Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah AgrIBA No.

2 Edisi September Tahun 2013

ANALISIS USAHATANI DAN KERAGAAN PEMASARAN CABAI MERAH


DI KECAMATAN TALANG KELAPA KABUPATEN BANYUASIN

Oleh :
R.A.Umikalsum, SP.MSi
Dosen PNSD dpk Fakultas Pertanian UIBA Palembang

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. Penentuan


lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), Metode penelitian adalah metode survey. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara simpel random samping (acak sederhana) dengan
jumlah petani sampel sebanyak 30 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa budidaya tanaman
cabai merah yang dilakukan petani di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin dapat
dikatakan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari produksi yang dihasilkannya yaitu sebesar
1.214,42 Kg/ mt. Rantai pemasaran tanaman cabai di Kecamatan Talang Kelapa cukup baik
dan efisien, dengan pemasaran yang singkat harga cabai sampai ketangan konsumen dapat
lebih murah.

Kata kunci: usahatani, pemasaran, cabai merah

PENDAHULUAN 2008). Disamping itu Cabai (Capsicum


Annum L.) merupakan salah satu
Pembangunan pertanian diarahkan komoditas hortikultura yang memiliki nilai
untuk mencapai tujuan antara lain ekonomi penting di Indonesia, Karena
swasembada karbohidrat dan meningkatkan buahnya selain dijadikan sayuran atau
gizi masyarakat melalui penyediaan protein, bumbu masak juga mempunyai kapasitas
lemak, vitamin dan mineral. Tanaman menaikkan pendapatan petani, sebagai
hortikultura merupakan salah satu tanaman bahan baku industri, memiliki peluang
yang menunjang pemenuhan gizi eksport, membuka kesempatan kerja serta
masyarakat sebagai sumber vitamin, sebagai sumber vitamin. Secara umum
mineral, protein dan karbihodrat. cabai memiliki banyak kandungan gizi dan
Hortikultura sebagai bahan pangan cukup vitamin. Diantaranya Kalori, Protein,
penting bagi kebutuhan pangan masyarakat Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A,
di samping beras, sehingga untuk B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk
kebutuhan nasional perlu ditingkatkan keperluan rumah tangga, cabai juga dapat
produksinya (Sugiarti, 2003). digunakan untuk keperluan industri
diantaranya, industri bumbu masakan,
Cabai sebagai salah satu komoditas industri makanan dan industri obat-obatan
yang termasuk dalam kelompok atau jamu
hortikultura, banyak diusahakan oleh
produsen dalam berbagai skala usaha tani. Peningkatan produksi cabai guna
Tujuan akhir dari usaha tani tersebut adalah memenuhi permintaan konsumen dan
pasar dalam negeri dan ekspor (Santika, kenaikan pendapatan petani tidak lepas dari
127
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013

cara budidaya cabai. Penggunaan mulsa bagi para pengambil keputusan dalam hal
plastik secara optimal akan diperoleh nilai kebijakan harga, seperti petani, pedagang
tambah. pengumpul dan pedagang pengecer serta
pemerintah daerah.
Pendapatan petani dan penggunaan
sumber alam di lahan-lahan tersebut dapat KERANGKA PEMIKIRAN
digunakan secara efisien. Keuntungan
bertani sistem mulsa plastik ini antara lain: Konsep Usahatani
1. pemberian pupuk dapat dilakukan
sekaligus sebelum tanam Usahatani adalah suatu usaha produksi
2. dapat menekan pertumbuhan rumput- yang di dalamnya berlangsung
rumpur liar/ gulma pendayagunaan faktor-faktor produksi
3. mengurangi pekerjaan penyiangan dan seperti tanah, modal (investasi), tenaga
penggemburan tanah sehingga biaya kerja dan manajemen. Usahatani adalah
mulsa plastik dapat dialokasikan dari kegiatan organisasi (mengolah) asset dan
biaya pemeliharaan tanaman tersebut cara dalam pertanian atau suatu kegiatan
(Setiadi. 2005). yang megorganisasikan sarana produksi
pertanian dan teknologi dalam suatu yang
Sebagai komoditas primadona, tanaman menyangkut bidang pertanian
cabai termasuk salah satu jenis komoditas (Kertasapoetra ,1999).
sayuran yang paling fluktuatif harganya.
Harga tanaman cabai sangat tergantung dari Menurut Mubyarto (1995) Usahatani
pasokannya yang terbilang tidak pernah adalah himpunan sumber-sumber alam
stabil. Hal ini terutama disebabkan hasil yang terdapat di tempat itu yang diperlukan
panen cabai yang sering tidak mampu untuk produksi pertanian seperti tubuh,
memenuhi tingginya permintaan pasar. tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
telah dilakukan atas tanah itu, sinar
Tujuan Penelitian matahari, bangunan-bangunan yang
didirikan di atas dan sebagainya. Usahatani
1. Untuk melihat bagaimana cara dapat berupa usaha bercocok tanam atau
berusahatani cabai merah yang memelihara ternak
dilakukan di Kecamatan Talang Kelapa
Kabupaten Banyuasin Konsep Pendapatan
2. Untuk menganalisis biaya dan
pendapatan dalam usahatani cabai merah Pendapatan adalah seluruh penerimaan
di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten dalam bentuk rupiah setelah dikurangi
Banyuasin biaya-biaya dalam kegiatan produksi baik
3. Untuk mengetahui saluran dan fungsi langsung maupun tidak langsung terlibat
pemasaran yang ada pada usahatani dalam proses produksi. Pada setiap akhir
cabai merah di Kecamatan Talang produksi atau panen petani menghitung
Kelapa Kabupaten Banyuasin hasil rpoduksinya yang kemudian dinilai
dengan uang tetapi tidak seluruh jumlah
Manfaat Penelitian tersebut yang akan diterima petani. Petani
harus mengurangi jumlah tersebut dengan
Sebagai sumbangan pemikiran yang biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses
dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman

128
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013

produksi, setelah itu barulah diperoleh mengusahakan penanaman cabai dengan


pendapatan (Mubyarto, 1995). menggunakan mulsa plastik dan
produksinya cukup tinggi.
Pendapatan adalah selisih antara
penerimaan dan biaya total yang telah Metode Penarikan Contoh
dikeluarkan. Pernyataan ini dapat ditulis
sebagai berikut : Metode penelitian adalah metode
survey yaitu metode pengumpulan data
P = PNT BT yang dilakukan dengan mengambil data
Dimana : P = Pendapatan atau keuntungan (Rp) secara langsung untuk mendapatkan
PNT = Total penerimaan (Rp) keterangan yang jelas dan baik dengan
BT = Biaya total (Rp)
responden yang dipilih.Responden yang
(Husin dan Lifianthi, 1995)
dijadikan contoh adalah petani yang
menaman cabai secara tumpangsari maupun
Konsepsi Pemasaran
monokultur. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara simpel random samping
Pemasaran merupakan suatu proses
(acak sederhana) dengan jumlah petani
dimana individu-individu dan kelompok
sampel sebanyak 30 orang.
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
ingin melalui penciptaan penawaran dan
Metode Pengumpulan Data
pertukaran produk yang bernilai dengan
orang atau kelompok. Pemasaran terdiri
Data yang dikumpulkan dalam
atas aktivitas yang dilakukan perusahaan
penelitian ini adalah data primer dan data
yang berhubungan secara menguntungkan
sekunder. Data Primer, yaitu data yang
dengan pasarnya (Simamoka, 2000).
diperoleh langsung dari pengamatan dan
wawancara dengan petani responden
Terdapat beberapa pengertian
(Bagong dan Sutinah, 2005). Data
pemasaran yang di kemukakan oleh para
Sekunder, data yang diperoleh dari sumber
ahli diantaranya pengertian pemasaran oleh
yang tidak langsung yaitu instansi atau
Stanton (1998), pemasaran meliputi
dinas yang terkait seperti Dinas Pertanian
keseluruhan sistem yang berhubungan
Tananaman Pangan dan Hortikultura,
dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang
Badan Pusat Statistik (BPS) dan pustaka
bertujuan merencanakan, menentukan
yang menunjang kegiatan penelitian.
harga, hingga mempromosikan, dan
mendistrribusikan barang-barang atau jasa
Metode Pengolahan Data
yang akan memuaskan kebutuhan pembeli,
baik yang aktual maupun yang potensial.
Data yang diperoleh di lapangan
disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian
METODE PENELITIAN
dianalisa secara matematis dan statistik
kemudian dijelaskan secara deskriptif, yaitu
Lokasi Penelitian
memaparkan data atau informasi yang
diperoleh sehingga didapat hasil yang
Penelitian dilakukan di Kecamatan
lengkap dan terperinci.
Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive), alasan pemilihan lokasi karena
daerah tersebut banyak petani yang
129
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penyiapan lahan


