Anda di halaman 1dari 28

Glikolisis

Glikolisis adalah mekanisme katabolik yang terjadi di dalam sitoplasma dan dapat
ditemukan pada hampir semua organisme baik itu aerob maupun anaerob. Dalam proses
glikolisis, glukosa diubah menjadi 2 molekul piruvat, dan ditambah 2 molekul ATP dan 2
molekul NADH + H+( Koolman, 2005: 150). Pada eukariot dan prokariot terdapat kesamaan
yang sangat besar dalam proses glikolisisnya baik dalam enzim yang digunakan, jumlah dan
mekanisme reaksi yang terjadi (Trudy McKee, 2002: 236).
Glikolisis terdiri dari 10 tahapan reaksi, dan tahapan ini dibagi menjadi 2 tahapan besar,
yaitu:
1. Urutan I (memerlukan ATP) glukosa phosphorilasi dan dipecah membentuk 2 satuan 3-
karbon triosa phospat.
2. Urutan II(membangkitkan ATP) Gliseraldehid 3-Phosphat diubah menjadi laktat.
Berikut ini merupakan kesepuluh tahapan glikolisis:
1. Pembentukan Glukosa -6-Phosphate (Heksokinase)

Setelah memasuki sel, glukosa dan molekil gula yang lain diphosphorilasi. Phosporilasi ini
bertujuan untuk mencegah glukosa keluar dari sel sehingga meningkatkan kereaktifan atom O,
dan terbentuklah Phospat Ester. Enzim Heksokinase berfungsi sebagai katalis phosphorilasi pada
heksosa. Sedangkan ATP merupakn kosubstrat reaksi yang dikomplekskan oleh Mg 2+( Trudy
McKee, 2002: 236). Dalam bentuk kompleks inilah(MgATP2-), baru bias digunakan menjadi
substrat oleh heksokinase.
2. Mengubah Glukosa-6-Phosphate Menjadi Fruktosa-6-Phosphat

Selama tahap ini, aldosa(glukosa-6-phosphat) diubah menjadi ketosa(fruktosa-6-phosphat)


dengan menggunakan PGI(phosphoglukoisomerase). Dan perubahan ini membuat C-1 dari
fruktosa dapat diphosphorilasi( Trudy McKee, 2002: 238).
3. Phosphorilasi Fruktosa-6-Phosphate
Seperti yang kita ketahui, pada tahap kedua C-1 dari fruktosa daoat di phosphorilasi. Dan
pada tahap ini, C-1 dari fruktosa diphosphorilasi dengan katalis Phosphofruktokinase-1(PKF-1),
dan reaksi ini berlangsung satu arah( Trudy McKee, 2002: 238).
4. Pemecahan Fruktosa 1,6-Bisphosphat
Langkah I dari glikolisis berakhir seiring dengan pemecahan Fruktosa-1,6-bisphosphat
menjadi gliseraldehid-3-phosphat (G-3-P) dan dihidroksiaseton phosphate (DHAP). Reaksi ini
disebut Pemecahan Aldol, sebab itu nama enzyme reaksi ini adalah aldolase. Reaksi
pemecahan aldol merupakan kebalikan dari reaksi kondensasi aldol( Trudy McKee, 2002: 239).

5. Interkonversi Gliseraldehid-3-Phosphat dan Dihidroksiaseton Phosphat


Dari 2 produk reaksi aldolase, hanya G-3-P yang dapat digunakan sebagai substrat untuk
tahap glikolisis selanjutnya. Agar Dihidroksiaseton Phosphat juga dapat dimanfaatkan sebagai
substrat, dibutuhkan enzim Triose Phosphat Isomerase untuk mengubah DHAP menjadi G-3-
P( Trudy McKee, 2002: 239).
6. Oksidasi Gliseraldehid-3-Phosphat(G-3-P)
Pada tahap ini, G-3-P mengalami 2 reaksi yaitu oksidasi dan phosphorilasi. Produk dari
tahap ini adalah glicerat-1,3-bisphosphat. Glicerat-1,3-bisphosphat memiliki energi ikatan yang
besar, dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan ATP( Trudy McKee, 2002: 240).

Gliseraldehid-3-phosphat dehidrogenase berfungsi sebagai katalis reaksi. Gliseraldehid-3-


phosphat dehidrogenase terdiri dari 4 subunit yang identik. Setiap subunit memiliki sisi untuk
berikatan dengan G-3-P dan satu sisi lagi untuk berikatan dengan NAD + pada sisi aktif. Dan lalu
NADH meninggalkan sisi aktif dan ditempati oleh NAD +. Barulah gliserat-3-bisphosphat
terbentuk( Trudy McKee, 2002: 240).
7. Pemindahan Gugus Phosphoril
Pada tahap ini, reaksi menghasilkan ATP dengan katalis phosphogliserat kinase. Lebih
lengkapnya dari gambar berikut.

