Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN FIBROADENOMA

1.1 LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN FIBROADENOMA

Fibroadenoma Mammae ( FAM ) adalah suatu kelainan struktur

anatomis yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan, atau neoplasma jinak

yang terutama pada wanita muda (R.Sjamsuhidajat, 1998 : 541)

FAM adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat

dan kenyal, penanganannya dengan pengangkatan tumor kemudian specimen

diperiksa untuk mengetahui adanya keganasan ( Sylvia A. Price, 1995 : 1141 )

tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari

jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di

payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor),

tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat,

dan biasanya nyeri, Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah

karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat bergerak, sehingga

sering disebut sebagai breast mouse.Banyak terjadi pada wanita usia 20 25

tahun.

2. ETIOLOGI

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab

sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa

pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari

1
fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma

dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu

diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat

jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor

ganas.

1) Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.


2) Genetik : payudara
3) Faktor-faktor predisposisi :

a. Usia : < 30 tahun

b. Jenis kelamin

c. Geografi

d. Pekerjaan

e. Hereditas

f. Diet

g. Stress

h. Lesi prekanker

3. EPIDEMOLOGI

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda,

yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan

laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya

terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi

2
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi

wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast

Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur

antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita

mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian

fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau

bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang

lebih kecil dibanding pada usia muda.

4. PATOFISIOLOGI

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering

ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa

kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan

terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary

displasia.

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,

merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di

sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan

proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang

dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian

fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :

3
1) Fibroadenoma Pericanaliculare,
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau

beberapa lapis.
2) Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar

berbentuk panjang- panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit

atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak

pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.


5. KLASIFIKASI

Fibroadeno mammae dibedakan menjadi 3 macam:

1) Common Fibroadenoma
2) Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
3) Juvenile fibroadenoma pada remaja.
6. GAMBARAN KLINIS

Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,

pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal.

1) Ada bagian yang menonjol ke permukaan


2) Ada penekanan pada jaringan sekitar
3) Ada batas yang tegas
4) Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa

(Giant Fibroadenoma)
5) Memiliki kapsul dan soliter
6) Benjolan dapat digerakkan
7) Pertumbuhannya lambat
8) Mudah diangkat dengan lokal surgery
9) Putting susu tidak memperlihatkan ada perubahan
7. DIAGNOSIS

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan :

1) Pemeriksaan fisik (phisycal examination),


2) Mammography atau ultrasound,
3) Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).

4
Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan

palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil

atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammography digunakan untuk

membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis

wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita

usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan

ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga

tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Pada FNAC

kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan

penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat

tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu

hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk

diperiksa di bawah mikroskop.

Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :

1) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat

fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk

lobus-lobus
2) b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar

yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang

(intrakanalikuler)
3) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau

kolumnar pendek uniform


8. PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI

5
1. Faktor-faktor resiko

2. Pemerikasaan payudara sendiri (SADARI), caranya yaitu:

a. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam

keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit

berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara

payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu

(misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari

puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu

berkerut.
b. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan

diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke

belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah

untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker.

Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara,

terutama pada payudara bagian bawah.


c. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak

condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah

depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.


d. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari

tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari

tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di

sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu

bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan

secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di

bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara

6
kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan

memeriksanya dengan tangan kiri.Perhatikan juga daerah

antara kedua payudara dan ketiak.


e. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah

keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara

bergantian pada payudara kiri dan kanan.


f. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di

bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri

payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan.

Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan

memudahkan pemeriksaan.
g. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan

meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat

lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh

jari-jari tangan kiri.


b. Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi

karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan

kulit lebih licin.

3. Pemeriksaan klinik

4. Mammografi

5. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat perawatan

Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:

a. Ukuran
b. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c. Usia pasien
d. Hasil biopsy

7
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi

pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada

operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi

hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti

oleh jaringan normal secara perlahan

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN FIBROADENOMA

Tanggal : 06 Maret 2017


Tempat: RSUD JOMBANG
Pukul : 09.05 WIB
Pengkaji : MAHASISWA

SUBYEKTIF
Ibu mengatakan :
Bernama Ny I, umur 22 tahun, mengatakan terdapat benjolan pada
payudara kiri, tidak begitu besar, bisa digerakkan dan tidak nyeri.

OBYEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum Ibu : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70mmHg
S : 37C

8
N : 80kali/menit
R : 25 kali/menit
d. Lila : 23,5 cm
e. TB : 160 cm
f. BB : 60 kg

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bersih, rambut hitam, lurus, panjang, bersih, dan tidak ada
benjolan.
b. Muka : tidak ada oedema di wajah, tidak ada kloasma gravidarum
c. Mata : simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
d. Hidung : Tidak ada sekret pada lubang hidung, tidak ada
pembesaran polip,
tidak ada pernafasan cuping hidung
e. Telinga: Keadaan telinga bersih, tidak ada pengeluaran abnormal.
f. Mulut : Bibir tidak kering, lidah bersih dan tidak kering, tidak ada
stomatitis,
gigi tidak berlubang dan tidak ada caries pada gigi
g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan tidak tampak
pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe
h. Payudara : putting bersih, teraba benjolan pada payudara kiri hanya
pada bagian atas, dapat digerakkan, tidak terasa nyeri bila ditekan, putting
susu tidak ada cairan atau darah.
i. Abdomen : tidak ada bekas operasi, tonus otot perut tidak tegang
j. Genetalia : Bersih, tidak tampak varices, tidak ada edema tidak ada
condiloma
Akuminota, tidak ada pengeluaran cairan .
k. Anus : bersih , tidak tampak ada haemaroid,
l. Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan dan tidak
oedema,
kuku tidak sianosis
m. Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan pada
kedua kaki, tidak tampak ada varices dan tidak tampak edema, kuku tidak
sianosis, reflex patella (+)

9
g. Pemeriksaan penunjang :
1. Biopsi

2. Pembedahan

4. PET (Positron Emision Tomografi )

5. Mammografi

ASSESMENT

Ny.I , umur 22 tahun, dengan fibroadenoma

PENATALAKSANAAN

Tanggal 06 Maret 2017

1. Pukul 09.20 wib : Melakukan pendekatan dan menjalin hubungan yang


baik dengan ibu.
Evaluasi: ibu menjalin hubungan bak dengan petugas.
2. Pukul 09.25 wib : Menjelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya
dan rencana tindakan yang diberikan.
Evaluasi : ibu mengerti tentang penyakit yang di deritanya saat ini, dan
bersedia di lakukan tindakan

3. Pukul 09.32 wib : Memberikan dukungan moril pada ibu sampai


kecemasan ibu berkurang
Evaluasi: ibu mengerti, dan kecemasan ibu berkurang.

10
4. Pukul 09.35 wib : Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyne dalam
pemberian resep obat
Evaluasi :kolaborasi telah di lakukan.
5. Pukul 09.42 wib : Menganjurkan ibu untuk menghentikan penggunaan
KB yang bersifat hormonal karena dapat mempercepat pertumbuhan
benjolan
Evaluasi: ibu mengerti
6. Pukul 09.47 wib : Memberitahu macam-macam KB alami yang tidak
mengandung hormon
Evaluasi : ibu mengerti
.
7. Pukul 10.12 wib : Menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan
penyakitnya secara teratur
Evaluasi : Ibu bersedia untuk memeriksakan penyakitnya secara teratur.

11

Anda mungkin juga menyukai