Li LBM 1 Blok 10
Li LBM 1 Blok 10
1. Hiperkeratosis Proses ini ditandai dengan adanya suatu peningkatan yang abnormal
dari lapisan ortokeratin atau stratum corneum, dan pada tempat-tempat tertentu terlihat
dengan jelas. Dengan adanya sejumlah ortokeratin pada daerah permukaan yang normal
maka akan menyebabkan permukaan epitel rongga mulut menjadi tidak rata, serta
memudahkan terjadinya iritasi.
3. Akantosis
Akantosis adalah suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari lapisan spinosum
pada suatu tempat tertentu yang kemudian dapat menjadi parah disertai pemanjangan,
penebalan, penumpukan dan penggabungan dari retepeg atau hanya kelihatannya saja.
Terjadinya penebalan pada lapisan stratum spinosum tidak sama atau bervariasi pada
tiap-tiap tempat yang berbeda dalam rongga mulut. Bisa saja suatu penebalan tertentu
pada tempat tertentu dapat dianggap normal, sedang penebalan tertentu pada daerah
tertentu bisa dianggap abnormal. Akantosis kemungkinan berhubungan atau tidak
berhubungan dengan suatu keadaan hiperortikeratosis maupun parakeratosis. Akantosis
kadang-kadang tidak tergantung pada perubahan jaringan yang ada di atasnya.
Istilah flora normal menunjukkan populasi mikroorganisme yang hidup di kulit dan
membran mukosa orang normal yang sehat. Beberapa jenis bakteri dan jamur merupakan
dua jenis organisme yang termasuk ke dalam kumpulan flora normal. Keberadaaan flora
virus normal masih diragukan (Brooks et al., 2008; Levinson, 2008).
Kulit dan membran mukosa selalu mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat
tersusun menjadi dua kelompok, yaitu: flora residen dan flora transien. Flora residen
terdiri dari jenis mikroorganisme yang relatif tetap dan secara teratur ditemukan di daerah
tertentu pada usia tertentu; jika terganggu, flora tersebut secara cepat akan tumbuh
kembali dengan sendirinya. Flora transien terdiri dari mikroorganisme yang nonpatogen
atau secara potensial bersifat patogen yang menempati kulit atau membran mukosa
selama beberapa jam, hari, atau minggu; berasal dari lingkungan, tidak menyebabkan
penyakit, dan tidak dapat menghidupkan dirinya sendiri secara permanen di permukaan.
Anggota flora transien secara umum memiliki makna kecil selama flora normal masih
tetap utuh. Namun, apabila flora residen terganggu, mikroorganisme transien dapat
berkolonisasi, berproliferasi dan menyebabkan penyakit (Brooks et al., 2008).
Sebaliknya, anggota flora normal sendiri dapat menyebabkan penyakit dalam keadaan
tertentu. Organisme-organisme tersebut beradaptasi dengan cara hidup yang noninvasif
yang disebabkan oleh keterbatasan keadaan lingkungan. Jika dipindahkan secara paksa
akibat pembatasan lingkungan tersebut dan dimasukkan ke dalam aliran darah atau
jaringan, organisme tersebut dapat menjadi patogenik. Hal tersebut tampak pada individu
yang berada dalam status imunokompromi dan sangat lemah karena suatu penyakit
kronik, dimana flora normal akan menyebabkan suatu penyakit pada tempat anatomisnya
(Levinson, 2008).
Hal yang penting adalah bahwa mikroba yang tergolong flora residen normal tidak
membahayakan dan dapat menguntungkan di lokasi normalnya pada penjamu serta pada
keadaan tanpa kelainan yang menyertai. Organisme tersebut dapat menyebabkan
penyakit jika dimasukkan dalam jumlah besar dan jika terdapat faktor predisposisi.
Berikut adalah tabel mengenai jenis flora normal Tabel 2.1. Tabel Distribusi Flora
Normal Pada Manusia Sumber : Kayser et al., 2005
Membran mukosa mulut dan faring sering steril saat lahir, tetapi dapat terkontaminasi
saat melewati jalan lahir. Dalam waktu 4-12 jam setelah lahir, Streptococcus viridans
dapat ditemukan sebagai anggota flora residen yang paling menonjol dan tetap demikian
seumur hidup. Organisme tersebut kemungkinan berasal dari saluran pernapasan ibu dan
orang yang hadir saat persalinan. (Nasution, 2010).
Di faring dan trakea, flora normal yang serupa tumbuh sendiri, sedangkan beberapa
bakteri dalam bronkus normal. Bronkus kecil dan alveoli secara normal adalah steril.
Organisme yang dominan dalam saluran pernapasan atas terutama faring, adalah
neisseria dan streptokokus alfa-hemolitik, dan nonhemolitik. Stafilokokus, difteroid,
hemofilus, pneumokokus, mikoplasma, dan prevotella juga ditemukan.
Infeksi mulut dan saluran pernapasan biasanya disebabkan oleh flora oronasal
campuran, termasuk anaerob. Ada beberapa penyakit dalam rongga mulut yang
disebabkan oleh flora normal, diantaranya adalah karies gigi dan penyakit periodontal
(Nester et al., 2008; Nasution, 2010).