Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN FIELDTRIP USAHATANI

KELOMPOK RUMAH

Disusun Oleh:
Kelompok: P 11
Dindra Yuliana Siahaan C 155040101111178
Salsabila Fairuzzana C 155040107111002
Elvira Inggrid C 155040107111022
Adelina Novia C 155040107111039
Mudhiatur Royani D 155040100111002
Eka Gita Marita D 155040100111058
Athiatul Hasanah D 155040100111083

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.3 Manfaat.......................................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1 Pengertian Usahatani..................................................................................3
2.2 Pengertian Biaya Produksi..........................................................................3
2.3 Pengertian Penerimaan dan Pendapatan....................................................5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................7
3.1 Identitas Petani............................................................................................7
3.2 Aset Keluarga............................................................................................8
3.3 Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani..........................9
3.4 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan Usaha Ternak...................22
3.5 Pendapatan dari Bidang Non Pertanian....................................................23
3.6 Kegiatan Keluarga Petani Sehari-Hari......................................................24
3.7 Kondisi Lahan...........................................................................................26
4. PENUTUP.....................................................................................................33
4.1 Kesimpulan...............................................................................................33
4.2 Saran.........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
LAMPIRAN..........................................................................................................35
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja


sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor
pertanian sebagai sumber kehidupan bagi mayoritas penduduk yang bekerja
sebagai petani. Selain itu, sektor pertanian sebagai penyedia pangan bagi
masyarakat Indonesia. Peningkatan produksi yang harus seimbang dengan laju
pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui peningkatan pengelolaan usahatani
secara intensif. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu
usahatani dibutuhkan agar dapat meningkatkan produktifitas dan meningkatkan
pendapatan sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
Secara garis besar, besarnya pendapatan usahatani diperhitungkan dari
pengurangan besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usahatani tersebut.
Penerimaan suatu usahatani akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti luasnya
usahatani, jenis dan harga komoditi usahatani yang diusahakan, sedang besarnya
biaya suatu usahatani akan dipengaruhi oleh topografi, struktur tanah, jenis dan
varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya serta tingkat teknologi yang
digunakan.
Jeruk merupakan komoditi holtikultura yang banyak disukai masyarakat
Indonesia. Pada kenyataannya di pasar, petani hanya diposisikan sebagai price
taker yang tidak dapat mengendalikan harga di pasar. Oleh karena itu yang dapat
dilakukan oleh petani jeruk adalah bagaimana mengefisienkan usahataninya
semaksimal mungkin. Untuk itulah analisis pendapatan merupakan cara yang
tepat untuk mengetahui hasil usahatani jeruk. Karena faktor produksi sebagian
sudah dilakukan oleh rumah tangga petani sendiri, maka digolongkan sebagai
biaya yang tidak riil dikeluarkan.
Hal lain yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani jeruk adalah
biaya-biaya yang berbeda antara usahatani jeruk satu dengan usahatani jeruk yang
lainya sebagai karakteristik jenis jarak tanam dan pengelolaannya.
2

1.2 Tujuan

Tujuan dari laporan ini yaitu:


a. Untuk mengetahui kegiatan usahatani jeruk dari keluarga petani.
b. Untuk mengetahui biaya yang harus di keluarkan oleh keluarga petani dalam
usahatani jeruk.
c. Untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh keluarga petani dalam kegiatan
usahatani jeruk.
d. Untuk mengetahui aset yang dimliki oleh keluarga petani dalam mendukung
kegitan usahatani jeruk.

1.3 Manfaat

Manfaat dari laporan ini yaitu:


a. Mengetahui kegiatan usahatani jeruk dari keluarga petani.
b. Mengetahui biaya yang harus di keluarkan oleh keluarga petani dalam
usahatani jeruk.
c. Mengetahui hambatan yang dialami oleh keluarga petani dalam kegiatan
usahatani jeruk.
d. Mengetahui aset yang dimliki oleh keluarga petani dalam mendukung kegitan
usahatani jeruk.
3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani

Menurut Kadarsan dalam Shinta (2011), usahatani adalah suatu tempat


dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur
produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan
berproduksi untuk menghasilkan sesuatu dilapangan pertanian. Berdasarkan
pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu
terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya
secara efisiendan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil
maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen
(Shinta, 2011)
Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di
tempat yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan
yang didirikan di atas tanah dsb (Isaskar, 2014).

2.2 Pengertian Biaya Produksi

Menurut Miller dalam Riadi (2015) biaya produksi yakni biaya-biaya yang
berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan
(dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual.
Menurut Nafarun (2009) biaya produksi adalah semua biaya yang berkaitan
dengan produk (barang) yang diperoleh, dimana didalamnya terdapat unsur biaya
produk beruapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi
adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya
lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
Menurut Mulyadi (2009) biaya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect
cost). Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu
yang dibiayai. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya
4

tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya tidak langsung (indirect cost) adalah
biaya yang terjadi tidaj hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai .
1. Biaya tetap (Fixed Cost/ FC)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumberdaya tetap
dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah
walaupun jumlah produksinya mengalami perubahan (naik atau turun).
Keseluruhan biaya tetap disebut biaya total (Total Fixed Cost/TFC).

