Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu analisa farmasi, yang ditentukan bukan hanya untuk
uji kualitas, tetapi juga untuk uji kuantitasnya. Atau dengan kata lain
menentukan adanya suatu zat dalam sediaan dan menentukan seberapa
besar kandungan zat aktifnya.
Analisa kualitatif dan kuantitatif suatu senyawa obat yang
diproduksi sangat penting untuk dilakukan, karena obat-obat yang beredar
dipasaran harus diketahui kadar dan mutunya secara pasti. Senyawa atau
bahan kimia obat harus sesuai dengan yang tercantum dalam Farmakope
dan buku-buku resmi lainnya.
Di bidang farmasi, penentuan suatu senyawa dalam sampel sangat
bermanfaat. Hal ini dapat berfungsi sebagai kontrol kualitas sediaan obat,
apakah obat tersebut mengandung zat aktif sesuai dengan yang tertera
pada etiket dan untuk mencegah terjadinya kesalahan pemesanan zat aktif
untuk produksi sediaan obat.
Penetapan antibiotik secara kimia makin sering digunakan sebab
mempunyai ketelitian yang tinggi, waktu analisis yang lebih cepat, dan
lebih obyektif sehingga bisa menggantikan penetapan secara hayati.
Dengan mempelajari sifat kimia dan rumus bangun dari suatu antibiotik
maka dapat disusun penetapan secara kimiawi yang secara kuantitatif
tanpa diganggu oleh hasil peruraiannya atau senyawa lain yang
mempunyai sifat kimia yang serupa. Penetapan secara kimia diharapkan
lebih spesifik daripada penetapan secara hayati.
Berbagai sifat kimia dapat digunakan sebagai suatu identifikasi
kualitatif atau kuantitatif. Jika sifatnya (pengukuran analit) adalah spesifik
dan selektif, maka tahap pemisahan dan perlakuan awal sampel dapat
disederhanakan. Pengubah analit ke bentuk yang sesuai sehingga analit
dapat dideteksi atau dapat diukur harus juga diperhatikan. Tahapan ini
berkaitan dengan metode pemisahan untuk suatu situasi yang spesifik
tergantung pada sejumlah faktor. Pemilihan teknik ini umumnya
didasarkan pada ketelitian dan ketepatan hasil analisis yang diperlukan.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu menganalisis
suatu senyawa obat secara kualitatif dan mahasiswa mampu melakukan
reaksi-reaksi spesifik masing-masing obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia Farmasi Analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik
dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi
struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya, dari bahan kimia pada
umumnya.
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi
elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di dalam
sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam
suatu sampel.
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah
(kadar) absolute atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada
di dalam sampel.
Analisis struktur adalah penentuan letak dan pengaturan ruang
tempat atom dalam suatu elemen atau molekul, serta identifikasi
gugus-gugus karakteristik (gugus-gugus fungsional) dalam suatu
molekul.
(Gandjar & Rohman, 2007)
Teknik analisis hanya merujuk pada pengukuran dan evaluasi hasil
pengukuran. Metode analisis merujuk pada penetapan kadar senyawa
tertentu dan evaluasi hasil pengukuran, sedangkan prosedur analisis
merupakan serangkaian proses mulai dari penyiapan sampel mulai
evaluasi hasil pengukuran. Keseluruhan tahap atau langkah prosedur
analisis dapat diringkas sebagai berikut:
a. Definisi masalah
Definisi masalah ini terkait dengan informasi analisis yang
berhubungan dengan tingkat akurasi yang dibutuhkan.
