Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN PERAWATAN

Manajemen Minyak Pelumas pada Mesin


Industri

Disusun oleh : Irwan Efendi


Kelas : 5H

POLITEKNIK NEGRI JAKARTA


MANAJEMEN PELUMASAN PADA MESIN - MESIN INDUSTRI

PENDAHULUAN
Teknik Perawatan Mesin Industri adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,
mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada
di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna
dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.

Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan prasarana
dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan
perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam lembaga,
intitusi,perusahaan tersebut.

Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari


alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan
dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan sarana prasarana
tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Penggantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan.

Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan
dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-
data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah
merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang
yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas
tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.

Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya guna
menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:
(1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3) Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4) Pengurangan suara dan polusi
(5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
(6) Pelayanan perawatan
Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alat-alat produksi/mesin
perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi,
memperpanjang umur teknis mesin gedung, alat-alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja
sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat,
mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari
bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:
(1) Perawatan rutin
Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari dan sifatnya terus
menerus dan sistematis.
(2) Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus
dilakukan rutin dan sistematis pula.
(3) Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan
sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
(4) Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas mengalami kerusakan,
jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah direncanakan sebelumnya.
(5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena alat-alat yang di
pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori
perawatan.
(6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang
tingkat kerusakannya telah total.

MANAJEMEN PELUMASAN MESIN INDUSTRI

Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus
diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam
pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya,sifat pelumas, jumlah
pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.

Jenis minyak pelumas untuk mesin-mesin industri:

Hydraulic Oil (Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik dan water
glycol)
Compressor Oil (Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan
sintetik)
Industrial Gear Oil (Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
Automotive Gear Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak
mineral dan sintetik)
Diesel Engine Oil (Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
Gasoline Engine Oil (Pelumas Mesin Bensin, berbahan dasar minyak mineral dan
sintetik)
High Temperature Grease (Minyak Gemuk Untuk Aplikasi Temperatur Tinggi)
EP Grease (Minyak Gemuk Untuk Kondisi beban kejut tinggi/Extreme Pressure)
Multi Purpose Grease ((Minyak Gemuk Serba Guna)
Chassis Grease (Minyak Gemuk Untuk Chassis kendaraan)
Moly Grease (Minyak Gemuk Dengan Molybdenum Disulfat, banyak digunakan untuk
alat2 berat dan kondisi beban kejut tinggi)

Klasifikasi Minyak pelumas

a. Menurut tingkat daya guna

Klasifikasi minyak mesin adalah tingkat daya guna yang dapat dicapai oleh minyak mesin
dengan membandingkan persyaratan resminya seperti A.P.I, S.A.E, A.S.T.M, US Military
Spesification, U.K. Defence Spesification dan sebagainya. Syarat-syarat ini menetapkan
beberapa macam standar kondisi mesin, jumlah karbon, endapan atau lapisan minyak rengas atau
pernis, pemakaian dsbnya yang dapat disepakati atau ditolerir pada saat memakai minyak
pelumas tersebut pada sebuah mesin.

Pada tahiun 1952, klasifikasi tersebut digantikan dengan membagi menjadi dua kelas:

Motor Bensi ML untuk pekerjaan ringan, MM untuk pekerjaan sedang dan MS untuk
pekerjaan berat.

Motor Diese DC untuk pekerjaan ringan, DM untuk pekerjaan standar dn DS untuk pekerjaan
berat.

Sejak 1969, American Petroleum Institute API, American Society of Testing anda Materials
ASTM dan Society of Automotive Engineers (SAE) memutuskan bekerja sama memperkenalkan
suatu sistem yang baru untuk klasifikasi minyak pelumas motor. Klasifikasi tersebut dirancang
berdasarkan test motor (mesin) dan tingkt daya guna (performance levels) dengan daftar sebagai
berikut:

v Motor Bensin SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG


S singkatan dari Service Station dan A s/d G menunjukkan tingkat daya guna bermacam-macam
tipe minyak pelumas yang dijual melalui service station.

v Motor Diesel CA, CB, CC, CD, CE


C adalah singkatan dari Commercial Wholesalers atau pedagang besar dan A s/d E menunjukkan
tingkat daya guna dari bermacam-macam jenis minyak yang dijual melalui grosir-grosir
(Comemercial Wholesalers).

Untuk mengetahui tingkat daya gunanya, fungsinya dapat diterangkan secara singkat sebagai
berikut:
1) SA, minyak ini tidak berisi bahan tambahan dan dipakai untuk motor atau mesin yang
beroperasi di bawah kondisi ringan.

2) SB, minyak yang berisi anti oksidasi dan anti lecet yang dipakai pada motor atau mesin
yang beroperasi dengan perlindungan yang minimum.

3) SC, minyak ini memberikan kemampuan dalam mengontrol lapisan temperatur yang
rendah dan tinggi, ketahanan, karat dan korosi. Jenis ini juga dipakai pada mesin yang dibuat
tahun 196 sampai 1967.

4) SD, minyak ini memberikan perlindungan yang lebih banyak terhadap lapisan mesin,
temperatur tinggi dan rendah, ketahanan karat, korosi dan digunakan untuk mesin yang dibuat
antara tahun 1968 sampai tahun 1971.

5) SE, minyak ini memberikan perlindungan lebih terhadap oksidasi minyak, lapisan mesin
temperatur tinggi dan rendah, karat dan korosi dan dipakai untuk mesin-mesin buatan 1972 ke
atas.

6) SF, minyak ini memberikan perlindungan pemakaian yang meningkat dan pencegahan
terhadap oksidasi yang lebih tinggi dibandingkan dengn SE dan dipakan pada motor atau mesin
yang dibuat tahun 1980 ke atas.

7) SG, minyak ini memberikan perlindungan yang baik terhadap oksidasi yang tinggi, putaran
mesin yang cepat dan dipakai untuk mesin yang dibuat pada tahun 1988 ke atas.

8) CA, minyak ini mencegah terjadinya korosi serta endapan temperatur tinggi serta dipakai
untuk mesin diesel yang beroperasi di dalam kondisi beban ringan dengan bahan bakar yang
berkualitas tinggi dan kadang-kadang untuk motor mesin bensin atau gasolin dalam layanan
lunak (mild service).

9) CB, minyak ini memberkan perlindungan atau mencegah terhadinya aus dan endapan.
Dipakai untuk mesin diesel yang beroperasi dengan beban ringan dan berat dengan bahan bakar
berkadar belerang tinggi.

10) CC, minyak ini bekerja untuk melindungi mesin dari endapan (lapisan) temperatur tinggi
pada mesin diesel yang dilengkapi dengan alat penambah tenaga yang ringan. Juga untuk
memberikan perlindungan terhadap karat, korosi serta endapan temperatur rendah pada motor
bensin. Digunakan untuk mesin diesel dengan beban sedang sampai berat dan motor bensin
dengan beban berat menengah.

11) CD, minyak ini diperuntukkan guna melindungi korosi pada bantalan poros dan dari
endapan temperatur pada mesin diesel yang dilengkapi dengan alat penambah tenaga yang
menggunakan bahan bakar berbagai mutu. Mesin diesel tersebut adalah mesin yang mempunyai
kecepatan tinggi dan beban tenaga mesin yang tinggi, yang memerlukan kontrol yang efektif
terhadap keausan dan endapan.

b. Berdasarkan tempat minyak pelumas

Terdapat beberapa jenis pelumas yang digunakan pada sepeda motor, diantaranya:

1. Gemuk (grease) digunakan untuk melumasi rantai roda, bearing roda, gigi reduksi motor
starter, dan sebagainya. Terdapat 2 macam gemuk yang sering digunakan, yaitu:

a. Calsium soap grease. Digunakan pada pompa oli dan lain-lain. Mempunyai kemampuan
tahan panas dan tahan air, sehingga tidak terbawah air meskipun terkena air.

b. Lathium soap grease. Digunakan untuk bearing, dari bahan mineral dengan kekentalan
rendah, tahan panas, tahan pemperatur dingin, tahan air, stabilitas mekanis tinggi sehingga sesuai
untuk mesin kecepatan tinggi.

2. Pelumas mesin 2 tak (oli samping).

Digunakan khusus untuk melumasi poros engkol, batang piston, blok silinder, piston dan ring
piston pada motor 2 tak. Mempunyai viskositas lebih rendah dari pada oli mesin sehingga
tahanan pompa rendah, mudah bercampur dengan bensin, mudah dibakar dan mempunyai daya
lumas tinggi.

3. Pelumas mesin (oli mesin)

Pada sepeda motor 2 tak digunakan untuk pelumas gigi transmisi dan kopling, untuk motor 4 tak
digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin yaitu poros engkol, batang piston, blok silinder,
piston, ring piston, transmisi dan kopling.

c. Berdasarkan bahan dasar

a) Oli mineral yaitu oli yang bahan dasarnya dari proses penyulingan bahan mineral.

b) Oli Vegetebel yaitu oli yang diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan yaitu minyak dari
tumbuhan jarak. Jenis ini mempunyai sifat pelumas yang baik sehingga sering digunakan untuk
recing, namum mempunyai kelemahan harga mahal dan tidak dapat digunakan dalam waktu
yang lama, karena proses oksidasi terjadi dengan cepat.

c) Oli Syntetic, yaitu oli yang dibuat dari bahan dasar produk petroleum seperti ettylene,
kemudian diproses secara kimiawi untuk menghasilkan viskositas yang stabil sesuai dengan
karakteristik yang diinginkan. Keunggulan oli jenis ini adalah karakteristik oli relative stabil,
mempunyai kemampuan pelumas yang sangat baik
d) Oli semi syntetic, merupakan paduan antara oli mineral dengan syntetic, menghasilkan
kemampuaan pelumas yang baik dengan harga lebih murah dari syntetic.

