Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Energi Matahari (Surya)


Energi Matahari adalah energi yang didapat dengan mengubah energi

panas Matahari melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam

bentuk lain. Energi matahari sangatlah luar biasa karena tidak bersifat

polutif, tak dapat habis, dapat dipercaya dan tidak membeli

(Gunadarma.ac.id). Energi matahari dapat dikonversikan langsung

menjadi bentuk energi lain dengan tiga proses, yaitu : Proses

Helochemical, Proses Helioelectrical, dan proses Heliothermal

(Anynomous,1997).
Proses Helochemical. Reaksi helochemical yang utama adalah

proses foto sintesa. Proses ini adalah sumber dari semua bahan

bakar fosil.
Proses Helioelectrical. Reaksi Helioelectrical yang utama

adalah produksi listrik oleh sel sel surya


Proses Heliotermal adalah penyerapan radiasi matahari dan

pengkonversian energi ini menjadi energi termal.

2.2 Radiasi Matahari

Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai

kepermukaan bumi dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan


keadaan sekitarnya. Radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi

lebih rendah dari konstanta mataharinya. Radiasi matahari yang terjadi

diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya

menuju bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap

(absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya. Perubahan dari sudut

jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari panjangnya jalan yang

dilalui oleh sinar tersebut. Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi

sangat bervariasi menurut tempat dan waktu.

Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang

serta keadaan atmosfer terutama awan. Lama penyinaran akan

berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya pada manusia

dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme yang berlangsung

pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang

lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuha

tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis ( Benyamin

Lakitan, 1994). Pergeseran garis edar matahari menyebabkan perubahan

panjang hari ( lama penyinaran ) yang diterima pada lokasi-lokasi di

permukaan bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah

tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari

garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar

( Benyamin Lakitan, 1994).

2.3 Teori Dasar PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)


Pada prinsipnya, pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari

sekelompok foto sel yang mengubah sinar matahari menjadi gaya gerak

listrik (ggl) untuk mengisi baterai aki (B). Dari baterai aki (B) en ergi

listrik dialirkan kepemakai. Pada waktu banyak sinar matahari (siang

hari), baterai aki (B) diisi oleh foto sel. Tetapi pada saat malam hari, foto

sel tidak menghasilkan energi listrik, maka energi listrik diambil dari

baterai aki (B) teersebut.(Djiteng Marsudi: 2005; 132)

Gambar 2.1 Foto sel dan baterai aki (B) sebagai sumber energi listrik

Sumber :Ir. Djiteng Marsudi Sel surya atau sel fotovoltaik berasal dari

bahasa inggris Photo Voltaic. Kata Photovoltaic berasal dari dua kata

photo berasal dari kata Yunani yakni phos yang berarti cahaya, dan

kata volt adalah nama satuan pengukuran arus listrik yang diambil dari

nama penemu Alessandro Volta (1745-1827), sebagai pionir dalam

mempelajari teknologi kelistrikan. Jadi secara harfiah photovoltaic

mempunyai arti Cahaya-Listrik, dan itu dilakukan Sel Surya yaitu

merubah energi cahaya menjadi listrik, penemunya Edmond Becquerel

dan kawan-kawan pada abad 18. Photovoltaic adalah bahan

semikonduktor yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik. Jadi

pada photovoltaic ini, bahan semikonduktor yang diproses sedemikian


rupa sehingga apabila bahan tersebut terkena sinar matahari atau cahaya,

maka akan mengeluarkan tegangan listrik arus searah (DC). Photovoltaic

ini juga sejenis dengan dioda yang tersusun atas PN junction. (Zuhal:

1998; 194)

2.3.1 Proses Konversi Energi pada Sel Surya

Apabila suatu bahan semikonduktor seperti misalnya bahan silikon

diletakkan dibawah penyinaran matahari, maka bahan silikon tersebut

akan melepaskan sejumlah kecil listrik yang biasa disebut efek

fotolistrik. Yang dimaksud efek fotolistrik adalah pelepasan elektron dari

permukaan metal yang disebabkan penumbukan cahaya. Effek ini

merupakan proses dasar fisis dari fotovoltaik merubah energi cahaya

menjadi listrik. Cahaya matahari terdiri dari partikel-partikel yang

disebut sebagai photons yang mempunyai sejumlah energi yang

besarnya tergantung dari panjang gelombang pada solar spectrum.

Pada saat photon menumbuk sel surya maka cahaya tersebut akan

dipantulkan atau diserap atau mungkin hanya diteruskan.

Cahaya yang diserap membangkitkan listrik. Pada saat terjadinya

tumbukan energi yang dikandung oleh photon ditransfer pada elektron

yang terdapat pada atom sel surya yang merupakan bahan

semikonduktor. Dengan energi yang didapat dari photon, elektron

melepaskan diri dari ikatan normal bahan semikonduktor dan menjadi


arus listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik yang ada. Dengan

melepaskan dari ikatannya, elektron tersebut menyebabkan terbentuknya

lubang atau hole.

Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan

semikonduktor bertipe p dan n ( p-n junction semiconductor ) yang jika

tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, aliran electron

inilah yang disebut sebagai aliranarus listrik. Bagian utama perubah

energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipu

demikian, masimg-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap

efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam

jenis gelombang elektromagnetik yang secara spectrum. Oleh karena itu

absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar

radiation yang berasal dari cahaya matahari. Kerja sel surya sendiri

sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika cahaya

bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semikonduktor,

terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh

perjalanan menuju bahan semi- konduktor pada lapisan yang berbeda,

terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan

semikonduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan

elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan

pada perabot listrik. Sedangkan konversi dari tenaga surya menjadi

tenaga listrik melalui sel surya akan melalui tahapan proses sebagai

berikut :
1. Absorpsi cahaya dalam semi konduktor.

