Info HIV Dan AIDS Dasar Puskesmas
Info HIV Dan AIDS Dasar Puskesmas
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh
(limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus
HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan
virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena
turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada
seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada
kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV)
untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.
Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan
vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya
Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan
dan/atau waktu menyusui.
Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang
sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi pada pemakaian bersama
alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).
Apakah orang yang telah terinfeksi HIV boleh berkeluarga dan memiliki keturunan?
Risiko penularan kepada pasangan melalui hubungan seksual dapat dicegah dengan penggunaan kondom.
Pengobatan dengan ARV juga dapat menekan pertumbuhan virus HIV dalam tubuh manusia sampai ke batas
yang tidak terdeteksi sehingga risiko penularan ke pasangan dapat dikurangi, namun harus tetap menggunakan
kondom.
Orang yang telah terinfeksi HIV bahkan tetap dapat memiliki keturunan dengan aman. Melalui program
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT), penularan HIV dari ibu ke anak saat kehamilan,
melahirkan dan menyusui dapat dikurangi sampai 0%. Calon orang tua dapat menekan risiko penularan pada
anak dengan mengetahui status HIV sejak dini. Berkonsultasilah dengan dokter yang merawat.
Bila terdapat gejala di atas, jangan mengobati diri sendiri dengan obat bebas di pasaran. IMS itu
mencakup banyak jenis penyakit. Segera periksakan diri anda ke layanan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat.
Hindari hubungan seks atau gunakan kondom dalam hubungan seks selama masih dalam pengobatan.
Agar infeksi tidak berulang, ajak pasangan untuk diperiksa dan diobati pula.
Bila IMS tidak mendapakan pengobatan yang tepat, dapat meningkatkan risiko terkena infeksi HIV,
kemandulan, keguguran, atau penularan IMS kepada pasangan atau bayi yang dikandung.
Pengobatan HIV:
Pengobatan HIV dan AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis, Psikologis dan Aspek Sosial yang
meliputi pengobatansupportive (dukungan), pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik dan
pengobatan antiretroviral.
ARV merupakan singkatan dari Antiretroviral, yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi HIV didalam
tubuh. Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan tubuh dapat ditunda
bertahuntahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah
AIDS. Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam
menciptakan masyarakat sehat melalui strategi penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan
dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan.
Hingga saat ini, ARV masih merupakan cara paling efektif serta mampu menurunkan angka kematian dan
berdampak pada peningkatan kualitas hidup orang terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat
untuk hidup lebih sehat. Sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat
dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang pembunuh
yang menakutkan