Anda di halaman 1dari 3

a.

Pasien ang menderita kekurangan pseudokolinesterase herediter tidak dapat


memetabolasime uksinilkolin (suatu pelemas otot), sehingga bila diberikan obat ini
mungkin akan menderita paralisis dan apnea yang berkepanjangan. b.

Pasien yang mempunyai kekurangan enzim G6PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase)


mempunyai potensi untuk menderita anemia hemolitika akut pada pengobatan
dengan primakuin, sulfonamide dan kinidin. Kemampuan metabolism obat suatu
individu juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik . Contoh yang paling popular
adalah perbedaan metabolism isoniazid, hidralazin dan prokainamid karena adana
peristiwa polimorfisme dalam proses asetilasi obat-obat tersebut. Berdasarkan sifat
genetik yang dimiliki, populasi terbagi menjadi 2 kelompok akni individu-individu
yang mampu mengasetilasi secara cepat (aselitator cepat) dan individu-individu
yang mengasetilasi secara lambat (aselitator lambat). Di Indonesia, 65% dari
populasi adalah asetilator cepat, sedangkan 35% adalah asetilator cepat,
sedangkan 35% adalah asetilator lambat. Pada kelompok-kelompok etnik/sub-etnik
lain, proporsi distribusi ini berbeda-beda. Efek samping umumnya lebih banyak
dijumpai pada asetilator lambat dari pada asetilator cepat. Sebagai contoh
misalnya: a.

Neuropati perifer karena isoniazid lebih banyak dijumpai pada asetilator lambat. b.

Sindroma lupus karena hidralazin atau prokainamid lebih sering terjadi pada
asetilator lambat. Pemeriksaan untuk menentukan apakah seseorang termasuk
dalam kelompok asetilator cepat atau lambat Sampai saat ini belum dilakukan
sebagai kebutuhan rutin dalam pelayanan kesehatan, namun sebenarnya prosedur
pemeriksaanya tidak sulit.dan dapat dilakukan di laboratorium Farmakologi. I.2.c.
Reaksi idiosinkratik Istilah idiosinkratik digunakan untuk menunjukan suatu kejadian
efek samping yang tidak lazim,tidak di harapkan atau aneh,yang tidak dapat
diterangkan atau di perkirakan mengapa biasa terjadi.untungna reaksi idiosinkratik
ini relatif sangat jarang terjadi.beberapa contoh misalnya : a.
kanker pelvis ginjal yang dapat diakibatkan pemakaian analgetika secara
serampangan b.

kanker uterus yang dapat terjadi karena pemakaian estrogen jangka lama tanpa
pemberian progestin sama sekali c.

obat-obat imunosupresi dapat memacu terjadinya tumor limfoid d.

preparat-preparat besi intramuskuler dapat menyebabkan sarcomata pada tempat


penyuntikan kanker tiroid yang mungkin dapat timbul pada pasien-pasien yang
pernah menjalani perawatan iodium-radioaktif sebelumnya

BAB III

PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Dari hasil penulisan makalah ini,dapat kita tarik kesimpulan bahwa efek adalah
perubahan fungsi struktur atau proses akibat dari kerja obat baik secara norma dan
abnormal. Sedangkan obat merupakan suatu zat yang digunakan untuk
merawatpenyakit atau mencegah proses kimia dalam tubuh. Terdapat 2 macam
efek obat yaitu efek terapeutik dan efek toksik.Unsur penentu efektifitas obat
secara keseluruhan tergantung pada sifat dasar penyusun obat itu sendiri, yang
didukung oleh komposisi khusus yang tepat dari sifat dasar fisik obat,ukuran obat,
reaktifitas obat dan ikatan obat reseptor, bentuk obat, dan rancangan obat rasional
dalam pembuatan suatu obat.

B.

SARAN
Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, maka dapat kita ketahui bahwa dalam
menentukan komposisi suatu obat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai
efek reaksi obat yang kemungkinan terjadi.

Daftar Pustaka

1.

www.slideshare.net/vianasofieana/pengantar-farmakologi. 2.

Syamsudin.2011.Buku Ajar Farmakologi Efek Samping Obat.Jakarta.penerbit


Salemba Medika. 3.

Wibowo,Samekto dan Gofir,Abdul.2001.farmakoterapi dalam


Neurologi.Jakarta.penerbit Salemba Medika. 4.

Katzung,Bartram G.2001.Farmakologi Dasar dan Klinik.Jakarta.penerbit Salemba


Medika. 5.

Katzung,Bartram G.2002.Farmakologi Dasar dan Klinik.Jakarta.penerbit Salemba


Medik

Anda mungkin juga menyukai