2. Membangkitkan serta memisahkan muatan positif dan negatif

bebas ke daerah-daerah lain dari sel surya, untuk membangkitkan

tegangan dalam sel surya.

3. Elektron-elektron bebas terbentuk dari milion photon atau benturan

atom pada lapisan penghubung yang menyebabkan terjadinya aliran

listrik.

4. Elektron-elektron dilepaskan dan mengalir keseluruh lapisan

lapisan kimia yang ada dipermukaan cell, sehingga menghasilkan

arus listrik kecil yang dihimpun dalam konduktor logam. Adapun

radiasi cahaya matahari itu sendiri harus diubah menjadi energy

listrik. Dibawah ini adalah satuan konversi :

1 Lux = 1 Lumen/m2

1 Lumen = 0,0015 Watt

Dari satuan konversi diatas maka dapat dicari berapa energi surya

yang diterima oleh panel surya dari sinar matahari. Apabila digunakan

banyak sel-sel surya, maka akan dapat dihasilkan arus listrik yang

besar. Aliran listrik yang didapat dari panel/deretan CHARGE akan

berupa DC (direct current), kemudian disimpan ke accu, dan sebagian

listrik DC dirubah ke AC (alternating current) dengan alat inverter

untuk dipakai dengan alat-alat di rumah tangga. Kemudian sebagian


DC dapat dipakai langsung untuk sebagian alat dengan spesifikasi DC.

Bahan fotovoltaik yang baik harus mempunyai koefisiensi absorbsi

tinggi untuk celah energi pada suhu rendah.

2.4 Jenis Sel Surya

Bermacam-macam teknologi telah diteliti oleh para ahli di dunia

untuk merancang dan membuat sel fotovoltaik yang lebih baik, murah,

dan efisien diantaranya adalah :

A. Generasi Pertama Kristal (Single Crystal)


Konfigurasi normal untuk Sel Fotovoltaik terdiri p-n Junction

Mono Kristal Silikon material mempunyai kemurnian yang tinggi

yaitu 99,999%. Ditumbuhkan dengan sistem yang paling terkenal

Metode Czochralski dapat dilihat di gambar 2.11 hasil berbentuk

silinder dengan panjang 12cm, diameter tertentu 25 inch, alat

pemotong yang terbaru adalah gergaji yang mampu memotong dua

sisi sekaligus dengan kapasitas 4000 wafer per-jam.

B. Generasi Kedua Kristal (Polikristal)


Material Mono Kristal harga per kilogram masih mahal, untuk

menurunkan harga material, dikembangkan material lain yang

disebut Polikristal. Pembuatan wafer dengan material ini

menggunakan Metode Casting (gambar 2.13), kemudian dipotong

dengan ukuran 40 x 40 cm2. Efisiensi modul fotovoltaik

polikristal mencapai 12% s/d 14%.


C. Generasi Ketiga, EFG the Edge Defined Film Growth Ribbon
Proses ini menumbuhkan wafer Mono Kristal seperti pita langsung

dari cairan silikon dengan menggunakan pita kapiler, dapat

menghasilkan dengan lebar 510cm. Pada proses ini penumbuhan

terjadi 5 m/menit dengan ketebalan 250 350 mikrometer, dengan

efisiensi 13%.

D. Generasi Keempat (Thin Film)


Generasi ke-empat Lapisan Tipis atau Thin Film, mempunyai

ketebalan sekitar 10mm di atas substrat kaca/steel (baja) atau

disebut advanced sel fotovoltaik. Tipe yang paling maju saat ini

adalah Amorphous Silicon dengan Heterojuction dengan stack

atau tandem sel. Efisiensi Sel Amorphous Silicon berkisar 6%

sampai dengan 9%.


2.5 Bagian-bagian PLTS
Bagian-bagian pembangkit listrik tenaga surya, antara lain:
1. Modul sel surya terdiri dari beberapa jenis ada yang berkapasitas

20 Wp, 30 Wp, 50 Wp, 100 Wp.


2. Pengatur pengisian muatan baterai, berfungsi untuk mengatur

besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh modul CHARGE agar

penyimpanan ke baterei sesuai dengan kapasitas baterei.


3. Charge controller, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian

baterai. Tegangan maksimun yang dihasilkan panel surya pada hari

yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak

baterai.
4. Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan

tegangan searah (DCdirect current) menjadi tegangan bolak balik

(AC-alternating current).
5. Baterai adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik

dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat

digunakan pada saat ada sinar matahari. Kapasitas baterei

disesuaikan dengan kapasitas modul dan besar daya penggunaan

listrik yang diinginkan.


6. Kabel (wiring), yang merupakan komponen standar sebagai

penghubung tempat mengalirkan arus listrik.


7. Mounting hardware atau framework, yang merupakan pendukung

untuk menempatkan atau mengatur posisi solar panel agar dapat

menerima sinar matahari dengan baik.

2.6 Baterai

Baterai berfungsi sebagai penyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh

modul surya sebelum dimanfaatkan untuk menggunakan beban. Ukuran

baterai yang di pakai tergantung pada ukuran panel surya dan beban yang

di suplay. Ukuran baterai yang terlalu besar baik untuk efisiensi operasi

tetapi mengakibatkan kebutuhan investasi yang terlalu besar. Sebaliknya

ukuran baterai yang terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak

tertampungnya daya yang lebih. Baterai tersebut mengalami proses siklus

menyimpan dan mengeluarkan, tergantung pada ada atau tidak adanya

sinar matahari. Selama waktu adanya matahari, array panel menghasilkan

daya listrik. Daya yang tidak digunakan dengan segera dipergunakan

untuk mengisi baterai.

Selama waktu tidak adanya matahari, permintaan daya listrik

disediakan oleh baterai. Kapasitas baterai tegantung dari daya modul


yang dikeluarkan dengan tegangan yang dikeluarkan sebesar 12VDC.

Didalam standar internasional, setiap 1 cell accumulator / aki memiliki

tegangan sebesar 2volt. Sehingga aki 12 volt, memiliki 6 cell sedangkan

aki 24volt memiliki 12 cell.

Aki merupakan sel yang banyak kita jumpai karena banyka digunakan

pada sepeda motor maupun mobil. Aki termasuk sel sekunder, karena

selain menghasilkan arus listrik, aki juga dapat diisi arus kembali. Secara

sederhana aki merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anoda

dan PbO2 sebagai katoda, dengan elektrolit H2SO4.

2.6.1 Prinsip Kerja Baterai atau Accumulator

Waktu pengisian baterai aki/sealed lead acid adalah 12 sampai 16 jam.

Dengan arus pengisian yang lebh tinggi dan metode pengisian multi-

stage, waktu pengisian dapat berkurang sampai dengan 10 jam atau

kurang.

Pengisian multistage terdiri dari 3 stage/tahap: constant current

charge, topping charge, dan float charge. Selama costant current charge

baterai diisi sampai 70% dalam waktu 5 jam; sisanya 30% adalah

pengisian pelan-pelan dalam topping charge. Topping charge butuh

sekitar 5 jam yang lain dan ini sangat penting untuk menjaga baterai tetap

baik. Jika pola pengisian baterai tidak lengkap sesuai dengan kedua stage

diatas, maka baterai akan kehilangan kemampuan untuk menerima full

charge dan kinerja baterai akan berkurang. Tahap ketiga adalah float

charge, kompensasi self discharge setelah baterai terisi penuh.


Baterai aki terdiri dari beberapa sel. Baterai aki 12 V terdiri dari 6 sel.

Batas tegangan 1 sel umumnya mulai dari 2,30 V 2,45 V. Jadi baterai

aki 12 V, tegangan sebenarnya adalah antara 13,8 V 14,7 V. Kondisi

baterai aki terdiri dari suhu. Suhu tinggi menyebabkan baterai cepat

rusak. Pada saat charging baterai pada suhu ruangan melebihi 30 derajat

celcius. Tegangan yang direkomendasikan adalah 2,35 V/sel. Pada saat

charging, dan suhu ruangan tetap dibawah 30 derajat celcius, tegangan

charger untuk masing-masing sel disarankan 2,40 2,45 Volt.

Tegangan float charge yang direkomendasikan dari kebanyakan

baterai aki lead acid adalah diantara 2,25 2,30 Volt/sel. Kompromi yang

baik adalah 2,27 Volt. Float charge yang optimal bergeser tergantung dari

suhu. Pada suhu tinggi dibutuhkan tegangan lebih kecil dan suhu lebih

rendah dibutuhkan tegangan lebih tinggi. Charger dengan suhu yang

fluktuatif harus dilengkapi dengan sensor suhu untuk mengoptimalkan

float charge.

Baterai aki memerlukan periodic discharge untuk memperpanjang

umur baterai. Untuk penerapan sekali dalam sebulan, dimana discharge

dilakukan hanya berkisar 10% dari total kapasitas. Full discharge sebagai

bagian dari pemeliharaan rutin tidak direkomendasikan karena akan

mengurangi siklus hidup baterai.

Baterai aki memiliki tegangan puncak bervariasi pada suhu yang

bervariasi saat pengisian ulang dan float charge. Menerapkan kompensasi


suhu pada charger untuk menyesuaikan suhu ekstrem memperpanjang

umur baterai hingga 15%. Ini benar jika dijalankan pada suhu tinggi.

2.6.2 Discharging Baterai

Kapasitas baterai sebesar 100 AmpereHour, artinya arus baterai

akan habis dalam 1 jam, bila beban menggunakan 100 A. Level discharge

baterai aki yang direkomendasikan adalah sampai dengan tegangan 1,75

Volt/sel. Baterai aki akan rusak bila tegangan per sel lebih kecil dari 1,75

Volt atau (10,5 Volt unuk baterai 12 Volt).

Masa baterai dihitung dalam jumlah cycle. Satu cycle adalah satu

kali penggunaan dan pengisian. Depth of Discharge (jumlah pemakaian

ampere baterai), mempengaruhi jumlah cycle baterai aki. Pada suhu 25

derajat celcius.

Dalam menentukan lama waktu pengisian baterai sebaiknya

diketahui besarnya AmpereHour dari aki atau baterai dan juga sebaiknya

diketahui terlebih dahulu besarnya arus ampere charger aki yang dipakai

untuk melakukan pengisian ulang ke baterai atau aki.

2.6.3 Jenis Baterai

Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran. Ada 2 jenis

baterai yaitu disposable dan rechargeable. Baterai rechargeable

digunakan oleh sistem solar sel adalah aki atau baterai lead acid.

2.6.3.1 Baterai Flooded Lead Acid Battery (FLA).


Jenis ini desebut juga Wet Cell atau Flooded Battery. Di

pasaran, aki ini dikenal dengan aki basah. Maksudnya sel-sel di

dalam aki harus terendam cairan elektrolit dan jika level

cairannya kurang harus ditambah. Ciri-cirinya setiap sel ada

katup untuk pengisian cairan elektrolitnya. Jenis ini paling

banyak di sekitar kita.


2.6.3.2 Baterai Valve-Regulated Lead Acid Battery (VLRA).
Jenis ini sering juga disebut Sealed Lead Acid battery atau

Sealed Maintenance Free battery. Secara fisik aki jenis ini

terlindung / tertutup rapat, yang nampak dari luar hanya terminal

(+) positif dan (-) negatif. Didesain agar cairan elektrolit tidak

berkurang karena bocor atau penguapan. Aki jenis ini memiliki

katup ventilasi yang hanya terbuka pada tekanan yang ekstrem

untuk pembuangan gas hasil reaksi kimianya. Tidak ada katup

untuk isi ulang cairan elektrolitnya, karenanya dikenal dengan aki

bebas perawatan (Maintenance Free Battery).


Aki VRLA dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan konstruksi

internalnya, yaitu:

2.6.3.2.1 Gel Cells.

Aki jenis ini, cairan elektrolitnya dicampur dengan pasir

silica sehingga menjadi kental seperti jelly (agar-agar atau

puding). Kemudian jelly ini berfungsi seperti halnya cairan

elektrolit. Aki jenis ini sebaiknya jangan digunakan pada

perangkat yang membutuhkan suplai arus listrik yang tinggi

(discharging) atau di cas dengan arus yang tinggi pula (charging).


Kalau tidak jelly-nya akan cepat robek atau rusak sehingga aki

tidak dapat digunakan lagi

2.6.3.2.2 Absorbent Glass Mat Battery (AGM).

Aki jenis ini memiliki separator (pemisah) yang terdiri dari

fiberglass yang diletakkan di antara pelat-pelat selnya yang

bertujuan menyerap cairan elektrolit agar tersimpan di pori-pori

fiberglass. Fungsi fiberglass ini mirip seperti handuk yang

menyerap air ketika salah satu ujung handuknya dicelupkan ke

dalam ember yang berisi air.


Diantara kelebihan AGM baterry adalah:

- Hampir semua aki AGM sistim pengecasannya sama seperti

pengecasan aki pada umumnya. Tidak memerlukan syarat-syarat

dan alat pengecas (charger) yang khusus.


- Dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa harus dicas ulang

karena self-discharge nya sangat rendah (1% - 3% per bulan).

(Self-discharge = penurunan kapasitas / tegangan aki pada

kondisi tanpa beban karena adanya resistansi internal).


- Karena resistansi internal-nya sangat rendah, aki tidak akan

kepanasan walau digunakan pada beban yang membutuhkan arus

yang besar atau saat di-cas ulang dengan arus listrik yang tinggi.
- Bebas perawatan, anti penguapan, anti bocor dan tetap

beroperasi walaupun dalam cuaca sangat dingin, bahkan walau

casing akinya retak atau pecah akan tetap beroperasi dengan baik.

2.6.4 Perhitungan Kebutuhan Baterai


Dari data daya jumlah panel dan besar beban yang digunakan, kita

dapat menghitung kebutuhan baterai dengan memperhitungkan beberapa

hal, diantaranya :

- DOD(depth of discharge) yaitu kondisi maksimum pemakaian baterai.


- SOC(state of charge) yaitu kondisi minimum kepasitas baterai.
- Total energi listrik yang di hasilkan panel surya.
- Baterai diletakkan dengan posisi yang tidak berubah-ubah.
- Baterai digunakan untuk sistem panel surya skala kecil.

Untuk menghitung besarnya kebutuhan baterai pada sistem panel

surya skala kecil maka dapat di hitung dengan 2 metode yaitu :

- Perhitungan berdasarkan adanya besar beban terlebih dahulu.


- Perhitungan berdasarkan kapasitas daya yang dihasilkan panel surya

yang ada.

Dari kedua perhitungan tersebut dirahapkan dapat digunakan sebagai

dasar perhitungan perencanaan panel surya skala kecil. Berikut

merupakan penjabaran rumus perhitungan kapasitas baterai yang di

butuhkan pada sistem panel surya skala kecil.

2.6.4.1 Perhitungan berdasarkan adanya besar beban terlebih dahulu.


1. Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah).
Ampere-jam dari peralatan dihitung dalam DC ampere-jam/hari. Arus

beban dapat ditentukan dengan membagi rating watt dari berbagai alat

yang menjadi beban dengan tegangan operasi sistem PV nominal.


Itot beban DC=Watt/Vop x jam pakai sehari.................. (1)
Itotbeban AC= (Watt/Vop x jam pakai sehari)/0.85 ...... (2)
Itotbeban = Itot beban DC +Itot beban AC ........... (3)
Dimana : Itot beban = Arus total beban dalam satuan Ah
Vop = tegangan operasi sistem yang disesuaikan dengan spesifikasi

baterai penyimpanan
2. Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem
Untuk sistem PLTS dengan daya 1000 Watt ke bawah, factor 20%

harus ditambahkan ke pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi sistem

dan untuk factor keamanan. Oleh karena itu ampere-jam beban yang

ditentukan pada langkah 3.1 dikalikan dengan 1,20 sehingga :


Ir = Total beban + Rugi & Safety Factor = Itot beban x 1,20 ......... (4)
Berdasarkan data pengukuran atau perhitungan pada laporan akhir

dengan judul perencanaan instalasi solar cell untuk beban LED dc

pada gazebo dan pos pamdal politeknik negeri malang politeknik

negeri malang tahun 2015 diperoleh faktor 20%

3. Waktu Cadangan Yang Dianjurkan


Umumnya sistem listrik matahari fotovoltaik dilengkapi dengan

baterai penyimpan (aki) untuk menyediakan energi pada beban ketika

beroperasi pada malam hari atau pada waktu cahaya matahari kurang.

Kapasitas waktu cadangan yang disarankan bervariasi berdasarkan garis

lintang daerah tempat pemasangan panel surya diperlihatkan pada tabel

Hubungan antara lokasi pemasangan dan waktu cadangan modul

photovolaik buatan Solarex.

Garis Lintang Lokasi Waktu Cadangan

Pemasangan (trec)
0o 30o (Utara atau 4 6 hari

Selatan)

30o 50o (Utara atau 10 12 hari

Selatan)

50o 60o (Utara atau 15 hari

Selatan)
Sumber : Solarex, 1996 : Discover The Newest World Power,

Frederick Court, Maryland USA.


Berdasarkan peta insolasi dunia (Solarex, 1996), letak wilayah

Indonesia terletak pada 10o LS 10o LU. Ini berarti bahwa waktu

cadangan untuk seluruh wilayah Indonesia, adalah sama yaitu 4 6 hari.

Kapasitas Ampere-jam (Ah) minimum dari baterai dihitung dengan

persamaan :
Bateraicap = Ir x trec .......................................... (5)
Dimana :
Baterai cap = kapasitas baterai (Ah)
Trec = waktu cadangan
4. DOD (Depth Of Discharge)
Dikarenakan baterai memiliki umur pemakaian, maka diperlukan

perhitungan berdasarkan DOD yang dimiliki baterai, hal ini bertujuan

supaya baterai tetap dapat digunakan dengan baik dalam waktu

penggunaan yang lebih lama. Persentase DOD ditentukan berdasarkan

pada data sheet baterai yang digunakan.


Bateraidod = Bateraicap / DOD%................ (6)
5. Jumlah baterai yang dibutuhkan
Dengan melaksanakan perhitungan-perhitungan di atas maka dapat

ditentukan jumlah baterai yang diperlukan.

Jumlah baterai = Bateraidod / kapasitas Baterai yang di pilih..... (7)

2.6.4.2 Perhitungan berdasarkan kapasitas daya yang dihasilkan

panel surya yang ada.


1. Pemilihan jenis dan jumlah modul panel surya
Panel yang dipilih harus mempunyai data spesifikasi yang lengkap

dikarenakan diperlukan sebagai perhitungan jumlah modul yang

diperlukan, yaitu data-data sebagai berikut :


Iop_modul = Arus operasi(A)................... (1)
V modul = Tegangan Nominal(V)............ (2)
2. Menentukan arus total panel dan tegangan system
Penyusunan modul yang berbeda akan mempengaruhi besarnya

perhitungan arus total dan tegangan pada sistem panel surya. Berikut

perhitungannya :
Jumlah total modul = jumlah modul seri x jumlah modul paral..(3)
Jumlah modul yang tersusun secara paralel adalah :
Itot_panel = Nparalel x Iop_modul.............................(4)
Dimana :
Itot_panel adalah Arus Total panel dan Iop_modul adalah Arus operasi modul
Jumlah modul yang tersusun seri ditentukan oleh :
Vsystem = Nseri x VModul......................(5)
Dimana :
Vsistem adalah tegangan nominal sistem dan Vmodul adalah tegangan

nominal modul
3. Menentukan jam Matahari Ekivalen

(Equivalent Sun Hours, ESH) terburuk Jam matahari ekivalen suatu

tempat ditentukan berdasarkan peta insolasi matahari dunia yang

dikeluarkan oleh Solarex (Solarex, 1996). Berdasarkan peta insolasi

matahari dunia, diperoleh:

ESH untuk Wilayah Katulistiwa = 4,5 jam

Berdasarkan data pengukuran pada Tugas Akhir dengan judul

perencanaan instalasi solar cell untuk beban LED dc pada gazebo dan

pos pamdal politeknik negeri malang politeknik negeri malang tahun

2015 diperoleh data ESH = 4 jam

4. Menentukan Besar Arus yang dihasilkan Panel surya

Dalam menetukan arus yang dihasilkan panel surya tanpa

memperhitungkan rugi-rugi dalam panel surya, dan hanya

memperhitungkan adanya ESH, maka di tentukan rumus sebagai berikut :

Itot panel = Ir / ESH ..................................... (6)


Ir = Itotal panel x ESH .................................... (7)

5. Waktu Cadangan Yang Dianjurkan


Umumnya sistem listrik matahari fotovoltaik dilengkapi dengan

baterai penyimpan (aki) untuk menyediakan energi pada beban ketika

beroperasi pada malam hari atau pada waktu cahaya matahari kurang.

Kapasitas waktu cadangan yang disarankan bervariasi berdasarkan garis

lintang daerah tempat pemasangan panel surya diperlihatkan pada tabel

Hubungan antara lokasi pemasangan dan waktu cadangan modul

photovolaik buatan Solarex.

Garis Lintang Lokasi Waktu Cadangan

Pemasangan (trec)
0o 30o (Utara atau 4 6 hari

Selatan)

30o 50o (Utara atau 10 12 hari

Selatan)

50o 60o (Utara atau 15 hari

Selatan)
Sumber : Solarex, 1996 : Discover The Newest World Power,

Frederick Court, Maryland USA.


Berdasarkan peta insolasi dunia (Solarex, 1996), letak wilayah

Indonesia terletak pada 10o LS 10o LU. Ini berarti bahwa waktu

cadangan untuk seluruh wilayah Indonesia, adalah sama yaitu 4 6 hari.

