Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Perkembangan paham-paham di Eropa semakin hari
semakin mengalami kemajuan yang pesat. Dalam hal ini adalah
Liberalisme dan Kapitalisme. Liberalisme mempunyai makna
positif dan negative tergantung dalam kontek apa
menempatkannya. Perkembangan Liberalisme di Prancis dan
Inggris tidaklah sama,masing-masing dengan konteks historisme
sendiri-sendiri.
Liberalisme pada awalnya muncul saat dunia barat
memasuki enlightment ages atau abad pencerahan (sekitar abad
ke 16 sampai awal abad 19). Pada saat itu, mulai muncul industri
dan perdagangan dalam skala besar yang berbasis teknologi
baru. Untuk mengelola kedua hal tersebut muncullah kebutuhan
kebutuhan baru seperti buruh yang bebas dalam jumlah banyak,
ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi, dan kebebasan
berkreasi.
Namun kebutuhan-kebutuhan ini terbentur oleh peraturan-
peraturan yang dibuat oleh pemerintahan yang feodal. Maka
golongan intelektual yang mengedepankan rasionalitas
memunculkan faham liberal, yang menjalankan faham liberal
disebut liberalisme. Golongan intelektual ini merasakan
keresahan ilmiah (rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencari
pengetahuan yang baru) dan artistic umum pada zaman itu.
Dalam bidang sosial ( menyangkut individu ), liberalisme
klasik menciptakan masyrakat yang atomistis yang terdiri dari
individu-individu yang tidak mempunyai hubungan satu dengan
yang lain. Dalam bidang ekonomi, Liberalisme klasik
menciptakan pengusaha dan perusahaan raksasa. Keahlian

1
berkembang menjadi semacam ideology, sehingga amat
menentukan kehidupan Negara.
Dalam perkembangannya liberalisme klasik menuai badai yang
ditaburkannya, prakteknya kontra produktif, kebebasan individu
yang ingin dilindungi justru digerogoti sendiri. Sejarah akhirnya
memaksa liberalisme klasik harus dibongkar menjadi liberalisme
demokratis yaitu liberalisme yang mampu melindungi
individualitas setiap orang dan memanusiakan manusia.
Selain hal-hal di atas, liberalisme juga dilatar belakangi
oleh terjadinya Reformasi Gereja yang memuncak pada 31
Oktober 1517. Reformasi Gereja ini membawa dampak pada
munculnya paham sekularisme yang akan berujung pada revolusi
dalam segala bidang, termasuk di dalamnya adalah bidang
politik. Selain oleh Reformasi Gereja, faham Liberalisme juga
dilatarbelakangi dengan terjadinya Revolusi Industri dan Glorious
Revolution di Inggris.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Liberalisme serta
perkembangannya di Eropa.

B. Permusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:

1. Apa itu Liberalisme ?


2. Bagaimana sejarah Liberalisme?
3. Bagaimana perkembangan Liberalisme di Eropa?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Melalui penulisan karya tulis ini, penulis mengharapkan
agar pembaca mengetahui faham liberalisme.
2. Tujuan penulisan karya tulis ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan lebih tentang liberalisme,
sejarah liberalism, pengertian liberalism, perkembangan
liberalism di eropa.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Sejarah Liberalisme
Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada
abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat
Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni
kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan
untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai
proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani
berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh
patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan
tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa,
para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang
dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan).
Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang
patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu
seharusnya ditanggung oleh sang patron.
Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur
secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah
dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat.
Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak

3
istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan
kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk
dominasi yang melembaga atas individu.
Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul
industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan
beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan
perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan
buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak
yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi.
Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan
yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang
membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu
ialah munculnya paham liberal. Ada tiga hal yang mendasar dari
Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik
(Life, Liberty and Property).
Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari
tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
a) Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All
Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan
yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik,
sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas
manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam
menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan
tergantung kepada kemampuannya masing-masing.
Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan)
adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
b) Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia.
Dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk
mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam
kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan dan
kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan
dengan persetujuan dimana hal ini sangat penting untuk

4
menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason
Equally.)
c) Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang
diperintah.
Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya
sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.
(Government by the Consent of The People or The
Governed)
d) Berjalannya hukum (The Rule of Law).
Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada
rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan
hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat
oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan
mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law,
harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-
undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan
sosial.
e) Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The
Emphasis of Individual)
f) Negara hanyalah alat (The State is Instrument).
Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan
untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara
itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan
bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat
memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah
merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara
sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
g) Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran
dogmatisme (Refuse Dogatism).
Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John
Locke (1632 1704) yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam
pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
B. Pengertian Liberalisme
Kata 'liberal', menurut Ensiklopedi Britannica (2001),
diambil dari bahasa Latin liber. Kata ini pun, menurut Oxford

5
English Dictionary, bermakna sesuai untuk orang bebas, murah
hati dalam seni liberal (liberal arts). Salah satu rekaman pertama
mengenai contoh kata 'liberal' muncul pada 1375 yang memang
digunakan untuk memerikan liberal arts.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata Libereralisme
mempunyai dua pengertian ( arti positif dan arti negatif ).
a. Arti Positif
Liberalisme dalam arti positif adalah faham yang
menjunjung tinggi kemerdekaan batin, yang menolak segala
macam pembatasan ( berlawanan dengan faham determinisme
dan naturalisme ).
b. Arti Negatif
Dalam arti negatif, Liberalisme adalah faham yang
mengajarkan sikap orang untuk berbuat semaunya, keluar dari
norma yang berlaku dan pemberontakan terhadap hal-hal yang
tradisional. Cara lain untuk melihat Liberalisme adalah dengan
menempatkannya dalam konteks yang tepat. Konteks-konteks
tersebut adalah :

1. Konteks Personal
Liberalisme dalam konteks personal ingin mengatakan
bahwa para penganut liberalism atau orang liberal adalah orang
yang mempunyai sikap, ara berpikir, mentalitas yang kritis
terhadap adat-istiadat, tradisi dan konvensi. Ia tidak mau terikat
pada yang sudah dditetapkan atau yang sudah mapan, tetapi
terbuka kepada kemungkinan-kemungkinan lain yang menurut
pertimbangan akalnya akan lebih baik dan bermanfaat. Dalam
arti ini liberalism merupakan suatu method dan bukan suatu
ajaran , doktrin ataupun ideologi.

2. Konteks Ekonomi
Liberalisme dalam konteks ekonomi ingin mengatakan
bahwa hidup perekonomian merupakan bidang yang harus
dikembangkan sesuai dengan kodrat manusia yang bebas,

6
sehingga perekonomian itu memang seharusnya berdasar atas
prinsip pasar bebas ( free market). Artinya semua hubungan
ekonomi tercipta oleh pasar bebas ; campur tangan dari pihak
manapun tidak dibenarkan.

3. Konteks Politik
Liberalisme dalam konteks politik mengandung makna
menentang segala bentuk pemerintahan yang otoriter, seperti
dalam monarkhi absolute atau diktatur. Faham ini mencurigai
segala bentuk kuasa karena kuasa cenderung berkembang
menjadi semakin besar dan menindas, maka harus diberi harus
di beri saluran dan dibatasi. Konstitusi adalah pembatasan bagi
kekuasaan. Dasar filosofisnya adalah pandangan bahwa manusia
individual itu tercipta dengan hah-hak yang tidak dapat diambil
oleh orang lain.

Liberalisme pada awalnya muncul saat dunia barat memasuki


enlightment ages atau abad pencerahan (sekitar abad ke 16
sampai awal abad 19). Kata liberal memperoleh penekanan
positif secara lebih menentukan dengan makna "bebas
dari prasangka yang dangkal" pada 1781 dan"bebas dari
kefanatikan" pada 1823. Dan di pertengahan abad ke-19, kata
'liberal'mulai digunakan sebagai istilah yang sangat
politis.Sebagai kata sifat, kata `liberal' sering dipakai untuk
menunjukkansikap anti feodal, anti kemapanan, rasional, bebas
merdeka, berpikiran luas lagiterbuka, dan karena itu dianggap
hebat.Ini terkait dengan penentangan untuk tunduk kepada
kewibawaan apa pun,termasuk Tuhan, kecuali dirinya sendiri.
Di Eropa, semangat liberalisme sudah muncul sejak masa
renaissance (Perancis); berasal dari kata "rinascita" (bahasa
Italia) yang artinya: kelahiran kembali.