Pengolahan tanah yang dilakukan
Karakteristik Petani Contoh petani setelah membuang rumput liar agar
tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20
umur petani contoh adalah berkisar antara sampai 30 cm, sambil membalik lapisan
46 55 tahun yaitu sebanyak 60 %, dengan olah tanah. Kemudian tanah dikering
umur termuda 26 tahun dan tertua 55 tahun. anginkan selama lebih kurang 15 hari.
Dengan melihat rata-rata umur tersebut Selanjutnya membuat bedengan, ukuran
dapat dikatakan bahwa petani contoh bedengan lebar 100 sampai 120 cm, dengan
tergolong usia produktif. tinggi bedengan 30 cm, jarak antara
bedengan 40 cm dibuat parit selokan.
Tingkat pendidikan petani contoh
rata-rata telah tamat sekolah dasar (SD) 2. Penyiapan benih dan pembibitan
sebanyak 70 % , sekolah menengah Penyemaian atau pembenihan bisa
pertama sebanyak 30 %. Keadaan tingkat dilakukan di polibag atau bisa juga di
pendidkan yang masih tergolong rendah ini bedengan, Biasanya pada hari ke-8 sampai
berakibat pada tingkat keberhasilan dalam ke-12, benih akan mulai berkecambah. Pada
pemilihan kerja mereka yang juga rendah. hari ke-18 sampai ke-25, tinggi tanaman
muda (bibit) sudah mencapai sekitar 10 cm
Mereka juga telah mempunyai dengan 4 6 helai daun. Setelah berumur
pengalaman bercocok tanam selama 10 sebulan, bibit dapat dipindahkan ke lahan
tahun. Lamanya pengalaman bertanam pertanaman.
cabai ini turut mempengaruhi sikap petani
dalam memutuskan penerapan teknologi. 3. Pemasangan mulsa plastik
Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh Bedengan yang sudah diolah kemudian
petani contoh adalah berkisar antara 0,10 ditutup dengan mulsa plastik hitam perak
hektar 0,25 hektar. (MPHP). Pemasangan dilakukan pada saat
terik matahari antara pukul 14.00 -16.00
Analisis Usahatani agar plastik tersebut memanjang (memuai)
sehingga dapat menutup tanah serapat
Usahatani adalah suatu organisasi mungkin. jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang
produksi di lapangan pertanian dimana telah ditutup MPHP dibiarkan selama 5
terdapat unsur lahan yang mewakili unsur sampai 10 hari kemudian dilakukan
alam, unsur tenaga kerja yang bertumpu penanaman.
pada keluarga tani, unsur modal, yang
beranekaragam jenisnya, dan unsur 4. Penanaman
pengelolaan atau manajemen yang Bibit yang siap tanam merupakan bibit
perannya dibawakan oleh seseorang yang yang sudah berumur 1 1,5 bulan setelah
disebut petani (Tjakrawiralaksana dan penyemaian. Setelah bibit siap di tanam,
Soeritmaja dalam Anggraini, 2005). Sehari sebelum tanam bedengan yang telah
ditutup mulsa plastik harus dibuatkan
Budidaya cabai merah dilakukan lubang tanam. Jarak tanam cabai yaitu 50
dengan sistem mulsa plastik yang dilakukan cm x 50 cm, sehingga jumlah tanaman
petani contoh adalah sebagai berikut: dalam 1 ha adalah 32.000 populasi. Setelah
tanaman dimasukkan ke dalam lubang

130
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013

tanam, tanah bekas galiannya dimasukkan sebesar Rp 4.962.246,66 per musim tanam,
kembali ke dalam lubang sambil ditimbun sehingga total biaya yang dikeluarkan
hingga batas pangkal batang atau menutupi adalah Rp6.112.460,74 per musim tanam.
tanah bekas pembibitan.
Harga adalah nilai tukar suatu benda
5. Pemeliharaan tanaman atau barang yang diberikan oleh seseorang
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman atau masyarakat karena benda atau barang
meliputi pemasangan ajir, penyiraman, tersebut mampu memberikan manfaat
pemupukan dan pengendalian hama dan terhadap seseorang atau masyarakat
penyakit. (Mubyarto ,1995).

