Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Materi Penyuluhan

Materi Penyuluhan adalah informasi atau teknologi atau inovasi yang


akan disampaikan kepada sasaran penyuluhan (masyarakat). Menurut
Arboleda (1980 dalam Mardikanto, 1992), materi penyuluhan terbagi atas :

1. Materi pokok,
2. Materi penting,
3. Materi penunjang,
4. Materi tambahan.

Persyaratan suatu materi penyuluhan harus memenuhi beberapa


syarat, yaitu:

1. Secara ekonomis menguntungkan,


2. Secara teknis dapat diterapkan oleh masyarakat,
3. Secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.

Selain persyaratan diatas materi penyuluhan juga harus memenuhi


persyaratan :

1. Materi harus mempunyai resiko kegagalan yang kecil baik secara fisik
maupun secara ekonomis,
2. Materi harus sederhana dalam banyak hal,
3. Materi harus tersedia dalam jangkauan petani (available),
4. Materi penyuluhan harus segera diterapkan dan memberi manfaat,
5. Materi penyuluhan untuk menerapkan tidak memerlukan biaya yang
terlalu tinggi (inexpensive),
6. Materi harus bersifat expandable,
7. Materi penyuluh harus mempunyai compatibility yang tinggi,
8. Materi penyuluhan harus dapat diterima oleh sebagian besar
masyarakat,
9. Materi penyuluhan mempunyai faktor tambahan,
10. Materi yang kita suluhkan tidak mempunyai akibat sampingan,

3
4

11. Materi harus mempunyain daya atau memberikan motivasi yang kuat
kepada penyuluh maupun masyarakat agar dapat memberikan daya
tarik yang tinggi,
12. Materi penyuluhan harus mempunyai sifat komplementer daripada
teknologi yang sudah diterapkan masyarakat pada umumnya.

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya


disesuaikan dengan kebutuhan dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung
manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam
penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan media untuk
mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran (Effendy,
2003).

2.2 Penyuluhan Gizi

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan


kemampuan seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan
tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu,
kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai
tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).

Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang


dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah
dengan peran serta aktif individu maupun kelompok atau masyarakat, untuk
memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosial-
ekonomi-budaya setempat. Dalam hal penyuluhan di masyarakat sebagai
pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku, maka terjadi proses
komunikasi antar penyuluh dan masyarakat. Dari proses komunikasi ini ingin
diciptakan masyarakat yang mempunyai sikap mental dan kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
5

Sesuai dengan pengertian yang dijelaskan tersebut, maka penyuluhan


gizi adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu
atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan dan mempertahankan
gizi yang baik (Suhardjo, 2003).

Ciri-ciri penyuluhan gizi adalah sebagai berikut :

a. Penyuluhan kesehatan perlu direncanakan dimulai dari penemuan data


atau masalah yg dihadapi, penetapan tujuan, hingga evaluasi dan
pengembangan.
b. Penyuluhan merupakan suatu proses merupakan suatu rangkaian
kegiatan. Satu kegiatan disusul kegiatan lain. Yg berarti juga lebih
dari satu kegiatan.
c. Penyuluhan menggunakan kombinasi pengalaman belajar. Hal ini
berarti bukan hanya satu metode.
d. Penyuluhan disampaikan kepada individu, kelompok maupun massa.
e. Tujuan perubahan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku yg berarti
pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Perilaku hidup sehat meliputi
promotive, preventive, kurative dan rehabilitative

2.3 Materi-materi Penyuluhan Gizi

Efektivitas penyuluhan gizi ditentukan oleh komponen-komponen


dalam sistem penyuluhan, di antaranya yaitu materi penyuluhan gizi. Materi
yang efektif harus dipilih dan ditetapkan berdasarkan kebutuhan sasaran.
Materi disusun dari berbagai sumber yang relevan dan dapat dipertanggung-
jawabkan yang selanjutnya disajikan dalam format yang sistematis dan jelas.
Dalam hal ini penyusunan materi penyuluhan terdapat kaidah-kaidah yang
harus diikuti oleh Penyuluh Gizi.

Memilih Materi Penyuluhan.

1. Ragam Materi.
Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993) memberikan acuan agar
Penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin
disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam ragam materi, antara lain :
6

a. Materi Pokok (Vital ).


Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan
diketahui oleh sasaran. Materi pokok sedikitnya mencakup 50 persen dari
seluruh materi yang disampaikan.
b. Materi Penting (Important)
Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasaran. Materi ini
diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
c. Materi Penunjang (Helpful)
Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang
dirasakan dan sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas
cakrawala pemahaman tentang kebutuhan yang dirasakannya. Materi ini
maksimal 20 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
d. Materi Mubazir (Super flous)
Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada kaitannya dengan
kebutuhan yang dirasakan sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan
penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi mubazir ini.
2. Pertimbangan Memilih Materi Penyuluhan.

Agar materi yang akan disampaikan benar-benar efektif (sesuai


kebutuhan sasaran), maka dalam memilih materi penyuluhan hendaknya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Memberi keuntungan nyata kpd sasaran (Profitable ).


b. Dapat melengkapi kegiatan sekarang yang sedang dilakukan sasaran, atau
mengisi waktu luang di antara kegiatan saat ini (Complementer).
c. Tidak bertentangan dengan adat istiadat/norma dan budaya masyarakat
(Compatibility).
d. Sederhana, mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan ketrampilan yang
terlalu tinggi (Simplicity)
e. Pengetahuan, biaya dan sarana yang diperlukan dapat disediakan sasaran
(Availability).
f. Dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata (Immediate
Aplicability,)
g. Tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu mahal (In
expensiveness)
h. Tidak mempunyai resiko yang besar dalam penerapannya (Low risk)
7

i. Impact dari penerapannya menarik dan menonjol (Spectaculer impact)


j. Dapat dilakukan dlm berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam
kondisi yang berbeda-beda (Expandible)
3. Sumber Materi Penyuluhan Gizi.
Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa sumber materi penyuluhan
dapat kelompokkan menjadi :
a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti :
- Kementerian /dinas-dinas terkait
- Lembaga penelitian dan pengembangan
- Pusat-pusat pengkajian
- Pusat-pusat informasi
- Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh Penyuluh / Petugas Gizi.
b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat
yang bergerak dalam bidang penelitian, pengkajian dan penyebaran
informasi
c. Pengalaman masyarakat, baik pengalaman sendiri atau hasil petak
pengalaman yang telah dilakukan secara khusus dengan/atau tanpa
bimbingan orang yang ahli dibidangnya.
d. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi dari institusi,
perguruan tinggi dan lain-lain.
4. Penyusunan Materi Penyuluhan Gizi.
Materi yang telah dipilih dalam penyuluhan pertanian perlu disusun
kedalam sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan suatu materi tulisan yang
panjang yang ditulis dalam bentuk narasi. Penyusunan sinopsis bertujuan
untuk meringkas bahan-bahan materi penyuluhan sehingga menjadi lebih
singkat, padat, mudah dipahami dan terhindar dari bahan-bahan yang kurang
relevan dengan topik yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai