Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

PROFESI ORANG KAYA


BELAJAR MENJADI ENTERPRENEUR
DARI BOB SADINO

NAMA : ANGGUN NIA MULYANI


NIM : 13334056

FAKUTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
NASIONAL
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak lama Bob Sadino meyakini bahwa, sekolah formal tidak mampu mendukung
potensi seseorang untuk menjadi wirausahawan tangguh. Menurutnya seorang pengusaha
tidak memerlukan sekolah formal. Yang diperlukan hanyalah segera melangkah, dan belajar
dari proses kehidupan. Dan itu semua harus dilakukan secara terus-menerus dan berulang-
ulang sehingga menjadi terampil. Sebab repetisi atau pengulangan jauh lebih penting
daripada teori di sekolah formal.
Bagi Bob Sadino sekolah hanya menjadikan seseorang memperoleh informasi,
sementara informasi itu sifatnya sudah terjadi. Untuk menjadi wirausaha, seseorang tidak
perlu menjejali otaknya hanya dengan informasi melainkan perlu adanya sebuah tindakan.
Bahkan Om Bob dengan berani bisa mengatakan bahwa para sarjana sebagian besar otaknya
hanyalah sampah. Bagi sebagian orang jelas bahwa konotasi sampah tersebut bernada
negatif, tapi memang seperti itulah Om Bob menyatakannya.
Dengan sekolah formal, setiap orang hanya dituntut kepintaran. Padahal menurut Bob
Sadino kepintaran itu hanya akan membuat orang terbelenggu. Menurutnya belenggu tersebut
mencengkram banyak orang, khususnya orang pintar.
Misalnya, orang pintar terbelenggu oleh rasa takut. Hal ini membuat seseorang tidak
mampu berbuat apapun. Mau jadi pengusaha takut gagal. Ingin bepergian jauh, takut naik
pesawat. Hendak melaut, khawatir tenggelam. Habislah semuanya gara-gara belenggu rasa
takut. Jika ingin bergerak maka belenggu rasa takut itu harus dihilangkan.
Selanjutnya orang pintar selalu banyak berharap. Hal ini memang sering tidak
disadari, karena dalam ilmu manajemen modern justru harapan ini diwajibkan. Namun,
banyak mengharap justru makin membuat tidak berdaya. Sebab, sebagian besar dari harapan
tersebut biasanya lebih banyak yang tidak terkabul. Maka bebaskanlah diri dari harapan.
Terakhir, belenggu pikiran sendiri. Banyak orang yang tidak menyadari ketika dirinya
dibelenggu oleh pikiran sendiri. Kadang belenggu itu datang dari pikiran orang lain, tapi
kemudian mengendap dalam pikirin diri sendiri. Salah satu belenggu semacam ini misalnya
tujuan. Jangan mau dibelenggu oleh tujuan. Sebab dengan tidak memiliki tujuan Bob
Sadino menyampaikan bahwa otak akan lebih bebas tanpa tekanan.
Itulah belenggu kehidupan yang antara lain disumbang oleh ilmu manajemen modern.
Seorang Bob Sadino bukan berarti anti dengan ilmu manajemen, tapi ia mencoba mengubah
pandangannya terhadap ilmu tersebut sebagai sebuah seni. Sangat bagus bagi seseorang
mengetahui teori manajemen, tapi yang tidak tahu teorinya pun belum tentu jelek. Bahkan
bisa saja lebih bagus dari yang mengetahui teori.
1.2 Tujuan
Berdasarkan pemaparan masalah yang dikemukakan, maka yang menjadi tujuan
penulisan makalah ini yaitu:
a. Memaparkan biografi Bob Sadino
b. Memaparkan pandangan Bob Sadino tentang berwirausaha
c. Menjelaskan cara-cara Bob Sadino dalam berwirausaha

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui sejarah hidup Bob Sadino
b. Mengetahui pandangan Bob Sadino mengenai wirausaha
c. Mengetahui cara-cara berwirausaha menurut Bob Sadino

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendapat Para Ahli tentang Enterpreneur

Acmad Sanusi, 1994

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis

Ahmad Rouzni Noor (1994:26)

Kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki keahlian inovasi dan kreasi serta kekuatan
imajinasi yang berorientasi kepada sasaran dan masa depan dengan kemampuan
kepemimpinannya berkeyakinan berhasil dan siap menanggung risiko.

Andrew J Dubrin

Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship
is a person who founds and operates an innovative business).

Anwar Gozally

Wirausaha sebagai seorang yang mengambil tanggung jawab untuk menciptakan atau
memperkenalkan gagasan baru yang disebut innovasi. Mereka dapat berperan sebagai
pencetus maupun penemu. Mereka merupakan pimpinan yang berupaya merealisasikan
pemikiran menjadi kenyataan yang menguntungkan.

Arif f. Hadipranata

Wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola
bisnis serta menerima keuntungan financial ataupun non uang.

Bedau

Wirausaha (entrepreneur) sebagai orang yang menanggung risiko, yang merencanakan ,


supervisi, mengorganisasi dan memiliki.

Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35)


Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship
adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang
terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada
pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu
memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan
sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya
baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain
itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi
tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Drucker, 1959

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different)

Dun Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2003:6)

Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan berani mengambil risiko untuk
mencapai usaha baru dan peluang berusaha.

A person who organizes, manages and assumes the risk of a business or enterprise is an
entrepreneur. Entrepreneur is individual who risks financial, material, and human resources a
new way to create a new business concept or opportunities within an existing firm

Harvey Leibenstein (1968, 1979)


Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya

Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.

Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di


dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:

Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

Memperkenalkan metoda produksi baru,

Membuka pasar yang baru (new market),

Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau

Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan
konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta

Mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

Kao (1996) dalam Rambat Lupiyoadi (2004:3)


Kewirausahaan sebagai suatu proses. Yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi
baru) dan membuat seuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah
tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha
mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan happen.kesejahteraan atau
kekayaan dan nilai tambah, melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber
daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.

Entrepreneurship is the process of doing something new (creative) and something different
(innovative) for the purpose of creating wealth for the individual adding value to society. An
entrepreneur is a person who undertakes a wealth creating and value-adding process, through
incubating ideas assembling resources and making things

Karl Marx

Mengidentifikasikan wirausaha sebagai kapitalis (wirausaha-kapitalis). Sedangkan para


ekonom lainnya, mengidentifikasi wirausaha sebagai seorang pekerja khusus pengelola
perusahaan (wirausaha manajer/pekerja)

Kasmir (2006)

Wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan.

Kathleen

Wirausaha adalah orang yang mengatur, menjalankan, dan menanggung risiko bagi
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia usaha.

Longenecker (2001:4)

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan, inovatif, memilki kemampuan untuk


mengambil risiko, membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Meredith (2000:3)
Wirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber daya, oleh karena
itu menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-
peluang, berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan, menyukai tantangan dengan
risiko moderat, mempunyai sifat kepemimpinan, fleksibel, imajinatif, mampu merencanakan,
mampu mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.

Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5)

An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the
purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the
necessary resources to capitalze on those opportunities. Wirausahawan adalah orang-orang
yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang
tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang
memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya.
Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif
yang tinggi dalam hidupnya.

Peter F Drucker

Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) .

Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.


Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Raymond, (1995)

Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkanya untuk
meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan.

Richard Cantillon (1775)


Kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian. .

Robbin & Coulter

Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses


organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling
wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently
controlled.

2.2 BELAJAR ENTERPRENEUR DARI BOB SADINO


2.2.1 Anak Guru
Bob Sadino memiliki nama lengkap Bambang Mustari Sadino, dilahirkan di
Tanjung Karang Lampung pada 9 Maret 1933, dari pasangan Jawa yang hijrah ke
Sumatera. Bob Sadino hanya satu tahun menikmati udara Sumatera, karena pada 1934
dia harus mengikuti orang tuanya ke Jakarta. Bapaknya, Sadino adalah seorang guru
dan kemudian menjadi kepala sekolah. Saat itu Sadino termasuk amtenaar atau
pegawai negeri pemerintahan Hindia Belanda.
Bob kecil hidup dalam kecukupan, tidak seperti bocah Hindia Belanda yang
kebanyakan masih kurang makan dan kasih sayang. Pendidikan pun ia dapatkan
dengan leluasa mulai SR (sekolah rakyat setingkat SD) sampai SMA. Orang tuanya
sebagai guru membuat Bob kecil memperoleh pelajaran yang memadai.
Sejak kecil Bob Sadino sudah bergaul dengan orang-orang berada, terutama
dengan anak-anak keturunan Cina. Sehari-hari, Bob biasa bercengkrama dengan
mereka dan melakukan banyak hal bersama. Berkat pergaulan masa kecilnya itu pula
yang membuat Bob menjadi pria yang hebat dalam menjalin hubungan dengan banyak
pihak. Sebuah pengalaman yang mendukungnya menjalani hidup sebagai pengusaha
yang harus punya jaringan luas.
Selepas SMA pada 1953, Bob memulai kariernya sebagai pekerja di Unilever.
Namun, karena ikut-ikutan temannya kuliah, ia pun sempat mencicipi bangku kuliah
di Universitas Indonesia di Fakultas Hukum, tetapi Bob hanya bertahan beberapa
bulan saja di FH UI karena merasa tidak betah akhirnya ia berhenti kuliah dan bekerja
kembali.

Melanglang Buana ke Eropa


Setelah bertahun-tahun di Unilever Bob memutuskan untuk memperbaiki
kariernya dengan pindah kerja ke McLain and Watson Coy (Djakarta Llyod), sebuah
perusahaan pelayaran dan ekspedisi. Pekerjaan barunya mengharuskan Bob berkelana ke
mancanegara khusus Eropa. Dua kota yang paling lam disinggahinya adalah Amsterdam
dan Hamburg. Disana Bob menghabiskan waktu sampai 9 tahun, sehingga tak heran ia
fasih berbahasa Inggris, Belanda, Jerman, dan belakangan juga fasih berbahasa Jepang.
Selain itu, ia pun memiliki pergaulan yang sngat luas dan jaringan pertemanan di berbagai
Negara.
Pada tahun 1967, Bob memutuskan kembali ke Jakarta, setelah bosan terus-
menerus menjadi bawahan dan berkali-kali ia mengatakan stress karena tekanan atasan.
Bersama Soelami Soejoed, karyawan Bank Indonesia di Amerika Serikat, Bob pulang ke
Indonesia untuk menikah. Kehidupan yang mapan dan gaji yang besar mereka tinggalkan.
Ia hanya membawa oleh-oleh dua sedang Mercedes sebagai hasil jerih payahnya selama
bertahun-tahun di Eropa. Satu dijual, uangnya dibelikan sebidang tanah di kemang,
sedangkan satu lagi dijadikan taksi gelap tetapi kadang-kadang taksinya disewakan
kepada pihak lain.

Hidup Penuh Peluh dan Air Mata


Awalnya semua berjalan lancar, kehidupan Bob bersama istrinya pun tercukupi
dari hasil taksinya, tetapi belum genap setahun taksinya mengalami tabrakan karena Bob
tidak memiliki dana untuk memperbaikinya sehingga ia harus rela taksinya hanya menjadi
seonggok sampah. Bob pun merasa sangat hancur dengan kejadian tersebut. Maka untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Bob muda menjalani profesi sebagai tukang bangunan
walupun belum punya keahlian di bidang itu. Setiap minggu ia mendapatkan upah Rp 100
dari pekerjaannya itu. Kurang lebih ia menjalankan profesi sebagai tukang bangunan
selama setahun.

Mulai Berternak Ayam


Kondisi Bob pun terdengar oleh kawannya baik yang dulu bekerja di Jakarta
maupun Eropa. Mereka ikut prihatin dengan keadaan Bob, sampai akhirnya datanglah
pertolongan dari kawannya yang bernama Sri Mulyono Herlambang yang menyarannkan
untuk berternak ayam, dan bob pun setuju dengan usulan kawannya itu. Mulailah Bob
berternak ayamm dengan 50 ekor ayam Broiler yang didatangkan dari Belanda oleh
temannya. Bob kemudian belajar berternak dari berbagai sumber bacaan salah satunya
majalah-majalah terbitan Belanda.
Ayam memberikan pelajran barharga bagi Bob dalam menjalani hidup. Ketika
pertama kali memelihara ayam, ia berpikir ayam yang hanya diberi paruh dan kaki saja
bisa hidup dan mencari makan sendiri, kenapa manusia tidak? dari situlah motivasi Bob
bertambah berlipat-lipat, sehingga ia serius memelihara ayam, sampai akhirnya
menjajakan telur di Kemang dan dikenal senagai Bandar telur. Ayam pula yang membuat
Bob terus mencari ilmu melalui majalah-majalah Belanda yang berisi segala macamhal
berkaitan dengan peternakan dan perkebunan. Isinya memang luar biasa karena banyak
hal yang belum ada di Indonesia. Bob menjadi pihak pertama di Indonesia yang
mengetahui berbagai temuan baru ilmuan mancanegara di bidang peternakan dan
perkebunan. Sehingga tak jarang ia diundang oleh IPB untuk mendiskusikan masalah
peternakan, perkebunan, dan pertanian.

BIODATA
Nama : Bob (Bambang Mustari) Sadino
Lahir : Tanjung Karang, 9 Maret 1933
Agama : Islam
Istri : Soelami Soejoed
Anak : Myra Andiani dan Shanti Dwi Ratih
Kegemaran: Mendengarkan music jazz dan klasik
Kenangan terindah: saat salat berjamaah dengan istri dan dua putrinya.