7
Mulanya, istilah ini dikenalkan pertamakali oleh Giorgio
Vasari padaabad ke-16 untuk menggambarkan semangat
kesenian Italia mulai abad ke-14sampai ke-16. Menurut Jacob
Buchard, Renaissance, bukan sekedar kelahiran kembali
kebudayaan Romawi danYunani kuno tetapi juga kebangkitan
kesadaran manusia sebagai individu yang rasional,
sebagi pribadi yang otonom, yangmempumyai kehendak bebas
dan tanggung jawab.Setelah Renaissance, manusia telah
meninggalkan zaman kegelapan abad Pertengahan yang
didominasi kekuasaan dan nilai-nilai agama, tetapi telah menjadi
manusia yang bebas, rasional, mandiri, dan individual. Inilah
yang konon disebut sebagai "prototipe manusia modern".
Manusia modern adalah manusia yang sanggup dan
mempunyai keberanian untuk memandang dirinya sebagai pusat
alam semesta (antroposentris) dan bukan Tuhan sebagai
pusatnya (teosentris).Manusia modern tidak lagi berpegang pada
prinsip memento mori(ingatlah bahwa engkau akan mati) tetapi
diganti dengan semboyan carpe diem(nikmatilah kesenangan
hidup). Kata mereka: "Man can do all thing if they will." (Manusia
dapat mengerjakan apa saja, asalkan mereka mau). (Tentang
Renaissance dan manusia modern, lihat, Sutarjo Adisusilo,
Sejarah Pemikiran Barat.
Sedangkan liberalisme sendiri merupakan paham yang
berusaha memperbesar wilayah kebebasan individu dan
mendorong kemajuan sosial. Liberalisme merupakan tata
pemikiran yang berlandaskan pada kebebasanmanusia. Bebas,
karena manusia mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan
apayang diinginkan.
Dan ini berarti bahwa liberalisme adalah paham pemikiran
yang optimistis tentang manusia. Dari pengertian liberalisme ini
maka terlihat dua agenda besar yang diperjuangkannya, yaitu;
(1)mengandalkan rasio dan kesadaran individu,

8
(2)mengandalkan pembangunan mandiri
masyarakattanpa intervensi berlebihan dari negara.
Dua agenda besar ini digulirkan dalam wacana Hak Asasi
Manusia (HAM) dan masyarakat sipil (civil society).

Pemikiran John Locke (1632-1704)


John Locke, secara luas dipandang sebagai Bapak
Liberalisme. Ia berperan penting dalam pengembangan filsafat
liberal. Locke secara sepadu memberikan beberapa asas dasar
pergerakan liberal di awalmulanya, seperti hak kepemilikan
pribadi dan persetujuan dari orang yang diperintah.
Pembangun tradisi filsafat liberalisme ini menggunakan
konsep hak alamiah dan kontrak sosial untuk menyatakan bahwa
aturan hukum seharusnya menggantikan pemerintahan
autokratik, bahwa pengatur menjadi ada di bawah persetujuan
yang diatur, dan bahwa individu sebagai pribadi memiliki hak
mendasar untuk hidup, bebas, dan berkepemilikan.
Dasar dari konsep konsep Kontrak Sosial adalah dakwaan
bahwa manusia secara alamiah bersifat bebas dan setara (lihat
Two Treatises of Government). Hal ini menjadi dasar pembenaran
dalam memahami pengesahan pemerintahan politik sebagai
hasil kontrak sosial. Sifat bebas dan setara yangdimiliki manusia
sejak awal kehidupannya, memberikannya hak "suara" dalam
pendirian suatu pemerintahan.
Pemerintahan bertujuan utama untuk melindungihak-hak
manusia seperti hak hidup, kebebasan, dan kepemilikan.Sifat
bebas dan setara ini begitu penting karena dapat diperluas
keranah kehidupan lainnya, seperti budaya, ekonomi, dan
agama. Sehingga, untuk memahami kebebasan ini secara
singkat adalah bebas dari paksaan kewibawaanapa pun yang
menghilangkan sifat kemanusiaan

9
Setelah John Lock, John Stuart Mill (1806-1873) dikenal juga
sebagai seorang pemikir besar liberal yang juga sangat
berpengaruh. Laki-laki kelahiran Pentonville ini melanjutkan
filsafat utilitarianisme Jeremy Bentham. Hanya saja kekhasan Mill
terletak pada konsep asas kemanfaatan (utility) dalam bingkai
liberalisme. Gagasannya jelas memiliki kesamaan dalam
penekanan tentang kebebasan individu. Hanya saja, kebebasan
bukanlah sebuah tujuan akhir, melainkan sebuah sarana.
Tujuan kebebasan dan tindakan insan adalah manfaat, baik
kualitatif dan kuantitatif. Dan manfaat akan mengantarkan
kepadakebahagiaan.Tindakan manusia tidak hanya sesuatu yang
tanpa tujuan. Sebab, jikademikian maka tindakan seseorang
menjadi tidak bermakna. Manfaat, sebagai tujuan tindakan,
dilihat dari hasrat seseorang dan terdapatkriteria objektif yang
mendasarkan dirinya pada nilai kemanfaatannya bagi manusia
khususnya bagi keseluruhan manusia.
Penekanan Mill terhadap aspek individualitas dari individu
merupakanalasan terpenting keberadaan sebuah lembaga apa
pun, termasuk pemerintah.Karena individualitas adalah susunan
utama dari kebahagiaan manusia yang harusdijamin pemerintah.
Jika tidak, maka pemerintah tersebut harus diganti.
Maka,kebebasan adalah hak manusia yang mendasar. Dari
kebebasan inilah akanmuncul kreativitas dan kemajuan sosial
serta intelektual.Jika ditelaah secara mendasar, para pemikir
liberal sejatinya berawaldari trauma terhadap "Tuhan" dan
aturan-aturan agama yang pernah mendominasimasyarakat
Barat di zaman Pertengahan.
Mereka berpikir, dengan membuangTuhan dalam
kebebasan mereka, maka mereka akan merasakan kebahagiaan,
yang tak lain adalah kebebasan. Karena itu,tak heran, jika filosof
terkenal Perancis, Jean-Paul Sartre (1905-1980) memekikkan
slogan yang menolak eksistensi Tuhan. Sebab, ide tentang Tuhan

10
membatasi kebebasan manusia: "even if God existed, it will still
necessary to reject him, since the idea of God negates our
freedom."

