kita dapat menumbuhkan rasa nasionalisme ketika negara
kita dalam keadaan yang tidak kondusif secara politik maupun non politik. Era reformasi
membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik indonesia. Ada perubahan
yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada juga yang negatif dan pada
gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republic
Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi
dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri
sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk
dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih
dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme
dan kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang
demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering
terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi
semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan
pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional
indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun
dalam negeri.
6

B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar hukum bela Negara?
2. Bagaimana perwujudan bela Negara?
3. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara terhadap bela Negara?
4. Bagaimana contoh keikutsertaan warga negara dalam usaha bela Negara?

C. Manfaat
1. Terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Terciptanya kestabilan dalam sistem pemerintahaan negara tersebut

D. Tujuan makalah
1. Menjelaskan apa yang dijadikan materi pokok bahasan.
2. Memberikan pandangan bahwa pentingnya pendidikan kewarganegaraan.
3. Memberikan pengaruh tindakan positif terhadap pembaca.
4. Sebagai pelengkap tugas pendidikan kewarganegaraan.
5. Menggali pengetahuan lebih dalam tentang sejarah Indonesia khususnya mengenai bela
Negara.
6. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara terhadap Bela Negara.

BAB 2
4

PEMBAHASAN 1

A. TEORI

Bangsa adalah kumpulan manusia dari berbagai latar belakang yang beda tapi
mempunyai kesamaan sejarah dan lain sebagainya, sedangkan Negara dapat diartikan
keorganisasian yang berdaulat yang dibentuk untuk mengatur segala sesuatu untuk
kepentingan bangsa itu sendiri. Adapun menurut beberapa pandangan para ahli, Bangsa dan
Negara dapat di definisikan antaralian:

a. Ernest Renan, Bangsa terbentuk dari orang-orang yang mempunyai kesamaan latar
belakang sejarah, pengalaman, serta perjuangan yang sama dalam mencapai hasrat
bersatu. Modal utama terbentuknya bangsa Indonesia sehingga dapat mewujudkan
perjuangannya untuk mengusir penjajah karena memiliki rasa nasionalisme. Rasa
nasionalisme harus dimiliki oleh suatu bangsa. Menurut Dr. hertz bahwa nasionalisme
mengandung 4 unsur, yaitu hasrat untuk mencapai : 1. Kesatuan 2. Kemerdekaan 3.
Keaslian 4. Kehormatan bangsa

b. J.H.A. logemann, Negara ialah suatu organisasi kekiasaan/kewibawaan.

c. Roger H. soltou Negara ialah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur
atau mangendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.

d. Max weber, Negara ialah suatau masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalm suatu wilayah

e. Mr. Kranenburg, Negara ialah suatuorganisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri

f. Prof. R. Djokosoetono, S.H. Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

Selain pengertian tersebut, pengertian Negara dapat ditinjau dari organisasi kekuasaan,
organisasi politik, organisasi kesusilaan, dab integritas antara pemerintah dan rakyat.

Pengertian Negara ditinjau dari segi Organisasi Kekuasaan Negara adalah organisasi
yang berdaulat untuk melaksanakan tata tertib di suatu wilayah atau daerah tertentu. Dengan
kata lain Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat baik kedalam maupun
5

keluar melalui pemerintahannya melaksanakan tata tertib bernegara atas kelompok manusia di
suatu wilayah atau daerah tertentu.

Pengertian Negara ditinjau dari segi Organisasi Politik Negara sebagai organisasi politik
adalah Negara melalui kekuasaan dan wewenang yang dimilikinya hendak mewujudkan suatu
tujuan demi kepentingan rakyat. Pelaksanaan organisasi politik dalam kekuasaan
pemerintahan Negara dilaksanakan melalui pemilihan umum (pemilu)

Pengertian Negara ditinjau dari segi Organisasi Kesusilaan Menurut Hegel Negara ialah
suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sinthese dari kemerdekaan universal dan
kemerdekaan individual. Negara adalah suatu organisme, dimana setiap individu
menjelmakan dirinya.