Pembentukan ATP dengan cara memindahkan gugus phosphoril dari senyawa yang
berenergi tinggi ke ADP disebut dengan Phosphorilasi Tingkat Substrat. Reaksi ini merupakan
reaksi pertama yang menhasilkan ATP dalam tahapan glikolisis(Horton, 2012 : 336).
8. Interkonversi 3-Phosphogliserat dan 2-Phosphogliserat
Gliserat-3-phosphat memiliki gugus phosphoril yang susah untuk dipindahkan. Dan hal ini
membuat gliserat-3-phosphat susah untuk digunakan dalam membentuk ATP.
Sel mengubah gliserat-3-phosphat dengan ester phosphate berenergi rendah menjadi
phosphoenolpituvat(PEP), yang mana gugus phosphorilnya sangat berpotensial tinggi untuk
dapat dipindahkan. Pada tahap pertama perubahan, phosphogliserat mutase mengkatalis
perubahan senyawa C-3 yang terphosphorilasi menjadi senyawa C-2 yang terphosphorilasi
melalalui 2 langkah siklus eliminasi/adisi.
9. Dehidrasi 2-Phosphogliserat
Pada tahap ini, enolase mengkatalis dehidrasi gliseral-2-phosphat menjadi PEP.

Sebab, PEP memiliki gugus phosphoril yang lebh mudah dipindahkan daripada gliserat-2-
phosphat. Hal ini terjadi karena PEP terdiri dari gugus enol-phosphat yang bahkan dalam bentuk
phosphat ester.

Aldehid dan keton memiliki 2 bentuk isomeri


10. Pembentukan Piruvat
Reaksi terakhir dari proses glikolisis adalah piruvat kinase mengaktalis pemindahan gugus
phosphoril dari PEP menuju ADP. Dua molekul ATP terbentuk untuk setiap molekul glukosa.
Karena energi bebas dari hidrolisis sangat besar, perubahan PEP menjadi piruvat berlangsung
irreversible.
Data Energi Glikolisis

Kesetimbangan energi dari siklus metabolik tidak hanya tergantung pada nilai G, tetapi
juga dipengaruhi oleh konsentrasi dari metabolit tersebut. Pada gambar di bawah ini
menunjukkan perubahann nilai G setiap tahap glikolisis pada sel eritrosit.