Asas Pemikiran Liberal


Secara umum asas liberalisme ada tiga;
a) Asas pertama: Kebebasan
Yang dimaksud disini adalah setiap individu bebas dalam
perbuatannya dan mandiri dalam tingkah lakunya tanpa
diatur dari negara atauselainnya. Mereka hanya dibatasi oleh
undang-undang yang mereka buat sendiridan tidak terikat
dengan aturan agama. Dengan demikian liberalisme disini
adalahsisi lain dari sekulerisme secara pengertian umum yaitu
memisahkan agama danmembolehkan lepas dari
ketentuannya.
Sehingga menurut mereka manusia itu bebas berbuat,
berkata, berkeyakinan dan berhukum sesukanya tanpa
batasan syariat Allah. Sehingga manusia menjadi tuhan untuk
dirinya dan penyembahhawa nafsunya serta bebas dari
hukum ilahi dan tidak diperintahkan mengikutiajaran ilahi.
b) Asas kedua: Individualisme (Al-Fardiyah)
Dalam hal ini ada dua pemahaman dalam Liberalisme:
Individual dalam pengertian ananiyah (keakuan) dan cinta
diri sendiri. Pengertian inilah yang menguasai pemikiran
eropa sejak masa kebangkitaneropa hingga abad kedua
puluh masehi.
Individual dalam pengertian kemerdekaan pribadi. Inilah
pemahaman baru dalam agama liberal yang dikenal
dengan Pragmatisme.
c) Asas ketiga: Mendewakan Akal (Aqlaniyah)
Dalam pengertian kemerdekaan akal dalam mengetahui dan
mencapai kemaslahatan dan kemanfaatan tanpa butuh

11
kepada kekuatan diluarnya. Hal ini dapat tampak dari hal-hal
berikut ini:
Kebebasan adalah hak-hak yang dibangun diatas dasar materi
bukan perkara diluar dari materi yang dapat disaksikan dan cara
mengetahuinya adalah dengan akal, panca indra dan percobaan.
Negara dijauhkan dari semua yang berhubungan dengan
keyakinan agama,karena kebebasan menuntut tidak adanya satu
yang pasti dan yakin; karenatidak mungkin mencapai hakekat
sesuatu kecuali dengan perantara akal dari hasil percobaan yang
ada. Sehingga -menurut mereka- manusia sebelum melakukan
percobaan tidak mengetahui apa-apa sehingga tidak mampu
untuk memastikan sesuatu. Ini dinamakan ideologi toleransi
Hakekatnya adalah menghilangkan komitmenagama,
karena ia memberikan manusia hak untuk berkeyakinan
semaunyadan menampakkannya serta tidak boleh
mengkafirkannya walaupun ia seorang mulhid. Negara
berkewajiban melindungi rakyatnya dalam hal ini,sebab negara
-versi mereka- terbentuk untuk menjaga hak-hak asasi
setiaporang.
Hal ini menuntut negara terpisah total dari agama dan
madzhab pemikiran yang ada. Ini jelas dibuat oleh akal yang
hanya beriman kepada perkara kasat mata sehingga
menganggap agama itu tidak ilmiyah dantidak dapat dijadikan
sumber ilmu.
Undang-undang yang mengatur kebebasan ini dari
tergelicir dalam kerusakan -versi seluruh kelompok liberal
adalah undang-undang buatan manusia yang bersandar kepada
akal yC. Perkembangan Liberalisme di Eropa

Kata liberalisme untuk pertama kali dipakai di Spanyol


tahun 1811 sebagai sebutan untuk pengaturan Negara secara
Konstitusional sebagai pengaruh Revolusi Perancis zaman

12
Napoleon. Liberalisme baru benar-benar mulai berkembang kira-
kira pada abad ke-14, tahap akhir abad pertengahan dan awal
zaman Renaissance, dengan munculnya golongan baru yaitu
Bourjuis.
Selama berabad-abad struktur masyrakat terbagi menjadi
tiga golongan: Rohaniawan, Bangsawan, dan Rakyat. Status
tercipta karena system kepemilikan tanah sehingga hidup
perekonomiannya terpusat pada mereka yang mempunyai tanah
yang tinggal di manor ( kastil atau istana bangsawan ). Yang
kemudian dikenalmanorial economy. Tetapi ketika kerajinan atau
Industri perumahan dan perdagangan mulai berkembang,
manorial economy beralih ke Money economy dengan pusat
kegiatan ekonomi di kota-kota.