6. Panen Saat penelitian dilakukan harga jual


Tanaman cabai di panen petani ketika yang berlaku ditingkat petani adalah
buah cabai yang sudah merah atau masak sebesar Rp 12.300,00 per kg. Penerimaan
penuh dan buah cabai yang masak 90 %. secara umum diartikan sebagai perkalian
Buah cabai yang mengalami masak 90 % antara jumlah produksi per satuan waktu
ditandai dengan warna merah dengan dan luas dikalikan dengan harga per satuan,
semburat warna hitam dan sedikit hijau sehingga jumlah penerimaan yang
dikulit buahnya yang berumur 80 sampai 90 diperoleh petani contoh dalam usahatani
hari. Petani contoh melakukan pemanenan cabai merah adalah sebesar
cabai 10 sampai 18 kali. Rp.14.920.020,00 per musim tanam

Analisis Biaya dan Pendapatan Pendapatan adalah seluruh penerimaan


dalam bentuk rupiah setelah dikurangi
Produksi mencakup setiap usaha biaya-biaya dalam kegiatan produksi baik
manusia yang baik secara langsung maupun langsung maupun tidak langsung terlibat
tidak langsung mengahasilkan barang dan dalam proses produksi. Pendapatan
jasa supaya lebih berguna untuk memenuhi yang diperolehpetani dalam usahatani cabai
suatu kebutuhan manusia. (Kartasapoetra, merah ini adalah sebesar Rp 8.807.559.26
1998). Dari penelitian yang dilakukan per musim.
dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata
produksi cabai yang dihasilkan oleh petani Untuk lebih jelas mengenai biaya
contoh adalah sebesar 1.214,42 Kg per produksi, jumlah produksi, harga,
musim tanam. penerimaan dan pendapatan petani dalam
usahatani cabai merah dapat dilihat pada
Biaya adalah pengorbanan yang Tabel 1 berikut ini.
dilakukan untuk memperoleh suatu barang
atau jasa yang diukur dengan nilai uang,
baik itu pengeluaran yang berupa uang
melalui tukar menukar atau melalui
pemberian jasa (Rony, 1990). Biaya yang
dikeluarkan dalam produksi cabai ini terdiri
atas biaya tetap dan biaya variabel.
Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan
petani adalah sebesar Rp 1.150.214,07 per
musim tanam sedangkan biaya variabel

131
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013

Tabel 1. Rata-rata biaya, produksi dan lainnya yang berhubungan dengan


pendapatan usahatani cabai merah. pemasaran komoditas tersebut. Dengan
adanya keterbatasan tersebut mendorong
No Uraian Rata-rata para petani produsen untuk menjual hasil
1. Biaya tetap Rp 1.150.214,07/ mt produksinya kepada pedagang pengumpul.
2. Biaya Variabel Rp 4.962.246,66/ mt Kadang-kadang petani juga menjual
Total biaya Rp 6.112.460,74/ mt langsung kepada konsumen pemakai
produksi melalui pasar-pasar di tingkat desa atau
3. Produksi 1.214,42 Kg/ mt
4. Harga jual Rp 12.300,00/ kg
pasar di tingkat kecamatan (Santika, 2008).
5. Penerimaan Rp 14.920.020,00/ mt
6. Pendapatan Rp 8.807.559.26/ mt Pemasaran cabai di Kelurahan Talang
Kelapa ini termasuk lancar karena belum
Analisis Fungsi Pemasaran banyak konflik fungsi yang terlibat. Proses
pertukaran berjalan lancar. Pembelian oleh
Pemasaran adalah semua kegiatan pedagang pengumpul dilakukan secara
usaha bertalian dengan arus penyerahan kontan. Dalam komoditas cabai merah ini
barang dan jasa-jasa dari produsen ke tidak ada fungsi standarisasi defiasi, jasa
konsumen (Mursid, 2010). fungsi pengolahan dan penyimpanan. Cabai
dipasarkan dalam bentuk buah segar, pada
Dalam pemasaran terdapat berbagai waktu penelitian ini harga ditingkat petani
fungsi saluran pemakaian yang dipakai. berkisar antara Rp 12.000 sampai
Fungsi pengumpulan dan distribusi Rp.15.000. Berdasarkan hasil penelitian
menyangkut transportasi dan penyimpanan. dilapangan, ada empat saluran pemasaran
Dengan demikian fungsi pertukaran yang terjadi dalam memasarkan cabai di
(penjualan dan pembelian) yang diikuti Kecamatan Talang Kelapa hingga sampai
fungsi fisik diatas akan meningkatkan nilai kekonsumen dengan matarantai sebagai
nilai komoditas niaga (utilitas) menurut berikut :
tempat, waktu dan bentuk yang dapat 1. Dari petani (produsen) ke pedagang
memuaskan konsumen. Aktivitas tersebut pengumpul ke pedagang besar lalu ke
akan diperlancar dengan adanya fungsi pedagang pengecer, kemudian ke
fasilitas dan manajemen. Fungsi fasilitas konsumen.
berupa standarisasi, grading, penanggungan 2. Dari petani ke pedagang pengumpul ke
resiko, pembiayaan dan informasi pasar, pedagang pengecer, lalu ke konsumen.
termasuk jasa pemerintah dalam mencegah 3. Dari petani langsung ke pedagang
konflik antara komponen pemasaran seperti pangecer, lalu ke konsumen.
produsen, konsumen dan lembaga 4. Dari petani produsen langsung ke
pemasaran denga peraturan pasar, pajak dan konsumen.
keuangan yang tepat.
Rantai pemasaran tanaman cabai di
Pada umumnya, dalam pemasaran Kecamatan Talang Kelapa cukup baik dan
cabai petani produsen tidak menjual sendiri efisien, dengan pemasaran yang singkat
hasil produksinya ke pasar kota-kota besar. harga cabai sampai ketangan konsumen
Hal ini disebabkan adanya keterbatasan dapat lebih murah. Menurut Cahyono
yang dimiliki petani seperti alat (2005), rantai pemasaran dapat panjang
transportasi, fasilitas penyimpanan, atau pendek, apabila rantai pemasaran
pengepakan, pengolahan, dan kegiatan panjang yang terbentuk panjang, maka

132
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013

pemasaran tidak efisien sehingga harga jual KESIMPULAN DAN SARAN


ditingkat petani akan menjadi rendah dan
harga ditingkat konsumen menjadi tinggi. Kesimpulan
Kondisi yang demikian tidak
menguntungkan petani dan konsumen. Budidaya tanaman cabai merah yang
Petani akan menerima keuntungan yang dilakukan petani di Kecamatan Talang
rendah dan konsumen membayar harga Kelapa Kabupaten Banyuasin dapat
yang lebih mahal. dikatakan sudah cukup baik, hal ini dapat
dilihat dari produksi yang dihasilkan cukup
Di Kecamatan Talang Kelapa para tinggi sehingga dapat meningkatkan
petani banyak menggunakan saluran pendapatan petani. Rantai pemasaran yang
pemasaran IV yaitu mereka menjual terjadi didaerah inipun relatif cukup baik
langsung hasil produksi cabai kepada dan efisien
konsumen dengan harga yang diterima
petani rata-rata Rp 12.000. hal ini Saran
disebabkan mereka tanpa harus
mengeluarkan biaya angkut karena Ada baiknya kelompok tani di
konsumen yang datang langsung ke lokasi Kecamatan Talang Kelapa hendaknya
tempat usahatani cabai. Rantai pemasaran membentuk suatu koperasi yang tidak
tersebut dibentuk oleh lembaga-lembaga hanya berhubungan pada restoran atau
pemasaran seperti pedagang pengumpul, rumah makan. Akan tetapi bisa
pedagang besar, pedagang pengecer, dan berhubungan langsung atau membuat
terakhir konsumen. Suatu pemasaran kontrak terhadap pabrik sambal yang ada di
dikatakan efisien bila mampu Kota Palembang. Mengingat lokasi
menyampaiakan hasil produksi dari petani usahatani cabai di Kecamatan Talang
produsen ke konsumen dengan biaya Kelapa tidak jauh dari pusat kota.
semurah-murahnya dan mampu
mengadakan pembagian yang adil dari
keseluruhan harga yang dibayarkan
konsumen akhir kepada semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan produksi dan
pemasaran barang tersebut (Mubyarto,
1998).

133
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, R. 2005. Prospek Pegembagan


Usahatani Jagung pada Agrotechno
Park (ATP) Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir. Skripsi.
Universitas Sriwijaya. (Tidak
Dipublikasikan).
Husin, L dan Lifianthi. 1995. Ekonomi
Produksi Pertanian. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya.
Inderalaya

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi


Pertanian. Lembaga Penelitian,
Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial Indonesia
(LP3ES). Jakarta
Mursid, M. 2010. Manajemen Pemasaran.
Bumi aksara, Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 1998. Pengantar
Ekonomi Produksi Pertanian. Bina
Aksara. Jakarta.

Santika, Adhi. 2008. Agribisnis Cabai.


Penebar Swadaya, Jakarta
Setiadi. 2005. Bertanam Cabai. Penebar
Swadaya, Jakarta
Simamoka, Henry. 2000. Manajemen
Pemasaran Internasional. Penerbit
Salemba, Jakarta

134
ISSN : 2303 - 1158

Anda mungkin juga menyukai