Kelompok :
Fakultas Farmasi
2015
ISLAM KEBENARAN MUTLAK
1. QS Al-Muminun ayat 71
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan
semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (QS Al-Muminun ayat 71)
Ayat di atas secara jelas membantah pandangan yang mengatakan bahwa kebenaran bersifat
relatif sehingga dapat berjumlah banyak sesuai jumlah hawa nafsu manusia. Bahkan
melalui ayat ini Allah taaala menegaskan betapa dahsyatnya dampak yang bisa timbul dari
mengakui kebenaran berbagai fihak secara sekaligus. Digambarkan bahwa langit dan bumi bakal
binasa karenanya. Sebab masing-masing pembela kebenaran tersebut pasti akan
mempertahankan otoritas kebenarannya tanpa bisa menunjukkan dalil atau wahyu Ilahi yang
membenarkannya.
Lalu atas dasar apa seorang muslim mengklaim kebenaran mutlak ajaran Islam? Tentunya
berdasarkan wahyu otentik kitab suci Al-Quran. Di dalamnya Allah taaala jelas-jelas berfirman:
Jelas bagi seorang mumin bahwa kebenaran haruslah yang bersumber dari Allah taaala Rabbul
aalamiin. Oleh karenanya kitapun meyakini sepenuhnya tatkala Allah taaala berfirman:
Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. (QS Ali Imran ayat 19).
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran
ayat 85)
Berdasarkan kedua ayat di atas ummat Islam menjadi mantap dalam meyakini bahwa satu-
satunya jalan keselamatan di dunia dan akhirat hanyalah jalan Islam. Yaitu jalan yang telah
ditempuh oleh Nabi Muhammad shollallahu alaih wa sallam.
Bukan ummat Islam yang meng-claim kebenaran mutlak ajaran Islam, melainkan Allah
taaala sendiri yang meng-claim hal tersebut. Kita hanya meyakini dan mentaati firman Allah
taaala. Oleh karena itulah Nabi shollallahu alaih wa sallam menjelaskan betapa berbedanya
ganjaran ukhrowi yang akan diterima seorang mumin dibandingkan seorang kafir (non-muslim)
akibat perbuatan baiknya di dunia.
Bersabda Rasulullah shollallahu alaih wa sallam: Seorang kafir jika berbuat kebaikan di
dunia, maka segera diberi balasannya di dunia. Adapun orang mu'min jika berbuat
kebajikan, maka tersimpan pahalanya di akherat di samping rizqi yang diterimanya di dunia
atas keta'atannya. (Muslim 5023)