Pengertian Negara ditinjau dari segi Integritas Antara Pemerintah dan Rakyat Menurut
soepomo ada 3 teori tentang pengertian Negara, yaitu:

Teori Perseorangan atau Individualistis Teori individualistis mengajarkan bahwa


Negara adalah masyarakat hukum yang disusun berdasarkan perjanjian antara
seluruh perorangan dalam masyarakat itu.
Teori Golongan atau Teori Kelas ini menganggap bahwa Negara adalah alat dari
suatu golongan untuk menindas kelas lain yang lebih rendah.
Teori Integralistis Teori ini mengajarkan bahwa Negara ialah suatu susunan
masyarakat yang integral. Segala golongan, bagian, anggotanya berhubungan erat
satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organis.

Dari berbagai pandangan serta teori yang telah di sebutkan diatas, maka Bangsa dan
Negara dapat disimpulkan suatu wilayah administratif yang mempunyai hak dan dan
kewajiban dan mempunyai kedaulatan serta diakui sebagai suatu Bangsa dan Negara yang
merupakan suatu bagian dari berbagai Bangsa dan Negara di Dunia ini, serta berhak
mempertahankan kedeaulatan sebagai bangsa dan negara serta keamanan baik dari dalam
maupun dari luar. Maka untuk mempertahankan kedaulatan serta keamanan perlu di rumuskan
bagai mana cara untuk mempertahankan kedaulatan tersebut sehingga legitimasi sebagai
Bangsa dan Negara dapat terus terjaga.
6

B. PEMBAHASAN

Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya

Pengertian Bela Negara ( UU No 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 )

Sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Landasan konsep Bela Negara

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih
atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu
hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai
dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata
musuh bersenjata.
7

Unsur Dasar Bela Negara

Cinta Tanah Air

Kesadaran Berbangsa & bernegara

Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara

Rela berkorban untuk bangsa & negara

Memiliki kemampuan awal bela negara

Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Dan syarat-
syarat tentang pembelaan diatur oleh UU. Jadi sudah jelas, mau tidak mau
kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman,
gangguan, dan hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

Dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara

Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
Nasional.

Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara


RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI

Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI.

Amandemen UUD 45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara.


8

Landasan hukum bela negara

a. Landasan Idiil ; Pancasila

b. Landasan Konstitusional ; UUD 1945 (Amandemen)

Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan Negara

Pasal 30 (1 &2) ;

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara

(2) Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata


(TNI sebagai komponen Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung).

c. Landasan Operasional ; UU No. 3 Tahun 2002 (lihat Pengertian Bela Negara ).

Wujud bela negara ( UU No 3 Tahun 2002 )

a. Pendidikan Kewarganegaraan

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib


9

c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela

d. Pengabdian sesuai profesi

Contoh-Contoh Bela Negara :

o Melestarikan budaya

o Belajar dengan rajin bagi para pelajar

o Taat akan hukum dan aturan-aturan negara.

Arti penting pembelaan negara

a. Sebagai syarat berdirinya suatu negara

b. Untuk melindungi kedaulatan negara

c. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah negara

d. Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut
serta pembelaan terhadap negara.

Alasan bela negara

a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut


kemerdekaan

b. Ingin memajukan Negara

c. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali


10

d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.

Wujud bela negara bagi pelajar

a. Lingkungan Keluarga ; Memahami hak dan kewajiban dalam keluarga,


menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga, Demokratis, menjaga nama
baik keluarga dll.

b. Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap


baik, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll.

c. Lingkungan Masyarakat ; Aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban


untuk kepentingan masyarakat.
d. Lingkungan berbangsa dan bernegara ; Menghormati jasa Pahlawan, berani
mengemukakan pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.

Pengertian pertahanan negara

Segala usaha untuk mempertahakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan
keselamatan bangsa dari segala bentuk ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.

Pengertian ancaman

Setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap
bangsa.

Jenis-jenis ancaman

a. Ancaman Militer ; Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir


yang dinilai dapat mengancam kedaulatan negara.