C. Liberalisme di Perancis
a. Liberalisme dalam periode Restorasi di Perancis
1815-1830
Revolusi Perancis telah menghapus kelas pengusa dari
struktur masyrakat Perancis. Kelas itu adalah kaum bangsawan
dan gerejawan tinggi. Sejak tahun 1792 mereka melarikan diri
dari Perancis dan mengungsi ke Negara-negara yang memusuhi
Revolusi ( seperti Inggris dan Australia ). Tetapi selama
pemerintahan Napoleon ( 1799-1814 ) mereka berangsur-angsur
pulang ke Perancis dan setelah sampai di tanah airnya mereka
menjadi kelas yang terasing.
Menurut perjanjian Cartar 1814, Napoleon dikalahkan dan
diasingkan ke pulau Elba, sedangkan wilayah Eropa berstatus
Quo seperti sebelum 1792. Carter ini merupakan konstitusi
liberal yang dihadiahkan oleh Louis XVIII kepada bangsa Perancis,
sehingga Raja dapat mencabutnya kembali. Setelah Napoleon
meninggal di pulau St. Helena, Charter dan Louis direhabilitasi
kembali pada tahun 1815. Maka Charter ini sering disebut 1815.

13
Revolusi 1789 telah membelah bangsa perancis menjadi
dua, yaitu golongan konservatif yang ingin kembali ke situasi
sebelum Revolusi dan golongan Revolusioner yang bercita-cita
melanjutkan Revolusi karena dianggap Revolusi belum selesai.
Golongan Revolusioner ini mempunyai dua sayap yaitu Golongan
Radikal dan golongan Borjuis ( golongan doctrinaire).
Charter 1814 merupakan kemenangan bagi klas borjuis
(upper middle class). Dimana golongan dotrainer(Borjuis) ini
mempunyai cita-cita :
a. Pembagian kekuasaan yang tegas
Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan membuat undang-
undang dan undang-undang harus dimaklumkan sehingga
semua warganegara mengetahuinya. Undang-undang yang
tidak dimaklumkan tidak harus ditaati. Kekuasaan yudikatif
mempunyai hak untuk menilai adil tidaknya suatu undang-
undang tertentu. Maka badan ini harus benar-benar
independent tidak dibawahkan atau dipengaruhi olek
kekuasaan yang lain.
b. Kekuasaan dikontrol oleh rakyat
Kekuasaan harus dapat dikontrol oleh rakyat supaya rakyat
dapat menjalankan fungsi kontrolnya, maka harus ada
kebebasab pers, kebebasan untuk berpikir, berbicara,
berserikat. Sensor atas pers tidak dapat dibenarkan,
karena keberengusan pers akan melindungi keburukan
penguasa.
c. Otonomi badan-badan pemerintah daerah dan lokal
Pemerintahdi daerah dan pemerintah lokal harus di beri
otonom untuk mengurus kepentingan masing-masing.
Kekuasaan pusat harus dibatasi, kepentingan-kepentingan
konkret daerah dan lokal tidak boleh dikalahkan oleh
kepentingan pemerintah pusat.
d. Bentuk Federalisme

14
Pemerintah swa-praja setempat diberi otonomi sendiri atas
kepentingan-kepentingannya yang khas, tetapi pemerintah
pusat menempatkan fungsionaris-fungsionarisnya. Para
fungsionaris dari pusat itu ditentukan oleh pemerintah
pusat dengan persetujuan pemerintah daerah.
e. Hak untuk mengadakan perlawanan terhadap penindasan.
Hak ini hak untuk untuk resistence to oppression. Dengan
kegigihan mereka membela Charter 1814 kaum borjuis
liberal ini sebenatnya sudah menjadi konservatif
( Reggiero, 1927 : 171). Mereka berusaha
mempertahankan status quo dan perolehan mereka
selama revolusi.

b. Masa Setelah Revolusi


Ada sejumlah sebab yang membangkitkan reaksi golongan
liberal yaitu
1. Undang-undang pemilihan diperbaharui: milik sebagai syarat
bagi hak memilih dilipatkan sehingga semakin sedikit
yang dapat memilih wakil di legislative akibatnya
memperkokoh kedudukan golongan ultra royalis.
2. Memberikan ganti rugi kepada golongan migr sebanyak satu
milyar franz, biaya diambil dengan memotong bunga
uang simpanan golongan borjuis dalam bentuk surat-
surat obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
3. Pembredelan semakin ketat terhadap penerbitan golongan
liberal. Sekolah-sekolah dikembalikan pada yayasan
gereja : Ordo Yesuit boleh kembali.
Ciri-ciri monarkhi konstitusional masa Louise Phillipe 1830-
1848 :
1. Raja berdaulat atas rahmat Tuhan dan atas kehendak bangsa
Prancis .

15
2. Syarat untu mendapatkan hak pilih diperlunak, jumlah
milik/kekayaan diperkecil sehingga jumlah orang yang
dapat memilih dan di pilih jumlahnya semakin besar.
Jumlah pemilih naik dari 100 ribu menjadi 240 ribu.
3. Badan Legislatif hanya terdiri dar satu kamar, Majelis Bangsawan
/ Majelis Tinggi di hapuskan dan diganti dengan Senat.
4. Garda Nasional dibentuk ; sensor atas pers di hapus : anggaran
biaya untuk keagamaan dihapus ; beberapa ordo
kebiaraan dilarang ; pendidikan merupakan monopoli
pemerintah.

c. Liberalisme Klasik
1) Aristokrasi baru
Liberaisme klasik dimulai pada pemerintahan Louis Philipe
sampai sebelum perang Prancis-Prusia yaitu 1870-1871.
Hubungan sosial yang bersifat feudal diganti dengan hubungan
yang bersifat ekonomis. Pada masa Louis Philipe Negara
dianggap identik dengan pemerintah. Hal ini terlihat dalam :
a. Adanya undang-undang yang membatasi kebebasan
pers, supaya tidak mengkritik rezim liberal ini.
b. Hak pilih dibatasi denag property qualifications;
tertutup kemungkinan untuk memberlakukan hak pilih
bagi semua orang.
c. Undang-undang dikeluarkan oleh Assemblee National
selalu mengarah pada kepentingan usaha kaum
borjuis.

2) Revolusi 1848
Pada tahun 1845-1848 situasi social-ekonomi di Prancis
amat buruk hal ini disebabkan karena:
a. Secara ekonomi
Pertanian paceklik dan gagal panen.

16
Industri terjadi over produksi, kredit macet, PHK
yang mengakibatkan pengangguran besar-besaran.
b. Secara Sosial
Buruh diradikalisir oleh golongan petite
bourgeoiseie yang tidak mendapatkan tempat
dalam pemerintahan kaum bourjuis liberal.
Kaum buruh bourjuis kecil dan buruh jumlahnya
besar tapi mereka tidak dapat memperjuangkan
kepentingan mereka.
Kaum komunis mulai mempengaruhi kaum buruh
sehingga menyebabkan kekhawatiran kaum liberal
bourjuis kecil.

3) Pemerintahan Louis Napoleon


Pada masa ini golongan bourjui liberal tetap bertahan
meskipun ada oposisi darei borjuis kecil (bersekutu dengan buruh
), golongan sosialis dan komunis. Pada tahun1848 kelompok
borjuis liberal menyodorkan konstitusi baru kepada Louis
Napoleon yang isinya:
o Prancis menjadi Republik Demokrasi.
o Badan Legislatif terdiri dari satu kamar.
o Pemegang kekuasaan Eksekutif adalah Presiden
dengan masa jabatan empat tahundan dipilih secara langsung
oleh rakyat dalam pemilu.
Namun dalam perkembangnya Louis Napoleon mengalami
kesulitan dalam parlemen karena 2/3 angota parlemen terdiri
dari golongan royalis borjuis.

d. Liberalisme Demokrasi
Kaum liberalis Prancis berkeyakinan bahwa demokrasi
adalah system pemerintahan yang paling rasional. Hal ini terlihat
dalam konstitusi baru 1875 yaitu :

17
a) Hak pilih untuk semua laki-laki dewasa.
b) Badan perwakilan dipilih lewat pemilu.
c) Senat dan badan perwakilan merupakan badan
legislative yang bergabung dalam Asemblee Nationale
yang berhak membuat undang-undang.
D. Liberalisme Di Inggris
a. Inggris periode 1815-1830
Golongan konservatif ( Partai Tory) mendominasi
pemerintahan pada awal abad-19. Keadaan ekonomi inggris
dikuasai oleh kaum bangsawan. Di Inggris terdapat dua jenis
bangsawan yaitu;
Bangasawan besar; wilayahnya besar secara otomatis
menjadi anggota house of lords, menduduki kursi secara
turun temurun.
Bangsawan kecil; bersama orang bermilik menjadi
anggota house of cammons, dipilih lewat pemilu.
Di Inggris tidak terjadi sentralisasi karena letak
geografisnya adalah kepulauan. Awal abad ke-19 aristokrasi
menguasai parlemen Inggris. Ketika terjadi perang Inggris-
Perancis berdampak pada Inggris yaitu:
a) Terjadi depresi ekonomi yang amat parah, dalam wujud
jatuhnya harga-harga dan pengangguran.
b) Perekonomian bersandar semata-mata pada pertanyaan
c) Rakyat semakin terhimpit yang menyebabkan timbulnya
berbagai kerusuhan. Kaum buruh menganggap
mesinlah yang menyebabkan kesengsaraan mereka.

b. Kebangkitan kaum liberal/Whig


Revolusi Juli 1830 di Perancis juga berpengaruh di Inggris.
The ruling class di Inggris yang berhaluan liberal mulai
melancarkan usaha untuk memajukan kepentingan mereka
dengan programnya:

18
a) Menerapkan prinsip-prinsip liberal dalam bidang
ekonomi
b) Memenuhi tuntutan buruh untuk mendapatkan jaminan
social dan hak-hak politis.
C. Liberalis klasik dan kelompok intelektual Radikal
Perumus teori liberalism Ingris adalah kaum filsuf radikal
yaitu:
a) Jeremy Bentham (1748-1832)
b) David Ricardo (1772-1823)
c) Thomas Malthus (1766-1834)
d) James Mill (1733-1836); ayah John Stuart Mill (1806-
1873)
Pertama faham mereka bersifat rasional yang
menghendaki masyarakat di reformasi, diperbaiki berdasarkan
suatu konsep yang rasional dengan cara pendidikan bagi seluruh
rakyat dan perundangan yang adil serta demokratis. Kebijakan
pemerintah selama kaum liberal mendominasi parlemen;
1) Reform Act 1832
Reform Act merupakan tanda kemenangan kaum liberal.
Tokoh-tokoh faham free light liberalism ekonomi merupakan
intelektual yang radikal antara lain; Malthus (soal
kep[endudukan), Ricardo (upah buruh) yang sangat berpengaruh
terhadap kebijakan pemerintahan ingris. Menurut faham ini;
orang yang bebas dalam masyarakat kontraktual adalah orang
yang dilepaskan dari kewajiban-kewajiban dan perlindungan
yang berasal dari status pada golongan tertentu. Undang-undang
yang dikeluarkan oleh kaum liberal antara lain;
Wakil-wakil dibrough yang telah kosong dikurangi
dan diserahkan kepada pusat-pusat industry
(Mancester dan Birmingham).
Hak pilih didasarkan atas kualifikasi.

19
Motivasi ekonomis tampak jelas bahwa bila perbudakan
diteruskan, maka yang diuntungkan adalah para pengusaha.
Dengan sistemperbudakan para pengusaha tidak mengeluarkan
biaya, karena tenaga kerja murah.
2) Factory Laws 1833
Anak-anak usia 9-13 tahun hanya boleh bekerja 9 jam
perhari, dua hari merupakan hari untuk bersekolah. Anak-anak
usia 13-18 tahun hanya boleh bekerja 12 jam perhari, malam
tidak dibenarkan untuk bekerja.
3) New Poor Laws 1834
Dengan undang-undang ini buruh menjadi barang
dagangan. Kaum liberal yakin pasar akan menentukan harga
komoditi. Prinsipnya biarkan mereka yang tidak bekerja tidak
makan.
d. Liberalism Demokrasi dan Welfare
Ketika liberalism klasik banyak mendapat serangan dan
kritik, mereka terpecah terlebih mengenai imoperialisme,
perdagangan bebas dan soal irlandia utara.liberalisme klasik
telah menghasilkan pengusaha raksasa, konglomerat besar, dan
ternyata menghancurkan kebebasan individual, hal ini diluar
perhitungan kaum liberal.
Pengkritik liberalism klasik adalah Thomas Hill Green,
melalui karyanya Lectures on the principles of political
Obligation, yang menegaskan bahwa tugas terpenting dari
Negara adalah menjadi saran bagi terciptanya common good.
Bila commond good tercipta oleh Negara, individual good akan
tercipta juga sebagai konsekuensinya. John Stuart Mill
memajukan leberalisme demokrasi lewat Considerations on
Representative Government. Menurutnya Universal Suffrage
harus dijalankan supaya pemerintahan tidak hanya
pemerintahan oleh kaum bermilik semata.

20
Menurut Mill, kemiskinan yang dialami oleh para buruh
bukan semata karena hokum alam, melainkan kesalahan
manusia yang membuat distribusi tidak adil. Karena itu serikat
buruh perlu didukung untuk kesejahteraan dan tingkat
pendidikan yang lebih baik.
John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih
mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia
mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap
anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi
dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta
dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka.
Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana
dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik
atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun
juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat
membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik
buruknya keputusan tersebut.
Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang
lebih baik.
Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual
penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan
beragama dan kebebasan pers.
Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat
secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya
sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar
membuat keputusan untuk diri sendiri.
Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain
merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu,
pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga
penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek
kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang

21
cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh
mungkin dibatasi.
Suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila
setiap individu atau sebagian besar individu
berbahagia. Kebaikan suatu masyarakat atau rezim
diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil
mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di
Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika
Serikat.
Ciri-ciri ekonomi liberal
Semua sumber produksi adalah milik masyarakat
individu.
Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki
sumber-sumber produksi.
Pemerintah tidak ikut campur tangan secara
langsung dalam kegiatan ekonomi.
Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu
golongan pemilik sumber daya produksi dan
masyarakat pekerja (buruh).
Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama
dalam mencari keuntungan.
Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan
bermutu tinggi.
Keuntungan dari suatu sistem ekonomi liberal, yaitu:
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam
mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat
tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari
pemerintah.

22
Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber
daya produksi, yang nantinya akan mendorong
partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
Timbul persaingan semangat untuk maju dari
masyarakat.
Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena
adanya persaingan semangat antar masyarakat.
Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap
tindakan ekonomi didasarkan motif mencari
keuntungan.
Kelemahan sistem ekonomi liberal, adalah:
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat
bilamana birokratnya korup.
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin
semakin miskin.
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian
karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu
Pemerataan pendapatan sulit dilakuka karena
persaingan bebas tersebut
Negara-negara penganut paham liberal di Eropa adalah
Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus,
Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis,
Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania,
Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia,
Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia,
Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan Inggris.
Negara penganut paham liberal lainnya adalah Andorra,
Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia,
Irlandia dan San Marinoang merdeka dan jauh dari syariatAllah.

23
Sumber hukum mereka dalam undang-undang dan individu
adalah akal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelemahan liberalisme terletak pada konsepnya yang
ternyata diinterpretasikan secara berbeda oleh individu yang
berbeda dalam kelompok yang memiliki kekuatan yang berbeda
pula. Hal ini akhirnya menyebabkan ketidak adilan dan
kemerosotan moral karena tidak ada kekuatan negara untuk
mencegah ketidakadilan. Liberalisme menjadi tidak humanis, dari
yang awalnya bertujuan untuk membawa kemajuan bagi
masyarakat, tapi ternyata kemajuan itu berlangsung secara tidak
seimbang dan ini menyebabkan kemerosotan moral dan
eksploitasikelas bawah oleh kelas yang berkuasa.
Individu dianggap perlu untuk mengembangkan potensi
semaksimal mungkin sehingga paham individualisme dianggap
sebagai hal yang terpenting karena akan menjamin kemerdekaan
individu untuk melakukan pengembangan potensi dalam rangka
menghadapi proses seleksi. Tapi ternyata proses seleksi
berlangsung tidak seimbang karena tidak setiap individu
memiliki akses untuk dapat mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin. Akses ini masih hanya diniliki oleh
sebagian kecil golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
Proses seleksi ini pada akhirnya berubah menjadi
ketidakadilan saat negara tidak memiliki kekuatan apapun untuk
mengintervensi jika terjadi hal-hal yang merugikan salah satu
atau beberapa pihak yang ikut serta dalam proses seleksi
tersebut. Ketidakadilan ini akhirnya menjadi sumber masalah

24
dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh kelemahan konsep
liberalisme klasik.
Faham liberalism mempunya banyak kelebihan dan
kekurangan, karena faham ini mengutamakan kebebasan
individu dan membuat perubahan dalam system politik di
seluruh dunia. Maka faham ini banyak di anut oleh Negara
Negara maju yang ada di Eropa.

DAFTAR PUSTAKA

Surbakti, Ramlan. 1999. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo


Husaini, Adian, dan Hidayat, Nuim. 2002 . Islam Liberal. Jakarta: Gema Insani
Press
http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/06/menimbang-liberalisme-dalam-tradisi-
taqlid/
http://www.itsfetriyannorrahman.co.cc/2010/07/pengertian-liberalisme.html
http://zaaqys.blogspot.com/2011/06/makalah-liberalisme.html
http://andreaslantik.wordpress.com/2012/01/05/makalah-perkembangan-
liberalisme-dan-kapitalisme-eropa/
http://id.scribd.com/doc/56191128/3/Pengertian-Liberal-dan-Liberalisme
http://insistnet.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=44:liberalisme&catid=2:hamid-
fahmy-zarkasyi
http://ebookbrowse.com/makalah-liberalisme-di-perguruan-tinggi-pdf-
d355371704
http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/liberalisme-definisi-pengertian-
paham.html
http://artikel.sabda.org/node/714
http://www.ekonomikabisnis.com/arsip/makalah-liberalisme-dan-
sosialisme.html

25

Anda mungkin juga menyukai