MAKALAH PBR
MEKANISME REGENERASI RONGGA MULUT DAN SALIVA
Pembimbing:
oleh kelompok 7
i
2
KATA PENGANTAR
ii
3
DAFTAR ISI
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi regenerasi rongga mulut dan
kelenjar saliva
2. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis regenerasi rongga mulut dan
kelenjar saliva
3. Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme regenerasi ronga mulut dan
kelenjar saliva.
3
BAB 2. PEMBAHASAN
relatif tidak terbatas. Pada saat sel stem membelah satu anak sel
mempertahankan kemampuannya untuk membelah (perbaruan diri),
sementara sel lainnya berdiferensiasi menjadi sel non mitotic yang
melanjutkan fungsi normal jaringan. Sel labil meliputi sel
hematopoiesis dalam sumsum tulang yang juga mewakili sebagian
besar epitel permukaan yaitu permukaan skuamosa bertingkat pada
kulit, rongga mulut, vagina, dan serviks; epitel kuboid pada duktus
yang mengalirkan produksi organ eksokrin (misalnya kelenjar liur
pancreas traktus biliaris; epitel kolumnar pada traktus gastrointestinal,
uterus dan tuba falopii; serta epitel transisional pada saluran kemih
(Janti, 2003).
2 Sel stabil
Dalam keadaan normalnya sel ini dianggap istirahat (atau hanya
mempunyai kemampuan replikasi yang rendah)\ tetapi mampu
membelah diri dengan cepat dalam hal merespon cidera. Sel stabil
menyusun parenkim pada jaringan kelenjar yang paling padat, yaitu
hati, ginjal, pancreas, dan sel endotel yang melapisi pembuluh
darah,serta fibroblast dan sel jaringan ikat otot polos (mesenkim);
proliferasi fibroblast dan sel otot polos sangat penting dalam hal
merespons cedera dan penyembuhan luka (Janti, 2003).
3 Sel permanen
Sel ini dianggap mengalami diferensiasi tahap akhir dan
nonproliferatif dalam kehidupan pascakelahiran. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah sebagian besar neuron dan sel otot jantung. Oleh
karena itu, cedera pada otak atau jantung bersifat irreversible dan
hanya menimbulkan jaringan parut karena jaringan tidak dapat
berproliferasi. Meskipun otot rangka biasanya dikategorikan sebagai
jenis sel permanen, sel satelit yang melekat pada selubung
endomisium benar-benar memberikan suatu kemampuan regenerasi.
Terdapat juga beberapa bukti bahwa sel otot jantung dapat
berproliferasi setelah terjadi nekrosis miokard (Janti, 2003).
7
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sudirman, Taufik Azhari. 2014. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Salam (Eugenia
Polyantha) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Secara In
Vitro. Makasar: Universitas Hasanudin
Sunarjo, Lanny, Ratnawati Hendari, dan Harmien Rimbyastuti. 2015. Manfaat
Xanthone terhadap Kesembuhan Ulkus Rongga Mulut dilihat dari Jumlah
Sel PMN dan Fibroblast. Jurnal Unissula. Vol. 2, No. 2
Taqwim. 2012. Peran Fibroblas pada Penyembuhan Luka. (Serial Online)
https://dentosca.wordpress.com/2011/04/18/peran-fibroblas-pada-proses-
penyembuhan-luka/ (diakses 22 Maret 2016 pukul 11.59 WIB).
Zulkarnai. 2013. Fisiologi Penyembuhan Luka. (Serial Online)
http://www.slideshare.net/08997288570/proses-penyembuhan-luka (diakses
22 Maret 2016 pukul 11.59 WIB).