Spionase

Sabotase

Aksi teror bersenjata


11

Agresi

Pelanggaran wilayah

Bentrokan bersenjata

Perang saudara

b. Ancaman Non Militer ; Ancaman yang mengganggu sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara

Aksi radikalisme

Konflik komunal

Terorisme

Gerakan separatis

Kejahatan lintas negara

Kegiatan imigrasi lengkap

Gangguan keamanan

Polusi

Bentuk-bentuk bela negara

a. Secara Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara


berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata,
Rakyat Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).Keterlibatan warga negara sipil dalam
upaya pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara
republik indonesia. Tapi, seperti diatur dalam uu no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin
12

sistem pertahanan semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh rakyat terlatih (ratih) yang
terdiri dari berbagai unsur misalnya resimen mahasiswa, perlawanan rakyat, pertahanan sipil,
mitra babinsa, okp yang telah mengikuti pendidikan dasar militer dan lainnya. Rakyat terlatih
mempunyai empat fungsi yaitu ketertiban umum, perlindungan masyarakat, keamanan rakyat
dan perlawanan rakyat. tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada masa
damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur rakyat
terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat,
sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana rakyat
terlatih merupakan unsure bantuan tempur bagi pasukan reguler tni dan terlibat langsung di
medan perang.

Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara memungkinkan,
Maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan wajib militer bagi warga
negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di barat. Mereka
yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan cadangan tentara nasional
Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk
mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka
dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas
teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan. penempatan
tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam
kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di rumah sakit tentara, pengacara di dinas
hukum, akuntan di bagian keuangan, penerbang di skwadron angkutan, dan sebagainya.
Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi
memperkenalkan "dwi-fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela
negara" di mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab
tni, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara republik indonesia.

b. Secara Non Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran


berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam
upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya. Di masa transisi menuju
masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini, justru kesadaran bela negara ini perlu
ditanamkan guna menangkal berbagai potensi ancaman, Gangguan, hambatan dan tantangan
baik dari luar maupun dari dalam seperti yang telah diuraikan di atas.
13

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti
"memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara
secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala
situasi, misalnya dengan cara:
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika)
d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak azasi manusia
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
indonesia dengan lebih bertaqwa kepada allah swt melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaan masing- masing.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela negara
secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai
upaya peningkatan ketahanan nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya
asing di era globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda
dari luar akan sulit dibendung akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.

Nilai-nilai Bela Negara


Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air, yaitu mengenal,
memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan pekarangan serta
seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup,
memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa
dan negara serta bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap
membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.
Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu dengan membina
kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan terkecil atau keluarga,
14

lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai


budaya bangsa dan produksi dalam negeri, mengakui, menghargai dan menghormati
bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia raya,
menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga
dan golongan.
Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu memahami
hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilaiPancasila dalam kehidupan
sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara serta yakin
pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara.
Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu bersedia
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap
mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai
ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara,
gemar membantu sesama warga negarayg mengalami kesulitan dan yakin dan percaya
bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.
Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara psikis dan
fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual serta intelegensia,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras dan tahan uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan,
ketrampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan
cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni siskamling, menjaga
kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan
sampai dengan antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat
mencukupi ketersediaan pangan daerah dan nasional, cinta produksi dalam negeri agar
dapat meningkatkan hasil eksport, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai
anak bangsa yang berprestasi baik nasional maupun internasional.

Keikutsertaan setiap warga negara dalam usaha pembelaan negara bukan hanya
merupakan hak tetapi juga kewajiban.Dalam usaha pembelaan negara atau pun tindakan bela
negara terbagi :
Sebelum Kemerdekaan

Tindakan bela negara sebelum kemerdekaan yang paling nampak di perankan oleh TNI
sejak perang kemerdekaan sampai masa reformasi ini. Contohnya yang dilakukan TNI :
Menghadapi ancaman agresi Belanda dan para penjajah
Menghadapi ancaman federalis dan separatis
APRA,RMS,PRRI/PERMESTA,Papua Merdeka,Separatis Aceh (GSA)
15

Melawan PKI dan melawan DI/TII


Kelaskaran yang kemudian dikembangkan menjadi barisan cadangan pada periode
perang kemerdekaan ke-I
Pada periode perang kemerdekaan ke-II ada organisasi Pasukan Gerilya Desa
(Pager Desa) termasuk mobilisasi pelajar (Mobpel)sebagai bentuk perkembangan
dari barisan cadangan
Mempertahankan negara NKRI dan menjaga keutuhan wilayah negara Indonesia
Pada saat masa penjajahan warga membantu perang dengan bambu runcing
Setelah kemerdekaan