A. ALAT-ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Bunsen
- Cawan porselin
- Cover glass
- Mikrosokop
- Object glass
- Penjepit kayu
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Sendok tanduk
- Tabung reaksi
B. BAHAN-BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Akuades
- Antalgin
- Asam askorbat
- Aseton
- Etanol
- Kloramfenikol
- Larutan AgNO3
- Larutan FeCl3
- Larutan FeSO4
- Larutan H2SO4 encer
- Larutan H2SO4 pekat
- Larutan HCl encer
- Larutan HCl pekat
- Larutan HNO3 pekat
- Larutan K2CrO7
- Larutan KMnO4
- Larutan KOH
- Larutan Na2HCO3
- Larutan NaOH
- Parasetamol
- Pereaksi fehling
- Reagen dragendorf
- Reagen millon
- Reagen nesler
- Riboflavin
C. CARA KERJA
a. Uji Organoleptis
HASIL
b. Uji dengan Pereaksi
1. Antalgin
1.1 Pengujian 1
SAMPEL
- dilarutkan dengan air
- diasamkan dengan HCl encer
- dipanaskan
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
1.3 Pengujian 3
SAMPEL
- dilarutkan dengan air
- ditambahkan beberapa tetes AgNO3
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
1.4 Pengujian 4
HASIL
1.5 Pengujian 5
HASIL
1.6 Pengujian 6
SAMPEL
- ditambahkan HNO3 pekat
- diamati perubahan yang terjadi
-
HASIL -
2. Asam Askorbat
2.1 Pengujian 1
SAMPEL
- ditambahkan air, NaHCO3, dan FeSO4
- dikocok lalu didiamkan
- diamati perubahan yang terjadi
-
HASIL
2.2 Pengujian 2
SAMPEL
- dinetralkan didalam air dengan NaHCO3
(hingga pH 6-8)
- ditambahkan FeCl3
- diamati perubahan yang terjadi
- ditambahkan larutan metanol pirida bila perlu
HASIL
2.3 Pengujian 3
SAMPEL
HASIL
2.4 Pengujian 4
SAMPEL
HASIL
3. Kloramfenikol
3.1 Pengujian 1
SAMPEL
- ditambahkan HCl pekat dan serbuk seng
- dipanaskan lalu didinginkan
- ditambahkan kembali p DAB HCL
- diamati perubahan warna yang terjadi
HASIL
3.2 Pengujian 2
SAMPEL
- ditambahkan aseton dan akuades
- dibiarkan
- diamati kristal yang terbentuk dibawah
mikroskop
HASIL
3.3 Pengujian 3
SAMPEL
- ditambahkan NaOH dan air dididihkan
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
3.4 Pengujian 4
SAMPEL
- dilarutkan dalam etanol
- ditambahkan air dan serbuk seng
- dipanaskan dengan penangas selama 10
menit
- disaring, filtrat yang dihasilkan dibagi
menjadi 2
- ditambahkan benzoil klorida , dikocok pada
filtrat pertama
- ditambahkan FeCl3
- diamati perubahan warna yang terjadi
- ditambahkan dengan HCl encer, NaNO2, dan
-naftol dalam NaOH pada filtrat 2
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
3.5 Pengujian 5
SAMPEL
- direaksikan dengan KOH-etanolik
- dipanaskan dengan penangas air
- ditambahkan AgNO3 dan HNO3
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
4. Parasetamol
4.1 Pengujian 1
SAMPEL
- dilarutkan dalam air
- direaksikan dengan FeCl3
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
4.2 Pengujian 2
SAMPEL
HASIL
4.3 Pengujian 3
10 Ml AgNO3
- ditetesi dengan NaOH
- dilarutkan dengan NH3
- ditambahkan sampel
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
4.4 Pengujian 4
SAMPEL
- dilarutkan dalam NaOH
- dipanaskan lalu didinginkan
- ditambahkan larutan asam sulfat dan larutan
NaNO2
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
4.5 Pengujian 5
SAMPEL
- dididihkan selama 3 menit dengan HCl
pekat
- ditambahkan akuades
- didinginkan, tambahkan K2Cr2O7
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
5. Riboflavin
5.1 Pengujian 1
SAMPEL
- dilarutkan dalam akuades
- dilihat cahaya yang diteruskan
- diamati warna larutan dan fluoresensi yang
terbentuk
- ditambahkan HCl/NaOH
- diamati warna larutan dan flouresensi yang
terbentuk
HASIL
5.2 Pengujian 2
SAMPEL
- ditambahkan AgNO3
- didiamkan
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
5.3 Pengujian 3
SAMPEL
- dilarutkan dalam H2SO4 pekat
- diamati perubahan yang terjadi
HASIL
DAFTAR PUSTAKA