Kapasitas Ampere-jam (Ah) minimum dari baterai dihitung dengan

persamaan :
Bateraicap = Ir x trec .......................................... (8)
Dimana :
Baterai cap = kapasitas baterai (Ah)
Trec = waktu cadangan
6. DOD (Depth Of Discharge)
Dikarenakan baterai memiliki umur pemakaian, maka diperlukan

perhitungan berdasarkan DOD yang dimiliki baterai, hal ini bertujuan

supaya baterai tetap dapat digunakan dengan baik dalam waktu

penggunaan yang lebih lama. Persentase DOD ditentukan berdasarkan

pada data sheet baterai yang digunakan.


Bateraidod = Bateraicap / DOD%................ (9)
7. Jumlah baterai yang dibutuhkan
Dengan melaksanakan perhitungan-perhitungan di atas maka dapat

ditentukan jumlah baterai yang diperlukan.


Jumlah baterai = Bateraidod / kapasitas Baterai yang di pilih...(10)

2.7 Kontoler Pengisian Baterai Panel Surya (Solar Charge Controller)

Charge Controller adalah rangkaian elektronik yang mengatur proses

pengisian aki atau rangkaian aki (Battery Bank). Tegangan DC yang

dihasilkan oleh panel sel surya umumnya bervariasi 12 volt ke-atas.

Kontroler ini berfungsi sebagai alat pengatur tegangan aki agar tidak

melampaui batas toleransi dayanya. Disamping itu, alat pengontrol ini juga

mencegah pengaliran arus dari aki mengalir balik ke panel sel surya ketika

proses pengisian sedang tidak berlangsung (misalnya pada malam hari)

sehingga aki yang sudah dicas tidak terkuras tenaganya. Apabila aki atau

rangkaian aki sudah penuh terisi, maka aliran DC dari panel surya akan

diputuskan agar aki itu tidak lagi menjalani pnngisian sehingga

pengerusakan terhadap baterai bisa dicegah dan usia aki bisa diperpanjang.

Pengendalian proses pengisian aki dengan membuka dan menutup aliran


arus DC dari panel surya ke aki adalah fungsi yang paling dasar sebuah

charger controller.

2.7.1 Prinsip Kerja Charger Controller

Saat tegangan pengisian di baterai telah mencapai keadaan penuh,

maka controller akan menghentikan arus listrik yang masuk ke dalam

baterai untuk mencegah over charge. Dengan demikian ketahanan baterai

akan jauh lebih tahan lama. Di dalam kondisi ini, listrik yang tersupply

dari panel surya akan langsung terdistribusi ke beban / peralatan listrik

dalam jumlah tertentu sesuai dengan konsumsi daya peralatan listrik.

Saat voltase di baterai dalam keadaan hampir kosong, maka controller

berfungsi menghentikan pengambilan arus listrik dari baterai oleh beban /

peralatan listrik. Dalam kondisi voltase tertentu ( umumnya sekitar 10%

sisa voltase di baterai ) , maka pemutusan arus beban dilakukan oleh

controller. Hal ini menjaga baterai dan mencegah kerusakan pada sel sel

baterai. Pada kebanyakan model controller, indikator lampu akan menyala

dengan warna tertentu ( umumnya berwarna merah atau kuning ) yang

menunjukkan bahwa baterai dalam proses charging. Dalam kondisi ini,

bila sisa arus di baterai kosong (dibawah 10%), maka pengambilan arus

listrik dari baterai akan diputus oleh controller, maka peralatan listrik /

beban tidak dapat beroperasi.

Pada controller tipe tipe tertentu dilengkapi dengan digital meter

dengan indikator yang lebih lengkap, untuk memonitor berbagai macam


kondisi yang terjadi pada sistem PLTS dapat terdeteksi dengan baik. Solar

charge controller adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik

Tenaga Surya. Cara kerja solar charge controller antara lain: (a) Charging

Mode Solar Charge Controller dan (b) Mode Operasi Solar Charge

Controller

2.7.1.1 Charging Mode Solar Charge Controller

Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage

charging:

Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk

antara 13.4 14.8 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel

surya. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase

absorption.

Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai

dengan tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya

satu jam) tercapai, arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas

dari baterai.

Fase float: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4

13.7 Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus

maksimun dari panel surya / solar cell pada stage ini.


2.7.1.2 Mode Operation Solar Charge Controller

Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge

atau over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna

untuk mencegah kerusakan dari baterai.

2.7.2 Jenis Solar Charge Controller

Ada 4 jenis solar charge controller:

1. Shunt

2. Single Stage

3. Diversion

4. Pulse width Modulation (PWM)

2.7.2.1 Shunt Charge Controller

Shunt Charge controller diciptakan untuk sistem yang sangat kecil.

Mereka menghindari pengisian ulang yang berlebihan dengan shunting

atau sirkuit/lingkaran pendek solar cells saat baterai sudah terisi penuh.

Shunt controller mengawasi tegangan baterai dan mengalihkan arus dari


solar cells melalui power transistor saat nilai pre-set tegangan tercapai.

Transistor bertindak sebagai resistant dan mengubah arus dari solar cells

menjadi panas. Shunt controller memiliki heat sinks untuk membantu

menghilangkan produksi panas.

Shunt controller juga memiliki blocking diode untuk menghindari arus

dari arus balik dari baterai ke solar cells pada malam hari.

Shunt controller adalah desain yang sederhana dan tidah mahal.

Kelemahannya adalah keterbatasan dalam kapasitas muatan dan

persyaratan ventilasi.

2.7.2.2 Single Stage Controller

Single stage controller menghindari pengisian baterai secara

berlebihan dengan mematikan sakelar dari solar cells ketika tegangan

baterai mencapai nilai yang telah ditentukan. Di luar dari nilai tersebut,

arus dari solar cells akan mengisi baterai.