Dari gambar nampak jelas hanya 3 reaksi( 1,3,10) yang sesuai perubahan G. Pada
masalah ini, kesetimbangan terletak sesuai sisi produk. Selain tahap 1, 3, dan 10berlangsung
secara reversible. Pada tahap yang sama juga terjadi pada arah bolak-balik pada proses
glukoneogenesis dengan enzim yang sama yang teraktivasi berdasarkan degradasi glukosa.
Enzim dalam Proses Glikolisis
Glikolisis melibatkan banyak enzim, uraian lebih lengkapnya di bawah ini:
Heksokinase
Tahap pertama pada proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa 6-fosfat
dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi. Enzim heksokinase
merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg ++sebagai kofaktor. heksesokinase
yang berasal dari ragi dapt merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari ATP
tidak hanya kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa, manosa, glukosamina. Dalam otak, otot,
dan hati terdapat enzim heksesokinase yang multi substrat ini. Disamping itu ada pula enzim-
enzim yang khas tetapi juga kepada fruktosa, manosa, dan glukosamin. Dalam kinase. Hati juga
memproduksi fruktokinase yang menghasilkan fruktosa-1-fosfat.
Enzim heksesokinase dari hati dapat dihambat oleh hasil reaksi sendiri. Jadi apabila
glukosa-6-fosfat terbentuk dalam jumlah banyak, mak senyawa ini akan menjadi inhibitor bagi
enzim heksesokinase tadi. Selanjutnya enzim akan aktif kembali apabila konsentrasi glukosa-6-
fosfat menurun pada tingkat tertentu.
Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-
fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan kofaktor dan telah
diperoleh dari ragi dengan cara kristalisasi. Enzim fosfuheksoisomerase terdapat jaringan otot
dan mempunyai beraat molekul 130.000.
Fosfofruktokinase
Frukrosa-6-fosfat diubah menjagi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosfofruktokinase
dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dariATP
kepada fruktosa-6-fosfat dari ATP sendiri akan berubah menjadi ADP.
Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa
yang terlibat dalam proses metabolism ini. Sebagai contoh, ATP yang berlebih dan asam sitrat
dapat menghambat,dilain pihak adanya AMP, ADP, dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor
positif yang merangsang enzim fosfofruktokinase. Enzim ini merupakan suatu enzim alosterik
dan mempunyai berat molekul kira-kira 360.000.
Aldose
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul
fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis telah dimurnukan
dan ditemukan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam jaringan tertentu dan dapat bekerja
sebagai kaalis dalam reaksi penguraian beberapa ketosa dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-
difosfat, sedoheptulose-1,7- difosfat, fruktosa-1-fosfat, eritulosa-1-fosfat. Hasil reaksi penguraian
tiap senyawa tersebut yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.
Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-
gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi-aseton fosfat. Yang mengalami reaksi lebih lanjut dalam
proses glikolisis adalah D-gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel tidak mampu mengubah
dihidroksiasotonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah dihidrosiasetonfosfat akan
bertimbun didalam sel. Hal ini tidak berllangsung karena dalam sel terdapat enzim triofosfat
isomerase yang dapat mengubah dihidrokasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat. Adanya
keseimbangan antara kedua senyawa tersebut dikemukakan oleh Mayerhof dan dalam keadaan
keseimbangan dihidroksiaseton fosfat terdapat dalam jumlah dari 90%.
Gliseraldehida-3-fosfat Dihidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3
difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD +. Sedangkan gugus fosfat diperoleh
dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat.
Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal dari ragi dan
mempunyai berat molekul 145.000. Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat
subunit yang masing-masing mengikat suatu molekul NAD+, jadi pada tiap molekul enzim
terikat empat molekul NAD+.
Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat
menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk datu molekul ATP dari ADP dan ion
Mg2+diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi, maka
reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energy yang dihasilkan oleh proses glikolisis
dalam bentuk ATP.
Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksipengubahan asam 3-fosfogliserat
menjadi asam 2-fosfogliserat.Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari suatu atom C
kepada atom C lain dalam suatu molekul. Berat molekul enzim ini yang diperoleh dari ragi ialah
112.000.
Enolase
Reaksi berikutnya ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-fosfogliserar
dengan katalis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam
fosfofenol piruvat ini ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-fosfogliserar
dengan katalis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam
fosfofenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F - dapat menghambat kerja enzim
enolase, sebab ion F- dengan ion Mg2+dan fosfat dapat membentuk kompleks magnesium fluoro
fosfat. Dengan terbentuknya kompleks ini akan mengurangi jumlah ion Mg2+ dalam campuran
reaksi dan akibat berkurangnya ion Mg2+maka efektivitas reaksi berkurang.
Enzim ini menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap akhir glikolisis,
yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat. Dalam reaksi ini digunakan
NAD sebagai koenzim (Anna Poedjiadi, 1994).
Masuknya sakarida lain dalam Glikolisis
1. Fruktosa
Pada fruktosa, proses metabolismenya sebagai berikut:
1. Fruktosa diphophorilasi menjadi fruktosa-1-phosphat dengan bantuan enzim
fruktokinase dan ATP. Pada mamalia, tahap ini terjadi di hati dan setelah itu fruktosa
diserap oleh susus dan diedarkan pada sirkulasi darah.
2. Fruktosa-1-phosphat dikatalis menggunakan fruktosa-1-phosphat aldolase untuk
dipecah menjadi dihidroksi gliseraldehid
3. Gliseraldehid diphosphorilasi menjadi gliseraldehid-3-phosphat dengan
mengonsumsi ATP dan triose kinase sebagai katalisnya. Sedangkan pada
dihidroksiaseton phosphate diubah menjadi molekul kedua gliseraldehid-3-phosphat
dengan bantuan enzim triose phosphate isomerase.

Sama halnya dengan proses glikolis glukosa dimana ATP yang di butuhkan yaitu 2 ATP
dimana 1 ATP di perlukan untuk mengubah Fruktosa menjadi Fruktosa 1 Phospat dengan
bantuan enzim fruktokinase dan 1 ATP lagu digunakan untuk mengubah Gliseraldehid menjadi
gliseraldehid 3 fosfat. Untuk ATP yang terbentuk sama seperti pada glikolisis yakni 4 ATP dan 2
NADH yang di hasilkan dari proses pengubahan 2 molekul gliseraldehid 3 fosfat menjadi 2
molekul asam piruvat jadi total ATP yang di hasilkan yaitu 8 (2 ATP + 2NADH).
Untuk enzim yang di butuhkan dalam proses glikolisis fruktosa sama sepetri pada glikolsis
glukosa hanya saja tidak memakai enzim heksokinase dan Fosfoheksoisomerase tetapi pada
proses glikolisis fruktosa terjadi penambahan enzim yakni enzim Triosa Kinase yakni
merupakan enzim yang mengkatalis yang di perlukan dalam memindahkan 1 gugus phosfat dari
ATP ke gliseraldehid sehingga akat terbentuk Gliseraldehid 3 Fosfat.