Pendidikan:
SD, Yogyakarta (1947)
SMP, Jakarta (1950)
SMA, Jakarta (1953)
Pekerjaan:
Karyawan Unilever (1954-1955)
Karyawan Djakarta Llyod, Amsterdam dan Humburg (1950-1967)
Pemilik tunggal supermarket Kem Chicks
Dirut PT Boga Catur Rata (Bidang Retail)
PT Kem Foods

2.2.2 Dagang Telur dengan Sekuntum Anggrek


Bob Sadino yang sekarang menjadi buruan bnayak orang, ternyata mengawali
usahanya dengan berjualan telur secara eceran. Ia bersama istrinya menjajakan telur hasil
peternakannya sendiri di kawasan kemang. Beragam tanggapan dari konsumen, ada yang
menolak, ada yang mau beli, bahkan ada yang komentar tentang kualitas telurnya.
Saat itu sekitar tahun 1970, telur ayam negeri belum popular di Indonesia, masyarakat
pribumi hanya mengkonsumsi telur ayam kampong. Sehingga sulit memasarkan hal baru,
kata ilmu manajemen perlu adanya edukasi pasar. Tetapi Bob tidak mengenal kata edukasi
pasar, yang ia lakukan hanya terus menjajakan telur hasil ternaknya bersama istrinya di
kawasan Kemang.
Beruntunglah Bob, karena di kawasan Kemang sudah banyak orang asing, dan
mereka pun sudah familiar dengan telur ayam broiler dibandingkan dengan masyarakat
pribumi. Untuk menambah greget dagangannya, Bob memasukan setangkai bunga anggrek
ke dalam plastic telur dagangannya itu. Benar saja, telur dagangannya laku dan orang asing
tersebut lambat laun menjadi pelanggan setia Bob Sadino.
Penambahan bunga anggrek merupakan ide yang tidak direncanakan tetapi bernilai
luar biasa. Ide tersebut berawal dari pengalaman Bob yang tinggal di Eropa bertahun-tahun,
sehingga ia tahu bunga anggrek dinilai istimewa bagi orang asing karena harganya mahal,
padahal di Indonesia bisa didapatkan dengan gratis. Ini sebuah strategi dagang yang dahsyat.

2.2.3 Street Smart vs Pintar Sekolahan (Bisa vs Tahu)


Dalam buku Belajar Goblok dari Bob Sadino, Bob menguraikan bahwa orang sekolahan
diajari tahu, sedangkan orang jalanan diajarkan bisa. Sehingga orang bisa tentu berada
beberapa langkah di depan orang yang hanya tahu. Lebih parah lagi, orang sekolahan
biasanya hanya tahu dan belum tentu mengerti, sehingga dalam melangkah banyak ragu-
ragunya. Takut begini, takut begitu, karena terlalu banyak rambu. Pintar jalanan hanya
mengajarkan lakukan saja! Tidak ada teori dan pikiran negative. Orang yang pintar dijalanan
berani melawan ketakutan yang biasanya membisikan terror: bagaimana nanti kalau gagal,
jangan-jangan nanti rugi dan lain-lain.
Bob Sadino Memulai segalanya dari jalanan, bukan dari sekolahan. Dia memulai dengan
berjualan telur, lalu daging ayam kemudian sayur-mayur dan buah-buahan. Dia tidak
menghadapi segala masalah dengan senjata teori, melainkan dengan praktik dan praktik.

2.2.4 Manajemen Gila Ala Bob Sadino


Tidak ada satu pun perusahaan besar di muka bumi ini, yang menerapkan manajemen
seperti Bob Sadino. Dalam banyak kesempatan, pria yang masih terlihat segar dalam usia
lewat 70 tahun ini, selalu mengatakan tidak pernah punya perencanaan dan tidak pernah mau
membuatnya. Pernyataan ini dibuktikan dengan tindak tanduknya yang memang tidak pernah
punya rencana di atas kertas. Rencana cukup di kepalanya saja, dan sangat mungkin berubah-
ubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
Tentu sangat berbeda dengan perencanaan dalam manajemen modern. Bahkan
sejumlah pakar manajemen mengatakan tidak mungkin seseorang akan berhasil tanpa
perencanaan. Bob sadino dengan segala keunikannya, sukses menjungkirbalikan teori para
pakar. Tidak ada plan A, plan B, plan C dan seterusnya. Yang ada adalah sejuta kemungkinan.
Sama seperti perencanaan, salah satu unsur manajemen yaitu pengorganisasian juga
dilanggar oleh Bob Sadino. Dia tidak mau memiliki organisasi seperti yang dijabarkan dalam
buku-buku teori manajemen.
Bob Sadino mempunyai cara unik dalam melakukan pengawasan. Dengan cara ikut
bekerja bersama para karyawannya. Bahkan Bob Sadino akan nongkrong seharian di kantor
ikut bekerja, dan tidak jarang dia juga mengajak serta istri dan anaknya berada di tempat
kerja.
Bob Sadino tidak ragu-ragu bergaul dengan para karyawan mulai dari top level
sampai pegawai paling rendah seperti tukang sapu atau office boy. Dan cara dia
memperlakukan para bawahannya tidak seperti seekor singa yang sedang mengawasi
mangsanya. Bob Sadino justru memosisikan diri seperti rekan kerja, teman, sahabat dan
keluarga. Itulah sebabnya semua karyawan rela diangkat menjadi anak oleh Bob Sadino.
Tidak ada seorang pun anggota keluarga Bob Sadino yang sedarah, baik keluarga
dekat maupun keluarga jauh yang bekerja di perusahaannya. Semua pekerjanya adalah orang
lain yang tidak ada hubungan darah sedikitpun. Bob Sadino sengaja membatasi keluarganya
ikut campur dalam perusahaan, apalagi menjadi bagian dari perusahaan. Dia berkeyakinan,
manajemen semacam itu akan menghindarkan keluarga dari keretakan.
Sebagian besar perusahaan melakukan perekrutan pegawai dengan prosedur dan
sistem yang sangat profesional. Tetapi tidak demikian dengan Bob Sadino. Dia tidak pernah
membuka pengumuman lowongan pekerjaan. Dia merekrut pegawai dengan cara jalanan. Dia
tidak peduli latar belakang calon pegawainya. Mau sarjana S1 atau Master, mau lulusan
SMA/SMP, bekas pegawai hebat atau bahkan gelandangan. Mereka bisa bekerja di sana
dengan satu syarat, mau bekerja dan belajar.
Bob Sadino membagi perjalanan bisnisnya ke dalam tiga bagian waktu:
10 tahun pertama, sebagai masa penjajakan antara bos dengan para anak buah. Pada masa ini,
bos yang melakukan dan memimpin semua hal sendirian. Pada masa ini, bos mulai mencari
tahu kemampuan anak buah dan anak buah mencari tahu gaya kepemimpinan dan apa yang
diinginkan bos.
10 tahun kedua, sebagai masa tahu sama tahu. Bos sudah sangat mengetahui kemampuan
para anak buahnya, sedangkan anak buah sudah mengerti apa yang diinginkan bos. Anak
buah juga paham gaya kepemimpinan bos, sehingga bisa menjalankannya sendirian.
10 tahun ketiga, sebagai masa desentralisasi penuh. Bos mulai meninggalkan segala urusan
perusahaan dan memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian dalam segala urusan perusahaan.
Bos mempercayakan sepenuhnya segala urusan kepada para anak buah, dan membiarkan
mereka berbuat apa yang dianggapnya benar.
Jika percaya kepada anak buah, maka berikanlah kepercayaan sepenuhnya. Termasuk
membiarkan dia berbuat kesalahan dan memperbaikinya sendiri. Bob Sadino sangat percaya
diri mundur dari operasional perusahaannya karena beberapa alasan sebagai berikut:
1. Dia membangun usaha mulai dari nol. Dia tahu betul bagaimana beratnya memulai usaha
dari nol.
2. Dia pantau para karyawannya sejak pertama kali masuk perusahaan. Akibatnya, dia tahu
betul kualitas mereka.
3. Bob Sadino mengembangkan sikap selau terbuka dalam banyak hal kepada anak buah.
Salah satu dampaknya, anak buah sangat hormat dan percaya kepadanya. Demikian pula
sebaliknya.
4. Tidak segan-segan mengajarkan anak buah cara berbisnis. Dia sama sekali tidak
khawatir, ketika anak buahnya makin pintar bisnis, mereka akan kabur dan membuka
usaha sendiri.
5. Menerapkan sikap saling percaya kepada anak buah.