Single stage controller menggunakan relay atau transistor untuk

memutuskan aliran arus pada saat pengisian baterai dan menghindari arus

balik pada malam hari, dari baterai ke solar cells. Single stage controller

ini kecil dan tidak mahal, dan mempunyai kapasitas muatan yang lebih

besar dari tipe shunt. controller.

2.7.2.3 Diversion Controller


Controller ini otomatis mengatur arus yang mengalir ke baterai

dengan memonitor tegangan baterai yang sedang diisi, arus yang berlebih

dialihkan ke resistor load. Arus dari solar cells dapat mengalir ketika

tegangan baterai rendah. Saat baterai mendekati penuh, controller

mengalihkan sebagaian arus ke muatan resistors.

2.7.2.4 Controller Pulse Width Modulation PWM

PWM controller adalah pengontrol yang saat ini tersedia di pasaran.

seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari on dan off elektrikal,

sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical form. Lamanya

arus pulse yang sedang diisi ulang secara perlahan-lahan berkurang

sebagaimana tegangan baterai meningkat, mengurangi rata-rata arus ke

dalam baterai.

2.7.2.5 Maximum Power Point Tracker Controller

MPPT adalah jenis Charge controller yang bagus, dengan karakteristik

mendapatkan nilai maksimun daya (maximun power point) yang

dihasilkan oleh solar cells untuk mencharge baterai.

Pada Charge controller, tegangan solar cells panel disesuaikan lebih

tinggi sedikit dengan tegangan baterai yang sedang dicharge. Sebagai

contoh, untuk baterai 12 Volt, maksimu tegangan peak power point solar

cells panel adalah sekitar 17-18V. Tanpa MPPT, solar cells panel akan

beroperasi di sekitar tegangan baterai. Hasil ini kerugian dari power tenaga

yang berasal dari array.


Keuntungan yang sesungguhnya dari MPPT bergantung pada suhu

solar cells panel saat beroperasi dan level tegangan baterai. Saat solar cells

panel beroperasi pada kondisi dingin, akan dihasilkan tegangan lebih

tinggi. Saat tegangan solar cells panel tinggi, ada perbedaan yang sangat

besar antara solar cells panel dan tegangan baterai dan itu lebih potensial

tenaga yang diperoleh dari MPPT.

2.7.3 Setting Solar Charge Controller

Solar Charge Controller biasanya terdiri dari :

- Input Controller yaitu 2 terminal + dan - yang terhubung dengan

output panel sel surya


- Input Baterai yaitu 2 terminal + dan - yang terhubung dengan

baterai/aki
- Output yaitu 2 terminal + dan - yang terhubung dengan beban.

2.7.3.1 Setting Charger Controller Panel Surya Indikator LED

1. Hubungkan Charger Controller ke baterai 12 Volt atau 24 Volt (ingat

baterai atau aki harus dihubungkn terlebih dahulu).

2. Tekan dan tahan tombol setting untuk mengaktifkan mode tampilan,

maka akan muncul menu yaitu :

0 : jika kita memilih ini maka charger controller panel surya hanya

difungsikan sebagai alat cas, sedangkan hubungan ke beban

diputuskan.

1-13 : jika kita memilih ini maka beban hanya akan dihidupkan atau

tersambung jika matahari sudah tenggelam, lamanya waktu

terhubungnya bias diatur dari 1-13 jam.


L : Beban akan hidup/ dihubungkan mulai dari senja sampai fajar

C : Beban selalu tersambungbaik siang ataupun malam dalam waktu

24 jam kecali baterai sudah lemah akan otomatis terputus.

2.7.3.2 Setting Charger Controller Panel Surya dengan Tampilan

Layar LCD

1. Hubungkan Charger Controller ke baterai 12 Volt atau 24 Volt (ingat

baterai atau aki harus dihubungkn terlebih dahulu).

2. Tekan dan tahan tombol Menu sekitar 3 detik kemudian tekan tombol

+ atau -

3. Atur parameter angka secara standar saja atau default dengan tombol

+ atau

4. Tekan menu skali lagi untuk menyimpan dan keluar.

Tambahan :

- Tekan tombol (Down) untuk On/OFF beban manual di tampilan utama


- Mode kerja adalah bekekerja sebagai berikut :

24H : Output beban 24 jam

1-23H : Beban On setelah matahari terbenam dan terputus sesuai settingan

jam.

0H : Beban hidup ketika senja dan mati setelah fajar

Arus listrik yang dihasilkan sebuah panel surya adaalah araus

searah (DC ) kemudian melalui Charger Controller disimpan ke dalam

baterai atau aki. Pada siang hari arus mengisi baterai dan pada malam hari

arus dari baterai digunkan untuk menghidupkan peralatan listrik seperti


lampu. Arus yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel surya

karena sudah ada diode proteksi yang hanya dilewati arus listrik DC dari

panel surya ke baterai, bukan sebaliknya.

2.7.4 Pemilihan Baterai

Ada beberapa pertimbangan dalam memilih aki :

Tata letak, apakah posisi tegak, miring atau terbalik. Bila pertimbangannya

untuk segala posisi maka aki kering adalah pilihan utama karena cairan

air aki tidak akan tumpah. Kendaraan off road biasanya menggunakan

aki kering mengingat medannya yang berat. Aki ikut terguncang-

guncang dan terbanting. Aki kering tahan goncangan sedangkan aki

basah bahan elektodanya mudah rapuh terkena goncangan.