Dalam contoh tindakan bela negara pada saat setelah kemerdekaan ini sebenarnya
sangat banyak kami akan menjelaskan hanya sebagiannya,yaitu :
Contoh pada polri: Menjaga keamanan Negara, Mencegah ancaman dari
negara lain, Menjaga ketertiban masyarakat seperti
:kerusuhan,penyalahgunaan narkoba,konflik komunal,dan yang
menganggu keselamatan bangsa dan negara
Contoh dari TNI: Sebenarnya TNI dari masa sebelum kemerdekaan
sampai setelah kemerdekaan masih melakukan upaya bela
negara,diantaranya : Pada tahun 1961 dibentuk pertahanan
sipil,perlawanan rakyat,keamanan rakyat sebagai bentuk penyempurnaan
dari OKD/OPR, Perwira cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963,
Kemudian berdasarkan UURI Nomor 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia ada
organisasi yang disebut Rakyat Terlatih dan anggota Perlindungan
Masyarakat (LIMNAS), Mempertahankan kedaulatan negara dan
keutuhan wilayah, Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa,
Melaksanakan operasi militer selain perang, Ikut seta secara aktif dalam
tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional
Tim SAR untuk mencari dan menolong korban bencana alam,PMI dan
Para Medis
Hansip untuk menjaga keamanan dan ketertiban
Sikap positif warga negara dalam bela negara di lingkungan :
a. Keluarga
Menghargai antar anggota keluarga
Saling menghormati antar anggota kelurga
Saling membantu apabila sedang mengerjakan sesuatu
Saling mendukung pada kegiatan yang sedang dilakukan
Menjaga nama baik keluarga
b. Sekolah
16

Belajar dengan sungguh-sungguh


Mematuhi peraturan sekolah
Rajin mengerjakan PR dan Tugas Kelompok
Ikut serta menjaga keamanan lingkungan tempat tinggal dan sekolahnya
Menjaga nama baik sekolah
c. Masyarakat
Mengikuti kegiatan Siskamling
Ikut serta menanggulangi akibat bencana alam
Ikut serta mengatasi kerusuhan masal
Mengadakan organisasi LIMNAS yaitu berfungsi untuk menanggulangi
akibat bencana alam dan bencana pada saat perang
Mengadakan organisasi Keamanan Rakyat (KAMRA) yaitu partisipasi
rakyat langsung dalam bidang keamanan
Perlawanan Rakyat (Wanra),yaitu partisipasi rakyat langsung dalam
bidang pertahanan
Pertahanan sipil (Hansip),yaitu kekuatan rakyat yang merupakan unsur
unsur perlindungan masyarakat pada saat menghadapi bencana saat
perang
Adapun di Bali yang di sebut Pecalang (orang yang sangat berperan dalam
menjaga keamanan di lingkungan setempat)

d. Negara
Menjaga nama baik bangsa dan negara
Menjaga keutuhan dan keamanan negara
Mematuhi peraturan perundang-undangan di suatu negara
Menjaga ancaman dari negara lain karena negaran Indonesia termasuk
negara yang sedang berkembang
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
Melaksanakan operasi militer selain perang
Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah
17

PEMBAHASAN 2

Wujud Bela Negara Oleh Mahasiswa

Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain dimungkinkan oleh
kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikinan nilai-nilai dasar yang menjadi
landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai dasar itu hendaknya menyata
dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa. Seorang mahasiswa mestinya
memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa mengkritisi pelbagai ketimpangan yang terjadi
dalam masyarakat. karena itu, minat baca yang tinggi dan kebiasaan untuk melakukan refleksi
kritis terhadap pelbagai fenomena yang muncul amatlah dianjurkan dan mesti menjadi menu
harian para mahasiswa. Adalah sebuah ironi besar bahkan sebuah penyangkalan terhadap jati
dirinya sendiri apabila mahasiswa asing dari buku-buku yang memuat segudang ilmu
pengetahuan dan asing dari realitas masyarakat sekelilingnya. mahasiswa mestinya memiliki
semangat untuk mencari dan memiliki ilmu pengetahuan. namun, akumulasi pengetahuan
yang diperoleh dalam bangku kuliah itu pada mestinya selalu diaplikasikan dalam setiap
konteks persoalan masyarakat. Kiprah seorang mahasiswa tidak hanya terbatas dalam tembok-
17