Sebagai entrepreneur, Bob justru menggunakan ilmu manajemen sebagai seni bukan
ilmu dan memanfaatkannya lebih daripada yang dilakukan orang lain. Manajemen itu
sesungguhnya adalah memanfaatkan kemampuan orang lain untuk mencapai sesuatu. Bob
Sadino tidak mengenal istilah kerja keras atau kerja cerdas. Yang ada adalah lakukan saja lalu
nikmati. Jika seseorang sudah menikmati sebuah pekerjaan, tidak ada kata kerja keras atau
cerdas. Yang ada hanyalah menikmati pekerjaannya. Kalau sudah begitu tidak ada lagi kata
capek, malas dan kata sifat sejenisnya, karena seseorang sudah menikmatinya. Menikmati
berbeda dengan malas. Kalau, malas berarti tidak mengerjakan sesuatu.
Ada tiga langkah atau alternatif Bob Sadino dalam menciptakan pasar, yaitu:
1. Jadilah yang pertama
Dengan menjadi yang pertama di bidang tertentu, kita pasti akan mendapatkan
perhatian konsumen. Ketika orang lain mengikuti, kita sudah lebih dulu mantap
sebagai yang pertama.

2. Jadilah yang berbeda


Jangan pernah memilih bisnis yang sama dengan orang lain. Kalau kita meniru
bisnis orang lain, kita tidak akan memiliki nilai tambah apa-apa, sehingga pasti
kalah bersaing dengan pebisnis lain. Konsep yang bisa dipakai adalah ATM
(Amati,Tiru,Modifikasi). Jadi, boleh-boleh saja meniru asal ada modifikasi di
dalamnya.
3. Menjadi yang terbaik
Jika kita sudah mampu menjalankan dua langkah di atas, pasti kita mampu
menjadi yang terbaik.

2.2.5 Konsumen adalah Paspor Saya


Dalam menjalankan usahanya, Bob Sadino sangat mengapresiasi peran konsumen.
Baginya tanpa mereka Ia bukan apa-apa dan tentu saja usahanya tidak akan menjadi seperti
sekarang ini.
Untuk urusan kualitas barang dagangannya, Ia tidak pernah benar-benar mengerti apa
itu kualitas. Yang Ia tahu hanya berusaha menyediakan apa yang dibutuhkan oleh
konsumennya. Apa yang diminta oleh konsumen maka itulah yang akan disediakan oleh
seorang Bob Sadino.

Kenapa Kem Chick Tidak Mau Buka Cabang?


Jawabannya karena 2 hal. Pertama, konsisten dan kedua adalah konsep Kem Chick
Kembali ke Rumah. Terkait alasan pertama, Bob Sadino berusaha konsisten untuk fokus
mengembangkan satu Kem Chick. Hal ini dilakukan untuk menjaga pelayanan agar tetap
prima dan menjaga kualitas produk agar tetap sesuai dengan harapan konsumen. Bisa Anda
bayangkan jika Kem Chick bercabang, fokus pengembangan akan pecah dan tidak
terkonsentrasi.
Untuk alasan kedua, hal ini berkaitan dengan perlakuan istimewa Bob Sadino
terhadap konsumen. Ia ingin ketika konsumen datang ke Kem Chick mereka merasakan
nuansa kekeluargaan. Tak jarang Ia dan istrinya turun langsung untuk melayani konsumen
dan bercengkrama dengan pelanggan. Kesan itulah yang ingin dipertahankan oleh Bob
Sadino. Dengan konsep kembali ke rumah tersebut, nampaknya agak rumit jika Kem Chick
harus bercabang. Pada teirinya saja rumah itu biasanya hanya satu atau dua. Jika lebih apa
bedanya dengan hotel atau appartment? Yang pasti sudah sangat minim rasa kekeluargaannya.
Fokus Di Agribisnis
Untuk mendiversifikasi usaha bukan sesuatu yang mustahil dilakukan oleh seorang
Bob sadino, tapi nampaknya hal itu sangat dihindari. Baginya dunia agribisnis saja belum
sepenuhnya tergarap. Dengan berpegang teguh pada prinsipnya itu Bob sadino menjelma
menjadi pebisnis agri yang sangat paham akan seluk beluk dunia dunia agribisnis.
Bob bersikukuh bergerak di bidang agribisnis dengan mengoptimalkannya secara maksimal.
Fokus pada bidang ini dan terus mempertajam kemampuannya mengembangkan produk
sekaligus meninggikan nilai jual.
Tidak Mau Berpartner
Keyakinan Bob Sadino akan hal-hal yang mungkin terjadi bila berpartner dalm bisnis:
a) Merusak hubungan yang baik menjadi buruk akibat urusna bisnis.
b) Kerja sama selevel pasti berakhir dengan kata bubar.
c) Memancing sifat serakah di salah satu pihak.
d) Saling curiga satu sama lain.

