KELOMPOK RUMAH
Disusun Oleh:
Kelompok: P 11
Dindra Yuliana Siahaan C 155040101111178
Salsabila Fairuzzana C 155040107111002
Elvira Inggrid C 155040107111022
Adelina Novia C 155040107111039
Mudhiatur Royani D 155040100111002
Eka Gita Marita D 155040100111058
Athiatul Hasanah D 155040100111083
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Miller dalam Riadi (2015) biaya produksi yakni biaya-biaya yang
berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan
(dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual.
Menurut Nafarun (2009) biaya produksi adalah semua biaya yang berkaitan
dengan produk (barang) yang diperoleh, dimana didalamnya terdapat unsur biaya
produk beruapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi
adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya
lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
Menurut Mulyadi (2009) biaya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect
cost). Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu
yang dibiayai. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya
4
tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya tidak langsung (indirect cost) adalah
biaya yang terjadi tidaj hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai .
1. Biaya tetap (Fixed Cost/ FC)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumberdaya tetap
dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah
walaupun jumlah produksinya mengalami perubahan (naik atau turun).
Keseluruhan biaya tetap disebut biaya total (Total Fixed Cost/TFC).
1. Penerimaan
Menurut Soemarso (2008) penerimaan (Revenue) adalah total pendapatan
yang diterima oleh produsen berupa uang yang diperoleh dari hasil penjualan
barang yang diproduksi. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan sebagai
keuntungan material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa
petani maupun keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat
pemakaian barang modal yang dimilikinya. Penerimaan usahatani dipengaruhi
oleh produksi fisik yang dihasilkan, dimana produksi fisik adalah hasil fisik yang
diperoleh dalam suatu proses produksi dalam kegiatan usahatani selama satu
musim tanam. Penerimaan usahatani akan meningkat jika produksi yang
dihasilkan bertambah dan sebaliknya akan menurun bila produksi yang dihasilkan
berkurang. Disamping itu, bertambah atau berkurangnya produksi juga
dipengaruhi oleh tingkat penggunaan input pertanian.
Untuk menghitung penerimaan digunakan rumus:
TR = Pq x Q
Di mana:
TR = Penerimaan Usahatani (Rp)
Q = Output yang diperoleh selama periode produksinya (Kg)
Pq = Harga dari hasil produksi (Rp/Kg)
6
2. Pendapatan
Menurut Nafarin (2009) pendapatan adalah arus masuk harta dari kegiatan
perusahaan menjual barang dan jasa dalam suatu periode yang mengakibatkan
kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Tujuan
utama dari analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan yang akan
datang dari perencanaan dan tindakan. Bentuk dan jumlah pendapatan ini
mempunyai fungsi yang sama, yaitu memenuhi keperluan sehari-hari dan
memberikan kepuasan petani agar dapat melanjutkan kegiatannya. Pendapatan
usahatani dipengaruhi oleh penerimaan usahatani dan biaya produksi. Pendapatan
usahatani ditentukan oleh harga jual produk yang diterima ditingkat petani
maupun harga-harga faktor produksi yang dikeluarkan petani sebagai biaya
produksi. Jika harga produk atau harga faktor produksi berubah, maka pendapatan
usahatani juga akan mengalami perubahan.
Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan pndapatan, adalah:
I = TR TC
I = Pendapatan (Income)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TC = Total Cost (Total biaya)
7
Hub. dg Pekerjaan
No. Nama Umur Pendd Keterangan
KK Utama Sampingan
Kepala
1. Bani 70 - -
Keluarga SD Petani
tahun
Ibu -
61
2. Wasiatun Istri SD rumah -
tahun
tangga
9 - -
3. Suneha Cucu SD Siswi
tahun
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani yang merupakan salah satu
petani Dusun Robyong, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, diperoleh data
mengenai aset kepemilikan keluarga. Diantaranya yaitu luas penguasaan lahan
pertanian, kepemilikan ternak, luas tempat tinggal dan lahan serta aset-aset lainnya.