Sifat - sifat minyak pelumas

1. Appearance. Rupa pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat menunjukkan:

clear: Pelumas terlihat jernih.

hazy: Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut. Pada pelumas baru, hazy menunjukkan adanya
air atau uap air yang terdapat pada pelumas.

dark: Bila appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya kandungan
produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.

2. Spesific Grafity (SG). Adalah perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume
yang sama pada suhu tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.

3. Warna (color). Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan
sifat fisiknya secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.

4. Viscosity/kekentalan. Adalah besarnya tahanan aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk
pelumas. tingkat kekentalan merupakan sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan
temperaturnya, sehingga pengukuran kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada
waktu yang bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:

- Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).

- Derajat Engler, diukur pada suhu 20C,50C dan 100C.

- Second Redwood, diukur pada suhu 70F,140F dan 200F.

- Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100F dan 210F.

- Nomor SAE

5. Viscocity Index (VI). Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas
terhadap perubahan temperature tertentu.Standar temperature pada pengukuran ini adalah 100F
dan 210F. Pada umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi
tidak banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature.
6. Pour Point (titik tuang), menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat
mengalir. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada
temperature rendah berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari
pelumas tersebut.

7. Flash Point (titik nyala), merupakan temperature terendah dimana suatu minyak sudah
mampu terbakar oleh adanya letupan bunga api/flash. Maksud pengukuran titik nyala adalah
untuk safety precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan
mengetahui titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap karena titik
nyala mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.

8. Total Base Number (TBN), adalah besarnya angka kebasaan pelumas yang
mengindikasikan bahwa pelumas tersebut mengandung additive terutama
jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas bekas akan lebih rendah dari pelumas
baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk
ataupun telah dipakai untuk menghancurkan kotoran. Jadi dengan mengukur besarnya angka
TBN dapat ditentukan apakah pelumas masih layak pakai.

9. Total Acid Number (TAN), besarnya angka keasaman pada pelumas yang terbentuk oleh
oksidasi pelumas atau karena pengaruh adanya air/uap air.

10. Oxidation Stability (ketahanan Oksidasi), sifat yang diperlukan pada pelumas untuk
melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara bila ada kontak dengan pelumas akan
menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan membentuk asam, pelumas menjadi kental dan akhirnya
membentuk lumpur korosif.

Pengukuran/Pengujian Kekentalan Minyak Pelumas

minyak pelumas dapat diukur dengan berbagai metode dengan prinsip-prinsip yang berbeda.
Pengujian minyak pelumas biasanya
Alat untuk mengukur kekentalan minyak pelumas disebut dengan viskometer (viscometers).

1. Viskometer Bola Jatuh Yang Memenuhi Hukum Stokes

Menurut hukum Stokes, sebuah bola dengan jari-jari r yang bergerak dengan kecepatan rendah v
di dalam fluida akan mengalami gaya gesekan yang melawan arah gerakannya akibat kekentalan
fluida, dengan suhu dan tekanan konstan yang besarnya dirumuskan sebagai berikut:
Gb. Viskometer bola jatuh yang memenuhi hukum Stokes

2. Viskometer Bola Jatuh Menurut Hoeppler

Gb. Viskometer bola jatuh menurut Hoeppler

Viskometer bola jatuh menurut Hoeppler dapat dilihat pada gambar diatas. Salah satu
keuntungan viskometer bola jatuh menurut Hoeppler dibandingkan dengan menurut hukum
Stokes adalah peralatan yang relatif lebih kecil dan adanya kontrol temperatur, artinya
pengukuran dapat dilakukan dengan temperatur yang bervariasi.
KESIMPULAN
Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena apabila telah
terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin tidak dapat beroprasinal
dengan baik. Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga
dapat mengurangi keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi. Sistem pelumasan juga
digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di hasilkan dari gesekan yang terjadi dan
dari proses pembakaran. Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart
yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/30258179/Perawatan-Dan-Pemeliharaan-Mesin-Industri.

Mahfudz, 2011, Makalah Presentasi Klasifikasi dan komposisi Minyak Pelumas.

Wikipedia, pelumasan

http://mesin.jetpackindonsia.com/info-terbaru/teknik-perawatan-mesin-industri.

http://oli-industri.blogspot.com/2011/03/karakteristik-pelumas.

http://hermansyahemmank.blogspot.com/2013/01/pelumas-dan-pelumasan.

www. Otomotif.kompas.com .

Anda mungkin juga menyukai