Sekolah=Racun
Dalam konteks untuk menjadi seorang pengusaha, sekolah hanya mewariskan
sejumlah ketakutan. Sekolah hanya menghambat seseorang untuk bertindak bebas dan
melakukan sesuatu. Di sekolah, diajarkan sebelum memulai suatu usaha harus menentukan
tujuan, punya rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Diajarkan marketing dan
menejemen, tapi bagi Bob Sadino itu semua hanya racun. Semua itu bisa lebih sederhana
dalam kacamata seorang Bob Sadino. Misalnya dalam hal marketing, sebenarnya yang
diperlukan hanyalah menyediakan apa yang dibutuhkan konsumen. Ketika konsumen
meminta A, maka berikanlah A.

2.2.6 Memilih Tidak Punya Tujuan


Pendirian Bob Sadino memang berbeda dengan banyak orang. Tidak heran bila ia
disebut unik atau aneh. Namun keunikan dan keanehannya itu mampu membuatnya berhasil
menjalani hidup. Hampi semua pemikiran, ucapan, tindak-tanduknya sama seklai berbeda
dengan kebanyakan orang. Tapi bukan berarti dia gila, karena keunikannya menjadi sangat
masuk akal bagi orang yang mau berpikir panjang.

Salah satu keanehan Bob Sadino adalah, sebagai seorang pebisnis dia sama sekali
tidak memiliki tujuan dalam hidupnya. Hal sangat bertentangan dengan beragam ilmu
manajemen yang selalu mengajarkan tujuan dalam menjalani sebuah bisnis atau usaha.
Namun menurut Bob Sadino tujuan justru hanya membelenggu. Sebab dengan tujuan
seseorang hanya tertuju pada satu titik yang namanya tujuan itu. Orang tersebut tidak akan
berusaha untuk mendapatkan hasil, yang melebihi titik tersebut. Padahal potensi setiap orang
sangat mungkin bisa melampaui titik itu.
Bob Sadino memilih tidak memiliki tujuan, karena dia yakin bisa mencapai apapun
melebihi tujuan banyak orang. Sejak memulai bisnisnya puluhan tahun silam, Bob tidak
menentukan tujuan untuk mendapatkan apapun. Ia tidak pernah membiarkan dirinya ditekan
oleh tujuan.
Kalau saya punya tujuan, bagaimana mungkin bisa sampai sekarang ini. Masa Bob
yang memulai dengan dagang telur keliling punya tujuan bisnis sebesar sekarang? Jalani aja
lah, kalau anda melakukan dengan terus menerus pasti akan ada hasilnya.

Rencana Sama dengan Bencana


Rencana itu buat orang yang belajar manajemen. Menurut orang-orang manajemen,
rencana itu linier dari A sampai Z. Sedangkan dalam hidup atau bisnis, jalannya berkelok-
kelok, tidak ada yang lurus dan berurutan. Sayangnya rencana itulah yang diajarkan sekolah.
Menurut Bob hanya orang goblok yang membuat rencana matang, persiapan yang lama, dan
rencana-rencana cadangan lainnya. Padahal jika sudah memiliki perencanaan yang matang,
maka buat apa membuat rencana cadangan.
Sebab biasanya, rencana yang dibuat sangat matang pelaksanaannya akan tertunda
lama. Belum lagi jika harus meyiapkan rencana cadangan. Waktu yang tersita akan lebih lama
lagi. Maka akan kalah cepat nantinya dengan orang-orang yang sama sekali tidak membuat
perencanaan.
Sebenarnya, alternatif dalam hidup itu akan mengalir apa adanya tanpa harus
dituangkan dalam rencana. Semua itu sudah ada dengan sendirinya. Lagi pula, dalam hidup
ini semua sudah terencana degan baik. Semua rencana sudah diatur dengan baik oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Jadi buat apa punya rencana, karena Tuhan yang akan menetukan semuanya.
Maka ikuti saja semua perencanaan Tuhan.
Menurut Bob Sadino orang yang berpikir lateral tidak memerlukan rencana yang
sangat matang. Orang lateral akan berjalan, segera melakukan, dan menuai hasil yang
mungkin diluar dugaan orang kebanyakan.
Buat saya rencana justru sama saja dengan bencana. Karena rencana membuat
seseorang lambat bertindak, dan membuat orang banyak harapan.

Tidak Pernah Berharap


Dalam ilmu manajemen, setiap manusia dianjurkan agar memiliki mimpi atau
harapan. Dengan harapan, seseorang dianggap akan memiliki motivasi untuk mencapai
sebuah titik yang dinamakan tujuan. Mereka meyakini benar, bahwa tanpa harapan seorang
anak manusia bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya, tanpa bidikan yang jelas.
Namun menurut Bob Sadini harapan justru membuat seseorang akan nampak goblok.
Betapa tidak, karena sebagian harapan tidak pernah terwujud 100 persen tapi tetap saja terus
berharap.
Beberapa efek negatif dari mengharap:
1. Menimbulkan mimpi dan keinginan yang terlalu banyak, padahal sebagian besar
belum tentu tercapai.
2. Kian banyak berharap, maka bersiaplah untuk kecewa.
3. Menutup alternatif lain dalam memotivasi diri untuk menggapai sesuatu.

Dengan tanpa harapan, Bob Sadino menjalani saja seluruh proses hidupnya. Sehingga
terlihat tanpa beban. Memang itu menjadi salah satu kunci kenapa Bob Sadino begitu santai
menjalani hidup. Tanpa kerja keras, tanpa tujuan, dan bahkan tanpa rencana melainkan
mengalir saja seperti air.

Jangan Memfotokopi Saya!


Bob Sadino mau membuka seluruh hidupnya untuk kemanfaatan banyak orang. Tapi
ia sama sekali tidak mau orang lain meniru atau bahkan menjiplak jalan hidupnya. Dia
menilai kebanyakan orang mau instan mendapatkan kesuksesan sehingga maunya enak saja
menjiplak orang lain yang dianggapnya sudah sukses. Padahal itu keliru dan tidak mungkin.
Semua karena belenggu yang sangat kuat mencengkeram kebanyakan orang
Indonesia, yang sudah ada sejak kecil. Ketika seseorang hanya meniru orang lain yang telah
terlebih dahulu sukses, maka ia tidak jauh hanya seperti mesin fotokopi. Alami saja setiap
pengalaman yang dialami.
Sekali lagi, Bob Sadino meminta semua orang tidak meniru jejak langkahnya, apalagi
memfotokopinya. Bob sangat sebal terhadap orang yang tidak mau berproses untuk mencapai
sesuatu. Padahal hidup ini proses. Keberhasilan hanyalah sebuah titik kecil di puncak proses
yang dipenuhi kegagalan dan kesalahan.

