Anda di halaman 1dari 3

BINAURAL LOCALIZATION OF SOUND

A. Pendahuluan
Lokalisasi suara adalah proses penentuan lokasi sumber suara. Otak
menggunakan perbedaan halus dalam intensitas, spektral, dan isyarat waktu untuk
memungkinkan kita untuk melokalisasi sumber suara. Lokalisasi dapat digambarkan
dalam hal posisi tiga dimensi, yaitu: Azimuth atau sudut horisontal, elevasi atau sudut
vertikal, dan jarak (untuk suara statis) atau kecepatan (untuk memindahkan suara) azimut
suara ditandai. Dari perbedaan waktu kedatangan antara telinga, dengan amplitudo relatif
dari suara frekuensi tinggi (efek bayangan), dan pada refleksi spektral asimetris dari
berbagai bagian tubuh kita, termasuk tubuh, bahu, dan pinnae. 1
Ada dua isyarat yang digunakan untuk suara lokalisasi oleh manusia dan hewan: 1
1. Isyarat Monaural
Untuk isyarat mono, Kepala dan bentuk telinga serta batang tubuh bertindak sebagai
arah tergantung filter frekuensi untuk gelombang suara tiba di gendang telinga. Ini
disebut head-related-transfer-function (HRTF) yang bervariasi antara individu.
2. Isyarat Binaural
Untuk isyarat binaural informasi terbagi dalam dua kategori:
a. Perbedaan Waktu Interaural (ITDs)
Perbedaan waktu Interaural disebabkan oleh propagasi waktu yang berbeda
gelombang suara dari sumber ke kedua telinga. misal sumber ke kiri,
gelombang suara akan mencapai telinga kiri sedikit sebelum mencapai telinga
kanan.
b. Perbedaan Tingkat Interaural (ILDs)
Perbedaan tingkat Interaural disebabkan oleh akustik "bayangan" dari kepala,
misalnya sumber ke kiri, gelombang suara akan tiba di telinga kiri sedikit lebih
keras daripada di telinga kanan.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kepekaan indera pendengar
2. Perbedaan waktu antara masuknya suara ke dalam satu telinga dan masuknya
kedalam telinga yang lain
3. Perbedaan intensitas suara dalam kedua telinga

C. Alat dan Bahan


1. Garputala

D. Cara Kerja
1. Dengan kedua mata ditutup, tanyakan pada probandus arah dari sumber suara
(depan, belakang, kiri, kanan) probandus.
2. Gerakan garputala pada tempat secara acak (depan, belakang, kiri, kanan) minta
probandus menyebutkan arah suara tersebut.
3. Ulangi prosedur diatas dengan telinga dan mata ditutup.

E. Hasil
1. Probandus A
Mata tertutup, Mata tertutup, Mata tertutup,
kedua telinga terbuka telinga kanan tertutup telinga kiri tertutup
Depan Salah Depan Benar Depan Benar

1
Belakang Benar Belakang Benar Belakang Salah
Kanan Benar Kanan Benar Kanan Benar
Kiri Benar Kiri Benar Kiri Benar

2. Probandus B
Mata tertutup, Mata tertutup, Mata tertutup,
kedua telinga terbuka telinga kanan tertutup telinga kiri tertutup
Depan Benar Depan Benar Depan Benar
Belakang Benar Belakang Benar Belakang Benar
Kanan Benar Kanan Benar Kanan Benar
Kiri Benar Kiri Benar Kiri Benar

F. Pembahasan
Pada praktikum faal penginderaan sebelumnya dilakukan uji lokalisasi suara
binaural dengan dua orang perobandus untuk mengetahui kepekaan indera pendengaran
dan juga untuk mengetahui apakah probandus dapat menentukan asal dari suara yang
mereka dengar. Pengujian dilakukan di tempat yang sunyi dan masing-masing probandus
dilakukan 3 perlakuan yaitu: (1) kedua mata probandus tertutup, (2) kedua mata
probandus tertutup dan telingan kanan ditutup, dan (3) kedua mata probandus tertutup
dan telinga kiri ditutup. Kemudian penguji membunyikan garputala dari berbagai posisi
yang berbeda (depan, belakang, kanan dan kiri) secara acak dan meminta probandus
menyebutkan dari arah mana asal suara yang mereka dengar. Setelah selesai,
didapatkan hasil Probandus A salah menyebutkan arah datangnya suara sebanyak dua
kali, sedangkan Probandus B dapat menyebutkan semua arah datangnya suara dengan
benar.
Berdasarkan hasil yang didapat, diketahui bahwa telinga luar berperan dalam
lokalisasi suara. Telinga luar terdiri dari pinnae (daun telinga), meatus auditorius
eksternus (saluran telinga), dan membran timpani (gendang telinga). Pinnae merupakan
lipatan menonjol tulang rawan berlapis kulit yang berfungsi mengumpulkan gelombang
suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Karena bentuknya, pinnae secara
parsial menghambat gelombang suara yang mendekati telinga dari belakang, mengubah
warna suara sehingga membantu orang membedakan apakah suara berasal tepat dari
depan atau belakang.2 Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa bentuk telinga
yang dimiliki seseorang kemungkinan akan mempengaruhi pendengarannya.
Lokalisasi suara untuk suara yang datang dari kanan atau kiri ditentukan
berdasarkan dua petunjuk: (1) gelombang suara mencapai telinga yang lebih dekat
dengan sumber suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di telinga satunya, (2)
suara menjadi kurang intens ketika mencapai telinga yang jauh, karena kepala berfungsi
sebagai penghalang suara yang secara parsial menghambat perambatan gelombang
suara. Korteks pendengaran mengintegrasikan semua petunjuk ini untuk menentukan
lokasi sumber suara. Kita sulit mengetahui lokasi sumber suara hanya dengan satu
telinga. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa korteks pendengaran menentukan lokasi
suara berdasarkan perbedaan dalam waktu pola lepas muatan neuron. 2
Diketahui, pada sebagian individu hilangnya suatu fungsi alat indera berpengaruh
terhadap ketajaman fungsi alat indera lain. 1 Pada praktikum, kedua mata probandus
ditutup saat uji lokalisasi suara sehingga probandus tidak dapat melihat, dimaksudkan
sebagai simulasi hilangnya fungsi penglihatan untuk sementara waktu, namun tetap
dapat mengetahui arah datangnya suara. Hal ini disebabkan karena telinga merupakan
organ pendengaran dan keseimbangan, hilangnya fungsi penglihatan tidak berpengaruh

2
dalam menentukan arah sumber suara, karena saraf auditori menerima rangsang suara
yang akan diolah oleh saraf otak statoacustikus dan diterjemahkan berupa sumber suara
dan suatu informasi.1

G. Daftar Pustaka
1 Gustafsson T, Rao BD, Trivedi M. Source localization in reverberant
environments: modeling and statistical analysis. IEEE Trans Speech Audio
Process. 2003 Nov;11(6):791803.
2 Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC; 2011.

Anda mungkin juga menyukai