Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PROGRAM P2 TB PARU UPTD UNIT PUSKESMAS MANATAHAN TAHUN 2016

A. LATAR BELAKANG

Mycobacterium Tuberculosa telah menginfeksi Sepertiga penduduk dunia


,pada tahun 1993,WHO mencanangkan kedaruratan Global penyakit TBC ,karena
pada sebagian Besar Negara di dunia ,penyakit TBC tidak terkendali .Ini disebabkan
banyaknyan penderita yang tidak berhasil disembuhkan ,Terutama penderita menular (
BTA Positif )
Sejak tahun 1995 program pemberantasan tuberculosis Paru telah dilaksanakan
dengan strategi DOTS ( Directly observed treatment,Shotcourse Chemotherapi ) yang
direkomendasi oleh WHO .kemudian Berkembang seiring dengan Pembentukan
GERDUNAS TBC,maka pemberantasan penyakit Tuberculosis paru Berubah menjadi
Program penanggulanagan Tuberculosis .
Penanggulanagan dengan strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi .Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi
kesehatan yan Cost Effectife
Penykit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia :
1. Pada tahun 1995,hasil survey kesehatan rumah tangga 9SKRT ) menunjukan
bahwa penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor 3 ( tiga ) setelah
penyakit cardiovascular dan saluran pernafasana pada semua kelompok usia
dan nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi

2. Pada tahun 1999,WHO memperkirakan setiap tahu terjadi 583.000 kasus baru
TBC dengan kematian TBC sekitar 140.000.Secara kasar diperkirakan setiap
100.000penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TBC paru BTA
Positif (tahun 2005 = 115 BTA Positif )

3. Penyakit TBC menyerang sebagian Besra kelompok usia kerja.program


penanggulangan TBC dengan strategi DOTS belum dapat menjangkau seluruh
puskesmas .

4. Pengobatan yang Tidak Teratur Di masa lalu ,diduga telah menimbulkan


kekebalan ganda kuman TBC terhadap Obat anti Tuberculosis ( OAT ) atau
Multi drug resistenc ( (MDR)

Dasar kebijaksanaan Program Tb paru


1. Evaluasi Program TBC yang dilaksanakan bersama oleh Indonesia dan WHO
pada april 1994 ( Indonesia WHO Joint on national TB program )

2. Lokakarya national Program p2 TBC pada September 1994

3. Dokumen perencanaan ( Plan Of action ) pada Bulan September 1994

4. Rekomendasi Komite nasional penanggulangan TBC paru ( KOMNAS


TBC 9 september 1996)
5. Gerdunas TBC ( Gerakan terpadu nasional penanggulangan Tuberculosis) 24
maret 1999

B. TUJUAN

1. Tujuan jangka panjang

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBc dengan cara
memutuskan rantai penularan,sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan
masalah kesehatan masyarakat Indonesia
2. Tujuan jangka pendek

Tercapainya angka kesembuhan Minimal 85 % dari semua penderita baru


BTA positif yang ditemukan

Tercapainya Cakupan penemuan penderita secara bertahap Sehingga pada


tahun 2005 dapat mencapai 70 % dari perkiraan semua penderita baru
BTA Positif

C. SASARAN

Penderita batuk lebih dari 2 minggu


D. KEBIJAKAN DAN STRATEGI

1. Kebijakan

Untuk mencapai tujuan tersbut ,ditetapkan kebijakan Operasional sebagai


berikut :
a. Penanggulangan TBC di Indonesia dilaksanakan Dengan desentralisasai
sesuai kebijaksanaan Departemen kesehatan

b. Penanggulanagan TBc dilaksanakan oleh Seluruh Unit pelayanan


kesehatan (UPK ) <meliputi Puskesmas ,Rumah sakit dan swasta ,BP$4
serta Praktek dokter Swasta ( PDS ) dengan melibatkan peran serta
masyarakat secara paripurna

c. Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan penanggulangan TBC,prioritas


ditujuak Terhadap Peningkatan Mutu pelayanan ,penggunaan obat yang
rasional dan paduan Obat yang sesuai dengan strategi DOTS

d. Target Program dalam .