Modal Intangible Jauh Lebih Penting


Jika mendengar kata modal, biasanya yang terlintas pertama kali adalah uang. Sebab
modal sama dengan uang. Tanpa uang maka tidak akan ada modal. Namun apa kata Bob
Sadino? Ia sangat tidak sepaham dengan pernytaan tersebut. Karena terlalu sempit
memandang arti modal. Di mata Bob modal utama itu bukan uang. Menurutnya modal
intangible justru jauh lebih penting. Dari modal intangible itulah nantinya modal tangible
akan mengikuti.
Modal intangible bagi seorang calon pengusaha terdiri dari:
1. Kemauan jadi pengusaha. Untuk hidup mandiri, butuh niat dan kemauan menjadi pengusaha.
Tidak ada keterpaksaan, melainkan sukarela karena adanya kemauan. Tanpa kemauan modal
uang yang setimpuk tidak akan berarti apa-apa.
2. Komitmen. Dengan komitmen untuk tetap menjadi pengusaha, maka cobaan seperti apapun
tidak akan menggoyahkan pendirian.
3. Berani mengambil peluang. Sebenarnya peluang di muka bumi ini sangat banyak, bahkan
teramat banyak bahkan masih ada yang belum tersentuh. Tinggal berani atau tidak dalam
mengambil peluang tersebut. Sering kali seseorang ragu untuk mengambil peluang. Padahal,
seorang pengusaha harus berani untuk mengambil peluang. Urusan lain belakangan.
4. Tahan banting dan tidak cengeng. Seorang pengusaha akan mengalami banyak sekali
kegagalan dan tantangan. Maka dari itu jika tidak bisa menghadapi kegagalan, seseorang
tidak layak dikatakan seorang pengusaha.
5. Bersyukur pada Yang Maha Kuasa. Ini penting untuk membuat sikap mental yang sempurna.
Karena semua hal yang didapatkan seorang manusia di bumi ini, tidak lepas dari campur
tangan Tuhan.

Kenapa modal tak terlihat begitu penting sehingga mengalahkan modal uang? Sebab
kemampuan tak terlihat sebagai modal menjadi pengusaha tidak bisa dibeli, karena harus
melekat pada diri. Sedangkan uang, bisa dicari setelah modal tak terlihat itu melekat di dalam
diri. Sudah banyak pengusaha yang memulai bisnisnya hanya dengan modal seadanya, modal
konsep dan lain-lain. Mereka sukses menjalaninya, karena puny modal intangible yang kuat.

Emang Gue Pikirin


Dalam beberapa kesempatan, setiap selesai mengatakan sesuatu Om Bob selalu
mengakhirinya dengan kalimat emang gue pikirin. Ucapan itu seringkali menyinggung
perasaan lawan bicaranya, atau mendapat ketidaksepahaman. Sebenarnya maksud dari
ucapannya tersebut, bahwa ia tidak peduli apakah ucapannya akan mendapat prsetujuan atau
tidak dari orang lain. Dia juga tidak perduli apakah orang lain akan menjadi positif atau
negatif akibat dari ucapannya. Yang dia yakini, apa yang diucapkannya adalah benar, tidak
bohong.
Namun ada juga sebagian orang yang menganggap ucapan emang gue pikirin Om
Bob justru bermakna sangat dalam. Provokator enterpreneur asal Batam-Jaya, menganggap
ucapan itu sebagai bentuk kedalaman jiwa seorang Bob Sadino.
Dalam beberapa kesempatan, Bob Sadino selalu mengungkapkan keikhlasannya
dalam bertindak. Inti dari perjalanan hidupnya sekarang sebagai seorang pengusaha yang
ikhlas.
Dalam kesehariannya, Bob Sadino selalu ceplas-ceplos dalam berbicara. Kata-kata
yang mungkin bagi orang lain tidak patut, buat Om Bob pantas-pantas saja. Dan sekali lagi,
dia tidak peduli tanggapan orang lain terhadap perkataannya. Apakah akan bersimpati atau
malah menjadi benci. Seperti kata Goblok, yang berulang kali diungkapkannya untuk
menyebut seseorang yang belum faham jalan hidup enterpreneur ala Bob Sadino.

Kosongkan Diri Sebelum Belajar Goblok


Jika anda ingin mendapatkan sebanyak mungkin ilmu dan pengalaman dari Bob
Sadino, maka anda harus mengosongkan seluruh gelas ilmu anda. Anda mesti membuat diri
anda goblok dulu, dan jangan pernah menjadi sok tahu. Begitu mulai sok tahu, maka ilmu
yang mengalir dari Om Bob atau dari siapa pun, akan tumpah ruah dan tidak tertampung di
gelas ilmu yang dimiliki.
Ternyata itulah makna kata goblok yang sering dilontarkan Om Bob, ketika
membalas pertanyaan atau pernyataan lawan bicara. Kesannya memang kasar dan
menyakitkan hati, namun bagi seseorang yang membutuhkan ilmu kata tersebut menjadi
semacam refleksi. Om Bob selalu mengajak lawan bicaranya agar selalu merasa goblok bila
belajar dari orang lain. Dan itulah yang dilakukan Om Bob dalam setiap kesempatan.
Banyak yang sudah merasa pintar tidak mau mengosongkan gelas ilmunya. Gelas itu
terisi penuh, sehingga ketika diminta untuk mengosongkan diri mereka menolak. Mereka
tidak sadar bahwa sedang berlaku goblok dalam arti sesungguhnya karena tidak mau
menerima ilmu baru dari orang lain. Padahal setiap orang serendah apapun memiliki
pengalaman dan ilmu.

Tidak Pernah Pelit Bagi Ilmu


Semakin banyak kita memberi, kian banyak pula kita menerima. Memberi dalam arti
memberi apapun kepada orang lain. Apakah memberi dalam bentuk materi, harta benda,
pertolongan dalam bentuk tenaga, semangat, inspirasi atau motivasi, dan tentu saja
menyebarkan ilmu kepada orang lain. Semua akan berdampak yang sama kepada si pemberi.
Sama halnya seperti Om Bob, ia tidak pernah pelit dalam berbagi ilmu. Untuk
sebagian pengusaha mungkin akan sayang untuk membagi ilmunya, namun Om Bob tidak
berpikir dengan demikian. Dia justru menyebarkan seluruh ilmu bisnisnya kepada orang lain.
Misalnya ilmu peternakan ayam, dia bagikan kebanyak peternak. Makin banyak justru makin
baik baginya. Lalu ilmu bercocok tanaman juga ia sebarkan ke ribuan petani. Semua ilmu
tidak dikunyah sendiri, melainkan mengalir ke banyak orang.
Kalau saya membagi ilmu kepada orang lain, lalu orang lain itu menjadi lebih pintar
dari kita, wah itu sangat bagus. Kita pun terpacu untuk lebih pintar lagi..
Aliran ilmu Om Bob tidak berhenti sampai disitu saja. Banyak pihak yang
mengundangnya sebagai pembicara. Dan Om Bob selalu memenuhi undangan tersebut,
asalkan waktunya tepat. Dia juga tidak pernah mempermasalahkan honor seperi yang
diterapkan oleh sejumlah pembicara lain.

Mau Berhasil? Cari Kegagalan Sebanyak-banyaknya


Buat saya kalu mau berhasil, carilah kegagalan sebanyak-banyaknya. Karena sukses
itu hanyalah sebuah titik puncak segunung kegagalan.
Kebanyakan orang menghindari kegagalan. Sekolah mengajarkan agar semua
muridnya menjauhi kegagalan. Hukum ekonomi pun meyebutkan, risiko sekecil-kecilnya
untuk mendaptkan keuntungan sebesar-besarnya. Padahal semakin banyak kegagalan
kemungkinan untuk berhasil akan semakin besar. Tanpa kegagalan tidak mungkin ada
keberhasilan.
Setelah kegagalan itu jangan baca depannya, tapi baca belakangnya. Kenapa gagal?
Itulah yang merupakan hal luar biasa. Maka dari itu, memandang segala sesuatu itu harus
positif. Buat Om Bob kian banyak kegagalan, akan semakin banyak pertanyaan muncul
darinya. kenapa gagal?. Tentu karena makin banyak pertanyaan, akan makin banyak
jawaban. Jawaban itu menjadi input baru, dalam melangkah lebih jauh. Ingat, setelah gagal
harus terus melangkah dan jangan pernah berhenti. Karena kegagalan yang sesungguhnya
adalah ketika berhenti. Itu sebabnya Om Bob sangat senang dengan kegagalan, karena akan
banyak mendapat input.

2.2.7 Untung Masih Pake Celana


Ciri khas Bob Sadino dari dulu adalah celana pendeknya. Dengan celana pendeknya
itu dia pergi kemanapun dan menemui siapapun, bahkan menemui orang nomor satu di
Indonesia yaitu Presiden. Bob penah bertemu dengan beberapa Presiden Negara ini hanya
dengan menggunakan celana pendek. Tapi bukan tidak ada kisah pahit dengan celana
pendeknya itu. Bob pernah ditolak masuk ke DPR karena dia menggunakan celana pendek,
padahal pada saat itu dia diundang untuk mengikuti rapat dengar pendapat di DPR. Dengan
kenyentrikannya itu, banyak orang bertanya-tanya akan penampilan Bob yang sering
menggunakan celana pendek. Ternyata dulu saat Bob bekerja di Eropa, dia melihat orang-
orang Eropa sangat menghargai matahari, karena di Eropa mengganggap cahaya matahari
sangat mahal dan berharga. Bahkan banyak dari mereka berlomba-lomba menjemur kulitnya
sampai ada yang tanpa menggunakan sehelai kain ditubuhnya. Setelah kembali ke Indonesia,
kebiasaan Bob itu dia tanamkan, karena menurutnya dengan menggunakan celana pendek,
dia lebih leluasa menikmati cahaya matahari yang merupakan karunia Sang Pencipta. Jika
ingin melihat Bob tanpa celana pendeknya yaitu ketikan menghadiri keluarganya yang
meninggal dan juga ketika menjalankan solat.

Keluarga Adalah Segalanya


Bob sadino adalah orang yang sangat menjaga betul hubungan dengan keluarganya,
harmonis adalah kunci utama, dimana dia menjaga betul hubungan dengan istri dan anak-
anaknya. Menurut Bob, dampak dari hubungan segitiga suami-istri dan anak akan
berpengaruh ke semua bidang, termasuk urusan bisnis. Waktu makan dapat dirasakan sebagai
rahmat Sang Pencipta, dimana seluruh anggota keluarganya berkumpul, akan terasa
kenikmatannya. Maka meskipun dalam keluarga Bob Sadino terjadi pertentangan atau
pertengkaran kecil, waktu makan dan berkumpul bersama, semua pertentangan tersebut
haruslah hilang, itu semua yang ditanamkan oleh Bob pada keluarganya. Dan tanpa dukungan
istrinya Bob berkata dia tidak akan pernah sukses seperti sekarang ini.

Mendidik Anak? Biarkan Saja


Dalam mendidik anak-anaknya Bob tidak pernah membimbing anaknya untuk
menjadi apapun. Dia memberikan kebebasan secara utuh kepada semua anaknya. Dia hanya
menyediakan yang terbaik apa yang diinginkan anak-anaknya karena anaknya beruntung
memiliki orang tua yang kaya. Bob membebaskan betul apa yang anak-anaknya lakukan, dia
hanya berpesan pada anaknya silahkan berbuat apa saja semau kalian, tapi kalau saya sudah
mati, rasain luh! Hanya itu saja yang Bob katakan. Contohnya anak pertama Bob yang ingin
melanjutkan kuliah dijurusan perhotelan, maka Bob mencarikan universitas terbaik, anaknya
itu berkuliah di Universitas Perhotelan terbaik di Swiss. Setelah anaknya lulus, dia tidak
memaksakan anaknya untuk meneruskan usahanya, dia membiarkan anaknya untuk memilih
apa yang diinginkannya. Ketika anaknya memilih untuk menjadi pedagang pecel lele
dipinggir jalan, Bob tidak melarang sama sekali.

Iqro Itu Bukan Hanya Membaca


Meski Bob tidak memiliki pendalaman agama yang memadai, tapi bebrapa pandangan
Bob dari sisi spiritual jauh melebihi kebanyakan orang. Seperti ketika dia memaknai ayat
pertama yang diturunkan Tuhan yaitu Iqra, yang arti harfiahnya adalah membaca. Mungkin
semua orang sepakat membaca yang dimaksud bukan hanya membaca deretan huruf dalam
kitab suci atau buku. Membaca bisa bermakna melihat segala sesuatu yang terhampar dimuka
bumi, dan yang terbentang di angkasa. Semua harus dibaca, dimaknai, serta dimengerti
sebagai maha karya Tuhan. Tapi menurut Bob membaca bukan hanya seperti itu, Bob
memaknai Iqra sebagai perintah Tuhan untuk bertanya. Karena dengan banyak bertanya
manusia akan terus terpacu untuk mendapatkan jawabannya saja, tetapi jika hanya membaca
saja manusia hanya punya dua pilihan yaitu menolak atau menerima. Membaca merupakan
kunci kesuksesan, oleh karena itu baca apa yang bisa kamu baca, bukan hanya sekedar buku
teori tapi juga gerak-gerik menusia beserta alam semesta, maka nanti kalian akan temukan
apa itu sukses.