Gambar 1. Kurva Biaya Tetap (FC)


2. Biaya Variable (Variable Cost/VC)
Biaya variable adalah biaya produksi yang berubah menurut tinggi
rendahnya jumlah output yang akan dihasilkan.

Gambar 2. Kurva Biaya Variable (VC)


3. Biaya total (Total Cost/TC)
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi . biaya
total diperoleh dari total biaya tetap dan total biaya variabel
TC = TFC TVC
5

Gambar 3. Kurva Biaya total (TC)

2.3 Pengertian Penerimaan dan Pendapatan

1. Penerimaan
Menurut Soemarso (2008) penerimaan (Revenue) adalah total pendapatan
yang diterima oleh produsen berupa uang yang diperoleh dari hasil penjualan
barang yang diproduksi. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan sebagai
keuntungan material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa
petani maupun keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat
pemakaian barang modal yang dimilikinya. Penerimaan usahatani dipengaruhi
oleh produksi fisik yang dihasilkan, dimana produksi fisik adalah hasil fisik yang
diperoleh dalam suatu proses produksi dalam kegiatan usahatani selama satu
musim tanam. Penerimaan usahatani akan meningkat jika produksi yang
dihasilkan bertambah dan sebaliknya akan menurun bila produksi yang dihasilkan
berkurang. Disamping itu, bertambah atau berkurangnya produksi juga
dipengaruhi oleh tingkat penggunaan input pertanian.
Untuk menghitung penerimaan digunakan rumus:

TR = Pq x Q

Di mana:
TR = Penerimaan Usahatani (Rp)
Q = Output yang diperoleh selama periode produksinya (Kg)
Pq = Harga dari hasil produksi (Rp/Kg)
6

2. Pendapatan
Menurut Nafarin (2009) pendapatan adalah arus masuk harta dari kegiatan
perusahaan menjual barang dan jasa dalam suatu periode yang mengakibatkan
kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Tujuan
utama dari analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan yang akan
datang dari perencanaan dan tindakan. Bentuk dan jumlah pendapatan ini
mempunyai fungsi yang sama, yaitu memenuhi keperluan sehari-hari dan
memberikan kepuasan petani agar dapat melanjutkan kegiatannya. Pendapatan
usahatani dipengaruhi oleh penerimaan usahatani dan biaya produksi. Pendapatan
usahatani ditentukan oleh harga jual produk yang diterima ditingkat petani
maupun harga-harga faktor produksi yang dikeluarkan petani sebagai biaya
produksi. Jika harga produk atau harga faktor produksi berubah, maka pendapatan
usahatani juga akan mengalami perubahan.
Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan pndapatan, adalah:

I = TR TC

I = Pendapatan (Income)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TC = Total Cost (Total biaya)
7

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Identitas Petani

Kegiatan fieldtrip usahatani telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 03


Desember 2016 dan hari Minggu, 04 Desember 2016 yang bertempat di RT 56/
RW 15 Dusun Robyong, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang. Kelompok kami mewawancarai keluarga petani yang
beranggotakan tiga anggota keluarga.
Tabel 1. Keterangan Anggota Keluarga

Hub. dg Pekerjaan
No. Nama Umur Pendd Keterangan
KK Utama Sampingan

Kepala
1. Bani 70 - -
Keluarga SD Petani
tahun

Ibu -
61
2. Wasiatun Istri SD rumah -
tahun
tangga

9 - -
3. Suneha Cucu SD Siswi
tahun

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa di dalam rumah Bapak Bani


ditinggali oleh tiga anggota keluarga. Adapun tiga anggota keluarga yaitu
meliputi Bapak Bani sebagai kepala keluarga yang berusia 70 tahun, Ibu
Wasiatun sebagai istri yang berusia 61 tahun, dan cucu perempuan yang bernama
Suneha berusia 9 tahun. Tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh Bapak
Bani yaitu Sekolah Dasar. Pekerjaan utama Bapak Bani yaitu petani dan tidak
memiliki pekerjaan sampingan. Pekerjaan utama Ibu Wasiatun adalah ibu rumah
tangga. Pekerjaan utama Suneha adalah siswi sekolah dasar.
8

