Anda di halaman 1dari 8

Pengan

tar
Sistem Informasi
Manajemen Rumah
Sakit
Modul Front
Office
Modul Rekam
Medis
Modul Inventory
Modul Akunting

Untuk:
RS. Dharma Yadnya
1. Pendahuluan

Rumah Sakit Dharma Yadnya (RSDY) berdiri tanggal 15 Maret 1987


merupakan rumah sakit umum yang berada di bawah Yayasan Dharma
Usada Rsi Markendya. RSDY terletak di Jalan WR. Supratman, di daerah
Tohpati, merupakan tempat yang sangat strategis untuk wilayah
Denpasar Timur dan berada di perbatasan dengan Kabupaten Gianyar.

Namun tempat yang strategis tidak serta membuat RSDY memiliki


kunjungan pasien yang tinggi. Hal ini dikarenakan mulai muncul rumah
sakit lain yang berlokasi di daerah Batubulan dan Celuk, seperti Rumah
Sakit Premagena, Rumah Sakit Ganesha, Batubulan Medical Center
(BBMC) dll. Rumah sakit tersebut baru berdiri di atas tahun 2000. Tentu
menjadi hal yang kontradiksi antara faktor strategis dan umur rumah
sakit.

Setelah melakukan suatu survei ke beberapa rumah sakit tersebut, di


dapat suatu kesimpulan bahwa rumah sakit yang baru berdiri telah
menyediakan alokasi dana untuk membangun suatu Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis komputer secara berkelanjutan. Pembuatan
sistem informasi manajemen untuk rumah sakit tentu bukan suatu
perkara mudah, karena masing-masing rumah sakit memiliki kebijakan
tersendiri dan juga sistem manajemen yang berbeda-beda.

Perbedaan tipe manajemen tersebut bisa diatasi dengan menggunakan


metode pendekatan desain sistem yang tepat. Salah satu metode
desain untuk sistem yang berkelanjutan adalah dengan menggunakan
metode spiral. Berikut adalah ilustrasi dari metode tersebut:

2
Gambar 1. Metode Spiral dalam Pendekatan Desain Sistem Informasi

Keuntungan dengan menggunakan metode spiral adalah


kesinambungan pengembangan sistem yang lebih terjamin, serta
fleksibelitas sistem terhadap perubahan kebijakan manajemen. Selain
itu metode spiral juga mengurangi tingkat biaya pengembangan sistem
yang mahal karena pembuatan sistem bisa dilakukan secara bertahap
dari sistem yang bersifat online transaction (OLTP) ke yang bersifat
online analytical (OLAP).

Pembuatan sistem mencakup keseluruhan aspek sistem informasi itu


sendiri. John Burch dan Gary Grudnitski mengejakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan
istilah blok bangunan (building
pemakai block). Blok bangunan terdiri dari blok
masukan (input block) blok model (model block), blok keluaran (output
pemakai pemakai pemakai
block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database
block), dan blok kendali (controls block).

pemakai pemakai

input model t
teknologi basis data ke

3
Gambar 2. Blok sistem informasi yang berinteraksi

1. Blok Masukan (input block)


Mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi biasanya
input diisi dengan metode dan media yang digunakan untuk
menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa
dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (model block)
Merupakan kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dalam
basis data.
3. Blok Keluaran (output block)
Merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai
sistem.

4. Blok Teknologi (technology block)


Merupakan alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi terdiri
dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data (database block)
Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan antara
satu dengan yang lainnya yang tersimpan dalam perangkat keras
dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
6. Blok Kendali (controls block)
Berfungsi untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi oleh sistem seperti kegagalan sistem, kesalahan-
kesalahan, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya.

2. Ruang Lingkup Proyek Sistem

4
Proyek sistem informasi manajemen rumah sakit yang akan
dikembangkan ini mempunyai ruang lingkup yang harus dikerjakan
sebagai berikut:

S I
A
M
Ic F r
c RR u
n o
o em
v n t
u ka h
e O
n aS a
n k i t ffi
m
tt i c
n M
o e
e
rg
d i
y
s
Gambar 3. Ruang Lingkup Proyek Sistem

Berikut adalah rincian ruang lingkup masing-masing modul:


a. Modul Front Office, mencakup proses-proses sebagai berikut:
Manajemen master data
Registrasi Pasien
Customer Service
Kasir
Pembuatan laporan front office

b. Modul Rekam Medis


Master data Tarif dan ICD-10
UGD
Poliklinik
ICU
Rawat Inap
Kamar Operasi
Rontgen
Laboratorium
Laporan Rekam Medis

c. Modul Inventory
Master data barang, supplier dan gudang

5
Inventory Movement
Stock Opname
Proses Ordering

d. Modul Accounting
a. Master data
b. Penjurnalan Hutang (AP)
c. Penjurnalan Piutang (AR)
d. Buku Besar
e. Neraca
f. Laporan Laba/Rugi

6
3. Kebutuhan-kebutuhan Informasi Pemakai Sistem
Kebutuhan para pemakai sistem dibedakan berdasarkan tingkat
manajemen dari pemakai sistem tersebut. Berikut adalah gambaran
level manajemen.

M anajem en Atas

M anajem en Tengah

M anajem en Bawah

Gambar 4. Tingkatan level manajemen

Berikut adalah penjelasan masing-masing level manajemen.


a. Manajemen Atas (Top Level Management), terdiri dari direktur
utama dan kepala departemen seperti HRD, Akuntansi,
Pelayanan Medis, Penunjang, Farmasi dll. Informasi yang
diterima oleh level ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan
informasi yang mengalir dari manajemen bawah. Hal ini
dikarenakan manajemen atas hanya memerlukan intisari-intisari
dari informasi tersebut. Misalnya: data pendapatan masing-
masing unit, data 10 besar jumlah penyakit dan data total
penjualan harian. Dari laporan tersebut manajemen bisa
melakukan strategi-strategi untuk meningkatkan kinerja rumah
sakit.
b. Manajemen Tengah (Middle Level Management), terdiri dari
kepala urusan masing-masing departemen. Misalnya
Departemen Pelayanan Medis memiliki kepala urusan bidang
UGD, Poliklinik, ICU, Rawat Inap dan Ruang OK. Informasi yang
diterima oleh level ini bersifat mengontrol semua proses input
dari manajemen bawah. Dengan melakukan fungsi kontrol,

7
diharapkan informasi yang akan diambil intisarinya untuk
diteruskan ke level atas sudah benar.
c. Manajemen Bawah (Lower Level Management), terdiri dari
petugas-petugas administrasi yang melakukan input langsung ke
sistem. Manajemen ini disebut juga operational control yang
melakukan pengendalian secara operasional.

Anda mungkin juga menyukai