Doa Saya: Semoga Masuk Neraka


Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan spiritual Bob Sadino. Sebuah jawaban
yang membuat orang terkejut ketika Bob menjawab bahwa doa yang setiap hari dia panjatkan
adalah semoga masuk neraka. Tapi jika menelisik dan mendengarkan penjelasan dari Bob
Sadino, maka tentu penjelasan itu akan bisa diterima. Saya menyadari sudah berlumuran
banyak dosa. Maka saya malu sama Tuhan jika meminta masuk surga, Yang terbaik yang
bisa dilakukan yaitu memperbaiki hidup anda, jangan lagi berbuat terlalu banyak dosa dan
perbanyaklah berbuat kebaikan. Tanpa minta masuk surga pun tuhan pasti akan menempatkan
anda kesana.

Di Depan Kabah Hanya Bisa Tersenyum


Bob sadino mengku beragama Islam sejak lahir, tapi sampai tahun 1982 dia tidak
mengerti agama dan tidak pula menjalankan kewajibannya seperti solat. Sampai suatu hari di
tahun 1982, pertanyaan keluar dari mulut putri pertamanya,Pa, koq aku ga pernah liat papah
solat? kontan pertanyaan itu terus terpikirkan. Setelah itu dia mengajak istrinya untuk pergi
Umroh. Ketika berada didepan kabah Bob hanya bisa tersenyum karena dia yang tidak bisa
gerakan solat, belum bisa menghapal surat dalam al-quran bahkan Al Fatihah pun sulit
dihapalkannya masih dipanggil untuk hadir ke Kabah. Setelah kejadian itu Bob langsung
dapat menghafal Al Fatihah dan menjalankan solat dengan lancer.

Bob Sadino Itu, Menyebalkan tapi Menarik


Untuk orang yang baru mengenal Bob, sosok kontroversi ini memang menyebalkan.
Semua gerak-gerik serta perkataannya terkadang kurang mengenakan. Tapi ketika beberapa
saat berbincang dengannya, maka banyak hal dari ucapannya yang bisa kita amini. Lama
kelamaan akan telihat bahwa Bob seorang yang low profile.
Beberapa kisah yang bisa mengambarkan rendah hatinya seorang bob. Suatu hari Bob
sedang mengendarai sepeda motor besarnya, dia melihat seorang pemuda lalu tanpa sungkan
menghampiri dan mengajak ngobrol pemuda itu, setelah beberapa lama berbincang, Bob
mengajak pemuda yang baru dikenalnya itu masuk kedalam rumahnya. Betapa kaget pemuda
itu mengetahui bahwa Bob Sadino yang sering dia lihat di televise atau media cetak ternyata
seorang yang supel dalam bergaul. Lalu ketika Bob dikerjai dalam sebuah acara reality show.
Saat itu Bob hendak bertemu dengan rekan bisnisnya, tetapi ketika Bob hendak keluar rumah,
sebuah mobil menghalangi didepan rumahnya, dengan santai Bob meminta pemilik mobil itu
untuk menjalankan mobilnya. Setelah itu kembali sebuah mobil menghalangi dengan alasan
ban kempes, jika itu terjadi bukan pada Bob mungkin kata kasar sudah keluar, tapi ketika itu
Bob dengan santai menghadapi sebuah masalah padahal bisnis puluhan miliar dipertaruhkan.

Main Film dan Sinetron


Bob Sadino pernah bermain film dan sinetron, kemunculannya bukan didasarkan atas
kebutuhan karena Bob memang seorang miliyarder. Selain film dan sinetron, Bob juga
membintangi beberapa produk iklan. Hebat, seorang pengusaha mau membintangi iklan
produk orang lain. padahal bisnisnya sendiri tidak pernah dia iklankan di media cetak
maupun elektronik. Akan tetapi nama dan perusahaannya melejit serta selalu diliput oleh
media, karena kenyentrikan Bob Sadino.
Kepada siapapun media masa, Bob selalu terbuka, tidak pernah menolak
diwawancara, bahkan ketika dia sedang berada diluar negri sekalipun. Sebenarnya apa yang
dilakukan Bob Sadino merupakan kategori publikasi. Dia tidak perlu mengeluarkan uang
banyak untuk mempromosikan produknya karena media selalu menjadikan dirinya sebagai
sumber berita.
BAB III
ANALISIS

Bob Sadino adalah sosok yang patut kita teladani. Pemikiran yang
sederhana. lugas, dan jujur membuatnya jadi bos yang sangat disegani
oleh anak buah dan orang-orang disekitarnya. Beliau percaya bahwa
setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. beliau dan istrinya sering
jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting
kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Di saat
melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus
selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah
pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang,
terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera
melangkah. Yang paling penting tindakan.
Keberhasilan Bob Sadino tidak terlepas dari ketidaktahuannya
sehingga beliau langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob
trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda
dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu
menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang
memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena
merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu
luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan
pelanggan. Dengan sikap seperti itu beliau meraih simpati pelanggan dan
mampu menciptakan pasar.
Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri
sendiri. Karena itu beliau selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-
baiknya. Bob sadino menempatkan perusahaannya seperti sebuah
keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai,
tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

BAB IV
KESIMPULAN

Hal-hal yang bisa dipetik dari topik diatas adalah Ilmu berserak di mana-mana di
seluruh muka bumi, jauh lebih banyak dibandingkan yang ada di dalam gedung sekolah atau
kampus. Bahkan, seekor ayam pun bisa memberikan ilmu (inspirasi) yang sangat berharga.
Kutipan diatas mengajarkan kita bahwa mencari ilmu itu tidak hanya di sekolah,
kampus, atau lembaga pendidikan lainnya, tapi hal-hal disekitar kita adalah ilmu yang
berharga, asalkan kita mau belajar dan berusaha.
Cukup satu langkah awal. Ada kerikil saya singkirkan. Melangkah lagi. Bertemu duri
saya sibakkan. Melangkah lagi. Bertemu lubang saya lompati. Berjumpa api saya mundur.
Melangkah lagi. Berjalan terus dan mengatasi masalah. (Bob Sadino)
Kutipan di atas merupakan kegigihan dari seorang Bob Sadino dalam menjalani
hidupnya sampai menjadi pengusaha sukses. Ia tak butuh banyak teori yang penting lakukan
saja! Dan menghadapi segala rintangan dan mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Marwadi, Dodi. 2009. Belajar Goblok dari Bob Sadino. Jakarta: Kintamani Publishing.
http://mahendra-s-h-fpsi05.web.unair.ac.id/artikel_detail-46432-Umum-Entrepreneurship
%20%28Theory%29.html
http://amrianihamzah.blogspot.com/2011/10/pengertian-definisi-kewirausahaan.html

http://www.putraindonesiamalang.or.id/definisi-kewirausahaan-entrepreneurship-menurut-
para-ahli.html

Anda mungkin juga menyukai