tembok kampus atau dalam bangku kuliah tetapi senantiasa digemakan keluar terutama dalam
menjawabi setiap persoalan yang terjadi dalam masyarakat. mahasiswa mestinya mampu
menangkap pelbagai fenomena timpang yang terjadi di sekitarnya, untuk kemudian dikritisi
dan dicari alternatif solusi atasnya.
Pemanfaatan inteligensi yang tinggi seperti yang telah mendasari perjuangan mahasiswa
era pra-kemerdekaan, mestinya juga mendasari perjuangan mahasiswa saat ini. Karena itu,
kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjukkan pemanfaatan inteligensi atau berada di luar ciri
jati diri intelektualitasnya mestinya ditinggalkan. fenomena absurditas intelektual, keterlibatan
dalam praktik kekerasan dan pelanggaran ham, pesta pora dan hedonisme, gaya hidup
konsumtif, seks bebas, lemahnya minat membaca dan berdiskusi, kurangnya minat belajar,
serta rendahnya minat berorganisasi yang sekarang ini menjadi ciri kehidupan para mahasiswa
umumnya, mestinya ditinggalkan jauh-jauh.selain pemanfaatan pengetahuan yang
dimilikinya, mahasiswa juga mestinya selalu berjuang menegakkan nilai-nilai universal
kemanusiaan. Mahasiswa pada hakikatnya memiliki kemampuan yang khas dan unik yang
sulit ditemukan pada anggota masyarakat kebanyakan.
Kekhasan itu justru terletak pada nilai-nilai dasar yang menjadi landasan jati diri
intelektualitasnya, dan nilai-nilai itu amat inheren dalam identitasnya sebagai seorang
mahasiswa. dunia mahasiswa adalah dunia akademik yang di dalamnya terkandung nilai-nilai
dasar seperti kebijaksanaan, keadilan, kebenaran, dan objektivitas. Yang diharapkan dari
mahasiswa adalah upaya perealisasian nilai-nilai dasar tersebut dalam setiap kiprahnya dalam
lembaga pendidikan dan terutama di tengah masyarakat. Perealisasian nilai-nilai dasar itu
selain melalui sikap dan teladan hidup hariannya, juga mesti direalisasikan dalam setiap upaya
memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut.
Perjuangan mahasiswa, dalam aksi demonstrasi misalnya, hendaknya bukan dilandasi
oleh sikap primordial-kedaerahan, atau demi keuntungan eksklusif orang atau kelompok
tertentu, melainkan demi menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan. Hanya dengan ini
mahasiswa mampu menghidupkan kembali rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.
Nilai-nilai universal kemanusiaan adalah nilai-nilai yang senantiasa didambakan oleh setiap
orang. nilai-nilai itu dapat mempersatukan dan membangun solidaritas semua orang. Karena
itu, memperjuangkan nilai-nilai seperti itu akan mendorong rasa solidaritas dan persatuan
dalam masyarakat. Mahasiswa dipanggil untuk mewujudkan itu di tengah masyarakat.
Contohnya adalah pemanfaatan inteligensi sebagai modal dasar. kemerdekaan yang telah
diraih bangsa indonesia pertama-tama sebenarnya merupakan hasil pemanfaatan inteligensi,
dan bukan kemenangan senjata. Perjuangan merebut kemerdekaan melalui perang
fisik/senjata telah terbukti tidak membawa pembebasan bagi rakyat indonesia. karena itu,
18