3.2.1 Luas Penguasaan Lahan Pertanian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai luas
penguasaan lahan yang beliau miliki merupakan aset keluarga untuk kegiatan
budidaya sebagai berikut:
Tabel 2. Luas Penguasaan Lahan Pertanian
Jenis Lahan (Ha)
No Keterangan Tegal/ Jumlah
Sawah Pekarangan
Kebun
1. Milik Sendiri
- Digarap (850 m2) (250 m2 1.450 m2
sendiri dan 350 m2)
-
- Disewakan
- Dibagi-
hasilkan
Jumlah (a) 850 m2 1.450 m2
2. Milik Orang Lain
- Disewa
- - -
- Dibagi-
hasilkan
Jumlah (b)
Jumlah (a+b) 850 m2 1.450 m2
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani memiliki lahan
sawah dan pekarangan. Luas lahan sawah Bapak Bani yaitu 850 m 2. Luas
lahan pekarangan Bapak Bani yaitu 600 m2. Sehingga, jumlah luasan lahan
yang dimiliki Bapak Bani yaitu 1.450 m2. Lahan tersebut milik Bapak Bani
dan tidak menggarap lahan milik orang lain.
3.2.2 Kepemilikan Ternak
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai
kepemilikan hewan ternak yang beliau miliki merupakan aset keluarga sebagai
berikut:
9
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani yang merupakan salah satu
petani Dusun Robyong, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, diperoleh data
mengenai lahan petani, analisis biaya usahatani, penerimaan, dan keuntungan
usahatani.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani mengenai yang beliau
miliki merupakan aset keluarga untuk kegiatan budidaya sebagai berikut:
10
Rp Rp
1. Dijual 2 tahun 1.292 kg 15.000,00/ 19.380.000,0
kg 0
Dibagikan
2. ke 2 tahun 68 kg - -
tetangga
Presentase:
- Dijual : 95 %
- Dikonsumsi sendiri (dibagikan ke tetangga): 5%
- Dijadikan bibit :-
11
00 0
Rp Rp
d. KCL 605 0,5 Kwintal 750.00 375.000,
0,00 00
Rp Rp
e. ZA 605 0,5 Kwintal 90.000, 45.000,0
00 0
Rp Rp
f. NPK 605 0,5 Kwintal 440.00 220.000,
0,00 00
3. Pestisida:
Rp Rp
a. Zikad 60 3 Botol 28.000, 84.000,0
00 0
Rp Rp
b. Antrakol 60 1 Kg 105.00 105.000,
0,00 00
Rp Rp
c. Ditan 60 1 Kg 85.000, 85.000,0
00 0
Rp
Total 1.484.50
0,00
Sarana produksi yang digunakan Bapak Bani terdapat tiga,macam yaitu
benih/bibit, pupuk, dan pestisida. Adapun Bapak benih yang digunakan Bapak
Bani adalah benih jeruk varietas keprok siam, sedangkan pupuk yang
digunakan adalah pupuk Urea, Phonska, organik, KCL, ZA, dan NPK. Bapak
Bani juga menggunakan pestisida jenis zikad, antrakol dan ditan. Harga tiap
jenis pupuk dan pestisida bermacam-macam tergantung jenisnya. Dosis
penggunaan pupuk dan pestisida juga bermacam-macam disesuaikan dengan
kebutuhan. Berdasarkan data di atas, maka dapat diperoleh total biaya yang
harus dikeluarkan Bapak Bani adalah sebesar Rp 1.484.500,00.
C. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Berikut merupakan biaya tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan
Bapak Bani dalam melaksanakan kegiatan budidaya usahatani jeruk keprok
siam
13
Rp
Total Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga 246.875,0
0
Jam standar kerja per hari
a. Laki-laki = 8 jam/hari
b. Perempuan = 5 jam/hari
Interpretasi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani, dalam budidaya jeruk
keprok siam yang dilakukan oleh Bapak Bani tidak memerlukan bantuan
orang lain dalam keluarganya. Jadi, hanya Bapak Bani yang melakukan
usahatani jeruk keprok siam sendirian mulai pengolahan lahan sampai
sebelum panen. Jadi dapat diketahui total biaya HOK sebagai berikut:
Pengolahan lahan:
Penanaman:
Penyiraman:
Penyiangan:
Pemupukan:
Pupuk dasar (Urea)
15
Panen
Rp
Total Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga 385.625,
00
Jam standar kerja per hari:
a. Laki-laki = 8 jam
b. Perempuan = 5 jam
Upah TK laki-laki : Rp 25.000,00
Upah TK Perempuan : Rp 20.000,00
Interpretasi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bani, dalam budidaya jeruk
keprok siam yang dilakukan oleh Bapak Bani memerlukan bantuan orang lain
dari luar keluarganya. Sehingga dapat diketahui total biaya HOK sebagai
berikut:
Pengolahan lahan:
Penanaman:
HOK TK laki-laki
HOK TK wanita
Panen:
HOK TK laki-laki
HOK TK wanita
18
Biaya tenaga kerja luar keluarga yang dikeluarkan oleh Bapak Bani
dalam usahatani jeruk keprok siam meliputi kegiatan pengolahan lahan,
penanaman, dan panen Sehingga, dapat diketahui total biaya tenaga kerja
yaitu sebesar( 3x 93.750) + (2x 60.000) + 78.125 = 385.625. Jadi, total biaya
yang dikeluarkan oleh Bapak Bani seluruhnya untuk biaya tenaga kerja luar
keluarga yaitu sebesar Rp 385.625,00.