Voltase / tegangan, di pasaran yang mudah ditemui adalah yang

bertegangan 6V, 12V da 24V. Ada juga yang multipole yang

mempunyai beberapa titik tegangan. Yang custom juga ada, biasanya

dipakai untuk keperluan industri.

Kapasitas aki yang tertulis dalam satuan Ah ( Ampere hour ), yang

menyatakan kekuatan aki, seberapa lama aki tersebut dapat bertahan

mensuplai arus untuk beban / load.

Cranking Ampere yang menyatakan seberapa besar arus start yang dapat

disuplai untuk pertama kali pada saat beban dihidupkan. Aki kering

biasanya mempunyai cranking ampere yang lebih kecil dibandingkan

aki basah, akan tetapi suplai tegangan dan arusnya relatif stabil dan
konsisten. Itu sebabnya perangkat audio mobil banyak menggunakan

aki kering.

Pemakaian dari aki itu sendiri apakah untuk kebutuhan rutin yang sering

dipakai ataukah cuma sebagai back-up saja. Aki basah, tegangan dan

kapasitasnya akan menurun bila disimpan lama tanpa recharge,

sedangkan aki kering relatif stabil bila di simpan untuk jangka waktu

lama tanpa recharge.

Harga karena aki kering mempunyai banyak keunggulan maka harganya

pun jauh lebih mahal daripada aki basah. Untuk menjembatani rentang

harga yang jauh maka produsen aki juga memproduksi jenis aki

kalsium ( calcium battery ) yang harganya diantara keduanya.

2.7.5 Pemilihan Solar Charge Controller

Ukuran atau rating untuk controller pengisian aki ditentukan dalam

satuan Ampere. Untuk menentukan berapa rating Ampere alat pengontrol

pengisian aki, dipengaruhi beberapa hal antara lain :

- Tipe solar charge controller


- Besar beban yang disuplay panel surya
- Besar daya dihasilkan panel surya
- Tegangan baterai penyimpanan
- Pertimbangan faktor efisiensi dan cadangan

perhitungan arus rating charge controller.

Ic = (Daya beban atau daya panel surya) / tegangan baterai

Faktor efisiensi dan cadangan.

Ictotal = Ic x (100%+faktor%)

Pilih solar charge controller dengan arus rating diatas Ictotal.

Perhatikan tegangan maximum Voc yang dapat ditoleransi oleh kontroler,

karena setiap kontroler mempunyai tegangan Voc yang berbeda.

3.2.6 Perencanaan Perhitungan Setting Solar Charge Controller.


Perhitungan berdasarkan data pada Amtex Electronic PTY LTD, untuk

pengisian baterai tipe Lead acid dengan kecepatan tinggi, harus dipilih aki dengan

ketentuan C10 yaitu dengan kemapuan pembebanan 10jam dalam sehari. Maka

dapat ditentukan untuk pemilihan Solar Charge Controller dengan rencana

pemilihan sebagai berikut:


Direncanakan dengan penggunaan baterai 10 jam, dengan 3 merk baterai

yang berbeda, jumlah baterai yang digunakan 1 dan 2 baterai.


Data baterai berdasarkan katalog 1.
Jika dikehendaki hanya 1 baterai yang digunakan :
- 100ah = (10hour rate : 91ah)
Iscc = 91ah/10 = 9.1 ampere
Maka dipilih solar charge conroller dengan ratting 10 ampere.
- 65ah = (10hour rate : 59ah)
Iscc = 59ah/10 = 5,9 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan rating 10 ampere.
Jika dikehendaki menggunakan 2 baterai.
- 100ah = (10hour rate : 91ah)
Iscc = 2x91ah/10 = 18,2 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 20 ampere
- 65ah = (10hour rate : 59ah)
Iscc = 2x59/10 = 11,8 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 20 ampere
Data baterai berdasarkan katalog 2
Jika dikehendaki hanya 1 baterai yang digunakan :
- 100ah = (10hour rate : 54ah)
Iscc = 54ah/10 = 5,4 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 10 ampere.
- 80ah = (10hour rate : 44,3ah)
Iscc = 44,3ah/10 = 4,43 ampere
Maka dipilih solar charge conroller dengan ratting 10 ampere.
- 65ah = (10hour rate : 38,2ah)
Iscc = 38,2ah/10 = 3,82 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan rating 10 ampere.
Jika dikehendaki menggunakan 2 baterai.
- 100ah = (10hour rate : 54ah)
Iscc = 2x54ah/10 = 10,8 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 20 ampere
- 80ah = (10hour rate : 44,3ah)
Iscc = 2x44,3/10 = 8,86 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 10 ampere
- 65ah = (10hour rate : 38,2ah)
Iscc = 2x38,2/10 = 7,64 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 20 ampere

Data baterai berdasarkan katalog 3


Jika dikehendaki hanya 1 baterai yang digunakan :
- 100ah = (10hour rate : 100ah)
Iscc = 100ah/10 = 10 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 10 ampere.
- 80ah = (10hour rate : 80ah)
Iscc = 80ah/10 = 8 ampere
Maka dipilih solar charge conroller dengan ratting 10 ampere.
- 70ah = (10hour rate : 70ah)
Iscc = 70ah/10 = 7 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan rating 10 ampere.
Jika dikehendaki menggunakan 2 baterai.
- 100ah = (10hour rate : 100ah)
Iscc = 2x100ah/10 = 20 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 20 ampere
- 80ah = (10hour rate : 80ah)
Iscc = 2x80/10 = 16 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 20 ampere
- 70ah = (10hour rate : 70ah)
Iscc = 2x70ah/10 = 14 ampere
Maka dipilih solar charge controller dengan ratting 20 ampere

Anda mungkin juga menyukai