3.2 Aset Keluarga

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani yang merupakan salah satu
petani Dusun Robyong, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, diperoleh data
mengenai aset kepemilikan keluarga. Diantaranya yaitu luas penguasaan lahan
pertanian, kepemilikan ternak, luas tempat tinggal dan lahan serta aset-aset lainnya.
3.2.1 Luas Penguasaan Lahan Pertanian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai luas
penguasaan lahan yang beliau miliki merupakan aset keluarga untuk kegiatan
budidaya sebagai berikut:
Tabel 2. Luas Penguasaan Lahan Pertanian
Jenis Lahan (Ha)
No Keterangan Tegal/ Jumlah
Sawah Pekarangan
Kebun
1. Milik Sendiri
- Digarap (850 m2) (250 m2 1.450 m2
sendiri dan 350 m2)
-
- Disewakan
- Dibagi-
hasilkan
Jumlah (a) 850 m2 1.450 m2
2. Milik Orang Lain
- Disewa
- - -
- Dibagi-
hasilkan
Jumlah (b)
Jumlah (a+b) 850 m2 1.450 m2
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani memiliki lahan
sawah dan pekarangan. Luas lahan sawah Bapak Bani yaitu 850 m 2. Luas
lahan pekarangan Bapak Bani yaitu 600 m2. Sehingga, jumlah luasan lahan
yang dimiliki Bapak Bani yaitu 1.450 m2. Lahan tersebut milik Bapak Bani
dan tidak menggarap lahan milik orang lain.
3.2.2 Kepemilikan Ternak
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai
kepemilikan hewan ternak yang beliau miliki merupakan aset keluarga sebagai
berikut:
9

Tabel 3. Kepemilikan Ternak


No. Jenis Ternak Jumlah
1. Sapi -
2. Kambing -
3. Ayam -
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa Bapak Bani tidak memiliki
ternak.
3.2.3 Luas Tempat Tinggal dan Bahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai luas tempat
tinggal dan bahan yang beliau miliki merupakan aset keluarga sebagai berikut:
Tabel 4. Luas Tempat Tinggal dan Bahan
Luas rumah : 8 x 15 m2
No. Keterangan Bahan
1. Dinding Semen dan batu bata
2. Lantai Keramik
3. Atap Genteng
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani memiliki tempat
tinggal seluas 8 x 15 m 2, di mana dindingnya terbuat dari bahan semen dan
batubata, berlantaikan keramik, dan atap yang berbahan genteng.
3.2.4 Aset Lainnya
Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan, dapat diketahui
bahwa keluarga Bapak Bani tidak memiliki kendaraan dan tidak memiliki
usaha non pertanian.

3.3 Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani yang merupakan salah satu
petani Dusun Robyong, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, diperoleh data
mengenai lahan petani, analisis biaya usahatani, penerimaan, dan keuntungan
usahatani.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai yang beliau
miliki merupakan aset keluarga untuk kegiatan budidaya sebagai berikut:
10

Tabel 5.Lahan Petani

No Tipe Lahan Luas (m2) Lokasi Status


Dusun Wates dan
2
1. Irigasi 850 m Dusun Robyong Milik sendiri
(Dalam desa)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani memiliki lahan
bertipe irigasi, seluas 850 m2, yang berlokasi di Dusun Wates dan Dusun Robyong
(dalam desa) yang mana lahan tersebut merupakan lahan milik sendiri.
3.3.1 Analisis Usahatani
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani yang merupakan
salah satu petani Duasun Robyong, Desa Wonomulyo, Kecamatan
Poncokusumo, diperoleh data mengenai analisis usahatani. Adapun dalam
analisis usahatani meliputi produksi (output), sarana produksi, biaya tenaga
kerja dalam keluarga, biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya tetap, biaya lain-
lain serta titik impas.
A. Produksi (Output)
Berikut merupakan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai
produksi dari usahatani jeruk keprok siam
Tabel 6. Produksi (Output)
Harga per Total
Umur Jumlah
No. Uraian satuan Pendapatan
Tanaman Fisik
(Rp) (Rp)

Rp Rp
1. Dijual 2 tahun 1.292 kg 15.000,00/ 19.380.000,0
kg 0

Dibagikan
2. ke 2 tahun 68 kg - -
tetangga

Presentase:
- Dijual : 95 %
- Dikonsumsi sendiri (dibagikan ke tetangga): 5%
- Dijadikan bibit :-
11

Penerimaan (TR) =PxQ


= Rp 15.000/kg x 1.292 kg
= Rp 19.380.000,00
Keterangan:
P = Harga per satuan unit
Q = Jumlah fisik (kg)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani memiliki
34 tanaman pohon jeruk keprok siam pada lahannya yang seluas 850 m 2.
Bapak Bani mulai memanen jeruk keprok siamnya pada umur tanaman 2
tahun. Dalam memanen hasilnya, Bapak Bani tidak seutuhnya menjual hasil,
tetapi juga membagikannya kepada tetangga. Sehingga, hasil yang dijual
sebesar 95% yaitu sebanyak 1.292 kg, dan yang dibagikan ke tetangga sebesar
5% yaitu sebanyak 68 kg. Harga per kg jeruk keprok siam sebesar Rp
15.000,00/kg. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pendapatan Bapak Bani
dalam melakukakan usahataninya yaitu sebesar Rp 19.380.000,00.
B. Sarana Produksi
Berikut merupakan sarana produksi yang digunakan Bapak Bani dalam
melaksanakan kegiatan budidaya usahatani jeruk keprok siam.
Tabel 7. Sarana Produksi
Digunakan Harga/ Total
No Uraian pada hst Jumlah Satuan satuan Biaya
ke- (Rp) (Rp)
1. Benih/bibit
Rp Rp
jeruk
120 50 Bibit 9.000/ 450.000,
Varietas:
bibit 00
Keprok Siam
2. Pupuk:
Rp Rp
a. Urea 60 0,5 Kwintal 100.00 50.000,0
0,00 0
Rp Rp
b. Phonska 120 0,5 Kwintal 120.00 60.000,0
0,00 0
c. Organik 120 0,5 Kwintal Rp Rp
21.000, 10.500,0
12