E. Biaya Tetap
Berikut merupakan biaya tetap yang digunakan Bapak Bani dalam
melaksanakan kegiatan budidaya usahatani jeruk keprok siam.
Tabel 10. Biaya Tetap
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan persatuan Total (Rp)
fisik
(Rp)
Biaya sewa
1 - - - -
lahan
Rp Rp
2 Biaya pajak 1 0,5 ha
70.00,00 105.000,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Bapak Bani tidak
membayar sewa lahan dikarenakan lahan merupakan milik Bapak Bani. Bapak
Bani membayar biaya pajak lahan sebesar Rp 105.000,00. Biaya pajak lahan
per satu hektarnya adalah Rp 140.000,00. Sedangkan lahan milik Bapak Bani
yaitu seluas 850 m2.
19
Rp
Rp Rp
a. Cangkul 45.000,0
3 150.00 1,5 tahun 70.000,0
0
0,00 0
b. Bajak - - - - -
c. Garu - - - - -
d. Sekop - - - - -
e. Sabit 4 Rp Rp 1,5 tahun Rp
120.00 60.000,0 40.000,0
0,00 0 0
f. Diesel/p - - -
ompa
air
g. Tangki 1 Rp Rp 5 tahun Rp
semprot 600.00 250.000, 70.000,0
0,00 00 0
Total Rp
285.000,
00
Penyusutan
Cangkul
Sabit
Tangki semprot
20
FC/unit ( =
VC/unit =
TC = Rp 2.402.001,00
P = Rp 15.000,00
1) BEPunit
Interpretasi:
22
2) BEPpenerimaan
= 21,3 kg x Rp 112.770,00
= Rp 2.402.001,00.
Interpretasi:
Hasil perhitungan tersebut menujukkan bahwa untuk mencapai titik BEP
(keadaan tidak untung dan tidak rugi) supaya tidak mencapai kerugian maka
penerimaan minimal yang harus dicapai sebesar Rp 2.402.001,00.
Interpretasi:
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai titik BEP
(keadaan tidak untung dan tidak rugi) supaya tidak mencapai kerugian maka
harga jual produk per kg jeruk keprok siam minimal yang harus dicapai sebesar
Rp 112.770,00.
4) B/C rasio
Interpretasi:
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perbandingan antara jumlah
benefit dengan total produksi yaitu 7,06. Hal ini berarti bahwa hasil perhitungan
lebih dari 1, sehingga usahatani jeruk keprok siam milik Bapak Bani layak
untuk diusahakan.
23
persiapan alat-alat bertani. Pada pukul 06.00 Bp. Bani sudah berada di lahan
untuk melakukan kegiatan usahataninya. Kegiatan tersebut berlangsung
sampai pukul 12.00, kemudian Bp. Bani akan pulang ke rumah untuk istirahat
dan sholat. Selanjutnya Bp. Bani akan kembali ke lahan pada pukul 13.30
sampai dengan pukul 17.00. kemudian setelah itu beliau kembali ke rumah
untuk istirahat, solat maghrib, dan makan malam. Selanjutnya pada pukul
19.00 apabila ada kegiatan seperti kenduri, tahlilan, atau kumpulan dengan
kelompok tani, maka Bp. Bani akan mengikutinya, tetapi apabila tidak ada
kegiatan tersebut beliau akan tetap di rumah menonton tv, sampai beliau
istirahat tidur malam pada pukul 22.00.
3.6.2 Kegiatan Ibu (Istri Petani)
26
Gambar Pola
Tanam Lahan Bapak Bani
Keterangan :
= Tanaman Jeruk
= Tanaman Cabai
Pola tanam yang digunakan oleh bapak Bani adalah sistem tumpang
sari. Beliau memanfaatkan dua tanaman yaitu jeruk keprok siam dan cabai.
Penulis mengambil sampel pola tanam diantara dua guludan. Lebar satu
guludannya adalah 1,2 meter dan jarak diantara guludan satu dengan yang
lainnya adalah 40 centimeter. Jarak tanam pohon jeruk yaitu 3 x 4 meter. Dan
jarak tanam dari cabai nya yaitu 50cm x 50 cm. Untuk luas total tanah yang
dimiliki oleh bapak Bani adalah 850 meter persegi. Pada saat kami melakukan
fieldtrip bapak Bani menanam jeruk yang di tumpang sari dengan tanaman
cabai. Dalam menanam jeruk yang di tumpangsari dengan cabai ini Bapak
Bani menggunakan mulsa plastik hitam silver untuk menjaga kelembabapan
tanah dan dapat menjaga kondisi tanah agar tetap stabil atau juga dapat
menghindarkan dari penyakit tanaman yang berasal dari tanah. Selain
menanam jeruk dan cabai Bapak Bani juga menanam timun dan tomat.
28
Gunung
Semeru
Kali Amprang
irigasi
irigasi
Lahan
Lahan Lahan Lahan Lahan
warga
warga warga warga warga Lahan
warga
30
Interpretasi:
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam produk
pangan. Jika air tidak tersedia maka produksi pangan akan terhenti. Ini berarti
bahwa sumberdaya air menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan pertanian
khususnya pertanian irigasi. Seluruh keperluan air bagi tanaman dan untuk
kelembaban tanah dapat dicukupi oleh ketersediaan air yang berasal dari air
permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan yaitu sungai, danau, waduk
dan curah air hujan, sedangkan sumber air tanah yaitu air tanah bebas dan air
tanah tertekan.
Dari gambar/ denah sumber air dan alirannya hingga ke lahan petani
diatas, dapat diketahui bahwa ketersediaan air untuk lahan Bapak Bani
bersumber dari aliran Sungai/ Kali Amprong yang menjadi sumber mata air
utama di desa ini. Sungai Amprong adalah bagian hulu dari wilayah DAS
Brantas yang berada di kawasan lereng barat Gunung Semeru dan memiliki
karakteristik air sangat jernih. Debit air pada musim kemarau sangat kecil
sehingga perlu adanya pembagian yang sangat hati-hati, dan untuk
menghindari dampak kekurangan air maka dimusim kemarau, lahan pertanian
di Dusun Robyong lokasi lahan Bapak Bani yang ditanami tanaman jeruk
yang ditumpangsari dengan cabai dengan luas lahan 850 m 2 , dimana sistem
pengairannya dengan cara dijadwal (bergiliran) sesuai keperluan gabungan
kelompok tani (gapoktan) yang diikuti Bapak Bani. Pada saat musim
penghujan tiba, lahan pertanian di Dusun Robyong ditanami padi yang
dilakukan hanya sekali dalam satu tahun. Budidaya padi memanfaatkan air
hujan yang tersedia sehingga kebutuhan air untuk tanaman padi tercukupi.
31
3.7.5 Gambar Akses Jalan dari Lahan Petani ke Jalan Utama Desa
Gambar Akses Jalan dari Lahan Petani ke Jalan Utama Desa
Jalan utama
desa
Padi
Jalan
utama
desa Pemukiman
warga
Pemukiman
warga
Dari gambar akses jalan dari lahan petani ke jalan utama desa diatas
dapat diketahui bahwa akses jalan dari lahan Bapak Bani menuju ke jalan
utama desa sangat mudah. Jarak jalan utama desa dari lahan Bapak Bani
hanya sekitar 50 meter dan tidak ditemui kesulitan untuk mencapai lahan
32
milik Bapak Bani. Jalan utama desa berupa jalan aspal dan jalan memasuki
lahan Bapak Bani berupa tanah berumput. Apabila turun hujan jalan menuju
lahan Bapak Bani akan becek serta licin yang akan menyulitkan dalam
berjalan/ mengaksesnya. Dapat dilihat juga pada gambar bahwa lahan Bapak
Bani dikelilingi oleh lahan-lahan pertanian dengan komoditas yang beragam
seperti, padi, jeruk, dan cabai. Lahan Bapak Bani juga tidak jauh dari
pemukiman warga yang berada di kanan kiri jalan utama desa.
33
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran untuk Bapak Bani dan para petani jeruk lainnya sebaiknya memeliahara
hewan ternak dan mencoba membudidayakan jeruk secara organik, sehingga untuk
produk yang dihasilkan lebih sehat dan harga jualnya lebih tinggi.
34
DAFTAR PUSTAKA
Isaskar, Riyanti. 2014. Pengantar Usaha Tani. Laboratorium Analisis dan Manajemen
Agrbisnis. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YPKPN
Nafarin, M.. 2009. Penganggaran Perusahaan .Penerbit Salemba4. Jakarta.
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press: Malang
Soemarso. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Cetakan keempat. Jakarta:
Rineka Cipta
35
LAMPIRAN