2. Galaktosa
Laktosa merupakan disakarida yang terdapat pada susu. Laktosa dengan katalis lactase
usus dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa. Kedua molekul ini dapat diserap oleh usus
dan diedarkan pada sirkulasi darah(Horton,2012: 349).

Galaktosa merupakan senyawa karbohidrat yang tergolong dalam monosakarida,


termasuk juga golongan heksosa karena mempunyai 6 atom C dalam molekulnya ]. Galaktosa
merupakan salah satu monomer pembentuk laktosa, senyawa ini dapat ditemukan pada susu ].
Galaktosa memiliki kemampuan menyerap di dalam darah sehingga memiliki nilai glycaemic
index yang lebih rendah dibandingkan dengan sukrosa
Metabolisme Galaktosa menggunakan enzim B-galaktosidase dan juga dapat di degradasi
dengan lysosomal degradasi dari senyawa karbohidrat kompleks. Mekanismenya adalah sebagai
berikut
1. fosforilasi galaktosa, galaktosa akan di fosforilasi menjadi galaktosa-1-fosfat, dengan
menggunakan ATP sebagai donor fosfat
2. pembentukan UDP-galaktosa, Galaktosa tidak dapat langsung masuk pada jalur
glikolisis sehingga harus di ubah menjadi UDP-galaktosa yang akan terjadi reaksi
pertukaran antara UDP-glukosa dengan galaktosa-1-fosafat sehingga terbentuk
glukosa-1-fosafat dan UDP-galaktosa
3. Menggunakan UDP-galaktosa sebagai sumber karbon pada glikolisis atau
gluconeogenesis, UDP-galaktosa dapat masuk dalam proses glikolisis, namun di ubah
menjadi C-4 promer, UDP-glukosa dengan bantuan UDP-hexosa 4-epimerase
4. Peran dari UDP-galaktosa dalam reaksi biosintesis , UDP-galaktosa dapat digunakan
sebagai donor dari unit galaktosa dalam beberapa jalur sintetik termasuk dalam
sintesis laktosa, glycoprotein, glycolipid dan gycosaminoglycans
Dari gambar di atas C-4 galaktosa merupakan epimer dari glukosa. Dan ini dapat diubah
menjadi glukosa-1-phosphat. Di hati, enzim galaktokinase mengkatalis perpindahan gugus
phosphoril ATP ke galaktosa. Galaktosa-1-phosphat yang terbentuk pada reaksi ini diubah
menjadi glukosa-1-phosphat(Horton,2012: 349).
Sama halnya dengan proses glikolis glukosa dimana ATP yang di butuhkan yaitu 2 ATP
dimana 1 ATP di perlukan untuk mengubah galaktosa menjadi galaktosa 1 Phospat dengan
bantuan enzim galaktokinase dan 1 ATP lagu digunakan untuk mengubah Fruktosa 6 fosfat
menjadi Fruktosa 1,6 bifosfat. Untuk ATP yang terbentuk sama seperti pada glikolisis yakni 4
ATP dan 2 NADH yang di hasilkan dari proses pengubahan 2 molekul gliseraldehid 3 fosfat
menjadi 2 molekul asam piruvat jadi total ATP yang di hasilkan yaitu 8 (2 ATP + 2NADH).
Reaksi keseluruhan :
Untuk enzim yang di butuhkan dalam proses glikolisis fruktosa sama sepetri pada
glikolsis glukosa hanya saja tidak memakai enzim heksokinase tetapi pada proses glikolisis
fruktosa terjadi penambahan enzim yakni enzim Galactokinase yakni merupakan enzim yang
mengkatalis yang di perlukan dalam memindahkan 1 gugus phosfat dari ATP ke galactosa
sehingga akat terbentuk galaktosa 1 Fosfat. Ezim lainya yaitu enzim galactosa 1-phosphate
uridyiltransferase yakni enzim yang mengkatalisis reaksi pertukaran antara UDP-glukosa
dengan galaktosa-1-fosafat sehingga terbentuk glukosa-1-fosafat dan UDP-galaktosa. Enzim
lainya yaitu enzim phopoglukomutase yakni enzim yang mengkatalisis perubahan glukosa 1
phosphate menjadi glukosa 6 phosphate yang selanjtunya glukosa 6 phosphate akan terus masuk
ke proses glikolisis menghasilkan 2 molekul asam piruvat.
3. Mannosa
Mannose diubah menjadi mannose-6-phosphat dengan bantuan enzim heksokinase.
Selanjutnya mannose-6-phosphat isomerisasi menjadi fruktosa-6-phosphat dengan batnua enzim
phosphor mannose isomerase (Horton,2012:351).
Sama halnya dengan proses glikolis glukosa dimana ATP yang di butuhkan yaitu 2 ATP
dimana 1 ATP di perlukan untuk mengubah Manosa menjadi Manosa 6 Fosfat dengan bantuan
enzim Heksokinas dan 1 ATP lagi digunakan untuk mengubah Fruktosa 6 fosfat menjadi
Fruktosa 1,6 bifosfat. Untuk ATP yang terbentuk sama seperti pada glikolisis yakni 4 ATP dan 2
NADH yang di hasilkan dari proses pengubahan 2 molekul gliseraldehid 3 fosfat menjadi 2
molekul asam piruvat jadi total ATP yang di hasilkan yaitu 8 (2 ATP + 2NADH).
Untuk enzim yang di butuhkan dalam proses glikolisis fruktosa sama sepetri pada
glikolsis glukosa hanya saja tidak memakai enzim Phosphoglukosa isomerase tetapi di gantikan
oleh enzim Phosphomannose isomerasi yang mengubah mannose 6 phosphate menjadi fructose
6 phosphate.
GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesisa adalah pembentukan molekul glukosa baru dari precursor
nonkarbohidrat , terutama terjadi di hati . Prekursor ini termasuk laktat, piruvat, gliserol, dan a-
keto asam tertentu(molekul yang berasal dari asam amino (McKee.2004:249
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan
karbohidrat misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Walaupun proses glukoneogenesis
ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari proses glikolisis, karena ada tiga tahap
reaksi dalam glikolisis yang tidak reversible, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi
kebalikannya. (Anna Poedjiaji dan Titin Supriyanti.2006:262)
Piruvat adalah substrat utama dalam sintesis glukosa. Perbandingan jalur glukoneogenesis
dari piruvat dengan jalur glikolisis terdapat pada Gambar 1. Ketujuh reaksi dekat-
kesetimbangan dari glikolisis meneruskan arah sebaliknya selama glukoneogenesis. Pada
glukoneogenesis, diperlukan reaksi enzim yang khusus untuk tiga reaksimetabolisme kebalikan
dari glikolisis. Reaksi glikolisis ireversibel ini dikatalisis oleh piruvatkinase, fosfofruktokinase -
1, dan heksokinase. Sintesis satu molekul glukosa dari dua molekul piruvat memerlukan empat
ATP dan dua molekul GTP serta dua molekul NADH . Persamaan bersih untuk glukoneogenesis
adalah
2 pyruvate + 4 ATP + 2 GTP + 2NADH + 6 H2O ---------- Glucose + 4 ADP + 2 GDP +
6 Pi + 2 NAD+ + 2 H+
Empat ATP diperlukan pada pembentukan dari dua molekul yang kaya energi senyawa
fosfoenolpiruvat dari dua molekul piruvat. Ingatlah bahwa dalam glikolisis,
perubahan fosfoenolpiruvat menjadi piruvat adalah reaksi metabolik ireversibel yang dikatalisasi
oleh piruvatkinase. Dalam arah katabolik, reaksi ini digabungkan ke sintesis ATP . Dua molekul
ATP dibutuhkan untuk melakukan kebalikan dari reaksi glikolisis yang dikatalisis oleh
fosfogliserat kinase. Pada tahap heksosa glukoneogenesis, tidak ada energi
yang diperoleh dalam pengubahan fruktosa 1,6- bifosfat menjadi glukosa karena fruktosa 1,6-
bukanlah intermediet berenergi tinggi. Glikolisis menghabiskan dua molekul ATP dan
menghasilkan empat molekul ATP, hasil akhirnya yaitu menghasilkan dua ATP dan dua molekul
NADH. Berbeda dengan glukoneogenesis, dimana sintesis dari satu molekul glukosanya
meghabiskan enam ATP dan dua molekul NADH. Jadi biosintesis glukosa membutuhkan energi
dan degradasi melepaskan energi.
Gambar Perbandingan glukoneogenesis dengan glikolisis. Ada 4 reaksi metabolisme tak
langsung dari glukoneogenesis(biru). Ada 3 reaksi yang dikatalisis pada reaksi langsung
dengan 3 enzim berbeda(merah). Kedua jalur melibatkan tahap triosa dan heksosa. Dua
molekul piruvat dibutuhkan untuk membentuk 1 molekul glukosa.
Reaksi-Reaksi Glukoneogenesis
1. Sintesis PEP (fosfoenol piruvat)
Sintesis PEP dari piruvat membutuhkan dua enzim yaitu piruvat karboksilase PEP dan
carboxykinase. Piruvat karboksilase ditemukan dalam mitokondria, mengubah piruvat menjadi
oksaloasetat ( OAA )

Piruvat karboksilase adalah enzim yang besar, kompleks, dan terdiri dari empat subunit
identik .
Setiap subunit memiliki gugus koenzim biotin yang terikat secara kovalen dengan residu
lisin dan berfungsi sebagai pembawa CO2. Piruvat karboksilase mengkatalisis reaksi
metabolism tak langsung dan dapat diaktifkansecara alosterik dengan asetil CoA.
Bikarbonat adalah salah satu substrat dalam reaksi di atas. Bikarbonat terbentuk ketika
karbon dioksida larut dalam air sehingga reaksi kadang-kadang ditulis dengan CO2 sebagai
substrat.
OAA terdekarboksilasi dan terfosforilasi oleh PEP carboksikinase dalam reaksi hidrolisis
guanosin trifosfat ( GTP ):
Ada dua versi yang berbeda dari PEP karboksikinase. Enzim yang ditemukan pada bakteri,
protista, jamur, dan tanaman menggunakan ATP sebagai pendonor gugus fosforil dalam reaksi
dekarboksilasi sedangkan hewan menggunakan GTP. Tingkat aktivitas PEP karboksikinase di sel
mempengaruhi laju glukoneogenesis. Hal ini terutama terjadi pada mamalia di mana
glukoneogenesis umumnya terbatas pada sel-sel dalam hati, ginjal, dan usus kecil.
Pada beberapa spesies, carboxykinase PEP ditemukan dalam mitokondria dan lainnya di
sitoplasma. Pada manusia,aktivitas enzim ditemukan di kedua tempat ini . Karena membran
mitokondria kedap terhadap OAA.Sel-selmitokondria yang kekurangan PEP carboxykinase
mentransfer OAA ke dalam sitoplasma dengan menggunaka nmisalnya, pesawat ulang-alik
malat. Dalam proses ini, OAA diubah menjadi malat oleh malat mitokondria dehidrogenase .
Setelah malat diangkut melintasi membran mitokondria, reaksi kebalikannya dikatalisis oleh
malat sitoplasma dehidrogenase.
Dua langkah sintesis fosfoenolpiruvat dari piruvat biasa terjadi di sebagian besar eukariota,
termasuk manusia. Ini adalah alasan utama mengapa hal itu biasanya muncul
saat jalur glukoneogenesis dijelaskan ( Gambar 1 ). Namun, banyak spesies bakteri dapat
mengubah piruvat langsung ke fosfoenolpiruvat dalam reaksi ATP langsung yang dikatalis oleh
fosfoenolpiruvat sinthase. Ini adalah rute yang jauh lebih efisien daripada jalur dua
langkaheukariotik yang dikatalisis oleh piruvat karboksilase dan PEPCK .
Kehadiran fosfoenolpiruvat sintase di sel-sel bakteri disebabkan oleh fakta bahwa
glukoneogenesis jauh lebih penting pada bakteri daripada pada eukariota.
2. perubahan fruktosa - l ,6 - bifosfat menjadi fruktosa - 6 fosfat
Reaksi glukoneogenesis antara fosfoenolpiruvat
dan fruktosa 1,6 - bifosfat hanya kebalikan dari reaksi
dekat-kesetimbangan glikolisis. Walaupun begitu,
reaksi glikolisis yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase
- 1 adalah reaksi metabolisme tidak langsung . Reaksi
ini dikatalisis oleh salah satu enzim khusus
glukoneogenesis , yaitufruktosa 1,6- bisphosphatase .
Enzim ini mengkatalisis perubahan fruktosa 1,6-
bifosfat menjadi fruktosa 6 fosfat.
Hidrolisis ester fosfat ini memiliki energi bebas Gibbs yang sangat negative (G=-16.7
Kj/mol), berarti reaksi iniireversibel.
Kegiatannya dirangsang oleh sitrat, dihambat oleh AMP dan
fruktosa - 2 ,6 - bifosfat.Dengan demikian, reaksi tidak bisa mencapai keseimbangan

3. Pembentukan glukosa dari glukosa - 6 - fosfatase .


Glukosa - 6 fosfatase mengkatalisis hidrolisis ireversibel glucoses 6- fosfat untuk
membentuk glukosa. Glukosa dibuat dalam sel-sel hati, ginjal, dan usus kecil dan diekspor ke
aliran darah . Dalam sel-sel ini , glukosa 6 - fosfatase terikat pada retikulum
endoplasma (RE) dalam lumen . Enzim ini merupakan salah satu pengangkutglukosa 6 fosfat
( G6PT ) dan pengangkut fosfat . G6PT memindahkan glukosa 6 - fosfat dari sitosol ke bagian
dalam RE dimana ia dihidrolisis menjadi glukosa dan fosfat anorganik. Fosfat dikembalikan ke
sitosol dan glukosa diangkut ke permukaan sel dan aliran darah melalui jalur sekresi.
Tidak semua spesies menghasilkan glukosa sebagai produk akhir dari glukoneogenesis.
Dalam kebanyakan kasus, jalur biosintesis berakhir dengan glukosa 6 - fosfat yang merupakan
bentuk aktif dari glukosa, befungsi sebagaisubstrat untuk sintesis glikogen, pati dan sukrosa,
gula pentose dan heksosa. Pada mamalia, glukosa merupakan produk akhir yang
penting dari glukoneogenesis karena berfungsi sebagai sumber energi untuk glikolisis dalam
banyak jaringan.
Enzim-enzim lain yang diperlukan untuk glukoneogenesis ditemukan pada jumlah yang
sedikit di banyak jaringan mamalia. Sedangkan Glukosa 6 - fosfatase hanya ditemukan dalam
sel-sel dari hati, ginjal , dan usus kecil, yangsehingga hanya jaringan ini dapat mensintesis
glukosa bebas. Sel-sel dari jaringan yang kekurangan glukosa 6 - fosfatase mempertahankan
glukosa 6 - fosfat untuk metabolisme karbohidrat dalam .

perbedaan antara Glikolisis dan Glukoneogenesis?


1. Tiga Reaksi dasar ireversibel dari jalur glikolat yang dielakkan dalam jalur
glukoneogenesis dengan memotong empat reaksi.
2. Glukoneogenesis merupakan jalur anabolik sementara glikolisis adalah jalur katabolik.
3. Glikolisis merupakan jalur eksergonik, sehingga menghasilkan dua ATP per glukosa.
Glukoneogenesis membutuhkan penambahan hidrolisis enam ikatan phosphoanhydride
(empat dari ATP dan dua dari GTP) untuk mengarahkan proses pembentukan glukosa.
4. Glukoneogenesis terjadi terutama di hati sedangkan glikolisis terjadi pada otot dan
berbagai jaringan lainnya.
5. Glikolisis adalah proses catabolizing glukosa dan karbohidrat lainnya sementara
glukoneogenesis adalah proses sintesis gula dan polisakarida.
6. tujuh reaksi pertama di jalur glukoneogenesis terjadi dengan pembalikan sederhana dari
reaksi yang sesuai dalam jalur glikolisis.
7. Glikolisis menggunakan dua molekul ATP tapi menghasilkan empat. Oleh karena itu,
ATP mendapat keuntungan dua per glukosa. Di sisi lain, glukoneogenesis mengkonsumsi
enam molekul ATP dan mensintesis satu molekul glukosa
DEKARBOKSILASE OKSIDATIF
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka
asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang bertempat di
matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat
akan menjalani reaksifermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen
yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam
siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan
molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua
atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3
C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A).
Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap
persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran
mitokondri
Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan melepaskan
satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung sedikit energi,
yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa dari piruvat akan
dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat). Selanjutnya, asetat akan mendapat
transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi NADH. Kemudian, koenzim A (suatu
senyawa yang mengandung sulfur yang berasal dari vitamin B) diikat oleh asetat dengan
ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus asetil yang sangat reaktif,
yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke dalam siklus Krebs untuk proses
oksidasi lebih lanjut.
Selama reaksi transisi ini, satu molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam
piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan 2 molekul NADH.
SIKLUS KREBS
Siklus krebs adalah reaksi metabolisme antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat yang
terjadi setelah proses glikolisis. Reaksi ini juga disebut siklus asam sitrat dan merupakan pusat
dari sekitar 500 reaksi metabolisme yang terjadi di dalam sel. Fase kedua respirasi aerob adalah
siklus krebs. Hasilnya adalah karbon dioksida dan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP)
yang berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. ATP adalah sumber utama energi tubuh. Jalur
metabolisme ini berasal dari asam sitrat dan menghasilkan karbon dioksida sebagai limbah. Jalur
ini dapat menghasilkan energi kimia yang dapat digunakan dalam bentuk ATP. Pada sel
eukariotik, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria. Pada sel prokariotik seperti bakteri yang
tidak memiliki mitokondria, urutan reaksi dilakukan di dalam sitosol
Siklus asam sitrat dimulai dengan satu molekul asetil-KoA bereaksi dengan satu molekul
H2O, melepaskan gugus koenzim-A, dan mendonorkan dua atom karbon yang tersisa dalam
bentuk gugus asetil kepada asam oksaloasetat yang memiliki molekul dengan empat atom
karbon, hingga menghasilkan asam sitrat dengan enam atom karbon. Asetil-KoA diproduksi
melalui katabolisme glukosa, lemak, dan protein.
Siklus ini pertama kali dijelaskan oleh ilmuwan Sir Hans Adolf Krebs (1900-1981). Ia
menerima Hadiah Nobel untuk bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1953 bersama
dengan Fritz Albert Lipmann, yang menjelaskan siklus ATP.
Proses mengoksidasi turunan dari glukosa, asam lemak dan asam amino menjadi karbon
dioksida (CO2) melalui serangkaian langkah-langkah yang dikendalikan oleh enzim.
Tujuan dari Siklus Krebs adalah untuk mengumpulkan elektron berenergi tinggi yang
berasal dari bahan bakar dengan cara mengoksidasi mereka, yang diangkut oleh operator dengan
mengaktifkan NADH dan FADH2 ke rantai transpor electron.
Siklus Krebs juga merupakan sumber untuk prekursor dari banyak molekul lain, dan karena
itu merupakan jalur amfibolik (berarti bisa anabolik maupun katabolik)
Persamaan reaksi untuk siklus krebs adalah:
asetil KoA + 3 NAD + FAD + ADP + HPO4-2 > 2 CO2 + KoA + 3 NADH+ +
FADH+ + ATP
Siklus Krebs
Reaksi 1: Pembentukan Sitrat
Reaksi pertama dari siklus krebs adalah kondensasi asetil-KoA dengan oksaloasetat untuk
membentuk sitrat, dikatalisasi oleh sitrat sintase. Setelah oksaloasetat bergabung dengan asetil-
KoA, molekul air memecah asetil mengarah ke rilis koenzim A dari kompleks.

Reaksi 2: Pembentukan Isositrat


Sitrat yang disusun kembali untuk membentuk bentuk isomer, isositrat oleh enzim
acontinase. Dalam reaksi ini, molekul air akan dihapus dari asam sitrat dan kemudian
dimasukkan kembali di lokasi lain. Efek keseluruhan dari konversi ini adalah bahwa gugus-OH
dipindahkan dari posisi 3 ke 4 pada molekul. Transformasi ini menghasilkan molekul isositrat.
Reaksi 3: Oksidasi Isositrat menjadi -ketoglutarat
Pada langkah ini, dehidrogenasi isositrat mengkatalisis dekarboksilasi oksidatif dari isositrat
untuk membentuk -ketoglutarat.

Dalam reaksi, turunan NADH dari NAD terlihat. Enzim isositrat dehidrogenase
mengkatalisis oksidasi dari gugus -OH pada posisi 4 dari isositrat untuk menghasilkan perantara
yang kemudian memiliki molekul karbon dioksida dihapus dari itu untuk menghasilkan alpha-
ketoglutarat.

Reaksi 4: Oksidasi -ketoglutarat menjadi suksinil KoA


Alpha-ketoglutarat teroksidasi, karbon dioksida akan dihapus, dan koenzim A ditambahkan
untuk membentuk senyawa 4-karbon suksinil-KoA.
Selama oksidasi ini, NAD + direduksi menjadi NADH + H +. Enzim yang mengkatalisis
reaksi ini adalah alpha-ketoglutarat dehidrogenase.

Reaksi 5: Mengubah suksinil -KoA menjadi suksinat


KoA dihapus dari suksinil-KoA untuk menghasilkan suksinat. Energi yang dilepaskan
digunakan untuk membuat guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP) dan Pi oleh
fosforilasi tingkat substrat. GTP kemudian dapat digunakan untuk membuat ATP. Enzim suksinil-
KoA sintase mengkatalisis reaksi ini dari siklus asam sitrat.

Reaksi 6: Oksidasi suksinat menjadi fumarat


Suksinat dioksidasi menjadi fumarat. Selama oksidasi ini, FAD direduksi menjadi FADH2.
Enzim suksinat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua hidrogen dari suksinat.
Reaksi 7: Hidrasi Fumarat menjadi Malat
Hidrasi reversibel fumarat menjadi L-malat dikatalisis oleh fumarase (fumarat hidratase).
Fumarase berlanjut ke proses penataan ulang dengan menambahkan hidrogen dan oksigen
kembali ke substrat yang telah dihapus sebelumnya.

Reaksi 8: Oksidasi Malat menjadi oksaloasetat


Malat dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat, senyawa awal dari siklus asam sitrat oleh
dehidrogenase malat. Selama oksidasi ini, NAD + direduksi menjadi NADH + H +.

Jumlah ATP yang dihasilkan selama siklus krebs adalah 12 ATP


3 NAD + = 9 ATP
1 FAD = 2 ATP1 ATP = 1 ATP
Meninjau seluruh proses, siklus Krebs terutama mengubah kelompok asetil dan air, menjadi
karbon dioksida dan bentuk energi dari reaktan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai