Hukum I Kepler

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Hukum I Kepler

Kepler adalah seorang ahli matematika termutakhir


dizamannya, sehingga kemajuan yang ia buat dalam studi tentang gerakan planet-planet
adalah untuk memperkenalkan dasar matematika untuk model heliosentris dari tata surya.
Dimana Ptolemy dan Copernicus hanya bergantung pada asumsi, seperti bahwa lingkaran
adalah bentuk yang sempurna dan semua orbit benda langit harus melingkar, Kepler
menunjukkan bahwa orbit lingkaran matematis tidak sama dengan data yang adap pada planet
Mars, namun orbit elips juga tidak cocok dengan data! Kita sekarang lihat pernyataan berikut
sebagai Hukum Pertama Kepler:

Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya

Berikut adalah demonstrasi dari metode klasik untuk menggambar bentuk elips:
Sumber: Wikipedia

Kedua pines dalam gambar mewakili dua fokus elips, dan benang tersebut memastikan
bahwa jumlah jarak dari dua fokus (paku payung) ke pensil adalah konstan. Di bawah ini
adalah gambar lain dari elips dengan sumbu utama dan sumbu minor didefinisikan:

Sumber : wikipedia.org

Kita tahu bahwa dalam suatu lingkaran, semua garis yang melewati pusat (diameter) adalah
sama panjang. Namun, dalam elips, garis yang Anda gambar melalui pusat bervariasi
panjangnya. Garis yang berpindah dari satu ujung ke ujung dan meliputi kedua titik fokusnya
disebut dengan sumbu utama, dan ini adalah jarak terpanjang antara dua titik pada elips.
Garis yang tegak lurus terhadap sumbu utama di pusatnya disebut dengan sumbu minor, dan
itu adalah jarak terpendek antara dua titik pada elips.

Pada gambar di atas, titik-titik hijau adalah fokus (setara dengan paku payung pada foto di
atas). Semakin besar jarak antara fokus, semakin besar eksentrisitas pada elips. Dalam kasus
yang terbatas dimana fokus berada di atas satu sama lain (eksentrisitas 0), maka gambar itu
berupa lingkaran sempurna. Sehingga anda dapat mengatakan bahwa lingkaran dapat disebut
sebagai elips dengan eksentrisitas 0. Penelitian telah menunjukkan bahwa buku teks
astronomi memperkenalkan kesalahpahaman dengan menunjukkan orbit planet-planet memili
eksentrisitas tinggi sebagai usaha mereka untuk memastikan kembali bahwa mereka adalah
elips dan bukan lingkaran. Pada kenyataannya orbit sebagian besar planet di tata surya kita
sangat dekat dengan bentuk lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0 (misalnya,
eksentrisitas orbit bumi adalah 0,0167). Untuk melihat animasi yang menunjukkan orbit-orbit
dengan berbagai eksentrisitasnya, silahkan lihat diagram eksentrisitas di Windows to the
Universe. Perhatikan bahwa orbit dengan eksentrisitas 0,2 yang hampir berbentuk
menyerupai lingkaran, mirip dengan eksentrisitas planet Merkurius dimana ia memiliki
eksentrisitas terbesar dari seluruh planet di tata surya. Elips orbit diagram di Windows to the
Universe termasuk gambar dengan perbandingan langsung dari eksentrisitas beberapa
planet, asteroid, dan komet.

Hukum satu kepler memiliki beberapa implikasi antara lain :

Jarak antara planet dan matahari berubah seiring planet bergerak sepanjang
orbitnya

Matahari adalah penyeimbang dari pusat orbit planet

Hukum II Kepler

(hukum tentang luas yang sama)

Dalam model tata surya mereka, orang yunani berkeyakinan pada keyakinan Aristoteles
bahwa benda-benda di langit bergerak dengan kecepatan konstan dalam lingkaran karena itu
semua adalah gerakan alami. Akan tetapi, hukum kepler kedua (terkadang disebut sebagai
hukum luas sama) dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa kecepatan planet berubah
ketika ia bergerak sepanjang orbitnya.

Hukum kepler dua berbunyi :


Garis yang menghubungkan planet dan matahari selalu menyapu luas daerah yang sama
pada selang waktu yang sama.

Pada gambar di bawah ini yang mengarah ke sebuah tautan animasi menunjukkan bahwa
ketika sebuah planet berada didekat aphelion (titik terjauh dari Matahari, diberi label dengan
B) garis yang digambar antara matahari dan planet trace out a long dan memiliki luasan yang
skinny diantara titik A dan B. Sebaliknya, Ketika planet dekat dengan titik perihelion (titik
terdekat dengan Matahari, diberi dengan label C), garis yang digambar diatara matahari dan
planet traceout a shorter dan memiliki luasan yang fatter antara titik C dan titik D. Irisan yang
berwarna abu-abu dan biru yang ditarik sedemikian rupa Sejatinya memiliki luasan yang
sama. Artinya, luasan antara C dan D di sebelah kanan sama luasnya dengan luasan antara A
dan B di sebelah kiri.

Karena bidang kedua sektor adalah identik, maka hukum kedua Kepler mengatakan bahwa
waktu yang dibutuhkan planet untuk melakukan perjalanan antara A dan B dan juga antara C
dan D pastilah membutuhkan waktu yang sama. Jika Anda melihat jarak sepanjang elips
antara A dan B, jarak A dan B lebih pendek dibandingkan jarak antara C dan D. Karena
kecepatan adalah jarak dibagi waktu, dan karena jarak antara A dan B lebih pendek dari pada
jarak antara C dan D, maka ketika Anda membagi jarak dengan jumlah waktu yang sama
Anda menemukan bahwa:

Planet bergerak lebih cepat saat di perihelion dan bergerak lambat saat mencapai
aphelion

Orbit-orbit sebagian besar planet hampir lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0. Dalam
hal ini, perubahan kecepatan mereka tidak terlalu besar terhadap jarak orbit mereka.

Hukum III Kepler

Kepler memiliki semua data-data milik Tycho tentang planet-planet, sehingga ia mampu
untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap planet untuk menyelesaikan
satu kali orbit mengelilingi matahari. Hal ini biasanya disebut sebagai periode orbit. Kepler
mencatat bahwa semakin dekat planet itu ke Matahari maka semakin cepat pula planet itu
mengorbit Matahari. Dia adalah ilmuwan pertama yang mempelajari planet dari perspektif
bahwa Matahari dipengaruhi oleh orbitnya. Artinya, tidak seperti Ptolemy dan Copernicus,
yang keduanya mengasumsikan bahwa gerak alami planet abergerak dengan kecepatan
konstan di sepanjang lingkaran, Kepler meyakini bahwa Matahari memberikan gaya pada
planet untuk mendorong mereka di sepanjang orbitnya dan karena hal ini, semakin dekat
mereka dengan Matahari maka semakin cepat mereka menelusuri orbitnya.

Kepler mempelajari periode planet-planet dan jarak mereka dari Matahari, dan ia
membuktikannya pada hubungan matematis berikut yang mana disebut sebagai Hukum
Kepler ketiga :

Kuadrat dari periode orbit sebuah planet (P) berbanding lurus dengan pangkat tiga
sumbu semimayor (a) pada jalur elipsnya.

Apakah ini berarti secara matematis bahwa jika kuadrat dari periode obyek ganda, maka
kubus sumbu semimayor nya juga harus dua kali lipat. Tanda proporsionalitas dalam
persamaan di atas memberi arti bahwa:

di mana k adalah angka konstan. Jika kita membagi kedua sisi persamaan dengan a3, kita
melihat bahwa:

Ini berarti bahwa untuk setiap planet di tata surya kita, rasio dari periode mereka sama
dengan kuadrat sumbu semimayor kubus adalah memliki nilai konstan yang sama. Maka ini
berarti bahwa:
Kita tahu bahwa periode bumi adalah 1 tahun. Pada masa Kepler, mereka tidak mengetahui
jarak ke planet, tapi kita hanya dapat menetapkan sumbu semimajor Bumi pada satuan yang
kita sebut Unit Astronomi (AU). Artinya, tanpa mengetahui seberapa jauh ukuran jarak dari
satuan AU, kita hanya mengatur aEarth = 1 AU. Jika anda meletakkan 1 tahun dan 1 AU ke
dalam persamaan di atas, maka anda dapat melihat kembali bahwa:

Jadi untuk setiap planet, P2 / a3 = 1 jika P dinyatakan dalam satuan tahun dan a dinyatakan
dalam satuan AU. Maka jika Anda ingin menghitung seberapa jauh Saturnus dari Matahari
dalam satuan AU, semua yang perlu Anda ketahui adalah periodenya. Untuk Saturnus,
periodenya adalah sekitar 29 tahun.

Jadi Saturnus 9,4 kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi dari Matahari!

Anda mungkin juga menyukai