mereka berusaha memikirkan alternatif lain agar bisa keluar dari situasi penindasan pada
masa itu. Munculnya pelbagai organisasi pemuda termasuk kongres sumpah pemuda
merupakan hasil nyata pemanfaatan inteligensi ini yang kemudian membawakan hasil yang
memuaskan. mahasiswa adalah kaum intelektual muda. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa
selain bergulat dengan pelbagai ilmu pengetahuan, juga bergulat dalam memperjuangkan
nilai-nilai universal kemanusiaan seperti kebijaksanaan, kebenaran, keadilan, dan objektivitas.
dalam setiap perjuangannya, mahasiswa mesti selalu berpegang teguh pada nilai-nilai di atas.
Melalui kemampuan intelek yang dimilikinya mahasiswa mengakomodasi harapan dan
idealism masyarakat yang kemudian terbentuk dalam ide-ide atau gagasannya. Ide dan
gagasan itu merupakan kontribusi paling bermakna dalam cita-cita pembaruan dalam konteks
kebangsaan.
Perang adalah keadaan konflik antara dua pihak yang besar, seperti negara, organisasi,
dan kelompok sosial, yang dikarakterisasikan dengan adanya pemakaian senjata mematikan.
Gambaran umum tentang perang adalah kampanye militer antara dua atau lebih pihak yang
pertentangan mengenai kedaulatan, daerah kekuasaan, sumber daya alam, agama, dan isu-isu
lainnya. Lalu bagaimana wujud bela negara yang dapat dilakukan mahasiswa ketika terjadi
perang? Dalam menghadapi ancaman militer , sistem pertahanan negara menempatkan tni
sebagai komponen utama, dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen
pendukung. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan komponen
utama. di sini resimen mahasiswa adalah sumber yang paling siap untuk dimobilisasi
memperkuat komponen utama.
Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatn dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Di
komponen pendukung ini semua keluarga besar perguruan tinggi bahkan semua warga negara
dapat mengambil peran. Ditinjau dari hukum humaniter, komponen utama adalah kombatan,
komponen cadangan adalah kombatan setelah melalui mobilisasi , sedangkan komponen
pendukung adalah non kombatan.
Sistem pertahanan di manapun senantiasa padat teknologi. setiap negara senantiasa
berusaha mengungguli kemampuan pertahanan negara lain yang dianggap memiliki potensi
ancaman. Salah satu aspek yang ingin diungguli adalah teknologi persenjataannya. Cara yang
paling mudah untuk melakukannya adalah dengan membeli persenjataan dari dari negara
kawan. hal itu tentu akan menguras devisa yang jumlahnya terbatas.
Saat ini pemerintah kita dalam memenuhi kebutuhan pertahanannya sebagian besar masih
membeli ini pemerintah kita dalam memenuhi kebutuhan pertahanannya sebagian besar masih
19

membeli, padahal devisa kita sangat terbatas. Bahkan hanya untuk memeliharapun, sebagian
masih menggantungkan pada luar negeri.

Bela Negara Dan Relevansinya Di Era Reformasi

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di Republik


Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada
juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru
menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai
ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita,
khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati
diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan
yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan
kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang
demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan separatisme yang sering
terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi
20

semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan


pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban
dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia.
Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI mengatur tata cara penyelenggaraan
pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun oleh
seluruh komponen bangsa. Upaya melibatkan seluruh komponen bangsa dalam
penyelenggaraan pertahanan negara itu antara lain dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara. Di dalam masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi,
tentu timbul pertanyaan apakah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara masih relevan dan
masih dibutuhkan. Makalah ini akan mencoba membahas tentang relevansi Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara di era reformasi dan dalam rangka menghadapi era globalisasi abad
ke 21. Hakekat Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ancaman Dari Luar
Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal tahun 1990an, maka ketegangan regional di
dunia umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya dapat dikatakan berkurang.
Meskipun masih terdapat potensi konflik khususnya di wilayah Laut Cina Selatan, misalnya
sengketa Kepulauan Spratly yang melibatkan beberapa negara di kawasan ini, masalah Timor
Timur yang menyebabkan ketegangan antara Indonesia dan Australia, dan sengketa Pulau
Sipadan/Ligitan antara Indonesia dan Malaysia, namun diperkirakan semua pihak yang terkait
tidak akan menyelesaikan masalah tersebut melalui kekerasan bersenjata. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa dalam jangka waktu pendek ancaman dalam bentuk agresi dari luar
relatif kecil. Potensi ancaman dari luar tampaknya akan lebih berbentuk upaya
menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran
narkotika dan obat-obat terlarang, film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing
yang mempengaruhi bangsa Indonesia terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat
merusak budaya bangsa. Potensi ancaman dari luar lainnya adalah dalam bentuk "penjarahan"
sumber daya alam Indonesia melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang
pada gilirannya dapat merusak lingkungan atau pembagian hasil yang tidak seimbang baik
yang dilakukan secara "legal" maupun yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat
pemerintah terkait sehingga meyebabkan kerugian bagi negara.
21

Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan


Nasional melalui berbagai cara, antara lain:
a. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan
norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
b. Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui
pemahaman dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah
perjuangan bangsa.
c. Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam
nasional serta terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan
berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan konsisten melaksanakan
peraturan/undang-undang).
d. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air
serta menanamkan semangat juang untuk membela negara, bangsa
dan tanah air serta mempertahankan Panca Sila sebagai ideologi
negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
e. Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun
kemungkinannya relatif sangat kecil, selain menggunakan unsur
kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih
(Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.
Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu
mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan langkah atau tindakan untuk
menghadapinya.
Ancaman Dari Dalam
Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu yang mengada-
ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi negaraRepublik Indonesia tampaknya
akan lebih banyak muncul dari dalam negeri,antara lain dalam bentuk:
a. disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat
b. keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak
Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan
massa
c. upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau
yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia
22

d. potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat


dalam masalah politik, maupun akibat masalah SARA
e. makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Usaha pembelaan negara dan pertahanan keamanan negara sebenarnya bertumpu pada
kesadaran setiap warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian perlu
ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam
membela pertahanan dan keamanan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan
bangsa akan berhasil jika setiap warga memahami keunggulan dan kelebihan negara dan
bangsanya. Disamping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan
segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
kita lebih tau tentang arti Bela Negara, Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
Kesadaran akan bela negara bagi setiap warga negara Indonesia yang antara lain
diwujudkan melalui PPBN yang merupakan bagian dari sistem pendidikan kewarganegaraan
negara adalah merupakan tanggung jawab bersama atau secara institusional (interdep) perlu
disosialisasikan secara meluas dan konseptual dalam arti perlu didukung lagi dengan
seperangkat peraturan perundang-undangan lain seperti yang diamanatkan dalam pasal 9
UURRI No. 3 seperti ketentuan tentang pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar militer
23

wajib, maupun pengabdian sesuai dengan profesi. Tidak kalah penting dan akan menjadi hal
fundamental adalah aspek kesejahteraan bagi masyarakat diberbagai lapisan bawah, sehingga
ada keseimbangan antara upaya menumbuh kembangkan kesadaran bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang seiring dengan aspek ketahanan
nasional. Dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman terhadap keutuhan wilayah NKRI
tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan.
Upaya penggalangan/pembinaan masyarakat seperti di wilayah perbatasan negara
maupun di wilayah-wilayah yang rawan konflik sosial yang pada hakekatnya mempunyai
potensi ancaman keutuhan wilayah kedaulatan negara perlu mendapat perhatian / prioritas
penanganan utama bagaimanapun sulit dan berat beban negara/pemerintah yang harus dipikul.
Resiko akan kehilangan pulau-pulau lain di sepanjang perbatasan negara atau wilayah yang
bermasalah, mudah-mudahan bisa diantisipasi lebih baik dan lebih profesional lagi.

B. SARAN

C. untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara serta


persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yaridiksi
nasional, serta nilai nilai pancasila dan UUD 1945.

D. Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa


memahami kenapa kita harus membela Negara kita ini dan janganlah sekali-kali
menodai tanah kelahiran kita ini dengan perbuatan yang tidak baik, karena tercela satu
bernoda semua.
Hati-hati pula dengan gerakan pendirian negara di dalam negara yang ingin
membangun negara islam di dalam Negara Indonesia dengan cara membangun
keanggotaan dengan sistem mirip MLM dan mendoktrin anggota hingga mereka mau
melakukan berbagai tindak kejahatan di luar ajaran agama islam demi uang. Jika
menemukan gerakan semacam ini laporkan saja ke pihak yang berwajib dan jangan
takut dengan ancaman apapun.untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan negara serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah
Nusantara dan yaridiksi nasional, serta nilai nilai pancasila dan UUD 1945

E.

F.
G.
24

H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
25

V.
W. Daftar Pustaka
X. www.slideshare.net/vinevin/makala-hak-dan-kewajiban-bela-negara-pasal-27-ayat-3
Y. www.slideshare.net/septianraha/makala-bela-negara
Z. www.slideshare.net/suhardi/bela-negara-2
AA. dilihatya.com/93/ini-dia-contoh-makala-bela-negara
AB. rijalhabibulloh.blogspot.de/2014/06/makala-bela-negara.html
AC.
AD.
AE.
AF.
AG.
AH.
AI.
AJ.
AK.
AL.

Anda mungkin juga menyukai