00 0
Rp Rp
d. KCL 605 0,5 Kwintal 750.00 375.000,
0,00 00
Rp Rp
e. ZA 605 0,5 Kwintal 90.000, 45.000,0
00 0
Rp Rp
f. NPK 605 0,5 Kwintal 440.00 220.000,
0,00 00
3. Pestisida:
Rp Rp
a. Zikad 60 3 Botol 28.000, 84.000,0
00 0
Rp Rp
b. Antrakol 60 1 Kg 105.00 105.000,
0,00 00
Rp Rp
c. Ditan 60 1 Kg 85.000, 85.000,0
00 0
Rp
Total 1.484.50
0,00
Sarana produksi yang digunakan Bapak Bani terdapat tiga,macam yaitu
benih/bibit, pupuk, dan pestisida. Adapun Bapak benih yang digunakan Bapak
Bani adalah benih jeruk varietas keprok siam, sedangkan pupuk yang
digunakan adalah pupuk Urea, Phonska, organik, KCL, ZA, dan NPK. Bapak
Bani juga menggunakan pestisida jenis zikad, antrakol dan ditan. Harga tiap
jenis pupuk dan pestisida bermacam-macam tergantung jenisnya. Dosis
penggunaan pupuk dan pestisida juga bermacam-macam disesuaikan dengan
kebutuhan. Berdasarkan data di atas, maka dapat diperoleh total biaya yang
harus dikeluarkan Bapak Bani adalah sebesar Rp 1.484.500,00.
C. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Berikut merupakan biaya tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan
Bapak Bani dalam melaksanakan kegiatan budidaya usahatani jeruk keprok
siam
13

Tabel 8. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga


Jumla Jumla Upah/
Jml
No Hst. h jam h hari/ Total biaya
Uraian har
. Ke- kerja/ orang orang (Rp
i
hari L P (Rp)
Rp
Pengolahan 5 jam/ Rp
1 - 3 1 - 25.000,0
lahan hari 46.875,00
0
Rp
5 jam/ Rp
2 Penanaman - 3 1 - 25.000,0
hari 46.875,00
0
Rp
4 jam/ Rp
3 Penyiraman 21 1 1 - 25.000,0
hari 12.500,00
0
Rp
5 jam/ Rp
4 Penyiangan 30 1 1 - 25.000,0
hari 15.625,00
0
5 Pemupukan
Rp
a. Pupuk 8 jam/ Rp
60 1 1 - 25.000,0
dasar (Urea) hari 25.000,00
0
Rp
b. Pupuk 1 8 jam/ Rp
120 1 1 - 25.000,0
(Phonska) hari 25.000,00
0
Rp
c. Pupuk 2 8 jam/ Rp
120 1 1 - 25.000,0
(Organik) hari 25.000,00
0
Rp
d. Pupuk 3 8 jam/ Rp
605 1 1 - 25.000,0
(KCL) hari 25.000,00
0
Rp
e. Pupuk 4 8 jam/ Rp
605 1 1 - 25.000,0
(ZA) hari 25.000,00
0
Rp
f. Pupuk 5 8 jam/ Rp
605 1 1 - 25.000,0
(NPK) hari 25.000,00
0
Rp
Penyemprota 5 jam/ Rp
6 60 1 1 - 25.000,0
n pestisida hari 25.000,00
0
Rp
146 5 jam/ Rp
7 Panen 1 1 - 25.000,0
0 hari 25.000,00
0
8 Pasca panen - - - - - - -
14

Rp
Total Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga 246.875,0
0
Jam standar kerja per hari
a. Laki-laki = 8 jam/hari
b. Perempuan = 5 jam/hari
Interpretasi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani, dalam budidaya jeruk
keprok siam yang dilakukan oleh Bapak Bani tidak memerlukan bantuan
orang lain dalam keluarganya. Jadi, hanya Bapak Bani yang melakukan
usahatani jeruk keprok siam sendirian mulai pengolahan lahan sampai
sebelum panen. Jadi dapat diketahui total biaya HOK sebagai berikut:

Rumus biaya HOK =

Pengolahan lahan:

Penanaman:

Penyiraman:

Penyiangan:

Pemupukan:
Pupuk dasar (Urea)
15

Pupuk dasar (Urea)

Pupuk 1 & Pupuk 2

Pupuk 3, Pupuk 4 & Pupuk 5

Sehingga, total biaya untuk pemupukan sebesar Rp 75.000,00


Penyemprotan pestisida:

Panen

Usahatani jeruk keprok siam meliputi kegiatan pengolahan lahan,


penanaman, penyiraman, penyiangan pemupukan, penyemprotan pestisida dan
panen. Sehingga, dapat diketahui total biaya tenaga kerja yaitu sebesar (2x
46.875) + 12.500 + 15.625 + (5 x 25.000) = Rp 246.875,00. Jadi, total biaya
yang dikeluarkan oleh bapak Bani seluruhnya untuk biaya tenaga kerja dalam
keluarga sebesar Rp 246.875,00.
D. Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga
Berikut merupakan biaya tenaga kerja luar keluarga yang digunakan
Bapak Bani dalam melaksanakan kegiatan budidaya usahatani jeruk keprok
siam.
16

Tabel 9. Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga


Jm Jumla Jumla Upah/
Total
Hst. l h jam h hari/
No. Uraian biaya
Ke- har kerja/ orang orang
(Rp
i hari L P (Rp)
Rp Rp
Pengolahan 5 jam/
1 - 3 2 - 25.000, 93.750,0
lahan hari
00 0
Rp
Rp
25.000,
93.750,0
5 jam/ 00dan
2 Penanaman - 3 2 1 0 dan Rp
hari Rp
60.000,0
20.000,
0
00
4 jam/
3 Penyiraman 21 1 - - - -
hari
5 jam/
4 Penyiangan 30 1 - - - -
hari
5 Pemupukan
a. Pupuk 8 jam/
60 1 - - - -
dasar (Urea) hari
b. Pupuk 1 8 jam/
120 1 - - - -
(Phonska) hari
c. Pupuk 2 8 jam
120 1 - - - -
(Organik) /hari
d. Pupuk 3 8 jam/
605 1 - - - -
(KCL) hari
e. Pupuk 4 8 jam/
605 1 - - - -
(ZA) hari
f. Pupuk 5 8 jam/
605 1 - - - -
(NPK) hari
Semprot 5 jam/
6 60 1 - - - -
pestisida hari
Rp
Rp
25.000,
78.125,0
146 5 jam/ 00 dan
7 Panen 1 5 3 0 dan Rp
0 hari Rp
60.000,0
20.000,
0
00
8 Pasca panen - - - - - - -
17

Rp
Total Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga 385.625,
00
Jam standar kerja per hari:
a. Laki-laki = 8 jam
b. Perempuan = 5 jam
Upah TK laki-laki : Rp 25.000,00
Upah TK Perempuan : Rp 20.000,00
Interpretasi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani, dalam budidaya jeruk
keprok siam yang dilakukan oleh Bapak Bani memerlukan bantuan orang lain
dari luar keluarganya. Sehingga dapat diketahui total biaya HOK sebagai
berikut:

Rumus biaya HOK =

Pengolahan lahan:

Penanaman:
HOK TK laki-laki

HOK TK wanita

Panen:
HOK TK laki-laki

HOK TK wanita
18

Biaya tenaga kerja luar keluarga yang dikeluarkan oleh Bapak Bani
dalam usahatani jeruk keprok siam meliputi kegiatan pengolahan lahan,
penanaman, dan panen Sehingga, dapat diketahui total biaya tenaga kerja
yaitu sebesar( 3x 93.750) + (2x 60.000) + 78.125 = 385.625. Jadi, total biaya
yang dikeluarkan oleh Bapak Bani seluruhnya untuk biaya tenaga kerja luar
keluarga yaitu sebesar Rp 385.625,00.
E. Biaya Tetap
Berikut merupakan biaya tetap yang digunakan Bapak Bani dalam
melaksanakan kegiatan budidaya usahatani jeruk keprok siam.
Tabel 10. Biaya Tetap
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan persatuan Total (Rp)
fisik
(Rp)
Biaya sewa
1 - - - -
lahan
Rp Rp
2 Biaya pajak 1 0,5 ha
70.00,00 105.000,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani tidak
membayar sewa lahan dikarenakan lahan merupakan milik Bapak Bani. Bapak
Bani membayar biaya pajak lahan sebesar Rp 105.000,00. Biaya pajak lahan
per satu hektarnya adalah Rp 140.000,00. Sedangkan lahan milik Bapak Bani
yaitu seluas 850 m2.
19

3 Biaya penyusutan peralatan


Perkiraan
Juml Harga Harga
lama Total
Uraian ah awal akhir
pemakaia (Rp)
unit (Rp) (Rp)
n (tahun)

Rp
Rp Rp
a. Cangkul 45.000,0
3 150.00 1,5 tahun 70.000,0
0
0,00 0
b. Bajak - - - - -
c. Garu - - - - -
d. Sekop - - - - -
e. Sabit 4 Rp Rp 1,5 tahun Rp
120.00 60.000,0 40.000,0
0,00 0 0
f. Diesel/p - - -
ompa
air
g. Tangki 1 Rp Rp 5 tahun Rp
semprot 600.00 250.000, 70.000,0
0,00 00 0
Total Rp
285.000,
00

Penyusutan

Cangkul

Sabit

Tangki semprot
20

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani memiliki 3


buah cangkul yang harga awalnya sebesar Rp 150.000,00
dengan harga akhir sebesar Rp 45.000,00. Cangkul tersebut memiliki umur
ekonomis 1,5 tahun, sehingga nilai penyusutannya adalah Rp 70.000,00.
Bapak Bani memiliki sabit sebanyak 4 buah dengan harga awalnya Rp
120.000,00 dan harga akhirnya adalah Rp 60.000,00. Sabit tersebut memiliki
umur ekonomis 1,5 tahun, sehingga nilai penyusutannya adalah Rp 40.000,00.
Bapak Bani tidak memiliki bajak, garu, sekop dan diesel. Bapak Bani juga
memiliki tangki semprot sebanyak 1 buah seharga Rp 600.000,00 dengan
harga akhir Rp 250.000,00 yang memiliki umur ekonomis 5 tahun, sehingga
nilai penyusutannya Rp 70.000,00. Sehingga, didapatkan total penyusutan
sebesar Rp 285.000,00.
F. Biaya Lain-lain
Berikut merupakan biaya lain-lain yang digunakan Bapak Bani dalam
melaksanakan kegiatan budidaya usahatani jeruk keprok siam.
Tabel 11. Biaya Lain-lain
Harga/ Total
Satuan
No. Uraian Satuan satuan biaya
fisik
(Rp) (Rp)
1. Biaya - - - -
angkut
2. Penanganan - - - -
pasca panen
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam melakukan
usahatani jeruk keprok siam milik Bapak Bani, tidak terdapat biaya lain-lain.
Hal ini dikarenakan biaya angkut serta penanganan pasca panen ditanggung
seluruhnya oleh pengepul.
21

Tabel 12. Perhitungan Biaya


No Uraian Jumlah
Total Biaya Variabel
(Sarana produksi +
Biaya Tenaga Kerja
1 Rp 2.117.001,00
Dalam Keluarga +
Biaya Tenaga Luar
Keluarga)
Total Biaya Tetap
2 (Pajak lahan + Rp 285.000,00
Penyusutan alat)
Total Biaya
3 Rp 2.402.001,00
(TC=TVC+TFC)
Penerimaan
4 Rp 19.380.000,00
(TR= P x Q)
5 Profit= TR-TC Rp 16.977.999,00
Analisis BEP
TFC (total biaya tetap) = Rp 285.000,00

FC/unit ( =

TVC (total biaya variabel) = Rp 2.117.001,00

VC/unit =

TC = Rp 2.402.001,00
P = Rp 15.000,00
1) BEPunit
Interpretasi:
22

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai titik BEP/titik


impas (keadaan tidak untung dan tidak rugi), supaya tidak mengalami kerugian
maka jumlah produksi minimal yang harus dicapai adalah 21,3 kg.

2) BEPpenerimaan
= 21,3 kg x Rp 112.770,00
= Rp 2.402.001,00.
Interpretasi:
Hasil perhitungan tersebut menujukkan bahwa untuk mencapai titik BEP
(keadaan tidak untung dan tidak rugi) supaya tidak mencapai kerugian maka
penerimaan minimal yang harus dicapai sebesar Rp 2.402.001,00.

3) BEPrupiah (harga) 112.770,00

Interpretasi:
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai titik BEP
(keadaan tidak untung dan tidak rugi) supaya tidak mencapai kerugian maka
harga jual produk per kg jeruk keprok siam minimal yang harus dicapai sebesar
Rp 112.770,00.

4) B/C rasio

Interpretasi:
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perbandingan antara jumlah
benefit dengan total produksi yaitu 7,06. Hal ini berarti bahwa hasil perhitungan
lebih dari 1, sehingga usahatani jeruk keprok siam milik Bapak Bani layak
untuk diusahakan.
23

3.4 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan Usaha Ternak

Tabel 13. Pendapatan dari ternak/tahun


Dijual Dikonsumsi
No Jenis Ternak Kterangan
Jumlah Rp. Jumlah Rp.
1 Sapi - -
Tidak
2 Kambing - -
memiliki
3 Ayam - -
hewan ternak
4 Lainya - -
Berdasarkan hasil wawancara, Bapak Bani tidak memiliki ternak. Beliau
hanya bekerja sebagai petani di lahan. Jadi, tidak dapat diketahui bagaimana analisis
biaya, penerimaan, dan keuntungan usaha ternak.

3.5 Pendapatan dari Bidang Non Pertanian

Tabel 14. Pendapatan dari Bidang Non Pertanian


No Kegiatan Rp. Keterangan
1 Pertukangan 0 Petani tidak memiliki kerja
2 Perdagangan 0 sampingan dibidang non
3 Jasa 0 pertanian
4 PNS 0
jumlah Rp. 0,00
Berdasarkn hasil wawancara, Bapak Bani hanya bekerja sebagai petani dan
tidak memilik pekerjaan lainnya di luar pertanian. Jadi, Bapak Bani tidak
mendapatkan pehasilan atau pendapatan di bidang non pertanian.
24

3.6 Kegiatan Keluarga Petani Sehari-Hari

3.6.1 Kegiatan Petani

Catatan terkait kegiatan petani :


Bapak Bani memulai kegiatan sehari-hari pada pukul 04.00 untuk
ibadah solat subuh, dilanjutkan persiapan menuju ke lahan seperti sarapan dan
25

persiapan alat-alat bertani. Pada pukul 06.00 Bp. Bani sudah berada di lahan
untuk melakukan kegiatan usahataninya. Kegiatan tersebut berlangsung
sampai pukul 12.00, kemudian Bp. Bani akan pulang ke rumah untuk istirahat
dan sholat. Selanjutnya Bp. Bani akan kembali ke lahan pada pukul 13.30
sampai dengan pukul 17.00. kemudian setelah itu beliau kembali ke rumah
untuk istirahat, solat maghrib, dan makan malam. Selanjutnya pada pukul
19.00 apabila ada kegiatan seperti kenduri, tahlilan, atau kumpulan dengan
kelompok tani, maka Bp. Bani akan mengikutinya, tetapi apabila tidak ada
kegiatan tersebut beliau akan tetap di rumah menonton tv, sampai beliau
istirahat tidur malam pada pukul 22.00.
3.6.2 Kegiatan Ibu (Istri Petani)
26

Catatan terkait kegiatan istri petani:


Istri dari Bp. Bani yaitu Ibu Wasiaton merupakan IRT (Ibu Rumah
Tangga), dan tidak ada pekerjaan sampingan. Ibu wasiaton memulai kegiatan
pada pukul 04.00 dengan sholat subuh dilanjut dngan kegiatan rumah tangga,
emudian pada pukul 06.00 ibu Wasiaton akan memasaka dan dilanjut dengan
mengirim makanan tersebut untuk bapak Bani paga pukul 08.00 setelah itu ibu
wasiaton pulang dan melanjutkan kegiatan rumah tangga lainnya, namun
kadang0kadang beliau juga menemani bapak bani dilahan sampai bapak Bani
pulang yaitu pada pukul 17.00. Stelah itu dlanjutkan dengan istirahat sampai
pada pukul 22.00 untuk tidur.

3.7 Kondisi Lahan

3.7.1 Foto Kondisi Lahan Petani


27

3.7.2 Gambar Pola Tanam, Jarak Tanam, dan Jenis-jenis Tanaman


Berikut adalah ilustrasi gambaran bentuk pola tanam yang Bapak Bani
terapkan di lahan yang beliau tanami jeruk keprok siam dan cabai.

Gambar Pola
Tanam Lahan Bapak Bani
Keterangan :
= Tanaman Jeruk
= Tanaman Cabai
Pola tanam yang digunakan oleh bapak Bani adalah sistem tumpang
sari. Beliau memanfaatkan dua tanaman yaitu jeruk keprok siam dan cabai.
Penulis mengambil sampel pola tanam diantara dua guludan. Lebar satu
guludannya adalah 1,2 meter dan jarak diantara guludan satu dengan yang
lainnya adalah 40 centimeter. Jarak tanam pohon jeruk yaitu 3 x 4 meter. Dan
jarak tanam dari cabai nya yaitu 50cm x 50 cm. Untuk luas total tanah yang
dimiliki oleh bapak Bani adalah 850 meter persegi. Pada saat kami melakukan
fieldtrip bapak Bani menanam jeruk yang di tumpang sari dengan tanaman
cabai. Dalam menanam jeruk yang di tumpangsari dengan cabai ini Bapak
Bani menggunakan mulsa plastik hitam silver untuk menjaga kelembabapan
tanah dan dapat menjaga kondisi tanah agar tetap stabil atau juga dapat
menghindarkan dari penyakit tanaman yang berasal dari tanah. Selain
menanam jeruk dan cabai Bapak Bani juga menanam timun dan tomat.
28

3.7.3 Jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)


Berikut merupakan tabel organisme penyakit tanaman beserta cara
penanganan yang biasanya dialami petani ketika menanam jeruk keprok siam.
Tabel 15. Organisme Penyakit Tanaman dan Penanganan yang dilakukan
Petani

Petani kebanyakan menggunkan penanganan secara mekanik atau dapat


dilakukan pembersihan organisme secara langsung. Namun petani juga
menggunakan insektisida dalam membasmi penyakit yang ada di pohon jeruk.
Petani juga lebih fokus dalam pembasmian penyakit yanga da di pohon jeruk
dibanding cabai. Karena pohon jeruklah yang merupakan tanaman utama bagi
petani
29

3.7.4 Gambar Sumber Air dan Alirannya Hingga ke Lahan Petani

Gunung
Semeru

Kali Amprang

Lahan Lahan Lahan


Lahan Lahan Lahan
warga warga warga
warga warga warga

irigasi

Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan


warga warga warga warga warga warga

irigasi
Lahan
Lahan Lahan Lahan Lahan
warga
warga warga warga warga Lahan
warga
30

Interpretasi:
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam produk
pangan. Jika air tidak tersedia maka produksi pangan akan terhenti. Ini berarti
bahwa sumberdaya air menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan pertanian
khususnya pertanian irigasi. Seluruh keperluan air bagi tanaman dan untuk
kelembaban tanah dapat dicukupi oleh ketersediaan air yang berasal dari air
permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan yaitu sungai, danau, waduk
dan curah air hujan, sedangkan sumber air tanah yaitu air tanah bebas dan air
tanah tertekan.
Dari gambar/ denah sumber air dan alirannya hingga ke lahan petani
diatas, dapat diketahui bahwa ketersediaan air untuk lahan Bapak Bani
bersumber dari aliran Sungai/ Kali Amprong yang menjadi sumber mata air
utama di desa ini. Sungai Amprong adalah bagian hulu dari wilayah DAS
Brantas yang berada di kawasan lereng barat Gunung Semeru dan memiliki
karakteristik air sangat jernih. Debit air pada musim kemarau sangat kecil
sehingga perlu adanya pembagian yang sangat hati-hati, dan untuk
menghindari dampak kekurangan air maka dimusim kemarau, lahan pertanian
di Dusun Robyong lokasi lahan Bapak Bani yang ditanami tanaman jeruk
yang ditumpangsari dengan cabai dengan luas lahan 850 m 2 , dimana sistem
pengairannya dengan cara dijadwal (bergiliran) sesuai keperluan gabungan
kelompok tani (gapoktan) yang diikuti Bapak Bani. Pada saat musim
penghujan tiba, lahan pertanian di Dusun Robyong ditanami padi yang
dilakukan hanya sekali dalam satu tahun. Budidaya padi memanfaatkan air
hujan yang tersedia sehingga kebutuhan air untuk tanaman padi tercukupi.
31

3.7.5 Gambar Akses Jalan dari Lahan Petani ke Jalan Utama Desa
Gambar Akses Jalan dari Lahan Petani ke Jalan Utama Desa

Lahan petani Cabe


Bapak Bani
(jeruk + cabe)
850 m2 Padi Jeruk + cabe

Jalan utama
desa

Padi

Jalan
utama
desa Pemukiman
warga
Pemukiman
warga

Dari gambar akses jalan dari lahan petani ke jalan utama desa diatas
dapat diketahui bahwa akses jalan dari lahan Bapak Bani menuju ke jalan
utama desa sangat mudah. Jarak jalan utama desa dari lahan Bapak Bani
hanya sekitar 50 meter dan tidak ditemui kesulitan untuk mencapai lahan
32

milik Bapak Bani. Jalan utama desa berupa jalan aspal dan jalan memasuki
lahan Bapak Bani berupa tanah berumput. Apabila turun hujan jalan menuju
lahan Bapak Bani akan becek serta licin yang akan menyulitkan dalam
berjalan/ mengaksesnya. Dapat dilihat juga pada gambar bahwa lahan Bapak
Bani dikelilingi oleh lahan-lahan pertanian dengan komoditas yang beragam
seperti, padi, jeruk, dan cabai. Lahan Bapak Bani juga tidak jauh dari
pemukiman warga yang berada di kanan kiri jalan utama desa.
33

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum lapang di desa Wonomulyo, Poncokusumo ini,


praktikan memperoleh informasi mengenai usahatani dari keluarga Bapak Bani.
Selain itu praktikan mengetahui kehidupan sehari-hari keluarga Bapak Bani serta
mampu berbaur dengan keluarga Bapak Bani yang memiliki istri, Wasiatun dan
seorang cucu, Suneha.
Petani merupakan pekerjaan utama Bapak Bani untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya sehari-hari. Beliau memiliki lahan sawah seluas 850 m2 untuk usaha tani
tanaman jeruk. Selaiin itu aset yang dimiliki yaitu tempat tinggal seluas 8 x 15 m 2,
yang dindingnya terbuat dari bahan semen dan batubata, berlantaikan keramik, dan
atap yang berbahan genteng.
Dari kegiatan usahatani jeruk yang dilakukan Bapak Bani mengeluarkan biaya
total sebesar Rp 2.383.875,00, dengan total penerimaan Rp 19.380.000,00, sehingga
keuntungannya sebesar 16.996.125,00. Adapun hambatan yang dialami Bapak Bani
dalam usahatani jeruk yaitu tidak adanya transportasi yang dimiliki untuk
mempermudah dalam pemasaran hasil usahataninya.

4.2 Saran

Saran untuk Bapak Bani dan para petani jeruk lainnya sebaiknya memeliahara
hewan ternak dan mencoba membudidayakan jeruk secara organik, sehingga untuk
produk yang dihasilkan lebih sehat dan harga jualnya lebih tinggi.
34

DAFTAR PUSTAKA
Isaskar, Riyanti. 2014. Pengantar Usaha Tani. Laboratorium Analisis dan Manajemen
Agrbisnis. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YPKPN
Nafarin, M.. 2009. Penganggaran Perusahaan .Penerbit Salemba4. Jakarta.
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press: Malang
Soemarso. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Cetakan keempat. Jakarta:
Rineka Cipta
35

LAMPIRAN

Mengamati kondisi lahan petani Dokumentasi keluarga Bapak Bani

Lahan petani Setelah melakukan wawancara


dengan Bapak Bani

Komoditas jeruk dilahan petani Komoditas jeruk dilahan petani

Anda mungkin juga menyukai