2. Strategi

Paradigma sehat
Meningkatkan penyuluhan untuk menemukan kontak sedini mungkin
.serta meningkatkan cakupan program

Promosi Kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat


Perbaikan perumahan serta peningkatan status gizi ,pada kondisi tertentu

Strategi DOTS ,Sesuai rekomendasi WHO


Komitmen Politis dari pada Pengambil keputusan ,termasuk dukungan
dana

Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara microscopis

Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberculosis(OAT) jangka pendek


dengan pengawasan langsung pengawas menelan Obat (PMO)

Kesinambungan Persediaan Obat jangka pendek dengan Mutu terjamin

Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan


dan evaluasi program penanggulangan TBC

Peningkatan Mutu Pelayanan


Pelatihan seluruh tenaga pelaksana

Ketepatan diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara Microskopis

Kualitas laboratorium yang diawasi melalui pemeriksaan uji silang ( Cross


Check)

Untuk menjaga kualitas pemeriksaan laboratorium ,Dibentuklah


KPP( kelompok Puskesmas pelaksana) terdiri dari 1 PRM ( puskesmas
Rujukan mikroskopis )dan beberapa PS ( Puskesmas satelit ).Untuk
daerah dengn geografis sulit di bentuk PPM ( Puskesmas pelaksana
mandiri )

Ketersdiaan OAT bagi semua penderita TBC yang Ditemukan

Pengawasa n Kualitas OAT dilandaskan secara berkala dan terus menrus

Pengembangan program dilakukan secara bertahap di seluruh UPK


Peningkatan kerjasama dengan semua Pihak melalui kegiatan advokasi
,diseminasi informasi dengan memperhatikan peran masing-masing
Kegiatan penelitian dan pengembangan dilaksanakan dengan melibatkan semua
unsure terkait
Memperhatikan Komitmen nasional
E. KEGIATAN

a. Tatalaksana Pasien TB

Penemuan tersangka TB

Diagnosis

Pengobatan
b. Managemen Program

Perencanaan

Pelaksanaan

Pencatatan dan pelaporan

Pelatihan

Bimbingan tehnik

Pemantapan Mutu Laboratorium

Pengelolaan logistic

Pemantauan dan evaluasi

c. Kegiatan penunjang

Promosi

Kemitraan

Penelitian

d. Kolaborasi TB/HIV

Membentuk mekanisme kolaborasi

Menurunkan Beban TB pada ODHA

Menurunkan beban HIV pada pasien TB

F. MEKANISME PENYELENGGARAAN

e. Tatalaksana Pasien TB

Penemuan tersangka TB: Lewat paoyandu lansia,Pojok batuk ,polindes

Diagnosis : menggunakan fasilitas Rontgen yang sudah ada

Pengobatan : dilayani setiap hari di ruang Obat

f. Managemen Program

Perencanaan : tiap awal Bulan untk penemuan suspek

Pelaksanaan

Pencatatan dan pelaporan : tribulanan


Pelatihan : Usulan kegiatan untuk Pelatihan kader p2 TB paru

Pemantauan dan evaluasi

Dengan Kontak tracing


G. MONITORING DAN EVALUASI

1. Pemantauan /Monitoring

Pemantauan di Program P2 TB paru :


Memantau keteraturan Minum obat

Mengunakan indicator sederhana

Dengan memberdayakan Masyarakat sebagi PMO

Teratur dantepat waktu

Memantau cakupan Suspek tiap desa

2. Evaluasi

Evaluasi Terhadap Ketepatan Minum Obat

Evaluasi Akhir pengobatan

Evaluasi menjelang akhir pengobatan

Evlauasi terhadap kesmbuhan penderita

H. PEMBIAYAAN

A. Memberikan Peluang kepada masyarakat dan swasta unntuk memberikan


dukungan dana untuk penyelenggaraan Progam P2TB paru

B. Sumber pembiayaan bersala dari APBN,APBD,dan sumber lain yang sah

I. PENUTUP

Pelaksanaan Program TB akan lebih berhasil Dengan Kerjasama yang baik


antar lintas Program ,Lintas Sektor .Semoga kerangka acuan ini bisa digunakan
sebagai pedoman untuk Pelaksanaanprogram P2 TB par di Puskesmas Manatahan

Anda mungkin juga menyukai